Class Note.docx

  • Uploaded by: Avielia Putri W.
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Class Note.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,699
  • Pages: 20
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM PENGOLAHAN LIMBAH

KELOMPOK 2 NAMA ANGGOTA : ANANDA YAYANG IMELDA

( 1731410026 )

BETY CHARISKA A.A

( 1731410023 )

DARWAN ACHMAD RIZAL

( 1731410016 )

FANNI AULIA N.A

( 1731410043 )

MIFTACHUL ULUM

( 1731410028 )

SYAFNIAR AULYA R.M

( 1731410132 )

2E D3 TEKNIK KIMIA POLITEKNIK NEGERI MALANG 2019

1. Tujuan Percobaan a. Mengetahui pengaruh starter bakteri terhadap media. b. Mengetahui pengembangbiakan bakteri dengan metode batch/kontinyu. c. Memahami dengan benar analisa BOD dengan metode titrasi 2. Dasar Teori Limbah adalah buangan yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomi dan dapat merusak lingkungan itu sendiri. Bila ditinjau secara kimiawi, limbah digolongkan atas limbah organik dan limbah anorganik. Pengolahan limbah secara mikrobiologis telah diterapkan dengan luas terutama terhadap limbah cair yang berasal dari buangan industri dan rumah tangga dan lain-lain. Limbah industri adalah hasil samping dari kegiatan suatu industri yang dibuang karena sulit diproses ataupun jika diproses kembali maka biaya operasionalnya menjadi tidak ekonomis. Limbah cair bersumber dari aktivitas-aktivitas manusia (human sources) dan aktivitas alam (natural sources). a. Aktivitas manusia (Human Sources) Beberapa jenis aktivitas manusia yang menghasilkan limbah cair adalah aktivitas dalam bidang rumah tangga, perkantoran, perdagangan, perindustrian, dan pelayanan jasa. Aktivitas dalam bidang perindustrian juga sangat bervariasi. Variasi kegiatan bidang perindustrian dipengaruhi oleh faktor jenis bahan baku yang diolah/ diproses, jenis bahan jadi yang dihasilkan, kapasitas produksi, teknik/jenis proses produksi yang diterapkan, dan sebagainya.Berikut beberapa jenis industri yang menghasilkan limbah cair. b. Natural Sources Hujan merupakan aktivitas alam yang menghasilkan limbah cair yang disebut air larian. Air hujan yang mengalir di atas permukaan tanah akan menjadi air

permukaan yang dapat masuk ke saluran limbah cair rumah tangga, sebagai air luapan. Proses pengolahan air limbah secara mikrobiologis aerob adalah pemanfaatan aktivitas mikroba aerob dalam kondisi aerob untuk menguraikan zat organik yang terdapat dalam air limbah menjadi zat inorganik yang stabil dan tidak memberikan dampak pencemaran terhadap lingkungan. Mikroba aerob ini sebenarnya sudah terdapat di alam dalam jumlah yang tidak terbatas dan selalu diperoleh dengan sangat mudah. Dalam kapasitas yang terbatas, alam sendiri sudah mampu menetralisir zat organik yang ada dalam limbah. Namun, dalam kuantitas limbah yang sangat banyak diproduksi sebagai hasil sampingan dari sekian banyak industri, perlu diadakan usaha pengolahan limbah untuk menjaga kelestarian alam di samping mendapatkan produk baru yang mempunyai nilai yang ekonomis. Mikroba aerob yang berperan dalam proses mikrobiologis aerob antara lain : 1. Bakteri Dalam air dan penanganan air limbah bakteri penting karena kultur bakteri dapat digunakan untuk menghilangkan bahan organik dan mineral-mineral yang tidak diinginkan dari air limbah. Kebanyakan bakteri adalah kemoheterotrofik yaitu menggunakan bahan organik sebagai sumber energi dan karbon. Beberapa spesies mengoksidasi senyawa-senyawa anorganik tereduksi seperti NH untuk energi dan menggunakan CO2 sebagai sumber karbon. Bakteri kemoheterotrofik merupakan bakteri terpenting dalam pengolahan air limbah karena bakteri ini akan memecah bahan-bahan organik, mengoksidasi amoniak nitrogen menjadi nitrogen nitrat terutama oleh bakteri nitrifikasi. Bagian reaktif dari sel bakteri adalah membran sitoplasmik. Semua bahan organik atau anorganik yang akan dimetabolisme oleh sel harus melalui membran. Mekanisme transport dari sebagian besar molekul yang melalui membran diduga disebabkan karena reaksi-reaksi dengan sistem enzim spesifik yang disebut permease. Molekul-molekul yang tidak mempunyai sistem permease tidak dapat memasuki sel dan oleh karenanya tidak dimetabolisme. Hal ini menjelaskan

