Print Pratikum Blok 18.docx

  • Uploaded by: trisna
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Print Pratikum Blok 18.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 6,948
  • Pages: 30
BUKU PETUNJUK HISTOLOGI SISTEM REPRODUKSI WANITA

A. Bagian-bagian dalam Sistem Reproduksi wanita Sistem ini terdiri dari : dua ovari dua tuba uterin (saluran telur, salpink, tuba falopi) Uterus Vagina dan Genital luar Ovari Organ ini adalah sebuah gonad, terdiri dari folikel yang mendukung pertumbuhan ovum yang dikandungnya. Ovarium juga memproduksi estrogen. Setelah folikel matang, ovum dilepaskan, sedangkan bagian folikel yang tersisa membentuk korpus luteum menghasilkan estrogen dan progesteron. Ovarium berbentuk seperti badan almon kira-kira panjang kira-kira 3 cm, lebar 1.5 cm dan tebalnya 1 cm melekat pada mesovarium ligamentum utama.Ovarium berada pada kavum pelvik. Meskipun permukaan bagian ovarium yang dibungkus dengan epitel germinal, epitel germinal ini tidak memproduksi oosit, terdiri atas epitel kuboid yang berasal dari

peritoneum. D i b a w a h e p i t e l g e r m i n a l , stroma berbentuk tunika albuginea, yang terdiri dari jaringan ikat padat. Masing-masing ovarium, dibagi menjadi wilayah kortikal di bagian periperal, di

mana folikel ovarium yang mengandung oosit mendominasi dan wilayah meduler di tengah, yang berisi vaskular bed yang kaya dalam jaringan ikat longgar selular. Setiap folikel terdiri dari oosit dikelilingi oleh satu atau lebih lapisan dari sel folikel, sel granulosa. Ada beberapa tahap perkembangan folikel, terdiri dari : Folikel Primordial. Pada stadium awal folikel primer, folikel yang tidak aktif dan hanya folikel utama yang bisa bertahan pada masa pubertas. Setiap folikel terdiri dari oosit utama (paling banyak adalah di stadium diploten pada profase meiosis 1) yang dikelilingi oleh satu lapisan yang ada di sel folikel.

Folikel berkembang. Perkembangan folikular melibatkan sel-sel folikular, selain itu juga oosit utama dan stroma yang ada di sekeliling folikel, hal ini didorong oleh FSH dari hipofisis. Oosit ini membesar mencapai diameter maksimum 125-150 um. Bentuk sel-sel folikel menjadi sebuah lapisan sel kuboid dan folikel tersebut disebut folikel primer unlaminar. Sel folikular berkembang biak dengan mitosis dan membentuk sebuah epitel folikular bertingkat atau lapisan granulosa. Folikel yang sekarang dinamakan folikel multilaminar primer dan sebuah celah persimpangan ditemukan antar sel folikular.Sebuah lapisan tebal, di zona pelusida, terdiri dari setidaknya 3 glikoprotein, mengelilingi oosit.Diperkirakan bahwa baik oosit dan sel-sel folikular berkontribusi pada sintesis di zona pelusida. Filopodia sel-sel folikular dan mikrovilli dalam oosit berpenetrasi di zona pelusida dan membuat hubungan satu dengan yang lainnya bertemu melalui celah-celah. S em ent ara m odifikasi ini berlangsung stroma segera mengelilingi folikel yang lain membentuk teka folikel. Lapi san ini kemudian berubah menjadi teka interna dan teka eksterna. Sel-sel dari teka interna ketika berubah memiliki karakteristik ultra, sama seperti sel-sel yang memproduksi hormon steroid. Karakt eristi k i ni

meliputi banyaknya retikulum endoplasma halus,

mitokondria dengan krista tubular dan tetesan lipid. Seperti semua organ dari fungsi endokrin, teka interna kaya akan vaskularisasi. Teka ekst erna t erdi ri atas j aringan i kat ut am a . Folikel Sekunder. Ketika folikel tumbuh, terutama karena peningkatan ukuran dan jumlah sel granulosa, akumulasi cairan folikular (liquor folikuli)) muncul diantara selsel.Rongga yang berisi cairan ini menyatu dan membentuk sebuah rongga yang disebut anthrum. Folikel ini adalah folikel sekunder (vesikuler). Cairan folikular meliputi transudates plasma dan hasilnya disekresi oleh sel-sel folikular. Glukosaminoglikan, beberapa protein (termasuk protein yang mengikat steroid) dan konsentrasi tinggi dari steroid (progesteron, androgen, dan estrogen) juga diberikan. Sel-sel dalam lapisan granulosa yang jumlahnya lebih banyak pada titik tertentu pada dinding folikel, membentuk sebuah bukit kecil dari sel, kumulus oophorus, yang berisi oosit. Kumulus oophorus menjorok menghadap anthrum interior. Setelah itu oosit tumbuh tidak banyak. Folikel matang. Matangnya folikel (graafian) kira-kira diameternya 2,5 cm dan dapat dilihat sebagai suatu tonjolan transparan dari permukaan ovarium. Sebagai hasil

akumulasi cairan, rongga folikular meningkat ukurannya, dan oosit melekat pada dinding folikel melalui pedikel yang dibentuk oleh sel granulosa. Pada saat sel-sel granulosa tidak berkembang biak dalam bagian pengumpulan cairan tersebut, maka lapisan granulosa menjadi lebih tipis.Sel-sel granulosa yang membentuk lapisan pertama mengelilingi ovum dan oleh karena itu, menjadi memanjang dan membentuk korona radiata yang menyertai ovum ketika meninggalkan ovarium. Korona radiata masih ada ketika spermatozoa menyuburkan ovum, hal itu dipertahankan untuk beberapa waktu selama perjalanan sel telur melalui saluran telur. Folikular atresia Meskipun terdapat kira-kira 400.000 folikel pada saat lahir, hanya 450 folikel yang menjadi matang. Sekitar 95% menjadi atretikum/atresia, folikel itu mengalami degenerasi melalui autolisis dan oosit mati dan dibuang oleh fagositik pada setiap tingkat perkembangan folikel. Atresia terjadi di folikel primer meninggalkan ruang dan segera diisi oleh stroma.Sisa autolisis folikel primer dan folikel sekunder dibawa oleh makrofag dan dirubah, digantikan oleh stroma bersama dengan serat kolagen yang bergelombang Sisa ini sedikit demi sedikit diambil dan diperbaharui ke dalam jaringan stroma yang normal.Proses tersebut ditandai dengan berhentinya mitosis pada sel granulosa, detasemen sel granulosa dari lamina basal dan matinya oosit.Meskipun folikular atresia berlan gsung dari sebelum kelahiran sampai beberapa tahun setelah menopause, ada saat-saat dimana sangat kuat. Hal ini sangat ditekankan hanya setelah lahir, ketika efek dari hormon berhenti dan selama pubertas dan kehamilan, ketika ditandai modifikasi hormonal kualitatif berlangsung. Meskipun sel -sel granulosa dan oosit mengalami degenerasi selama folikular atresia, sel teka interna sering bertahan dan menjadi sekretor steroid yang aktif. Sel teka yang aktif ini dinamakan sel interstitial. Kejadian dari kecil hingga menopause, sel-sel ini mengeluarkan sejumlah kecil androgen. Asal usul dan matangnya oosit Endoderma dari kantong kuning telur mengembangkan sel germinal primer yang bergerak ke daerah genital dan kemudian di ovarium berkembang. Lapisan sel basal yang dibungkus dengan sel folikel diratakan disebut sebagai folikel primer. Sel-sel ini mengalami profase dari pembelahan meiosis pertama. Saat itu dinamakan oosit primer.

