MATERI 1. PRAKTIKUM TEKNOLOGI TEMBAKAU HILIR Tujuan Praktikum: 1. Mahasiswa mengetahui berbagai jenis rokok. 2. Mahasiswa dapat dapat menentukan kadar nikotin pada berbagai jenis rokok. 3. Mahasiswa dapat mengukur kecepatan membara. 4. Mahasiswa dapat mengukur ketahanan abu pada berbagai jenis rokok
Bahan : Berbagai Jenis rokok : cerutu, sigaret kretek tangan, sigaret kretek mesin, sigaret filter, sigaret kretek mesin fuul flavor, dan sigaret kretek mesin light mild. Alat : 1. Alat tulis 2. kamera 3. Timbangan 4. Alat gelas 5. Labu titrasi Acara 1. Gambar beberapa jenis rokok : No.
Jenis Rokok
1.
Cerutu
2.
Sigaret
Gambar
Kekompakan
Keseragaman
Aroma
Kadar
Kadar
Nikotin
Tar
kretek tangan 3.
Sigaret kretek mesin
4.
Sigaret filter
5.
SKMFF
6.
SKMLM
1
Kesimpulan :………………………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………………………… Acara 2. Penentuan Kadar Nikotin Pada Berbagai Jenis Rokok
No.
Jenis Rokok
1.
Cerutu
2.
Sigaret kretek tangan
3.
Sigaret kretek mesin
4.
Sigaret filter
5.
SKMFF
6.
SKMLM
Merek Rokok
% Nikotin Kemasan
Analisis
Analisis Nikotin Metode Ekstraksi : 1. Rokok digiling dengan halus dan ditimbang sebanyak 1 g, dimasukkan Erlenmeyer. 2. Tambahkan 1 ml larutan NaOH dalam alcohol ( 3 bagian NaOH 33% dan 1 bagian alcohol 96%). Aduk sampai rata. 3. Tambahkan 20 ml petroleum ether, ditutup dan biarkan 1-2 jam hingga mengendap. 4. Cairan jernih pada pada bagian atas, diambil sebanyak 10 ml dengan pipet dan dimasukkan dalam Erlenmeyer kemudian diuapkan di atas penangas air, hingga tersisa 1 ml. 5. Selanjutnya tambahkan 10 ml H2O dan 2 tetes indicator metal merah dan titrasi menggunakan HCl 0,1 N. (1 ml HCl 0,1 N setara dengan 162 mg nikotin).
V * C * 0,162 * N HCl Nikotin (%) = ----------------------------
* 100 %
W Keterangan : V = larutan HCl yang digunakan titrasi (ml) C = Pengenceran W = berat sampel (g) Kesimpulan :……………………………………………………………………………………………….. …………………………………………………………………………………………………
2
Acara 3. Kecepatan Membara dan Keteguhan Abu Pada Berbagai Jenis Rokok
Kecepatan membara merupakan salah satu penentu mutu bakar (Burning Qualities) yang penting dalam produk rokok. Kecepatan membara yang relatif lambat dan kerataan membara ke segala jurusan merupakan salah satu penentu mutu bakar yang baik. Ketahanan abu merupakan salah satu penentu kualitas rokok, ketahanan abu yang tinggi menunjukkan kekompakan rokok dan tingkat kualitas tembakau yang digunakan sebagai bahan baku rokok. Kecepatan membara dan Keteguhan Abu Berbagai Jenis Rokok No.
Jenis Rokok
1.
Cerutu
2.
Sigaret kretek
Merek Rokok
Kecepatan membara (cm/....menit)
Keteguhan Abu (cm/....menit)
Kerapuhan Abu (cm/....menit)
tangan 3.
Sigaret kretek mesin
4.
Sigaret filter
5.
SKMFF
6
SKMLM
Kesimpulan :……………………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………………………..
