344113_laporan Praktikum Teknik Inokulasi.docx

  • Uploaded by: Hasyid
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 344113_laporan Praktikum Teknik Inokulasi.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,958
  • Pages: 23
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI PARASITOLOGI “ TEKNIK DASAR INOKULASI DAN TRANSFER MIKROBA SECARA ASEPTIS & POLA PERTUMBUHAN DAN MORFOLOGI KOLONI MIKROBA”

Tanggal Praktikum

: 22 Maret 2019

Kelas/Kelompok

: C/7

Nama Kelompok

: Hasyid Wisnu Priambudi (2018130067) Mujahinur

(2018130070)

Syavitri Wulandari

(2018130062)

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS PANCASILA JAKARTA 2019 BAB I PENDAHULUAN

I.

LATAR BELAKANG Dalam teknik biakan murni tidak saja diperlukan bagaimana memperoleh suatu biakan yang murni, tetapi juga bagaimana memelihara serta mencegah pencemaran dari luar. Inokulasi dimaksudkan untuk menumbuhkan, meremajakan mikroba dan mendapatkan populasi mikroba yang murni. Inokulasi adalah pekerjaan memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi. Media untuk membiakkan bakteri haruslah steril sebelum digunakan. Pencemaran terutama berasal dari udara yang mengandung banyak mikroorganisme. Pemindahan biakan mikroba yang dibiakkan harus sangat hati-hati dan mematuhi prosedur laboratorium agar tidak terjadi kontaminasi. Oleh karena itu, diperlukan teknik-teknik dalam pembiakan mikroorganisme yang disebut dengan teknik inokulasi biakan. Isolasi bakteri merupakan suatu cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroba tertentu dari lingkungan sehingga diperoleh kultur atau biakan murni. ada beberapa cara umum yang dapat dilakukan dengan cara goresan(steak

plate),

cara

taburan

atau

tuang(pour

plate),

serta

mikromanipulator(the micromanipulator methods). (lim,2001). Secar alami, bakteri di alam ditemukan dalam populasi campuran. Hanya dalam keadaan tertentu saja populasi ini ditemukan dalam keadan tertentu saja populasiini ditemukan dalam keadaan murni . Untuk dapat mempelajari sifat biakan, morfologi, dan sifat faalinya, maka organisme yang akan diteliti harus dapat dipisahkan. Ini berarti bahwa haruys ada biakan murni yang hanya mengandung satu jenis bakteri saja.

Untuk memperoleh biakan murni dapat dilakukan pengenceran dengan menggunakan bahan cair atau padat. Pada mulanya digunakan gelatin sebagai bahan pemadat. Teknik untuk memperoleh biakan murni ada 3 cara, yaitu: teknik penggoresan agar, teknik agar tuang, teknik agar sebar.

Teknik inokulasi merupakan suatu pekerjaan memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi. Dengan demikian akan diperoleh biakan mikroorganisme yang dapat digunakan untuk pembelajaran mikrobiologi. Pada praktikum ini akan dilakukan teknik inokulasi biakan mikroorganisme pada medium steril untuk mempelajari mikrobiologi dengan satu kultur murni saja. Identifikasi

biakan

mikroorganisme

seringkali

memerlukan

pemindahan ke biakan segar tanpa terjadi pencemaran. Pemindahan mikroorganisme ini dilakukan dengan teknik aseptik untuk mempertahankan kemurnian biakan selama pemindahan berulang kali. Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dalam biakan cair atau padat. Kekeruhan dalam kaldu menunjukkan terjadinya pertumbuhan mikroorganisme. Bila mikroorganisme menumpuk pada dasar tabung maka akan membentuk sedimen, sedangkan pada permukaan kaldu pertumbuhannya terlihat sebagai pelikel. Selain dalam media cair, mikroorganisme juga memperlihatkan pertumbuhan dengan ciri tertentu dalam biakan padat seperti agar miring atau lempengan agar. Agar miring lazimnya digunakan untuk menyimpan biakan murni sedangkan agar lempengan lazimnya digunakan untuk memurnikan mikroorganisme. Koloni bakteri tiap spesies berbeda, koloni bakteri sendiri merupakan kumpulan bakteri sehingga terbentuk suatu kelompok. Dewasa ini, bakteri sering digunakan sehingga penting untuk mempelajari pola pertumbuhan dan morfologi koloni bakteri, karena bila bakteri diinokulasikan dan ditumbuhkan pada suatu media maka bakteri itu akan menunjukkan sifat-sifat dan pola pertumbuhannya. Sehingga bila sudah diketahui morfologi bakteri maka selsel bakteri dapt dipisahkan sehingga sel tumbuh menjadi koloni pada mediumnya masing-masing.