Pembelahan meiosis pertama dilengkapi hanya sebelum pembuahan. Kromosom samasama dibagi menjadi sel-sel anak, tetapi salah satu oosit sekunder

mempertahankan hampir pada semua sitoplasma. Yang lainnya menjadi badan kutub pertama, sebuah sel yang sangat kecil terdiri dari nukleus dan minimal jumlah sitoplasma. Dengan seketika setelah pengeluaran dari badan kutub pertama dan sementara masih di

wilayah ovarium kortikal, nukleus dari sel telur mulai pembelahan meiosis kedua, yang berhenti pada metafase dan akan selesai hanya ketika fertilisasi berlangsung. Fertilisasi terdiri dari penetrasi ovum oleh spermatozoa. Se telur yang telah mengalami

fertilisasi dikenal sebagai zigot. Ovulasi Biasanya, ovulasi terjadi kira-kira pertengahan siklus menstruasi, siklus sekitar hari

ke-14 dari 28 hari. Ovulasi melibatkan robeknya/pecahnya folikel matang dan pelepasan ovum. Ovulasi terjadi mendahului dan tiba-tiba merangsang dalam produksi hormon luteinizing (LH) yang disekresi oleh kelenjar hipofisis anterior. Volume cairan folikuli dalam peningkatan folikel antrum, ovum bersama dengan korona radiata yang membungkus, memisahkan diri dari kumulus oophorus dan mengapung di folikel antrum. Stroma menjadi rata mungkin karena kegiatan kolagenase dan menjadi iskemia antara

folikel pra ovulasi dan permukaan ovarium yang menunjukkan sisi mulainya pecah atau dikenal dengan stigma. Selama pemecahan, sel telur bersama dengan utuhnya korona radiata, melepaskan dari ovarium dan ditangkap oleh tuba uterin. Ketika ovum tidak mengalami pembuahan apapun dalam waktu 24 jam, maka akan mengalami degenerasi. KORPUS LUTEUM Setelah ovulasi, sel-sel granulosa dan teka interna itu dibentuk di ovarium yang

membentuk sebuah kelenjar endokrin yang dinamakan korpus luteum (badan kuning). Perkembangan korpus luteum. Setelah ovulasi, folikel runtuh dan sel-sel granulosa membungkus menjadi lipatan. Perdarahan ini diobservasi tetapi dalam jumlah kecil dari pemecahan menabrak di bagian tengah. Sel-sel dalam lapisan granulosa dan teka folikuli interna meluas dan menunjukkan atau muncul sebagai hormon steroid yang memproduksi sel-sel. Sel-sel granulosa lutein yang ukuran selnya besar, pucat dan seperti sel penghasil

progesteron, yang berasal dari sel granulosa. Sel teka lutein yang mensekresi estrogen, dalam ukuran kecil, digambarkan kuat dan berasal dari teka folikuli interna.

Korpus Luteum menstruaticum. Pada saat fertilisasi tidak berlangsung, korpus luteum mengalami degenerasi sekitar 14 hari. Korpus luteum dalam kehamilan. Pada saat fertilisasi terjadi, korpus luteum meluas. Korpus luteum ini bertahan kira-kira 6 bulan, meskipun menurun sedikit demi sedikit, ada korpus yang tetap ada sampai akhir kehamilan. Korpus luteum dalam kehamilan juga memproduksi relaksin, hormon polipeptida yang melembutkan jaringan ikat simfisis pubica, jadi

memudahkan panggul selama persalinan (memfasilitasi nifas) 4. Korpus Albicans. Bekas luka dari jaringan ikat padat pengganti korpus luteum mengalami degenerasi oleh otolisis. Dibandingkan dengan korpus luteum menstruaticum, korpus luteum dalam kehamilan lebih luas. Jaringan ikat padat ini menyerupai folikel atretitus dan akhirnya dibawa oleh makrofag. Hormon dan Fungsi Ovari Hormon FSH dari dorongan hipofisis folikel tumbuh selama pertengahan siklus menstruasi. Pertumbuhan folikel memproduksi estrogen. Tingkatan yang tinggi pada

pertengahan siklus dan hal ini menjadi umpan balik negatif dalam produksi FSH. Dorongan ini berakhir dalam gelombang produksi LH yang mengawasi berakhirnya pematangan folikel, dorongan ovulasi dan pengawasan perkembangan dan terlihat setelah korpus luteum. Korpus luteum itu sendiri memproduksi progesteron dan estrogen.

Progesteron

mengalihkan produksi LH, menyebabkan korpus luteum mengalami degenerasi setelah sekitar 14 hari, kecuali ketika fertilisasi sedang berlangsung. Pada saat ovum mengalami pembuahan dan sarang di dalam Rahim, chorionic gonadotropin yang diproduksi oleh plasenta itu tumbuh, menjadi korpus luteum dengan tidak adanya hormon LH. 2. Tuba uterin Saluran telur menangkap pelepasan sel telur, bertindak sebagai tempat utama untuk

fertilisasi dan membawa sel telur ke uterus, kedua ovum yang sudah mengalami pembuahan dan yang belum mengalami pembuahan. Ini lebih dikenal sebagai saluran telur dan tuba falopi. Ada sepasang dari itu, dan itu adalah silinder otot dengan panjang 12 cm. Lumen masing-masing tabung yang dekat dengan proximal diteruskan ke kavum uteri. Masing-masing tuba melebarkan dari uterus ke arah ovari dengan distatip membuka ke arah

kavum peritoni dekat ovarium. Tuba uterin bergerak menutup ovarium setelah ovulasi dan menangkap ovum setelah ovulasi. Tuba Uterin menyediakan area untuk ini, dan hal ini adalah tempat untuk fertilisasi

dan transportasi zigot (atau ovulasi yang tidak dibuahi) ke uterus. Memulai dari bagian proximal (melengket di uterus) ke arah uterus, ada 4 bagian :

a. Bagian interstitialis (atau bagian intramular), adalah sebuah bagian yang berjalan menuju

dinding uterus. Bagian ini terdiri dari mukosa dengan sedikit lipatan dan myometrium yang didukung tunika muskularis. Ismus. Bagian sempit yang mengelilingi dinding uterus, meliputi beberapa lipatan mukosa.

Ampula. Bagian pertengahan yang luas, terdiri dari mukosa yang melipat dan bercabang dan ini adalah tempat berlangsungnya fertilisasi, dan Infundibulum. Kebanyakan bagian distal yang berbentuk corong terbuka di dekat ovarium. Selanjutnya lapisan-lapisan mukosa yang berbentuk jari-jari yang dinamakan fimbria, memproyeksikan dari pintu terbuka menuju ovarium. Dinding uterin mempunyai 3 lapisan, mereka adalah: Tunika mukosa. Terdiri dari lamina propria dan lapisan epitel. Paling luas dan banyak terdapat lipatan mukosa ditemukan di ampula, berkurang ukurannya dan jumlahnya di tuba uterin menuju uterus. Lapisan ini berbentuk epitelium kolumnar simplek dan menunjukkan 2 sel-sel utama, yaitu : Sel kolumnar dengan silia. Silia bertemu di apex yang ditunjukkan gerakan berirama. Kebanyakan silia bergerak ke arah uterus dan menjadi alat angkut ovum menuju

ovarium dan mendukung transportasi sperma. Sel-sel peg. Sel-sel yang berukuran kecil dan mengeluarkan lendir terbanyak

diantara sel silia lainnya. Lapisan tebal mucus yang produksi tersebut bergerak ke arah uterus dengan silia, mendukung transportasi ovum dan blok bakteri masuk ke cavum peritoni. Tunika Muskularis. Lapisan ditunjukkan adanya serabut otot halus berbentuk

sirkuler dan serabut otot longitudinal. Kontraksi dari otot ini menggerakkan ovum menuju uterus. Tunika serosa. Lapisan paling luar dari tuba uterin dan disebut lamina peritoni viskeralis.