bahwa bakteri menggunakan nutrien secara selektif dan alasan mengapa diperlukan kultur campuran dalam penanganan air limbah. Jenis-jenis

bakteri yang berperan penting dalam penguraian limbah organik

secara aerob antara lain: Zooglea ramigera, Escherichia coli, Alcaligenes sp, Bacillus sp, Corynebacterium sp, Nocardia sp. 2. Kapang / Jamur Kapang adalah mikroorganisme nonfotosintetik, bersel jamak, aerob, bercabang, berfilamen yang memetabolisme makanan yang tidak terlarut. Komposisi sel kapang dapat dinyatakan secara empiris dengan C-10H17O6N. Kapang tidak aktif dalam proses anaerob. Karena sel kapang berisi lebih sedikit nitrogen dari ada sel bakteri, kapang akan berkompetisi lebih baik dalam limbah yang mempunyai kadar nitrogen yang rendah daripada yang dibutuhkan untuk sintesis bakteri. Sifat filamen dari kapang membuat organisme ini kurang diinginkan dalam unit penanganan limbah secara biologis karena tidak mengendap dengan baik. 3. Protozoa Protozoa yang ditemukan dalam sistem penanganan aerobik termasuk flagelata, ciliata yang bebas bergerak dan ciliata batang yang terikat pada partikel padatan. Protozoa penting dalam penanganan limbah karena organisme ini akan memakan bakteri sehingga jumlah sel bakteri yang ada tidak berlebihan. Di samping itu, protozoa akan mengurangi bahan organik yang tidak dimetabolisme dalam sistem penanganan dan membantu menghasilkan efluen dengan mutu yang lebih tinggi dan jernih.Unit lumpur aktif yang bebas dari protozoa menghasilkan efluen yang lebih keruh. Kekeruhan ini disebabkan oleh adanya sejumlah besar bakteri yang terdispersi. Sebagai hasilnaya, BOD dan padatan yang tidak terendapkan dari efluen tinggi. Penambahan protozoa ciliata akan meningkatkan mutu efluen dan menurunkan jumlah bakteri. 4. Ganggang Komposisi sel ganggang dapat dinyatakan dengan C106H180O45N16P. Dalam proses penguraian limbah secara mikrobiologis, ganggang bersimbiosis dengan

bakteri, dimana ganggang memperoleh energi dari sinar matahari dan menggunakan bahan anorganik. BOD ( Biochemical Oxygen Demand ) adalah ukuran kandungan bahan organik dalam limbah cair. BOD ditentukan dengan mengukur jumlah oksigen yang diserap oleh sampel limbah cair akibat adanya mikroorganisme selama satuperiode waktu tertentu, biasanya lima hari, pada satu temperatur tertentu, umunya 200C. BOD merupakan ukuran utama kekuatan suatu limbah. BOD juga merupakan petunjuk dari pengaruh yang diperkirakan terjadi pada badan air penerima berkaitan dengan pengurangan kandungan oksigennya. Secar umum, derjat pengolahan yang dicapai oleh bangunan pengolahan harus sipilih sedemikian rupa sehingga BOD efluent tidak akan menurunkan derajat kandungan oksigen sampai tingkat tertentu pada badan air penerima agar badan air dapat tetap berfungsi sesuai peruntukannya. COD ( Chemical Oxygen Demand ) merupakan ukuran persyratan kebutuhan oksidasi sampel yang beada pada kondisi tertentu, yang ditentukan dengan menggunakan suatu oksidan kimiawi. Pada suatu sistem tertentu terdapat hubungan COD dengan BOD, tetapi bervariasi antara yang satu dengan yang lain.

