Praktikum Teknik Laboratorium.docx

  • Uploaded by: Luthfi Syarifa
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Praktikum Teknik Laboratorium.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,815
  • Pages: 14
PRAKTIKUM TEKNIK LABORATORIUM PENGGUNAAN ALAT- ALAT VOLUMETRIK

DosenPengampu Mata Kuliah: 1.

Drs. I WayanSumberartha, M.Si

2. FauziAkhbarAnugrah, S.Si, M.Si

OlehKelompok 4 (Offering H): 1. AisyahKhoirunnisa’ (180342618013) 2. LuthfiSyarifa. R. H. (180342618053) 3. NadilaSekarZahida (180342618074) 4. OktaviaSutarinda (180342618052)

TahunAjaran 2018/2019 UniversitasNegeri Malang FakultasMatematikadanIlmuPengetahuanAlam S1 Biologi Jl. Semarang No. 5, Sumbersari, Kec. Lowokwaru, Kota Malang, JawaTimur 65145 (0341)551312

BAB I PENDAHULUAN

1.1 TUJUAN

1.2 TEORI DASAR

BAB II METODOLOGI

1.3 ALAT DAN BAHAN 1.3.1 Alat

1.3.2 Bahan

1.4 PROSEDUR KERJA

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 HASIL PENGAMATAN Hasil praktikum Penggunaan Alat-Alat Volumetrik  Percobaan 1 Pengukur volume Air dengan Labu Erlenmeyer, Gelas Beker dan Ukur No.

Alat Volumetrik

Jumlah Tetesan

NST

Lebih

Kurang

1. 50 ml air pada beaker glass (250 ml)

-

2

50 ml

2. 50 ml air pada labu Erlenmeyer (125 ml)

-

5

25 ml

3. 5o ml air pada gelas ukur (100 ml)

-

6

1 ml

 Percobaan 2 Pengukuran Volume Air dengan Pipet Gondok dan Ukur No.

Alat Volumetrik

Jumlah Tetesan

NST

Lebih

Kurang

1. Pipet gondok (5 ml)

6

-

0,1 ml

2. Pipet ukur (10 ml) 5 ml pertama

2

-

0,15 ml

3. Pipet ukur (10 ml) 5 ml kedua

5

-

0,15 ml

 Percobaan 3 Pengukuran Volume Air dengan Mikropipet (2,5,10 ml) No.

Alat Volumetrik

Jumlah Tetesan

NST

Lebih

Kurang

1. Makropipet (2 ml)

6

-

2 ml

2. Makropipet (5 ml)

5

-

0, 5 ml

3. Makropipet (10 ml)

3

-

1 ml

 Percobaan 4 Uji Titrasi pada Larutan Vit. C IPI (200 ml) NST Buret

:

1. Percobaan Pertama 

Volume larutan IKI awal : (25-0,2) = 24,8



Volume larutan IKI akhir : (25-3,3) = 27,7



Selisih

= Akhir – Awal = 27,7 – 24,8 = 3,1 dalam 10 ml

Jadi, kadar 1 tablet vit. C IPI

= 3,1 x 0,88 x 20 = 54,56 mg

2. Percobaan Kedua 

Volume larutan IKI awal : (25-0) = 25



Volume larutan IKI akhir : (25-2,9) = 22,1



Selisih

= Akhir – Awal = 25 – 22,1 = 2,9 dalam 10 ml

Jadi, kadar 1 tablet vit. C IPI

= 2,9 x 0,88 x 20 = 51,04 mg

3.2 PEMBAHASAN 3.2.1

Pengenalan Alat-Alat Volumetrik

3.2.2

Penimbangan dan Pembuatan Larutan

3.2.3

Penyaringan

3.2.4

Pembacaan Miniskus

3.2.5

Pengenceran

3.3 JAWABAN DISKUSI 3.3.1

Sebutkan macam-macam alat volumetrik yang telah anda pelajari. Uraikan karakteristik dan kegunaan masing-masing!  Gelas Beker Fungsi

:- Menampung zat kimia - Memanskan cairan - Media pemanasan cairan - Mengukur volume larutan yang tidak memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi

Kelebihan

: Terbuat dari bahan gelas pyrex, sehingga tahan panas apabila digunakan untuk pemanasan larutan.