3. Uterus Uterus yang diselimuti oleh mukosa (endometrium), yang mengalami periode perubahan struktur yang diawasi oleh hormon ovary. Perubahan ini menyiapkan uterus berkaitan dengan perannya sebagai implantasi dan tempat pengisian untuk ovum yang

mengalami fertilisasi. Uterus adalah organ muscular yang yang muncul dan ditemukan di samping kavum pelvis. Organ ini disamping untuk implantasi embrio dan perkembangan awal. Menurut anatomi, uterus dibagi menjadi 3 area: Badan atau korpus. bagian paling besar, bundar dan berada di tengah. Fundus adalah perluasan dari korpus di atas muara tuba uterin. Servik atau leher, sempit dan hasil perluasan uterus menuju ke bawah dan masuk menuju kanalis vaginalis. Fundus dan korpus yang dikomposisikan menjadi 3 lapisan dinamakan endometrium, miometrium dan perimetrium (tunika serosa atau adventitia). a. Endometrium Tunika mukosa uterus yang dikomposisikan epitel kolumnar simplek didukung oleh lamina propria. Glandula tubular simplek melebar dari permukaan menuju lamina propria. Endometrium menerima vaskularisasi ganda yang dibagi menjadi 2 bagian yaitu : Stratum fungsionale. Juga dikenal sebagai pars fungsionalis, disebut lapisan superfisial sementara. Sangat peka pada hormon ovarium dan mengalami pengecilan dan siklus pengelupasan. Lapisan ini kemudian dibagi dalam zona compacta (di bagian superfisial) dan lapisan dalam yaitu zona spongiosa. Stratum basal. Lapisan ini lebih tebal, berada di dalam dan lapisan ini adalah sebuah lapisan permanen yang terdiri dari bagian kelenjar endometri dan didukung selama menstruasi. Stratum basal sebuah epitel yang dibungkus kelenjar melebur dan terbungkus permukaan keras dikelupas selama menstruasi. Vaskularisasi : sepasang uterin arteria membuat cabang membentuk arteri arkuata yang menyediakan dua set arteria dinamakan arteria rekta ke stratum basal dan arteria konvoluta menuju pars fungsionale.Vaskularisasi ganda dari endometrium sangat penting dalam siklus pengelupasan pars fungsionalis. Arteria konvulata tidak muncul lagi, sedangkan arteria rekta tetap bertahan. b. Miometrium Tunika muskularis paling tebal, dibagi dalam 4 lapisan muskula sederhana yang mempunyai batasan tidak jelas. Pertengahan lapisan meliputi beberapa arteria arkuata dimana

endometrium bervaskularisasi. Muskula sederhana dari myometrium berkembang cepat selama kehamilan, keduanya hipertropi dan hyperplasia. Pada saat persalinan, hormon oksitosin dari dorongan hipofisis berkontraksi sangat kuat dan berkewajiban untuk melepaskan bayi. c. Tunika serosa dan adventitia. Lapisan tunika ini menghubungkan jaringan yang membungkus uterus. Fundus dibungkus oleh kapsul serosa, sedangkan korpus uteri dibungkus oleh tunika adventitia dan bebas menghubungkan jaringan. 4. Vagina Organ seperti tabung ini membantu sperma mendorong melalui leher Rahim, sebuah pintu di bawah uterus. Cairan di lumen vagina memberikan banyak sperma motilitis. Di bawah pengaruh estrogen, tebalnya epitel vagina dan sel-sel lapisan glikogen yang dilepaskan menuju lumen selama proses pengelupasan. 5. Alat genital luar Terdiri dari klitoris (kelentit), labia mayora, labia minora. Juga meliputi banyak. B. Periode perubahan Diantara menarche (proses menstruasi pertama) dan menopause, disini terjadi periode perubahan, biasanya 28 hari, dalam struktur organ dan aktivitas, khususnya ovarium dan uterus. Koordinasi waktu perubahan ini sangat penting untuk fungsi normal sedangkan reproduksi diawasi terutama oleh hipofisis gonadotropin yaitu FSH dan LH. Hormon ini mempunyai pengaruh langsung ke ovarium, Hormon ovarium (estrogen dan progesteron) mengontrol siklus menstruasi (periode perubahan terjadi di lapisan uterus) dan mempengaruhi produksi hipofisis gonadotropin melalui umpan balik negatif. C. Glandula mammae. Saat glandula mammae juga mengalami perubahan histologi dalam hubungannya dengan siklus reproduksi, kehamilan, hipofisis dan hormon ovarium, glandula mammae termasuk di dalam bab ini. D. Siklus Menstruasi Endometrium mengalami perubahan periode yang dikontrol oleh hormon ovarium yaitu estrogen dan progesteron. Kebalikannya, produksi hormon ovarium dikontrol oleh FSH dan

hormon LH dari hipofisis dan terhubung dengan tumbuhnya folikel untuk proses ovulasi. Ratarata siklus menstruasi diperkirakan 28 hari dan dapat diilustrasikan dalam 3 fase. Permulaan perdarahan menstruasi biasanya di hari pertama siklus.

1. Tahap menstrual. Dalam tahap ini terjadi pada 3-5 hari pertama dalam siklus. a. Perubahan pada endometrium Penurunan produksi korpus luteum menstruaticum menyebabkan kontraksi singkat dari areteria convulata. Hal ini menyebabkan iskemia, degenerasi dan pengelupasan pars fungsionalis. Potongan jaringan dari pars fungsionalis bersama dengan darah dan jaringan uterus melepaskan diri melalui vagina sebagai cairan menstrual. Karena arteria recta dimana vaskularisasi lamina basal tidak bereaksi dengan perubahan hormonal, lamina basal tetap sama. Perubahan yang terkait dengan ovarium. Tidak adanya chorionic gonadotropin dari embrio, korpus luteum mengalami degenerasi dan produksi progesteron berhenti.

Fase proliferasi/fase folikular. Fase ini terjadi di 4-6 dari 14 hari. a. Perubahan endometrium Dibawah pengaruh tingkat perubahan estrogen, endometrium digenerasi mulai dari sisa lamina basalis/stratum basal. Saat pars fungsionale menebal, kelenjar memperpanjang dan relatif lurus. Perubahan berkaitan dengan ovarium. Dibawah pengaruh hormon FSH dari hipofisis, folikel tumbuh dan memproduksi estrogen. Pengaruh LH di hari ke-14 menyebabkan ovulasi dan mendukung perkembangan korpus luteum. Sekresi/fase luteal. Stadium ini terjadi di hari ke-14 sampai ke-28. Perubahan endometrium. Di bawah pengaruh hormon progesteron dari korpus luteum yang berkembang, menyebabkan kelenjar tumbuh, lumen membesar dengan endometrium dikeluarkan. Jaringan penghubung adalah oedem dan menyebabkan menebalnya endometrium. Kelenjar menjadi lebih bengkok, menunjukkan seperti gigi di persiapan longitudinal, meningkatnya pengeluaran glikoprotein (nutrisi makanan untuk Arteria menjadi bengkok dan memanjang dan tumbuh menuju permukaan luminal. Di hari ke-20 siklus menstruasi, endometrium yang maksimal disiapkan untuk menerima implantasi embrio. Dengan tidak mengimplantasi embrio, siklus menstruasi dimulai lagi. b. Perubahan dihubungkan dengan ovarium. Hormon LH didukung perkembangan korpus lutein. Sel granulosa lutein mulai memproduksi progesteron dan sel teka