3
MATERI 2. PRAKTIKUM TEKNOLOGI TEH HILIR Teh instan merupakan teh kering yang diolah lebih lanjut sehingga dihasilkan serbuk teh yang langsung dapat diseduh dengan air dingin atau air hangat tanpa menyisakan residu. Teh jenis ini merupakan teh berbentuk bubuk yang tinggal dilarutkan dalam air panas atau air dingin. Pertama kali diciptakan pada tahun 1930-an tapi tidak diproduksi hingga akhir tahun 1950-an. Teh instan ada yang mempunyai rasa vanila, madu, buah-buahan atau dicampur susu bubuk. Pembuatan teh instan dilakukan melalui dua tahap, yaitu tahap ekstraksi dan pengeringan. Penjelasannya adalah sebagai berikut: 1. Tahap ekstraksi digunakan air sebagai pelarut yang diharapkan dapat mengekstrak semua komponen teh sehingga akan dihasilkan flavor khas teh yang maksimal. Untuk mengekstraksi
komponen
kimia
teh
secara
optimal
biasanya
digunakan
air
mendidih. Aroma dan rasa teh yang baik akan dapat dicapai apabila teh diseduh dengan air mendidih karena aroma atau senyawa volatil maupun kelompok senyawa katekin, kafein, serta asam amino dapat terekstraksi secara maksimal sehingga cita rasa dan aroma teh lebih terasa. Caranya adalah dengan merendam sejumlah teh kering di dalam air mendidih dan ditunggu hingga beberapa saat sampai diperoleh citarasa dan flavor khas teh yang maksimal. Setelah itu larutan disaring agar terpisah dari ampas teh dan siap untuk diproses lebih lanjut yaitu dikeringkan. 2. Tahap pengeringan dilakukan dengan berbagai macam cara antara lain pengering semprot (spray dryer), pengering beku (freeze dryer) dan kristalisasi menggunakan gula dan panas. Tujuan Praktikum : 1. Mahasiswa dapat membuat produk teh instan. 2. Mahasiswa mengetahui tingkat penerimaan konsumen terhadap produk teh instan yang dibuat dengan variasi bahan pengikat (sukrosa)
Bahan : 1. Teh hitam, teh hijau, teh oloong. 2. Aquades /air 3. Sukrosa / gula kristal putih (gulaku) Alat : 1. Saringan 2. Kompor 3. Neraca 4. Peralatan gelas 4
ACARA 1. Pengaruh Perbedaan Konsentrasi Bahan Pencampur Terhadap Mutu Teh Instan yang Dihasilkan Pada praktikum kali ini menggunakan jahe sebagai bahan pencampur pembuatan teh instan. Penggunaan bahan pencampur berupa jahe dapat meningkatkan aroma dan citarasa seduhan teh instan serta mutu jual maupun kualitas teh, namun juga dapat mengurangi tingkat kekuatan rasa maupun aroma seduhan teh maupun kualitas secara keseluruhan dalam seduhan teh bila ditambahkan terlalu banyak campuran olahan jahe sehingga penggunaan bahan pencampur berupa jahe hanya diberikan pada beberapa tingkat konsentrasi tertentu. Penambahan bahan pencampur berupa produk olahan jahe pada konsentrasi yang terlalu banyak dapat menyebabkan aroma dan citarasa jahe semakin kuat dan menurunkan aroma serta citarasa dari tehnya. Semakin tinggi konsentrasi jahe yang ditambahkan (dalam jumlah tertentu), maka aroma dan citarasa jahe akan semakin kuat dan akan berkombinasi dengan aroma serta citarasa teh. Untuk mengetahui pengaruh perbedaan konsentrasi bahan pencampur terhadap mutu teh yang dihasilkan, dapat dilakukan uji organoleptik oleh beberapa orang panelis. Uji organoleptik ini merupakan suatu uji penerimaan yang mengemukakan deskripsi suatu produk sebagai hasil tanggapan/kesan pribadi panelis akibat hasil reaksi fisikopsikologis panelis sehingga hasilnya nanti masih kurang begitu akurat dan bersifat subyektif bergantung pada tingkat kesukaan dari para panelis. Untuk meningkatkan keakuratan hasil uji, biasanya uji ini dilakukan oleh beberapa panelis ahli atau minimal 25 orang panelis yang belum terlatih. Semakin banyak jumlah panelis yang menguji, maka keakuratan hasil pengujian akan semakin tinggi. Uji organoleptik dilakukan terhadap warna, aroma, rasa dan kelarutan. Hasil pengujian dengan metode organoleptik dinyatakan dalam rentangan skor yang menunjukkan bahwa semakin tinggi skor, maka nilai parameter juga semakin tinggi kadarnya. Tahapan Proses Pembuatan Teh Instan Pada kegiatan praktikum kali ini, dilakukan pembuatan teh instan flavor jahe. Teh instan ini dibuat dari campuran teh (teh hijau,teh hitam dan teh oloong) dengan produk olahan jahe yaitu jahe parut pada konsentrasi 5%, 10% dan 15%. Caranya adalah dengan mengekstrak 10 gram teh (teh hijau,teh hitam dan teh oloong) pada 200 mL air mendidih lalu dicampurkan dengan produk olahan jahe sesuai dengan konsentrasi yang ditetapkan dalam beaker glass. Setelah itu campuran tersebut didiamkan sekitar 5-10 menit dan disaring serta ditambahkan gula sebanyak 200 gram. Kemudian dipanaskan sampai terbentuk kristal yang siap dihaluskan menjadi teh bubuk instan.
5
Uji Organoleptik Teh Instan No.
Jenis Teh
1.
Teh Hujau
2.
Teh Oloong
3.
Teh Hitam
Parameter Sensoris
Kelarutan (gr/menit)
Warna
Rasa
Aroma
PENGAMATAN : ......................................................................................................................................................... ........................................................................................................................................................
6