Kekurangan: Tingkat keakurasian rendah sehingga digunakan untuk mengukur volume yang membutuhkan ketelitian yang tinggi.  Erlenmeyer Fungsi

:

- Menyimpan dan memenaskan larutan - Menampung titran (larutan yang dititrasi) pada proses titrasi - Pada pengujian mikrobiologi, digunakan sebagai tempat pembiakan mikroba

Kelebihan : Terbuat dari bahan khusus untuk menghindari adanya reaksi antara erlenmeyer dengan larutan. Kekurangan: Unit skala tidak terlalu teliti tetapi cukup memadai untuk penggunaan

pengukuran

ketelitian tinggi.  Gelas Ukur

yang

tidak

memerlukan

Fungsi

: Mengukur volume larutan dalam jumlah tertentu dengan tingkat ketelitian yang cukup tinggi.

Kelebihan : - Dilengkapi dengan bibir tuang agar mudah dalam menuangkan larutan yang diukur volumenya dan kaki yang berbentuk heksagonal agar larutan tidak mudah tumpah Cocok untuk pengukuran secara kuantitatif, terutama gelas ukur di bawah 100 mL Kekurangan : Tidak dapat digunakan untuk mengukur larutanatau cairan dalam kondisi panas.

 Labu Takar Fungsi

: Membuat larutan dengan konsentrasi tertentu dan mengencerkan larutan dengan keakurasian yang tinggi.

Kelebihan : Dapat menunjukkan dengan tepat volume cairan pada suhu tertentu kerena leher labu ukur di buat relative sempit hingga sedikit perubahan volume cairan akan menyebabkan perbedaan ketinggian cairan. Dengan demikian kesalahan yang di buat pada penyesuaian meniskus cairan dengan tanda batas volume akan sangat kecil. Adanya tutup dan jarak antara tanda batas volume dan mulut labu ukur adalah relatif besar agar masih terdapat cukup ruang untuk mengocok cairan dalam labu itu. Kekurangan: Sulit dalam membersihkan bagian dalam labu ukur.  Pipet Tetes Fungsi

: mengambil cairan dalam skala tetesan kecil.

Kelebihan : Memiliki karet hisap diatasnya,sehingga mudah dalam pengambilan larutan Kekurangan: Tidak dilengkapi dengan skala, hanya digunakan untuk

mengambil cairan dengan ukuran tetesan sehingga pada saat mengambil cairan tidak dapat langsung diukur volumenya.  Pipet Volum/Gondok Fungsi

: Digunakan untuk mengambil larutan dengan volume tepat sesuai dengan label yang tertera pada bagian yang menggelembung (gondok) pada bagian tengah pipet.

Kelebihan

: Terdapat tabung silinder di antara ujung pipa kaca bagian atas dan bawah, berfungsi sebagai wadah untuk menampung cairan.

Kekurangan

:Penggunaannya sedikit sulit karena dalam pengambilan larutan harus menggunakan bantuan bulp atau pipet pump untuk menyedot larutan yang berbahaya.

 Makropipet Fungsi

: Mengambil atau memindahkan suatu larutan sesuai ukuran yang dikehendaki.

Kelebihan : Pipet biasa tidak memiliki keakuratan pada volume kurang dari 1 mililiter (1 ml), sedangkan mikropipet memiliki keakuratan dan ketepatan pada volume kurang dari 1 mililiter (1 ml). Kekurangan: Harganya mahal dan tidak dapat mengukur larutan atau cairan lebih dari 10 ml.  Buret Fungsi

: Digunakan untuk melakukan titrasi

Kelebihan : Terdapat kran dan lubang yang lurus untuk membuka dan menutup celah pada ujung buret sehingga cairan di dalam buret dapat keluar sedikit demi sedikit untuk memperoleh titik titrasi suatu zat. Kekurangan: Harus hati- hati dalam menggunakannya dalam proses

titrasi terutama dalam mengontrol keluarnya cairan dari kran pada saat melakukan titrasi.  Pipet Ukur Fungsi