lutein memproduksi estrogen. Pada akhir fase ini, dengan adanya chorionic gonadotropin dari embrio diimplantasi, korpus luteum mengalami degenerasi dan produksi progesteron berhenti. E. Serviks uteri Permukaan luar serviks uteri menabrak kedalam lumen vagina. Dinding yang utama terdiri dari jaringan penghubung yang keras dan hanya berisi jumlah kecil otot sederhana. Mukosa yang meliputi epitel kolumnar simplex dan banyak kelenjar servikalis tersebut adalah lapisan permukaan serviks interna (kanalis servikalis). Sedangkan lapisan serviks uteri di permukaan eksternal dilapisi dengan epitelium stratificatum squamosum (bagian permukaan vagina). Meskipun serviks mukosa tidak mengelupas selama menstruasi, periode perubahan terjadi di dalam jumlah dan mengeluarkan viskositi. Untuk contohnya, selama ovulasi, pengeluaran yang berisi berkurangnya air berpenetrasi menjadi sperma; sedangkan di fase luteal dan selama kehamilan, selama ovulasi pengeluaran berlebih dan viscus. Dilatasi serviks persalinan terdahulu disebabkan aktivitas kuatnya kolagen didalam dinding serviks uteri. F. Plasenta Plasenta adalah sebuah organ sementara yang mulai berkembang selama implantasi. Plasenta yang terdiri dari jaringan embrio (chorion frondusum) dan jaringan ibu (desidua basal). Plasenta mengirim nutrisi dan oksigen dari ibu ke embrio, membersihkan darah dan mengeluarkan hormon. Tahap pembentukan plasenta: Lakuna. Sinsitiotropoblastus membungkus dan membentuk banyak kelompok jaringan endometrium yang terdiri dari pembuluh darah. Enzim yang dikeluarkan oleh sinsitiotropoblastus dari jaringan ibu, meninggalkan ruangan (lacuna) dan merusak pembuluh darah. Kerusakan pembuluh darah mengisi lacuna dengan darah ibu. Vili primarius. Vili primarius adalah sebuah zat padat atau penghalang pertumbuhan masuk ke lacuna. Vili primarius ini terdiri dari sinsitiotropoblastus dan sitotropoblastus. Vili sekunder. Mesenkim dibawah embrional tambahan mengaliri vili primaries, membentuk vili sekunder, meliputi sinsitiotropoblastus, sitotropoblastus dan mesenkim inti embrional tambahan. Vili tertius. Mesenkim embrional tambahan didalam vili sekunder menunjukkan perbedaan di pembuluh darah yang akan kemudian membentuk penghubung pembuluh umbikulus. Vili tertius yang terdiri atas sinsitiotropoblastus, sitotropoblastus, dan mesenkim embrional

tambahan vili sekunder dan pembuluh darah di pertengahan.

Fungsi Plasenta Fungsi utama adalah untuk menggerakan nutrisi dan substansi tak terpakai dari satu tempat ke tempat lain. Pada hari ke 23 kehamilan, pembuluh darah fetus mulai berputar melalui vili tertius. Nutrisi dari darah ibu di lacuna mencapai perputaran fetalis disampaikan melalui sinsitiotropoblastus. Sitotropoblastus yang kemudian tidak tampak setelah semua sel memimpin peleburan dengan sinsitiotropoblastus, lamina basalis tropoblastus, mesenkim embrional tamabhan, membrana basalis sel endothelial dari pembuluh darah didalam vili tertius dan endothelial fetalis. 6 lapisan berbentuk lorong plasenta yang hanya boleh dipilih substansinya mendapatkan jalan dan dari perputaran ibu-anak. Batasan antara maternal dan jaringan fetal ditandai dengan fibrinoid, lapisan hasil nekrosis. Lapisan ini dapat mengembangkan lorong antigenik, yang dapat digambarkan sebagai salah satu toleransi maternal dari fetal antigen (viceversa). Pengeluaran hormon plasenta. Plasenta memproduksi chorionic gonadotropin, chorionic tirotropin, chorionic kortisotropin, estrogen, progesteron, prolaktin dan laktogen plasenta. G. Vagina Vagina adalah tabung/otot silinder yang meluas dari servik uteri ke genital luar. Dinding ini tidak berkelenjar dan vagina lubrikasi terlibat pengeluaran yang diproduksi oleh glandula servikalis dan glandula bartolini dan glandula mukosa kecil didalam vestibulum. Dinding vagina mempunyai 3 lapisan: 1. Tunika Mukosa Lapisan ini terdiri dari epitelium stratificatum squamosum, kaya akan glikogen dan yang didukung oleh lamina propria meliputi banyak fiber elastis. Metabolisme bakteri glikogen dari sel pembungkus mengelupas masuk ke lumen vagina menyebabkan tersimpannya asam laktasit dan menyebabkan vagina mempunyai sedikit pH/keasaman. Pembuluh darah kapiler kebanyakan ditemukan di lamina propria yang merupakan sumber cairan melimpah membocor menuju lumen selama rangsangan seksual. Vaginal mukosa hanya terdiri dari sedikit tips saraf sensorik.

2. Tunika muskularis Keutamaannya terdiri dari ikatan longitudinal dari serat otot halus. Tunika muskularis ini dibungkus beberapa ikatan melingkar, terutama di dalam (selanjutnya menuju mukosa).

2. Tunika adventitia Tunika adventitia sebagian besar pembungkus luar zat padat yang menghubungkan jaringan vagina. Tunika ini kaya dalam serat elastis dan terdiri banyak pembuluh darah venosus, ikatan saraf dan kelompok sel saraf yang bagus.

SISTEM REPRODUKSI LAKI-LAKI Sistem genital maskulin yang dikategorikan ke dalam organ genital maskulin interna meliputi testis, pembuluh genital, pembuluh deferen, kelenjar aksesoris (vesikula seminalis, glandula prostate, glandula bulburetralis) dan organ genital maskulin luar, meliputi penis dan uretra (saluran kencing). ORGAN GENITAL LAKI-LAKI DALAM A. Testis dan epidimis Fungsi dan struktur ini adalah diawasi oleh hormon gonadotropin. Fungsi testis adalah produksi spermatozoa dan hormon androgen. Struktur: benda ini dikomposisikan menjadi pembungkus skeleton dan system pembuluh. Pembungkus luar a. Tunika vaginalis 0.Dua stratum berfungsi sebagai kantong, mesotelium. 1.Pembungkus permukaan testis anterior Tunik albuginea 0.Zat padat fibrous penghubung jaringan 1.Tunika ini adalah berbentuk kapsul, paling tebal, berada di sepanjang permukaan posterior, berbentuk testis mediastinum. d. Tunika vaskulosa: sangat lemah Struktur dalam a. Septa, disebut sebagai perpanjangan tunika albuginea, berada didalam masingmasing testis dan testis dibagi menjadi ±250 lobulus.

b. Lobulus, masing-masing ditemukan 1-4 tubulus seminiferous, mempunyai karakterisktik eksokrin dan penghubung lepasnya jaringan, diantara tubulus ditemukan endokrinositus interstitialis (leydig) yang mempunyai karakteristik endokrin (produksi testosteron).

Sistem pembuluh darah a. Tubulus seminifer convolutes, lumen berada ketika fetus berusia 7 bulan. Dinding ini dibuat oleh sel lapisan, terdiri dari 2 macam sel-sel yaitu gonositus dan substentakularis seluler. Gonositus, sel genital, berbentuk 3 stratum, dari luar menuju ke dalam/basal ke lumen, spermatogonium, dengan gambar mitosis. Ada 2 jenis, yaitu: Tipe A, nucleus oval, kromatinum dengan bentuk granula kecil di tepi membrane basal. Tipe B, nucleus cakram, kromatinum dengan gumpalan jelas. Setelah mitosis, sel menjadi spermatositus primer. Spermatositus primer, nukleus dengan gambar meiosis. Spermatositus sekunder, sel paling kecil, melekat di lumen. Spermatidium, sel horizontal dengan ovoid nukleus. Spermatozoa: - Di dalam

testis dimana spermatozoa medium yang melekat pada

epiteliositus sustentans (selulae sustentacularis), yang dulu dinamakan sel Sertoli. Berada di epidimis, didalam lumen. Selulae sustentakularis, sebuah pyramid seperti nukleus. Didalam testis tubulus seminiferous, bila ini tidak dipotong horizontal, ada 6 kelompok sel, masing-masing kelompok berbeda struktur spermatogenik. Dalam kelompok 6 strukturnya adalah: (Dari lumen basal) - Spermatogenema tipe A Spermatositus zigot I Spermatositus pociten I Meiosis spermatositus Spermatositosis II Spermatidium (spermiogenesis) <> Membran limitan di epitel luar terdiri dari : Stratum basal, didalamnya banyak stratum, sebuah penghubung jaringan. Stratum mioideum, Terdiri dari jaringan kontraktil yang terhubung seperti zonula occluden.