II.

TUJUAN 1. Mampu melakukan penanambiakan mikroorganisme pada medium baru. 2. Meningkatkan keterampilan praktikum dalam menginokulasi mikroba

3. Mampu membedakan pola pertumbuhan dan morfologi koloni mikroba pada media agar lempeng dan agar miring

III.

RUMUSAN MASALAH 1. Apa Pengaruh dari inokulasi 2. Bagaimana cara kerja inokulasi 3. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi inokulasi 4. Metode seperti apa yang digunakan untuk inokulasi 5. Media apa saja yang digunakan dalam inokulasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Teknik Dasar Inokulasi dan Transfer Mikroba Secara Aseptis Penanaman bakteri atau yang biasa juga disebut dengan inokulasi adalah pengerjaan memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi. Inokulasi dilakukan dalam kondisi aseptic,yakni kondisi dimana semua alat yang ada dalam hubungannya dengan medium dan pengerjaan dijaga agar tetap steril. Hal ini untuk menghindari terjadinya

kontaminasi. Ruang tempat penanaman bakteri harus bersih dan keadaannya harus steril agar tidak terjadi kesalahan dalam pengamatan atau percobaan. Inokulasi mikroba umumnya menggunakan alat, yakni jarum ose yang berfungsi menginokulasi kultur mikroba dari media satu ke media lainnya. Inokulasi jamur menggunakan jarum ose bentuk batang, hifa yang berbentuk seperti benang mudah diambil dengan jarum ose batang dan mudah sekali tumbuh didalam suatu media. Inokulasi bakteri menggunakan jarum ose bentuk bulat, pada ujung jarum ose, bakteri akan dapat terambil dalam jumlah yang relatif banyak. Ada beberapa metode yang digunakan untuk mengisolasi biakan murni ataupun inokulasi mikroba, antara lain : a. Metode lempeng gores (streak plate) Teknik ini dilakukan untuk menumbuhkan mikroba didalam media agar dengan cara menggores permukaan agar dengan jarum ose yang telah di inokulasikan dengan kultur bakteri dengan pola tertentudengan harapan ujung goresan, hanya sel-sel bakteri tunggal yang terlepas dari ose dan menempel ke media.

b. Metode lempeng tuang (pour plate) Teknik ini dilakukan untuk memperoleh koloni murni dari populasi campuran mikroorganisme. Teknik ini dilakukan dengan mencampurkan suspense bakteri kedalam media agar pada suhu 50̊ C.

c. Metode tusuk (stab method) Teknik ini dilakukan dengan cara memasukkan jarum ose lurus yang telah memuat inokula secara tusukan ke dalam media lurus tepat pada poros tengah tabung sampai mendekati dasar tabung, kemudian ditarik kembali pelan-pelan.

d. Metode sebar (spread method) Teknik ini dilakukan dengan menginokulasi suspensi ke atas media agar kemudian menyebarkannya secara merata dengan trigalski.

BAB III ALAT DAN BAHAN 3.1 Alat 1. Jarum Ose 2. Pipet volume 3. Api Bunsen atau api spirtus 4. Kultur biakan miring isolat bakteri dan isolate jamur 5. Kultur biakan cair isolat bakteri