3. Alat dan Bahan A. Pengolahan Aerobik Peralatan 1. Bak Plastik atau Reaktor Aerated Fixed Film Biofilter (AF2B) 2. Bak Penampung 3. Selang plastik 4. Pompa 5. Kompressor dan Difusser Bahan 1. Air limbah 2. Starter bakteri Tricoderma Basilus 3. Bahan kimia untuk analisis kadar BOD, COD dan kekeruhan B. Analisa BOD dengan Metode Titrasi WINKLER Alat yang digunakan: 1. Botol Winkler 2. Pipet 3. Labu Ukur Bahan yang digunakan: 1. 2. 3. 4. 5. 6.

Air pengencer Larutan standar Natrium tiosulfat 0,1 N Larutan pereaksi alkali-iodida Mangan (II) Sulfat Larutan H2SO4 Larutan Amilum

4. Prosedur Percobaan Langkah KerjaPengolahan Aerobik a. Siapkan seperangkat peralatan percobaan yang terdiri dari beaker glass ukuran 1 liter atau atau bak plastik ukuran 5 liter atau reaktor AF2B ( sebagai reaktor aerobic), kompresor beserta flowmeter nya. b. Masukkan air limbah tertentu sebanyak 750 mL atau 2 liter sebagai sampel (sesuai saran pembimbing) ke dalam reaktor aerobik c. Ukur konsentrasi BOD 5 atau COD dan turbidity awal dari sampel sbelum masuk reaktor dengan peralatan dan metode yang sesuai d. Masukkan kultur/ isolate bakteri tertentu (sesuai saran pembimbing) dalam jumlah mg tertentu (sesuai saran pembimbing sebagai variabel percobaan )serta nutrisi e. Alirkan udara dari kompresor pada rate alir tertentu (sebagai variabel percobaan) dengan mengatur besarnya bukaan vave f. Amati proses yang terjadi dalam reaktor aerobi g. Ambil sampel air limbah dari reaktor aerobic atau effluent reaktor AF2B unuk setiap periode waktu tertentu h. Lakukan analisa konsentrasi BOD5, COD dan turbdity air limbah akhir dan lanjutan dengan mencatat hasil analisa sebagai data percobaan . i. Ulangi percobaan pada pada point (a) hingga (h) dengan mengatur perubahan besarnya flowrate umpan, flowrate udara dan waktu pengambilan sampel. j. Hentikan percobaan dengan cara mematikan kompressor k. Mengakhiri percobaan dengan cara membersihkan peralatan dan mengembalikan peralatan pada tempat semula.

Langkah KerjaAnalisa BOD dengan Metode Titrasi WINKLER Menetralkan sampel sampai pada pH 7 menggunakan asam atau basa

Mengencerkan sampel menggunakan air pengencer

Menambahkan 2 mL larutan mangan (II) sulfat

Menambahkan 2 mL larutan alkali iodida lalu mengocok sampai bercampur homogen

Membiarkan gumpalan endapan mengendap selama 10 menit lalu mengeluarkan larutan yang jernih sebanyak 100 mL dan dipindahkan ke erlenmeyer

Menambahkan 2 ml H2SO4 pekat pada sisa larutan yang mengendap dalam botol Winkler

Menggoyangkan botol sampai semua endapan terlarut kemudian tuangkan ke dalam erlenmeyer 500 mL

Menitrasi dengan larutan tiosulfat 0,025N sampai timbul warna coklat muda

Menambahkan indikator kanji 2 mL sampai timbul warna biru. Kemudian titrasi dengan tiosulfat sampai warna biru hilang

Melakukan pengulangan untuk keakuratan data titrasi

5. Data Pengamatan Air limbah jerami Starter Tricoderma Basilus Larutan Mn Larutan alkali Larutan H2SO4 Larutan amilum Pengencer Titran