Stratum fibrosum. Lapisan paling luar. Testis intersitium, jaringan yang berada diantara tubulus seminifer convolutus. Di sini tempat dimana kita dapat menemukan sel penghasil hormon androgen dinamakan endokrin interstitialis di mana dinamakan LEYDIG. Tubulus senimiferus rektus, bergerak lurus kedalam testis rete. Pentingnya karakteristik adalah: Spermatogenesis tidak terjadi di tubulus Bilik ini dilengkapi oleh: Epitelium cuboideum Sel pendukung (celluae sustentacularis) Rete testis, dibungkus oleh epitelium cuboideum, Ductuli efferentes bergerak ke caput epidimidis. Ruangnya adalah: Epitelium kolumnar simplek dengan silia didukung spermatozoa menuju epididimidis Epitelium simplek cuboideum, menyerap keluaran dari tubulus seminiferous. Membran basalis Stratum fibromuskularis, dikomposisikan oleh otot non striatus dan jaringan penghubung tebal. Ductus epididimidis, melengkung dan ditutupi dengan menghubungkan jaringan, sehingga membentuk korpus dan kauda epididimidis. Ruangan ini dibungkus oleh epitelium pseudostratifikatum dengan 2 jenis sel : 0.Epiteliositus basalis: paling sedikit, di dasar epitel 1.Epiteliositus mikrovilosus: tinggi, permukaan sel bebas dilengkapi dengan mikrovilus, yang

dikenal

dengan

stereosilia.

Sel

ini

mengeluarkan

glikeropospokolin yang diasumsikan mencegah kapasitasi dan glikoprotein di mana fungsinya belum diketahui. DUCTUS DEFERENS Tunika imukosa, melipat membentuk mukosa plicae, dengan: Epitelium pseudostratifikatum: tidak muncul lagi pada ampula stereosilia. Lamina propria meliputi serat elastis. Tunica muskularis, kuat,khusus, mempunyai 3 stratum, dinamakan: Stratum longitudinal internum Stratum sirkular, tebal dan Stratum longitudinal externum

Tunica adventitia, hilangnya penghubung jaringan, elastis, meliputi pembuluh darah, limpa, saraf, dan muskulus kremaster. Di bagian ampula : Luasnya lumen, tunika muskularis menjadi tebal dan Mukosa sangat berlipat seperti vesikula seminalis. C. Kelenjar Pendukung Fungsi kelenjar penghubung adalah untuk menghasilkan keluaran yang berfungsi sebagai media untuk mengaktifkan gerakan. 1. Vesikula seminalis Ini adalah sebuah pembuluh yang sangat lengkung. Struktur dan fungsi pembuluh ini diawasi oleh hormon. Tunika mukosa, dilipat menjadi bisa meningkat lebar permukaan yang meliputi sel sekretonik dan bisa berkembang bila dikeluarkan semua. Ini berisi epitel columnar pseudostratifikatum kaya butiran sekretori yang memiliki karakteristik ultrastruktur dari sel syntesizing protein. Lamina propria dari vesikula seminalis yang kaya serat elastis dan dikelilingi oleh lapisan tipis dari otot halus. Lekatan, kental kekuningan dari vesikula seminalis mengandung spermatozoa-mengaktifkan zat-zat seperti fruktosa, sitrat, inositol, prostaglandin, dan beberapa protein. Karbohidrat diproduksi oleh kelenjar dihubungkan dengan system reproduksi laki-laki dan dikeluarkan di cairan seminal yang menjadi sumber energy dari motilitas sperma. Fruktosa monosakarida adalah bagian yang paling melimpah dari karbohidrat. 70% ejakulasi manusia mula-mula di vesikula seminalis. Tingginya sel epitel dari vesikula seminalis dan derajat dari aktivitas proses sekretori adalah bergantung testosteron. Kelenjar Prostat Kumpulan 30-50 kelenjar tubuloalveolar bercabang bermuara di saluran uretra prostat. Kelenjar ini memproduksi cairan prostat dan meyimpannya di dalam untuk pengeluaran selama ejakulasi. Proetate dikelilingi oleh sebuah seratan kapsul yang kaya di dalam otot halus. Septa dari kapsul ini kaya akan otot polos. . Septa dari kapsul ini menembus kelenjar dan membagi menjadi cuping yang tak jelas di laki-laki dewasa. Menjadi sangat luar biasa sebuah stroma fibromuskular sangat kaya mengelilingi kelenjar. Prostat mempunyai 3 zona terang. Yang pertama zona sentral. Zona ini mempunyai sebuah epitelium pseudostratified dan menduduki 25% dari volume kelenjar. Zona kedua adalah zona peripheral, 70% dari kelenjar yang mempunyai banyak epitelium teratur dan

sisi utama dari kanker prostat. Yang ketiga adalah zona transisi, memiliki kepentingan medis karena adalah sisi di mana tumor prostat paling jinak berasal. 3. Glandula bulbouretralis Tubuloalveolar dengan diameter 3-5 mm, ditutupi oleh tunika mukosa dengan epitelium cuboid simplex. Skeletal dan otot sel halus yang diberikan di dalam septa yang membagi masing-masing kelenjar kedalam cuping. ORGAN GENITALIA LAKI-LAKI LUAR A. PENIS Penis terdiri dari sepasang korpus cavernosum dan satu korpus spongiosum. 1. Korpus cavernosum penis Disamping dorsal, dibungkus oleh tunika albuginea; tebal kira-kira 0,5 mm, komposisinya terdiri dari serat kolagen sirkuler (bagian dalam) dan longitudinal (bagian luar). Ada trabecular terdiri dari textus connectivus elasticus, otot non striatus, ini ditutup oleh endothelium di samping dekat cavernae. Cavernae adalah suatu tempat berlubang (seperti coral) dimana menjadi lebih besar ketika menutup di tengah.

2. Corpus spongiosum penis Disamping ventral, diameter lebih kecil dan tunika albuginea paling tipis. Kavernae lebih padat, kecil. Di tengah menembus melalui uretra. B. URETRA Uretra diklasifikasikan kedalam: Pars prostatika, terdiri dari: Tunika mukosa: Ditutupi oleh epitelium transisional, pseudostratifikatum, stratifikatum kolumnar (bagian terbesar) Lamina propria, dikomposisikan oleh serat elastis penghubung jaringan. *Tunika muskularis: - Stratum longitudinal -Stratum sirkular Pars membraneka. Tunika mukosa ditutupi oleh epitelium pseudostratifikatum; lamina propria terdiri dari otot striatus dan muskulus spinter eretra. Pars spongiosa/pars cavernosa. Tunika mukosa meliputi epitelium pseudostratifikatum dan stratifikatum kolumnar; lamina propria. Tutupnya ujung penis, lebarnya lumen

uretra dan bentuk fossa navikularis ditutup oleh epitelium squamosum stratifikatum dengan sel penutup (sel piala)berfungsi sebagai

PETUNJUK KELAS PRAKTIKUM SISTEM GENITAL FEMININA OVARI (Pelengkap ovari dengan folikel ovari) Persiapan : SG-7a; H E Pengamatan: Ovarium lengkap Epitelium Tunika albuginea : Zat padat berserat terhubung dengan jaringan, Korteks: Sel otot 1.Folikel ovari dengan tahap bermacam-macam pertumbuhan. Medulla : fibromuskuler terhubung jaringan dengan pembuluh darah. Folikuli ovarici Temuan dan lokasi : Folikulus ovarikus primordialis dengan ovogonium dan epitelium squamosum. a. Folikulus ovarikus primer unlaminar dengan ovogonium dan epitelium cuboideum simplek. b. Folikulus ovaricus primer multilaminar dengan ovogonium dan epitelium cuboideum

complex. Folikulus ovaricus sekunder dengan ovositus dan stratum granulosum : Bilik ini terdiri dari selulae granulosa, teka folikuli interna, teka folikuli eksterna, folikuli antrum meliputi liquor folikuli. Folikulus ovaricus matures (GRAAF) 0.Kumulus ooporus, terdiri dari ovositus, zona pellucid, korona radiate. Folikular antrum terdiri dari folikularis stratum granulosum teka folikuli: fibrovaskuler terhubung jaringan. TUBA UTERIN (Salphinx) Persiapan: SG-9; H E Pengamatan: Bilik : Tunika mukosa, berlipat, mempunyai : Epitelium kolumnar simplek dengan sellulae siliata, sellulae non siliata: sekretoris.