6. Media steril cair 7. Media steril miring 8. Media steril dalam cawan

3.2 Bahan 1. PDA 2. NA 3. NB 4. TSB

3.3 Cara Kerja Inoculating dengan Jarum Ose : 1. Bakar jarum ose dari bagian pangkal dalam terus hingga kebagian lup (ujung) sampai berpijar merah. 2. Biarkan selama beberapa detik sampai pijar menghilang, kemudian segera ambil tabung reaksi yang berisi kultur bakteri, buka penutupnya dengan ketiga jari tengah, manis dan kelingking sedangkan jari telujuk dan ibu jari memegang jarum ose. 3. Bakar bibir tabung reaksi dengan cara memutar tabung sehingga semua bagian bibir tabung terkena api. 4. Segera masukkan jarum ose kedalam tabung reaksi, lalu segera keluarkan. Usahakan ketika memasukkan jarum ose dengan sampai menyentuh dinding tabung dan lakukan didekat pembakaran bunsen. 5. Bajar kembali bibir tabung reaksi dan segera tutup. Ingat, jarum ose jangan dibakar kembali karena akan membunuh bakteri yang akan diinokulasikan. 6. Ambil tabung reaksi lainnya yang akan diinokulasi, buka tutupnya dengan tangan kanan dan bakar bibirnya tabung. 7. Segera masukaan jarum ose kedalam tabung. 8. Bakar bibir tabung reaksi dan tutup dan makar kembali jarum ose. 9. Lakukan kembali dengan cara yang sama apabila diperlukan dilusi atau pengenceran.

Pipetting 1. Ambil pipet yang telah disteril, buka pembungkusnya dan pasang katup karetnya. 2. Bakar ujungnya dibakar atas bunsen selama beberapa detik. 3. Ambil tabung reaksi yang berisi kuktur bakteri, buka penutupnya dengan kedua jari manis dan kelingking sedangkan jari telunjuk, jari tengah dan ibu jari memegang pipet. 4. Segera masukkan pipet kedalam tabung reaksi, tekan katup penghisap tombol [S] lalu segera keluarkan. Usahakan ketika memasukkan pipet jangan sampai terkena dinding tabung dan dilakukan didekat bakar bunsen. 5. Bakar kembali tabung reaksi dan segera tutup. 6. Ambil tabung reaksi lainnya yang akan diinokulasi, buka tutupnya dan bakar bibir tabungnya. 7. Segera masukkan pipet dalam tabung tadi, kemudian keluarkan cairan yang telah diinokulasi dari pipet dengan menekan tombol [E]. 8. Bakar bibir tabung reaksi dan tutup. 9. Pindahkan pipet dan ganti dengan pipet baru apabila akan melakukan pipetting kembali dan lakukan kembali dengan cara yang sama apabila diperlukan dilusi atau pengenceran.

Alcohol Flamming 1. Ambil forcep, celupkan ujungnya kedalam alkohol, lalu segera bakar ujungnya diatas bunsen selama beberapa detik secara mendatar. 2. Ambil kertas cakram steril atau instrumen lainnya dengan forsep tadi 3. Ambil tabung reaksi berisi zat antimikrobial, celupkan kertas cakram tadi ke dalam cairan didalam tabung reaksi. 4. Ambil cawan petri yang telah diisi biakan bakteri di dalam agar, buka penutupnya dengan cara memiringkan beberapa derajat sehingga hanya pada satu sisi bagian saja yang terbuka. Ingat jangan terlalu lebar membukanya aatau membuka seluruh tutup dari cawan.

5. Segera masukkan kertas cakram steril aau instrumen lainnya dengan forsep secara hati-hati agar tidak merusak permukaan agar. Lakukan dekat pembakaran bunsen. 6. Segera tutup dan bakar kembali bibir cawan dan lakukan kembali dengan cara yang sama apabila diperlukan.

Teknik inokulasi dan transper aseptis dan kultur agar miring kemedia agar miring, dan agar cawan : 1. Lihat gambar dibawah ini dan lakukan teknik transfer aseptis dan teknik inokulasi seperti prosedur dibawah ini. 2. Inkubasi kultur selama 24 jam untuk kultur bakteri dan 3-5 hari untuk kultur jamur.

Teknil Streak Plate (Lempeng Gores) 1. Tuang media cair (NA dan PDA) kedalam cawan petri steril, lalu biarkan hingga mengeras.

2. Bakar jarum ose dari bagian pangkal dalam terus hingga ke bagian lup (ujung) sampai berpijar merah. 3. Bakar bibir tabung reaksi yang berisi kultur bakteri dengan cara memutar tabung sehingga semua bagian bibir tabung terkena api. 4. Segera masukkan jarum ose ke dalam tabung reaksi, lalu segera keluarkan. Usahakan ketika memasukkan jarum ose jangan sampai menyentuh dinding tabung dan lakukan didekat pembakaran bunsen. 5. Bagi empat permukaa atas cawan petri yang akan distreak dengan spidol atau lainnya. Sebelum berpindah dari satu kuadran berikutnya lakukan pemanasan/pensterilan ose, selanjutnya goreskan ose dan ujung terakhir kuadran satu krkuadran lainnya. 6. Streak keatas permukaan agar dengan perlahan-lahan. Usahakan agar menurut prmbagian bidang tadi. 7. Inkubasi dilakukan pada suhu kamar, untuk bakteri selama 24 jam sedang untuk jamur dilakukan inkubasi minimal selama 3 x 4 jam. Inkubasi dilakukan dengan posisi cawan terbalik. 8. Teknik menggores lainnya yang dapat digunakan seperti yang diajarkan.