:5L : 5 mL : 2 mL : 2 mL : 2 mL : 3 tetes : Air pengencer : Larutan tiosulfat

Titrasi a. Tanpa inkubasi Titik akhir titrasi blanko ( air pengencer ) Titik akhir titrasi air pengencer + limbah b. Dengan inkubasi Titik akhir titrasi blanko ( air pengencer ) Titik akhir titrasi air pengencer + limbah

: 7,8 mL : 140 mL : 7,8 mL : 140 mL

6. Pembahasan Pembahasan (Darwan Achmad Rizal / 1731410016) Dalam percobaan pengolahan limbah aerobik ini dibutuhkan starter bakteri yang dapat berkembang biak dengan adanya kebutuhan dari oksigen ( O2 ). Salah satu bakteri yang digunakan ialah Tricoderma Bacilus yang mana dapat berkembang biak jika diberi proses aerasi atau penambahan kadar oksigen. Dalam hal ini maka diperlukan juga media yang banyak mengandung selulosa karena diharapkan bakteri aerob tersebut mampu memecah rantai polimer dari selulosa yang akan membentuk monomer sehingga dapat digunakan untuk mengembangbiakkan starter bakteri yang telah di berikan (Tricoderma Bacilus). Dalam percobaan pengelohan limbah hal pertama yang perlu diperhatikan yaitu menyiapkan peralatan yang dibutuhkan, disini percobaan digunakan alat dengan sistem batch karena dapat diharapkan dengan proses batch waktu yang digunakan juga lebih efisien. Aerator juga digunakan untuk memberikan kebutuhan Tricoderma Bacilus yang mana sebagai starter percobaan saat ini. Air limbah yang digunakan berupa air jerami yang kaya akan selulosa dengan ukuran 5 liter dan dimasukkan ke dalam reaktor beserta starter sebanyak 5ml. Diberikan aerasi ke dalam reaktor juga dengan rate alir tertentu. Setelah diberi aerasi maka langkah selanjutnya yakni mengamati perubahan apa saja yang terjadi. Untuk pengambilan sample dalam percobaan ini dibutuhkan waktu kurang lebih selama 1 jam agar dapat diukur BOD dari sample dan blanko tersebut dan juga untuk proses inkubasi. Untuk pengambilan sample dan blanko dibutuhkan 2 contoh tiap masing masingnya, bila pH dari sample kurang atau lebih dari 7 maka di beri larutan asam atau basa. Untuk mengencerkan sample menggunakan air pengencer dan perbandingannya bila 1ml sample dengan 999ml air pengencer maka dapat disimpulkan bahwa telah terjadi pengenceran sebanyak 1000 kali. Dalam

percobaan ini digunakan pengenceran sebesar 10 kali yang mana dari 100ml sample di beri pengencer 900ml menjadi 1000ml larutan campuran. Diberikan 2ml Mangan (II) sulfat dan larutan alkali iodida lalu dikocok hingga homogen. Terjadinya gumpalan endapan yang akan ditunggu kurang lebih selama 15 menit, lalu ditambahankan 2ml H2SO4 ( asam sulfat ) pekat pada sisa larutan yang mengendap tersebut ke dalam botol winkler. Digoyangkan botol tersebut hingga endapan tercampur kemudian di tuang kedalam erlenmeyer sebesar 500mL sebagai titran nya digunakan larutan Natrium Tiosulfat dengan konsentrasi 0,025N hingga timbul warna coklat muda. Selanjutnya menambahkan larutan amilum sebanyak 3 tetes sebagai indikator tritasi hingga timbul berwarna biru kemudian di titrasi hingga warna biru tersebut menghilang. Dari percobaan titrasi BOD tersebut didapat data titrasi tanpa inkubasi yakni dengan blanko sebanyak 7,8 mL sebaliknya air pengencer dan limbah sebesar 140mL. Hal tersebut berlaku juga dengan inkubasi karena pH dari larutan masih sama yakni sebesar 7 atau netral.