Lamina propria : juga lipatan, berbentuk plicae mukosa dengan berbagai ukuran yang berat, disini terlepasnya hubungan jaringan yang terdiri dari fibroblastus. Tunika muskularis : otot nonstriatus bentuknya 0.Stratum sirkular : bagian dalam 1.Stratum longitudinal : bagian luar Tunika serosa: jaringan ikat longgar; itu ditutupi oleh mesotelium dari bagian luar. b. Lumen Batas lumen yang tidak muncul teratur pada bagian horizontal. UTERUS (Korpus uteri) Persiapan : SG-10;HE Pengamatan : Endometrium : tunika mukosa ini terdiri dari : Epitelium kolumnar simplek, terdiri dari sellulae siliata dan sellulae non siliata. Lamina propria sebagai stroma endometrialis. Muncul glandula uterin. Endometrium diindikasikan beberapa stratum, dari bagian dalam ke bagian luar stratum fungsionale. Stratum compactum dan stratum basal. Perhatikan karakteristiknya. Miometrium : tunika muskularis mempunyai stratum: 0.Stratum submukosum otot horizontal, melingkar dan beberapa miring. 1.Stratum vascular : tebal, penuh dengan pembuluh darah. 2.Stratum supravaskular : serat, melingkar dan otot horizontal. 3.Stratum subserosum : serat otot horizontal, tipis. c. Perimetrium: berdasar pada tunika serosa VAGINA Persiapan :SG-12; H E Pengamatan: - Tunika Mukosa *Epitelium squamosum nonkomifikatum. Sel-sel itu berbentuk : Stratum superfisial : sel kubus Stratum intermedium: sel polihedral Stratum basal: sel kolumnar *Lamina propria: bebasnya penghubung jaringan dengan pembuluh darah dan limpositil. - Tunika muskularis: otot nonstriatus yang membentuknya > Stratum sirkular

> Stratum longitudinal: paling banyak, khususnya di pertengahan bagian luar PLASENTA Persiapan : SG-17; H E Pengamatan: Pars maternal endometrium basal dengan selulae b. Pars fetalis villi chorialis Dilapisi oleh epitelium yang terdiri dari 2 macam sel : Sitotropoblastus : bagian dalam Sinsitio tropoblastus : bagian luar Meliputi : Jaringan mesenkim Pembuluh darah c. Spetum intervilosum: darah ibu terisi di ruang antara pars fetalis dan pars maternalis. Juga diamati struktur dari tropoblastus. Selluale gigantika : sel besar Subtantia fibronoidea sebagai hasil degenerasi. PERTANYAAN; Bagaimana bisa folikuli ovarici terjadi? Bandingkan gambaran histologis ovarium setelah persalinan bayi dan setelah menopause! Jelaskan gambaran histologi endometrium berdasar dari siklus sekularis! Apa yang terjadi pada sel otot uterus selama kehamilan?

PETUNJUK KELAS PRAKTIKUM UNTUK SISTEM GENITAL MASKULIN

1.TESTIS Persiapan: SG-2; H E Mengamati rendahnya Pembesaran Kapsula testis : berkumpul di mediastinum testis Tebalnya tunika albuginea textus penghubung fibrosus. Tunika vaskulosa dibawah tunika albuginea, dipenuhi pembuluh darah Tubulus seminifer convolutus Duktuli eferen: lumen yang penuh spermatozoa Interstitium: diantara tubulus seminifer convoluta Mengamati tingginya pembesaran

Tubulus seminifer convolute. Di dinding ini bisa dikategorikan ke dalam 2 sel: 0.Gametositi; berdasar pada tahap, perkembangan diketahui sebagai spermatogonium

spermatozoa

primer,

spermatositus

sekunder,

spermatidium spermatozoa. Subtentacularis selulae (SERTOLI) sebagai sel pendudkung, besar. Duktuli efferent dengan epitelium pseudostratifikatum siliatum Interstitium dengan hormon androgen yang memproduksi dinamakan: Endokrisitus (LEYDIG) : - besar, tidak teratur, sering ditemukan di kelompok. nukleus bundar. DUKTUS DEFEREN Persiapan : SG-3; H E Pengamatan: Tunika mukosa : lipatan, berbentuk plicae mukos Epitelium pseudostratifikatum kolumnar Tunika muskularis :diamati seberapa tebal stratum pada otot non sriatus ini: Stratum longitudinal internum. Stratum sirkular Stratum longitudinal eksternum c. Tunika adventitia: tipisnya pembuluh darah. GLANDULA PROSTATA Persiapan : SG-4; H E Mengamati kelenjar tipe tubulus alveolar komposita. - Kapsula: *Bentuk septa *Meliputi : - Jaringan penghubung tebal Otot fibrosa horizontal Alveolus : disini mengamati : Tunika mukosa dengan cuboideum atau epitelium squamosum, lebih sering mempunyai pseudostratifikatum. Karakteristik dengan membran basal tipis dan lamina propria terdiri jaringan fibromuskular dengan kolagen dan serat elastis, otot halus. 4. SEMINAL VESICLES Persiapan: SG-5; H E Tunika mukosa dengan garis epitelium kolumnar pada permukaannya, adanya rendahnya sel basal yang melingkar.

Tunika muskularis terdiri dari otot halus yang ditempatkan pada beberapa petunjuk, serat predominat sirkular pada lapisan dalam dan serat longitudinal pada lapisan luar. Tunika adventitia, dikelilingi oleh jaringan penghubung areolar yang dipegang sebuah rendahnya pembuluh darah kecil. PENIS Persiapan: SG6 Pengamatan: Sepasang korpora kavernosa, sebuah tempat yang berkaitan dengan punggung, dibungkus oleh lapisan resisten dari jaringan penghubung tebal, tunika albuginae, mempunyai sebuah cabang sebagai trabekulai, kavernae fulfill korpora ini dengan kayanya pembuluh darah. Satu korpus spongiosum, sebuah tempat yang mengenai perut dan mengelilingi uretra, mempunyai cavernae terkecil. -

Epidermis tipis dan bungkus dermis di luar penis.

PERTANYAAN Sebutkan perbedaan antara struktur tubulus seminifer convolutes, duktus epidimidis dan duktus deferen! Sebutkan peranan sel SERTOLI dan LEYDIG! Sebutkan tanda morfolofi praktik untuk mengidentifikasi dan membedakan antara spermatogonium, spermatositus primer, spermatositus sekunder, spermatidium dan spermatozoa! Apakah keuntungan dari glandula prostatica dan vesikula seminalis? Sebutkan pola epitel uretra berdasarkan pada area itu. Jelaskan secara singkat!