: Mengambil larutan dengan volume tertentu dengan ketelitian yang sangat tinggi

Kelebihan : Memiliki skala yang sangat tinggi, ujung bagian bawah dibuat runcing sehingga dapat memperlambat keluarnya/ masuknya zat cair. Kekurangan: Penggunaannya sedikit sulit karena dalam pengambilan larutan harus menggunakan bantuan bulp atau pipet pump untuk menyedot larutan yang berbahaya. 3.3.2

Jelaskan faktor-faktor yang menentukan tingkat ketelitian dari suatu alat volumetrik! a. Temperatur atau suhu dari volumetric glassware Daya tampung dari volumetric glassware sangat bervariasi terhadap perubahan suhu. Nilai variasi dari volume terhadap variasi suhu sangat ditentukan oleh koefisien mulai dari bahan material. b. Temperatur liquid Nilai densitas air destilasi yang digunakan dalam mengkalibrasi volumetric glassware nilainya bergantung pada suhu, hal ini disebabkan proses kalibrasi menggunakan metode gravimetric yang mana volume dihitung berdasarkan massa benda berbanding terbalik dengan massa jenis, oleh karena itu penetapan nilai volume disini bergantung pada ketelitian pengukuran temperatur air destilasi. c. Tingkat kebersihan permukaan gelas Volume yang ada didalam volumetric glassware yang mengalir keluar dari volumetric glassware sangat dipengaruhi oleh faktor kebersihan permukaan bagian dalam gelas dari Volumetric glassware ini. Langkah pengamatan : 

Meniskus liquid yang naik mestinya berubah bentuk



Pada buret serta pipet, ketika proses pengosongan melalui keran buret atau ujung pipet, sebaiknya permukaan bagian dalam gelas harus tetap basah dan meniskus tidak berubah

d. Pengaturan Meniskus Pada volumetric glassware menggunakan prinsip dalam membaca meniskus (batas antara udara dan air) pada suatu garis acuan atau skala. Meniskus ini harus diatur sedemikian rupa hingga didapatkan bagian atas garis pembagi merupakan tengensial horizontal terhadap titik paling bawah dari meniskus tersebut , sementara garis pandangan mata harus berada pada plane yang sama. Berkaitan dengan hal tersebut diatas maka kita juga perlu memperhatikan langkah-langkah kerja dalam mengkalibrasi volumetrik sebagai berikut : 

Membersihkan alat-alat glassware dari kotoran serta debu yang mengkontaminasi



Mengkondisikan alat yang akan dikalbrasi dalam kondisi fungsi yang baik sebelum dilakukan kalibrasi Mempersiapkan

lembar

kerja

Volumetric

atau

Glassware

Volumetric worksheet kemudian lakukan pengisian suhu dan kelembaban dan menentukan titik-titik skala yang akan kalibrasi. 3.3.3

Jelaskan hal-hal yang dapat menimbulkan kesalahan dalam pengukuran volume suatu cairan! 

Kesalahan pengukuran karena alat ukur Jika kesalahan dalam pengukuran tidak diperhatikan maka sifatsifat merugikan ini tentu akan menimbulkan banyak kesalahan dalam pengukuran.

Oleh

karena

itu,

untuk

mengurangi

terjadinya

penyimpangan pengukuran sampai seminimal mungkin maka alat ukur yang akan dipakai harus dikalibrasi terlebih dahulu. Kalibrasi ini diperlukan disamping untuk mengecek kebenaran skala ukurnya juga untuk menghindari sifat-sifat yang merugikan dari alat ukur, seperti kestabilan nol, kepasifan, pengambangan, dan sebagainya.