PEMBAHASAN : BETY CHARISKA A.A / 1731410023

Pada praktikum kali ini denga menggunakan limbah dari jerami. Jerami padi (Oryza sativa) memiliki kandungan selulosa yang cukup tinggi. Jerami padi merupakan bahan lignoselulosa yang tersedia dalam jumlah besar dan belum dimanfaatkan secara optimal di Indonesia. Jerami padi mengandung 37,71% selulosa; 21,99% hemiselulosa; dan 16,62% lignin. Tujuan dari praktikum kali ini yaitu untuk mengubah limbah cair jerami menjadi air yang dapat digunakan untuk keperluan sehari-hari.Untuk alatnya sendiri kita menggunkan sistem secara batch.Proses tidak kontinyu (batch)atau disebut dengan tumpak merupakan suatu sistem proses dimana selama proses berlangsung tidak ada masukkan (input) maupun keluaran (output).Sedangkan proses dengan sistem kontinyu atau sinambung merupakan suatu sistem proses dimana selama proses berlangsung terdapat masukkan dan keluaran.Pada reactor juga dipasang spoons untuk media tumbuhnya bakteri. Air limbah dimasukkan ke reacktor aerobik.Lalu ditambah dengan bantuan starter Tricoderma Basilus. Starter ini yang berperan untuk menyerap kotoran-kotoran pada limbah jerami.Karena pada dasarnya mikroorganisme ini dapat membantu penyerapan selulosa pada limbah cair tersebut. Lamanya waktu tinggal limbah cair jerami ini juga berpengaruh karena menggunakan sistem batch. Setelah sampel didiamkan lalu diambil beberapa mL untuk diuji menggunakan BOD dan COD. Untuk praktikum ini digunakan analisa BOD. BOD merupakan parameter yang umum dipakai untuk menentukan tingkat pencemaran bahan organik pada air limbah. Pemeriksaan BOD diperlukan untuk menentukan beban pencemaran akibat air buangan dan untuk mendesain sistem pengolahan secara biologis. Mengambil 4 sampel yang 2 dari proses pengolahan limbah dan satunya yaitu sampel yang berupa air pengencer. Untuk sampel hasil pengolahan limbah dan air pengencer ditritasi terlebih dahulu dan untuk sisanya dilakukan inkubasi sebelum melakukan titrasi. Prinsip analisa BOD sama dengan penganalisaan Oksigen Terlarut salah satunya adalah metode winkler. Prinsipnya dengan menggunakan titrasi iodometri. Sampel yang akan dianalisis terlebih dahulu ditambahkan larutan

MnCl2 dan NaOH-KI,

sehingga

akan

terjadi

endapan

MnO2.

Dengan

menambahkan H2SO4 atau HCl maka endapan yang terjadi akan larut kembali dan juga akan membebaskan molekul iodium (I2) yang ekivalen dengan oksigen terlarut. Iodium yang dibebaskan ini selanjutnya dititrasi denganlarutan standar natrium tiosulfat (Na2S203) dan menggunakan indikator larutan amilum (kanji). Reaksi kimia yang terjadi dapat dirumuskan : MnCI2 + NaOH à Mn(OH)2 + 2 NaCI 2 Mn(OH)2 + O2 à 2 MnO2 + 2 H2O MnO2 + 2 KI + 2 H2O à Mn(OH)2 + I2 + 2 KOH I2 + 2 Na2S2O3 à Na2S4O6 + 2 NaI Pengujian BOD menggunakan metode Winkler-Alkali iodida azida, adalah penetapan BOD yang dilakukan dengan cara mengukur berkurangnya kadar oksigen terlarut dalam sampel yang disimpan dalam botol tertutup rapat, diinkubasi selama 5 hari pada temperatur kamar, dalam metode Winkler digunakan larutan pengencer MgSO4, FeCl3, CaCl2 dan buffer fosfat. Kemudian dilanjutkan dengan metode Alkali iodida azida yaitu dengan cara titrasi, dalam penetapan kadar oksigen terlarut digunakan pereaksi MnSO4, H2SO4, dan alkali iodida azida. Sampel dititrasi dengan natrium thiosulfat memakai indikator amilum. Kelebihan Metode Winkler dalam menganalisa BOD melalui penganalisaan oksigen terlarut (DO) terlebih dahulu adalah metoda Winkler lebih analitis, teliti dan akurat apabila dibandingkan dengan cara alat DO meter. Hal yang perlu diperhatikan dala titrasi iodometri ialah penentuan titik akhir titrasinya, standarisasi larutan tio dan penambahan indikator amilumnya. Dengan mengikuti prosedur yang tepat dan standarisasi tio secara analitis, akan diperoleh hasil penentuan oksigen terlarut yang lebih akurat.

