Praktikum Kali Ini Mengenai Pengolahan Limbah Cair Secara Biologi Aerobik.docx

  • Uploaded by: Avielia Putri W.
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Praktikum Kali Ini Mengenai Pengolahan Limbah Cair Secara Biologi Aerobik.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 579
  • Pages: 3
Praktikum kali ini mengenai Pengolahan Limbah cair secara biologi Aerobik, yang bertujuan untuk menentukan dan membandingkan kadar BOD dan COD pada influent dan effluent air limbah. Air limbah diambil dari Limbah Laboratorium Kimia Dasar Politeknik Negeri Malang dengna metode aerasi. Air limbah yang digunakan termasuk air limbah domestic. Air limbah domestik adalah air limbah yang berasal dari usaha atau kegiatan pemukiman, rumah makan, perkantoran, laboratorium dan asrama atau apartemen ( keputusan Menteri Lingkungan Hidup no 122 Tahun 2003). Air limbah domestic kira-kira mengandung 99,9% air dan 1% zat padat. Zat padat yang ada terbagi dari kurang lebih 70% zat organic dan sisanya 30% zat anorganik terutama garam-garaman dan logam. Limb domestik mencakup seluruh limbah rumah tangga termasuk limbah sejumlah industri kecil. Pengolahan air limbah secara biologi adalah pengolahan air limbah dengan memanfaatkan mikroorganisme, mikroorganisme ini dimanfaatkan untuk menguraikan bahan-bahan organik yang terkandung dalam air limbah menjadi bahan yang lebih sederhana dan tidak berbahaya. Dengan adanya oksigen, mikroba aerob akan mengoksidasi senyawa organik membentuk sel-sel baru dan bentuk yang lebih stabildisamping menghasilkan CO2, NH3, H2O. Secara Aerob: Senyawa organic + Mikroba + O2 → CO2, NH3, H2O + sel baru Bakteri aerob merupakan kelompok bakteri yang mutlak memerlukan oksigen bebas untuk proses metabolismenya. Dengan tersedianya oksigen yang mencukupi selama proses biologi, maka bakteri-bakteri tersebut dapat bekerja dengan optimal. Hal ini akan bermanfaat dalam penurunan konsentrasi zat organik didalam limbah cair. Selain diperlukan untuk proses metabolisme bakteri aerob. Kehadiran oksigen juga bermanfaat untuk proses oksidasi senyawa-senyawa kimia di dalam limbah cair serta untuk menghilangkan bau. Proses aerasi yang digunakan pada percobaan pengolahan air limbah yaitu menggunakan proses pengolahan secara biologi dengan memanfaatkan bakteri aerob. Perlakuan aerasi juga dapat menurunkan nilai BOD, COD karena dalam pemberian oksigen ke dalam limbah cair akan dapat memenuhi kebutuhan oksigen oleh ,ikroorganisme pengurai yang ada di dalam limbah cair dan kebutuhan oksigen untuk oksidasi bahan-bahan kimia yang ada dalam limbah cair, jadi proses aerasi dapat meningkatkan kualitas limbah kea rah yang lebih baik (Utami dkk, 2007).

Pemeriksaan BOD dalam air limbah didasarkan atas reaksi oksidasi zat-zat organic dengan oksigen dalam air, dimana proses tersebut dapat berlangsung karena ada sejumlah bakteri. BOD adalah kebutuhan oksigen bagi sejumlah bakteri untuk menguraikan (mengoksidasi) semua zat-zat organic dengan oksigen yang terlarut maupun sebagai tersuspensi dalam air menjadi bahan organik yang lebih sederhana. Penguraian zat-zat organic ini terjadi secara alami, aktifnya bakteri-bakteri menguraikan bahan-bahan organik bersamaan dengan habis pula terkomsumsi oksigen.

Lanjutan Metode analisa COD menggunakan metode refluks dengan hot plate. Adapun keuntungan menggunakan metode refluks antara lain: 1. Daya oksidasinya lebih kuat dibandingkan dengan zat pengoksidasi yang lainnya. Secara teoritis metode ini dapat mengoksidasi senyawa organik 2. Dapat digunakan untuk bermacam-macam sampel air 3. Pengerjaannya mudah

Faktor yang mempengaruhi proses aerobik antara lain: 1. Temperatur Laju oksidasi biologis merupakan fungsi dari temperatur. Berbagai spesies mikroba mempunyai temperatur optimum untuk hidup dan mensintetis sel. 2. Perbandingan nutrisi mikroorganisme Perbandingan ini meliputi massa komponen bioorganic (substrat) yang ditambahkan pada aerasi per hari dalam hubungannya dengan kandungan massa mikroorganisme dalam aerasi. Perbandingan ini mewakili massa dari BOD per hari per massa mikroba dalam unit pengolahan. 3. pH

pH influent memiliki dampak signifikan pada pengolahan limbah cair. Optimum pH untuk pertumbuhan mikroba diantara 6,5 – 7,5. Respon pada pH berpengaruh dalam perubahan aktivitas enzim. 4. Sumber karbon dan energy 5. Kebutuhan Oksigen Pada pengolahan limbah secara aerobic, mikroba membutuhkan oksigen untuk mendegradasi bahan organik. JIka oksigen yang tersedia kurang, maka mikroba juga tidak dapat bekerja maksimal untuk mendegradasi bahan organik yang terkandung dalam limbah.

Related Documents


More Documents from "Anonymous GKamJw1U"