ANATOMI PATOLOGI PETUNJUK PRAKTIKUM Sistem reproduksi Wanita dan Payudara Kasus 1 Seorang wanita 40 tahun mempunyai darah menstruasi yang tidak berhenti-henti.Dalam

pemeriksaan klinik, ada sebuah konjunktiva bulbi anemic, pengobatan tidak bekerja, kuretase dilakukan dan hasilnya dikirim ke lab. Lemah dan Kuatnya Pembesaran secara makroskopik Ada sebuah jaringan endometrial dengan hyperplasia dari kelenjar epitel, stroma seluler. Kelenjar epitel yang hiperplasianya terdiri dari beberapa lapisan dari sel epitel, beberapa kelenjar lumen asinus melebar. Diagnosis: Kelenjar endometrial hiperplasia Kasus 2 Seorang wanita berumur 70 tahun mempunyai riwayat leukorea sejak 2 tahun lalu dan prolapse uterus yang juga terjadi. Histerektomi pervaginam dilakukan, di dalam serviks, ada sebuah keputihan dan permukaan agak keras, dan preparat mikroskopik yang dibuat dari serviks. Pembesaran lemah secara makroskopik Ada lapisan epitel datar yang tebal, dengan sel basal berkembang biak banyak sampai setengah ketebalan epitel. Pembesaran kuat secara makroskopik Perhatikan bentuk sel basal, intinya relative lebih besar dan kromatin agak kasar dan ada fisiologi mitosis di beberapa sel.

Diagnosis: displasi pertengahan dalam servik uteri Kasus 3 Seorang wanita tua berumur 75 tahun mempunyai prolapse uteri, tanpa gejala klinis lainnya.

57

Pembesaran lemah secara makroskopik Ini ditunjukkan bahwa ada lapisan tipis dari endometrial di dinding uterus, stroma adalah sebuah zat padat yang sedikit. Pembesaran kuat secara makroskopik Adanya sebuah kelenjar asini dengan bagian pengurangan sel silindrikal. Proses/diagnose: Berhentinya pertumbuhan (endometrial) Kasus 4 Seorang wanita berumur 30 tahun mempunyai perut besar, dalam sebuah operasi, kista coklat ditemukan di bagian kiri ovari. Pembesaran lemah secara makroskopik Adanya jaringan ovary dengan kista (endometrian Pembesaran kuat secara makroskopik Penghubung jaringan yang berkembang biak mempunyai banyak fibroblast dan Kasus 5 Seorang wanita tua berumur 35 tahun mempunyai gumpalan besar seprti buah rambutan di payudara kirinya. Pinggirnya tidak jelas, terba kistik. Seluruh gumpalan diangkat.

Pembesaran kuat dan lemahnya secara makroskopik Adanya jaringan payudara dengan perkembangbiakan dari jaringan penghubung dan kelenjar dapat dibentuk, beberapa membentuk perlebaran. Adanya epitelium duktus juga yang beberapa lapisannya dari sel-sel. Diagnosa: halaman lesi fibrosistik Kasus 6 Adanya sebuah gumpalan di perut kanan; setelah operasi, ada sebuah tumor di ovarium kanan. Pembesaran lemah secara makroskopik Smear beratnya tumor dengan sistik berstruktur dengan fibro-jaringan vaskular dibawahnya. Pembesaran kuat secara makroskopik Tumor terdiri atas asinar ke sistik vaskular, meliputi sel-sel, khususnya satu sel lapisan dan masih terlihat seperti sel silinder tetap lebih dulu mempunyai banyak lapisan. Banyaknya sel-sel nukleus yang berada di sel basal, dengan hasil musin di sel (vakuolisation) atau kista lumen. Diagnosis: kistadenoma musinosum

Kasus 7 Seorang wanita berumur 30 tahun komplain tentang s a k i t n ya d i p e r u t k i r i . Setelah diperiksa oleh dokter, ada sebuah gumpalan di perut kiri. Laparotomy sudah dilakukan dengan diangkatnya gumpalan. Makroskopik Kista lengkap berukuran 5x10x15, halus di luar dinding ketika dipotong, cairan transparan berasal dari kista. Disebut kista multilokular.Dinding ukuran 0.1 – 0.2 cm. Pembesaran kuat dan lemah secara makroskopik Penghubung kelenjar yang diselimuti oleh sebuah lapisan epitel kubus, membran basalis sudah lengkap. Tidak adanya papilari dan pembuluh darah meluas. Diagnosis: Kistadenoma serosum Kasus 8 Seorang wanita berumur 45 tahun menderita dari pembesaran uterus, adanya gumpalan di rahimnya. Histerektomi sudah dilakukan. Pembesaran kuat dan lemah secara makroskopik Sel-sel otot yang berbadan tegap di berkas. Sel-sel ini relative monomorf. Nukleus yang meregangkan, mereka terlihat paralel dan membentuk lingkaran dan mereka pada akhirnya mengeras. Beberapa bagian yang terdiri atas sebuah degenerasi hialin kecil.

Diagnosis: Leiomyoma Kasus 9 Seorang wanita Indonesia mempunyai tumor yang sama besarnya dengan telur merpati di sinistra mammae di atas papillae mammae selama 6 bulan. Permukaanya halus dan tak terbatas. Makroskopik Sampel diperiksa menjadi 2 jaringan yang sama besarnya dengan jagung dan buah kemiri.Gelindingan normal, permukaan putih, mempunyai zat padat konsisten. Pembesaran kuat dan lemah secara makroskopik Jaringan tumor di dalam bentuk lobula yang terdiri dari jaringan penghubung kolagen atau jaringan miksomatous, juga terdiri atas bagian-bagian dengan dinding epitel. Beberapa dari itu, bagian yang bundar (perikanalikuler), beberapa dari mereka berbentuk seperti sebuah kanal peregangan yang bercabang (intrakanalikular). Diagnosis: Fibroadenoma Kasus 10

Seorang wanita berumur 55 tahun mempunyai kista ovary, dengan diisi oleh bubur seperti substansi. Pembesaran kuat dan lemah secara makroskopik Dinding kista diselimuti oleh lapisan epitel datar. Dibawahnya jaringan dari berbagai tipe : jaringan penghubung, jaringan sebacea, jaringan gemuk, jaringan perspirasi, saraf dan jaringan punggung. Diagnosis: Kista Dermoid Kasus 11 Pasien berumur 42 tahun dengan gumpalan di lateral atas kuadran payudara, tepi gumpalan tidak jelas dan tidak mampu bergerak. Pembesaran lemah secara makroskopik Adanya jaringan payudara yang mempunyai sarang tumor, beberapa dari bagian pertengahan sarang tumor yang nekrotik (komedo). Pembesaran kuat secara makroskopik Sarang tumor terdiri dari sel polimorp, atipi, ada juga patologi mitosis. Diagnosis: Pembentukan Karsinoma

MIKROBIOLOGI

TOPIK SUB TOPIK

: Pemeriksaan Sipilis : Uji Non Treponemal Antigen

TUJUAN PRAKTIKUM Mahasiswa bisa menjelaskan tahap-tahap dalam pemeriksaan sipilis. Mahasiswa bisa menjelaskan tahap-tahap yang dibutuhkan untuk pemeriksaan sipilis seperti hanlnya diagnose infeksi. BAHAN PEMERIKSAAN SIFILIS NON TREPONEMAL ANTIGEN Pada spirochetes memiliki banyak karakteristik struktural ditandai Treponema pallidum.Mereka panjang, ramping, seperti bentuk sekrup bergulung, berbentuk spiral atau pembuka botol, basil gram negatif. Treponema pallidum memiliki lapisan luar atau lapisan glikosaminoglikan. Di dalam sarung adalah membran luar, yang berisi peptidoglikan dan menjaga integritas struktural organisme. Endoflagella adalah flagella seperti organel dalam ruang periplasmik terbungkus oleh membrane luar. Morfologi dan identifikasi Treponema pallidum berbentuk spiral ramping. Organisme yang secara aktif berpindah tempat (motil), berputar terus disekitar endoflagella mereka, bahkan setelah melekat pada sel-sel dengan ujung runcing mereka. Spiral sangat tipis dan tidak mengotori dengan pewarna anilin, tetapi mereka dapat dilihat pada jaringan ketika diwarnai dengan metode impregnasi perak. Treponema pallidum belum pernah dikultur terus menerus pada media buatan, dalam telur subur, atau dalam kultur jaringan. Organisme ini adalah organisme mikroaerofilik. Dalam seluruh darah atau plasma yang disimpan pada 4ƕC, organisme bertahan hidup selama setidaknya 24 jam, yang berpotensi penting dalam transfusi darah.