Teknik Pour Plate (Lempeng Tuang) 1. Ambil sebanyak 0,1 ml dari masing-masing pengenceran berseri yang telah dibuat sebelumnya 2. Masukkan ke dalam cawan petri steril. Segera tutup cawan,agar terhindar dari kontaminan. 3. Sebelum melakukan langkah ini. Sebaiknya media pertumbuhan dipanaskan terlebih dahulu. Setelah mendidih merata, tunggu beberapa saat sampai agak dingin (dipegang tangan tidak terlalu panas, suhu sekitar 40-50̊ C 4. Untuk mengisolasi bakteri, cawan ditambahkan media Potato Dextrose Agar (PDA). catatan : 100ml media agar dapat digunakan untuk 8 cawan pembiakan. 5. Ambil sampel sebanyak 0,1 ml dari masing-masing pengenceran bakteri yang telah dibuat diatas

6. Masukkan ke dalam cawan petri steril. Segera tutup cawan, agar terhindar dari kontaminan. 7. Sebelum

melakukan

lankah

ini,sebaiknya

media

pertumbuhan

dipanaskan terlebih dahulu. Setelah mendidih merata, tunggu berapa saat sampai agak dingin (dipegang tangan tidak terlalu panas, suhu sekitar 40-50̊ C 8. Untuk mengisolasi bakteri, cawan ditambahkan dengan media Potato Dextrose Agar(PDA). Catatan : 100 ml media agar dapat digunakan untuk 8 buah cawan pembiakan. 9. Segera setelah media dimasukkan. Putar cawan petri secara perlahanlaha diatas meja horizontal untuk mengaduk campuran media agar dengan ilusi kultur mikroba. 10. Setelah memadat, letakkan cawan-cawan tersebut dalam posisi terbalik 11. Inkubasi dilakukan pada suhu kamar, untuk bakteri selama 24 jam sedang untuk jamur dilakukan inkubasi minimal selama 3 x 24 jam. Amati karakteristik koloni yang tumbuh 12. Selain untuk memperoleh koloni tunggal. Teknik ini juga sering digunakan untuk menghitung jumlah mikroba dalam suatu kultur atau sampel. Perhitungan sel mikroba mengikuti kaidah-kaidah dibawah ini : 13. Koloni tunggal yang tumbuh dalam setiap cawan dianggap atau di asumsikan berasal dari satu sel. a. Pilihlah cawan yang jumlah koloninya antara 30-300. Cawan yang jumlah koloninya kurang dari 30 atau lebih dari 300 tidak dapat digunakan, karena secara statistic hitungan tersebut tidak dapat dipercaya b. Jumlah sel per ml kultur dapat dihitung dengan mengalihkan jumlah koloni yang terhitung dengan factor pengencerannya seperti contoh perhitungan diatas. Ingat-ingat volume sampel dari botol pengencer (0,1 ml atau 1 ml) c. Jumlah

koloni

yang

terhitung tiap

menggunakan satu angka dibelakang koma

pengencerannya

hanya

d. Jika terdapat lebih dari satu cawan yang mempunyai jumlah koloni yang memenuhi syarat, hitunglah nilai rata-ratanya. Hal ini juga berlaku untuk tingkat pengenceran yang berurutan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1

Hasil Pengamatan

Nama Media

Jenis

Metode

Media

Inokulasi

Gambar

Keterangan*

Jumlah

(Morfologi

Koloni**

dan Pola Pertumbuhan) Nutrient Agar

Agar

Tusuk

Tidak bias

Tegak

Agar

dihitung

Gores

Tidak bis

Miring

dihitung

Agar

Tuang

Tidak

Tidak ada

Lempeng

Gores

beraturan

2

Filamen elevasi: datar

Nutrient Broth

Cair

PDA

Agar tegak Tusuk

Agar

Gores

Tidak bisa

Miring

Agar

dihitung

Tuang

Lempeng

Bentuk:

3

Filamen tepian filamen elevasi naik

Jamur

TSB

Cair

Tuang

Tidak ada

4.2 Pembahasan Pada percobaan inokulasi mikroorganisme menggunakan media padat dan cair ini,hal pertama yang harus dilakukan adalah mensterilkan alat-alat yang akan digunakan. Hal ini bertujuan agar pertumbuhan mikroorganisme yang akan diinokulasi tidak terkontaminasi mikroorganisme lain yang akan menganggu hasil pengamatan.Mikroorganisme memiliki ukuran yang sangat kecil dan terdapat dimana-mana sehingga kita harus menjaga kesterilan alat

dan bahan yang akan digunakan . Semua pekerjaan pada praktikum ini harus memperhatikan prosedur teknik aseptis. Alat-alat yang tahan akan pemanasan sebelum digunakan terlebih dahulu harus dipanaskan untuk menjaga kesterilannya. Ujung jarum ose dibakar diatas spiritus sampai berwarna merah membara. Untuk tabung reaksi, pemanasan hanya cukup dilakukan dengan melewatkan mulut tabung reaksi beberapa kali di atas spiritus.Kemudian, alat-alat tersebut didiamkan terlebih dahulu selama beberapa detik agar suhunya sedikit turun agar bakteri tidak mati akibat suhu yang terlalu tinggi .Apabila tidak digunakan , jarum ose harus disimpan terlebih dahulu di dalam alcohol 70% agar terhindar dari kontaminasi dan tetap dalam keadaan steril. Pada percobaan ini,kita akan mengamati Jamur dan Bakteri. Ada 3 metode inokulasi yang akan digunakan yaitu metode tusuk,tuang,dan gores.Semua metode ini bertujuan untuk mengamati koloni mikroba. Sedangkan untuk bentuk dari media yang digunakan yaitu ada 4 bentuk,diantaranya plat agar ,agar miring,agar tegak,dan media cair. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1

Kesimpulan Inokulasi adalah kegiatan pemindahan mikroorganisme baik berupa bakteri maupun jamur dari tempat atau sumber asalnya ke medium baru yang telah dibuat dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi dan aseptis. Ada 4 metode inokulasi, yaitu metode gores, metode sebar, metode tuang, dan metode tusuk. Metode gores bertujuan untuk mengisolasi, mengidentifikasi, dan memurnikan mikroorganisme . Metode sebar bertujuan untuk meremajakan mikroorganisme dan menyimpan inokulum. Metode

tuang bertujuan untuk menghitung jumlah koloni mikroorganisme dari sampel yang diinokulasi. Metode tusuk bertujuan untuk motilitas pertumbuhan mikroorganisme.Untuk bentuk bentuk media inokulasi juga ada 4 yaitu plat agar,agar tegak,agar miring,dan media cair

5.2

Saran Sebaiknya alat-alat yang hendak digunakan disterilisasi terlebih dahulu agar tidak terkontaminasi mikroorganisme lain dan praktikkan diharapkan untuk bekerja secara aseptis.

Nama : Syavitri Wulandari NPM : 2018130062 Kelas : C

I. Pembahasan 1. Pada percobaan inokulasi dari kultur cair ke Nutrient Agar media agar tegak dengan metode tusuk dihasilkan pola pertumbuhan tidak beraturan yang positif dan berwarna keruh dengan jumlah TBUD. 2. Pada percobaan inokulasi dari kultur agar lempeng ke Nutrient Agar media agar miring dengan streak method dihasilkan pola pertumbuhan koloni mikroba bentuk tidak beraturan dan berwarna keruh dengan jumlah TBUD. Hal ini menandakan bahwa media tidak steril dan berhasil ditumbuhi oleh mikroba. 3. Pada percobaan inokulasi dengan teknik tuang dihasilkan tidak ada jumlah koloni dan berwarna keruh. Hal ini disebabkan karena cara kerja yang tidak sesuai.