Kesalahan pengukuran karena benda ukur Tidak semua benda ukur berbentuk pejal yang terbuat dari besi, seperti rol atau bola baja, balok dan sebagainya. Kadang-kadang benda ukur terbuat dari bahan alumunium, misalnya kotak-kotak kecil, silinder, dan sebagainya. Benda ukur seperti ini mempunyai sifat elastis, artinya bila ada beban atau tekanan dikenakan pada benda tersebut maka akan terjadi perubahan bentuk. Bila tidak hati-hati dalam mengukur benda-benda ukur yang bersifat elastis maka penyimpangan hasil pengukuran pasti akan terjadi. Oleh karena itu, tekanan kontak dari sensor alat ukur harus diperkirakan besarnya. Di samping benda ukur yang elastis, benda ukur tidak elastis pun tidak menimbulkan penyimpangan pengukuran misalnya batang besi yang mempunyai penampang memanjang dalam ukuran yang sama, seperti pelat besi, poros-poros yang relatif panjang dan sebagainya. Batang-batang seperti ini bila diletakkan di atas dua tumpuan akan terjadi lenturan akibat berat batang sendiri. Untuk mengatasi hal itu biasanya jarak tumpuan ditentukan sedemikian rupa sehingga diperoleh kedua ujungnya tetap sejajar. Jarak tumpuan yang terbaik adalah 0.577 kali panjang batang dan juga yang jaraknya 0.544 kali panjang batang. Kadang-kadang diperlukan juga penjepit untuk memegang benda ukur agar posisinya mudah untuk diukur. Pemasangan penjepit ini pun harus diperhatikan betul-betul agar pengaruhnya terhadap benda kerja tidak menimbulkan perubahan bentuk sehingga bisa menimbulkan penyimpangan pengukuran.  Kesalahan pengukuran karena faktor si pengukur Kesalahan pengukuran dari faktor manusia ini dapat dibedakan antara lain sebagai berikut: - Kesalahan karena kondisi manusia - Kesalahan karena metode pengukuran yang digunakan

- Kesalahan karena pembacaan skala ukur Ada beberapa faktor yang harus dimiliki oleh seseorang yang akan melakukan pengukuran yaitu:  Memiliki pengetahuan teori tentang alat ukur yang memadai dan memiliki ketrampilan atau pengalaman dalam praktikpraktik pengukuran.  Memiliki pengetuhuan tentang sumber-sumber yang dapat menimbulkan penyimpangan dalam pengukuran dan sekaligus tahu bagaimana cara mengatasinya.  Memiliki kemampuan dalam persoalan pengukuran yang meliputi

bagaimana

menggunakannya,

mengalibrasi

dan

memeliharanya.  Kesalahan karena faktor lingkungan Ruang laboratorium pengukuran atau ruang-ruang lainnya yang digunakan untuk pengukuran harus bersih, terang dan teratur rapi letak peralatan ukurnya. Ruang pengukuran yang banyak debu atau kotoran lainnya sudah tentu dapat menganggu jalannya proses pengukuran. Disamping si pengukur sendiri merasa tidak nyaman juga peralatan ukur bisa tidak normal bekerjanya karena ada debu atau kotoran yang menempel pada muka sensor mekanis dan benda kerja yang kadangkadang tidak terkontrol oleh si pengukur. Ruang pengukuran juga harus terang, karena ruang yang kurang terang atau remang-remang dapat mengganggu dalam membaca skala ukur yang hal ini juga bisa menimbulkan penyimpangan hasil pengukuran. Akan tetapi, untuk penerangan ini ruang pengukuran sebaiknya tidak banyak diberi lampu penerangan. Sebab terlalu banyak lampu yang digunakan tentu sedikit banyak akan mengakibatkan suhu ruangan menjadi lebih panas. Padahal, menurut standar internasional bahwa suhu atau temperatur ruangan pengukur yang terbaik adalah 20°C apabila temperatur ruangan pengukur sudah mencapai 20°C, lalu ditambah lampu-lampu penerang

yang terlalu

banyak, maka

temperatur ruangan akan berubah. Seperti kita ketahui bahwa benda padat akan berubah dimensi ukurannya bila terjadi perubahan panas. Oleh karena itu, pengaruh dari temperatur lingkungan tempat pengukuran harus diperhatikan.

BAB IV PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

4.2 DAFTAR PUSTAKA

Related Documents


More Documents from "triyono Kimung"