Struktur Antigenik Profil protein Treponema pallidum bisa dibedakan, lebih dari 100 protein antigen telah dicatat. Endoflagella ini terdiri dari tiga protein inti yang homolog dengan protein flagellin bakteri lain, ditambah protein yang tidak terhubung sarung. Cardiolipin merupakan

komponen

penting

antigen

treponema.

Manusia

terhadap

sifilis

mengembangkan antibodi yang mampu mencemari T pallidum dengan immunorescence tidak langsung, melumpuhkan dan membunuh motil hidup Treponema pallidum dan memperbaiki komplemen dengan adanya suspensi Treponema pallidum atau spirochetes terkait.Spirochetes juga menyebabkan perkembangan antibodi berbeda seperti zat, memulihkan kembali, yang memberikan CF positif dan tes flokulasi dengan suspensi berair cardiolipin diekstrak dari jaringan mamalia normal. Kedua reagen dan antibodi antitreponemal dapat digunakan untuk diagnosis serologi sifilis.Infeksi alami Treponema pallidum terbatas pada rombongan manusia.Infeksi pada manusia biasanya ditularkan melalui hubungan seksual, dan lesi infeksius pada kulit atau selaput lendir alat kelamin. Treponema pallidum mungkin dapat menembus selaput lendir utuh, atau mungkin masuk melalui ruang istirahat di epidermis. Tes diagnosis laboratorium Spesimen Cairan Jaringan diungkapkan dari lesi permukaan dini untuk menunjukkan spirochetes, serum darah untuk tes serologi. Pemeriksaan darkfield Setetes cairan jaringan atau eksudat yang berada pada slide dan coverslip ditekan di atasnya untuk membuat lapisan tipis. Persiapan tersebut kemudian diperiksa di bawah minyak imersi dengan pencahayaan darkfied untuk spirochetes motil khas. c. Tes serologik untuk sipilis. Tes Nontreponemal Antigen. Antigen yang digunakan adalah lipid diekstraksi dari jaringan mamalia normal. Yang membersihkan kardiolipin dari keluhan jantung adalah dipospatidilgliserol. Lecitin dan kolesterol ditambah untuk meningkatkan reaksi terhadap reagen antibody sipilitic. Reagin adalah campuran dari antibody IgM dan IgA yang ditujukan terhadap cardiolipin- kolesterol-lecithin komplek. VDRL (laboratorium penelitian penyakit kelamin) dan RPR (rapid plasma reagen) tes adalah tes antigen nontreponemal yang paling sering digunakan. Pemanas serum, uji serum reagin dan serum tes pemanas toluidin merah juga tersedia Ada empat tes didasarkan pada kenyataan bahwa partikel antigen lipid tetap tersebar dengan serum normal tetapi flokulasi ketika menggabungkan dengan reagin. VDRL positif atau tes RPR dibangun setelah 2-3

minggu pada infeksi sifilis yang tidak diobati dan titer tinggi positif pada sifilis sekunder. Tes antibody troponema. Fluorescent treponemal antibodi (FTA-ABS) ini adalah tes menggunakan immuno fluorescence tidak langsung (membunuh T pallidum + pasien "s serum + berlabel gamma globulin antihuman). Ini menunjukkan spesifisitas yang sangat baik dan sensitivitas untuk antibodi sifilis, jika serum pasien telah diserap dengan spirochetes Reiter sonicated sebelum tes FTA. Tes aglutinasi partikel Treponema pallidum menunjukkan spesifisitas yang sangat baik dan sensitivitas untuk antibodi sifilis jika serum pasien telah diserap dengan spirochetes Reiter sonicated sebelum tes FTA. Tes dilakukan dalam percobaan mikrodilusi dengan partikel sensitized gelatin. Sebuah kesetan diaglutinasi partikel mengindikasi sebuah hasil positif. .Tes ini sama dengan tes FTA-ABS dalam spesifikasi dan sensitivitasnya. PERALATAN DAN SUBSTANSI RPR TEST KIT Alpha Perisai RPR test kit untuk mendeteksi sifilis. Dasar: Sifilis adalah penyakit kelamin yang disebabkan oleh mikroorganisme T.pallidum spiroketa. Sebagai organisme tidak dapat dikultur pada media buatan diagnosis sifilis tergantung pada korelasi data klinis dengan deteksi antibodi spesifik melalui uji serologis. Tes skrining serologis untuk sifilis menggunakan cardiolipin dan lesitin sebagai antigen yang sederhana untuk melakukan tetapi mungkin menimbulkan sebagian kecil hasil positif palsu karena tes menggunakan antigen non treponema. Alpha Shield uji antigen adalah bentuk modifikasi dari VDRL Antigen yang mengandung karbon mikroparticular yang membantu pembacaan hasil makroskopik Hasil reaktif ditunjukkan dengan aglutinasi yang mudah terlihat tanpa bantuan mikroskop. Hasil lemahnya reaksi dapat dengan mudah dan jelas dibedakan dari pola non-reaktif yang menampilkan penampilan makroskopik halus dan bahkan. Hasil pengujian didapat 8 menit. Substansi Alpha perisai Tes Antigen. Kontrol serum positif dan negatif. Kartu tes, kartu ini adalah untuk penggunaan dengan suspensi antigen RPR dan khusus disiapkan kartu dilapisi plastik. Lingkaran dari kartu tes tidak boleh disentuh dengan jari, karena hal ini dapat membatalkan hasil tes. Masing-masing

area uji seharusnya hanya digunakan sekali dan kemudian kartu harus dibuang atau diajukan untuk referensi di masa mendatang. Spesimen: serum atau plasma. Metode kualitatif 1. Pegang

pipet diantara ibu jari dan jari telunjuk. Tekan sedang masukkan

u j u n g k e d a l a m s p e c i m e n . Kemudian lepaskan tekanan jari untuk menarik, mengambil sampel untuk tidak mentransfer elemen seluler Pegang pipet diatas lingkaran kartu tes dan menekan puting susu untuk memungkinkan satu tetes jatuh ke kartu. Hal ini penting untuk menjaga alat penetes dalam posisi vertikal sementara pengeluaran sampel yang akan diuji. Menggunakan ujung luas pengaduk. Penyebaran sampel dari seluruh area lingkaran uji. Melampirkan bagian jarum pada botol plastik. Menarik permukaan antigen untuk sejumlah tes yang dilakukan. Menjaga jarum dalam posisi vertical, memberikan satu tetes dijatuhkan ke masing-masing sampel tes. Jangan diaduk lagi.

Hasil interpretasi Daerah reaktif menampilkan karakteristik aglutinasi mulai dari sedikit (reaktif lemah) untuk intens (reaktif) hasil reaktif sangat lemah dicirikan oleh agglutinasi kecil di sekitar pinggiran daerah uji. Negatif tidak menunjukkan reaksi ini dan menampilkan penampilan makroskopik halus dan bahkan kelihatan.

Related Documents

Pratikum Kimia.docx
May 2020 23
Hasil Pratikum
April 2020 27
Pratikum Gagal.doc
June 2020 14
Pratikum Fisika.docx
June 2020 25
Pratikum Spirometri.docx
April 2020 22

More Documents from "MuhammadMaftuh"

Leaflet Putra.pdf
May 2020 38
Cv Gupita.docx
May 2020 25
Studkel B1.docx
May 2020 30
12345.docx
December 2019 25