4. Pada percobaan inokulasi dengan teknik gores dihasilkan pola pertumbuhan tidak beraturan, tepiannya berbentuk filament, dan memiliki elevasi datar. 5. Pada percobaan inokulasi dari kultur cair ke PDA media agar lempeng dihasilkan pola pertumbuhan bentuk filament, tepiannya filament,dan elevasinya naik.

II. Kesimpulan 1. Metode inokulasi yang cocok digunakan untuk media agar miring adalah streak method, pada media agar tegak digunakan metode tusuk, pada metode agar lempeng digunakan metode tuang dan streak plate. 2. Pada media agar miring diperoleh pola tidak beraturan, pada agar tegak tidak diperoleh pola pertumbuhan,pada media agar lempeng diperoleh bentuk tidak beraturan dengan tepian filament dan elevasinya datar. 3. Pada media TSB cair tidak terbentuk koloni pada media yang disebabkan alat yang digunakan kurang steril sehingga terdapat kontaminan.

III. Saran Lebih berhati-hati saat melakukan metode inokulasi,tidak boleh sampai media terkontaminan.

Nama : Mujahinur NPM : Kelas : C

I.

Pembahasan Koloni merupakan kumpulam dari bakteri yang membentuk suatu kelompok.Bentuk koloni berbeda-beda tiap spesies dan merupakan ciri khas bagi suatu spesies tertentu.Sifat sifat diperlukan dalam menentukan identifikasi adalah suatu koloni bakteri.Dan pola pertumbuhan yang dapat ditunjukkan pada masing_masing media sebagai berikut. Pada media agar miring,petumbuhan ditunjukkan pada garis lurus inokulasi pada permukaan agar,evaluasi pertumbuhan nya antara lain

a.

Kelimpahan pertumbuhan

b.

Letak pertumbuhan nya

c.

Pigmentasi

d.

Konsistensi dan

e.

Bentuk:penampakan koloni yang tumbuh pada satu goresan lurus pada permukaan agar di nyatakan sebagai berikut:

Pada media agar cawan,karakteristik koloni yang tumbuh terpisah d engan baik dapat dievaluasi dengan ciri sebagai berikut.

a) Ukuran:pinpoint(titik sangat kecil)small (keci) b) Pigmentasi:warna koloni c) Bentuk(circular.tepian yang teratur tidak patah) d) Tepi penampakan tepian terluar koloni e) Elavasi

Pada media agar cair, evaluasi berdasarkan penyebaran dan penampakkan pertumbuhan sebagai berikut:

II.

a.

Seragam dan penyebaran yang rata

b.

Flocculant

c.

Pellicle

d.

Sediment

Kesimpulan Medium yang digunakan dalam percobaan ini antara lain medium nutrien agar tegak ( metode tusukan), medium nutrien agar miring (metode goresan), medium nutrien cair (metode adukan), dan medium nutrien agar dalam petridish (metode spread plate). Medium cair : terdapat pertumbuhan pada permukaan, tingkat kekeruhan sedang, bau pesing, dan endapan. Medium agar tegak : pertumbuhan tidak merata, sepanjang tusukan, tumbuh di bawah permukaan, bentuk koloni villous. Medium agar miring :

pertumbuhan

sedang dengan bentuk pertumbuhan pada bekas goresan berupa effuse, tipe elevasi raised, mengkilat, warna putih keruh, dan tidak berbau.

Medium cair : terdapat pertumbuhan pada permukaan, tingkat kekeruhan sedikit, bau bangkai, dan endapan (relatif lebih banyak daripada Escherichia coli). Medium agar tegak

: pertumbuhan tidak merata,

sepanjang tusukan, tumbuh di bawah permukaan, bentuk koloni rhizoid. Medium agar miring :

pertumbuhannya

lebat

dengan

bentuk

pertumbuhan pada bekas goresan berupa spreading, tipe elevasi low convex, tidak mengkilat, warna putih keruh, dan berbau busuk.

III.

Saran Pada praktikum selanjut nya diharapkan untuk pembuatan medium nya dilakukan dengan baik dan sungguh-sungguh agar dapat lebih dapat memahami.

BAB VI DAFTAR PUSTAKA

1. Pelczar, Michael J. 1998. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Universitas Indonesia Press. Jakarta. Hal.85-87 2. Pratiwi, Sylvia T. - . Mikrobiologi Farmasi. Erlangga. Jakarta. Hal.190-191

LAMPIRAN

Related Documents


More Documents from "triyono Kimung"