Area yang Terlibat Lokasi
Wajah dan Leher
Pria .
Wanita
4
Badan
15
2
Telapak Tangan dan Telapak Kaki
31
1
Penis
5
Mukosa
2
Skrotum
4
Rambut dan Kuku
0
0
Diskusi Vijayabhaskar dkk, 2019
Sifilis sekunder (11,6%)
Nishal et al.
Sifilis Sekunder 41,76%
Perbedaan dikarenakan perbedaan jumlah pasien yang disikrining
Usia 21-30 Tahun (60% kasus)
diakibatkan
- Internet - Akses mudah untuk mendapatkan kontak seksual melalui situs web - Aktivitas sesksual yang tinggi pada usia ini
74% dari kelompok usia 21-30 tahun ini belum menikah
kebanyakan dari mereka adalah homoseksual yang melakukan perilaku berisiko tinggi
Perilaku seksual yang berubah dalam bentuk kontak orogenital dan peno-anal
manifestasi klinis dengan lebih banyak kemungkinan lesi oral dan genital
Vijayabhaskar dkk, 2019
sifilis sekunder pada laki-laki (94%).
Sifilis sekunder pada 6% perempuan.
stigma menghadiri klinik IMS oleh perempuan
Pola klinis sifilis sekunder • lesi makula (72%) • Ruam makulopapular (24%) • Ulserasi genital (17%) • kondiloma lata dan lesi annular (masing-masing 6%). • Area sifilis sekunder yang paling umum terlihat pada telapak tangan dan telapak kaki dalam bentuk makula
• Penyebaran infeksi HIV juga memainkan peran utama dalam kebangkitan infeksi sifilis bentuk klinis yang lebih parah. • Jenis lesi maligna tidak terlihat dalam penelitian ini meskipun terdapat koinfeksi HIV pada 23% pasien. dikaitkan dengan tidak adanya penurunan imunologi yang berat karena sebagian besar dari mereka menggunakan terapi antiretroviral dan tidak ada pasien yang pada tahap akhir AIDS.
Implementasi dari program pemerintah yang fokus pada intervensi perilaku untuk menurunkan perilaku resiko tinggi dan untuk mempromosikan penggunaan kondom secara konsisten dengan penggunaan fasilitas kesehatan yang esensial untuk menurunkan trend peningkatan sifilis diantara populasi rentan.
Kesimpulan Terdapat peningkatan prevalensi dari sifilis sekunder diantara pria, terutama diantara pria muda yang tidak menikah dengan orientasi homoseksual dan pergaulan bebas. Akibat morfologis yang bervariasi dari lesi kulit pada sifilis sekunder, pasien mempunyai lesi kulit yang abnormal atau morfologis yang dicurigai harus diperiksa untuk sifilis. Observasi dari penelitian ini menunjukan kebutuhan darurat untuk implementasi dari program untuk memfokuskan pada pendidikan seks dan konseling remaja dan dewasa muda yang cendrung menjadi populasi rentan di komunitas.
TERIMAKASIH