NAMA

: SYAFNIAR AULIYA REZA MARISMA

NIM

: 1731410132

Pada praktikum limbah kali ini kita melakukan dengan percobaan dengan judul Pengolahan Aerobik. Pada pengolahan aerobik ini diikuti dengan percobaan dengan judul Analisa BOD dengan Metode Titrasi Winkler. Pada praktikum kali ini menggunakan bahan air limbah, starter Tricoderma Basilus, air pengencer, Larutan Mangan, Larutan H2SO4 dan kertas indikator pH. Disini air limbah yang digunakan yaitu air limbah jerami. Air limbah jerami yang digunakan sebanyak 5L, kemudian starter yang digunakan yaitu Tricoderma Basilus. Penggunaan starter yang digunakan dalam praktikum kali ini yaitu setiap 1 mL untuk setiap 1 L limbah, karena limbah yang digunakan sebanyak 5 L maka starter yang digunakan sebanyak 5 mL. Air limbah jerami mengandung banyak sekali selulase, maka starter yang digunakan harus yang juga mengandung banyak selulase, maka starter yang kami pilih yaitu Tricoderma Basilus. Starter ini merupakan tipe jenis bakteri yang bersifat aerobik yaitu tipe jenis bakteri yang hanya hidup apabila ada oksigen. Untuk alat yang digunakan berupa reaktor, bak plastik, selang plastik, pompa dan, kompressor, busa, botol winkler, pipet, dan labu ukur. Untuk reaktor yang digunakan pada tipe kali ini yaitu tipe reaktor batch. Setelah menyiapkan semua alat dan bahan, maka busa ditaruh di reaktor batch, kemudian tuangkan air limbah sebanyak 5 L ke dalam reaktor batch. Sebelum masuk ke proses selanjutnya, limbah tersebut di cek kadar pH nya menggunakan kertas indikator pH. Setelah dicek ternyata pH yang dihasilkan yaitu 7. Setelah itu hubungkan pipa dengan kompresor, setelah itu taruh pipa ke dalam reaktor batch yang ada air limbah yang ada sebelumnya. Fungsi nya yaitu untuk mengaerasi air limbah yang ada di dalam reaktor tipe batch tersebut. Aerasi tersebut berfungsi untuk menambah kadar oksigen di dalam air limbah tersebut.. Proses aerasi tersebut dilakukan selama 30 menit. Setelah 30 menit berjalan starter Tricoderma Basilus sebanyak 5 mL menggunakan pipet ukur 5 mL. Setelah itu tunggu selama 1 jam untuk menunggu hasil reaksi yang diinginkan. Kemudian setelah 1 jam roses, di cek kembali kadar pH limbah tersebut menggunakan kertas indikator pH. Setelah dicek ternyata pH yang dihasilkan oleh limbah tersebut yaitu 7. Setelah proses selama 1 jam agar bakteri tersebut bereaksi telah selesai, maka sampel yang diambil sebanyak 200 mL. Setelah itu sampel tersebut diecerkan sebanyak 10 kali, jadi kita membutuhka sampel sebayak 100 mL dan air pengencer sebanyak 900 mL Setelah itu sampel yang sudah diencerkan tersebut dimasukkan ke dalam botol winkler. Botol winkler disiapkan sebanyak 4 buah. 2 buah botol winkler diiisi sampel yang sudah diencerkan masing-masing 50 mL. Kemudian 2 buah botol winkler yang lain diisi dengan air pengencer masingmasing sebanyak 50 mL.

Untuk 1 botol winkler isi air pengencer dan 1 botol winkler isi sampel yang telah diencerkan diinkubasi selama 1 minggu di inkubator, sedangkan 2 sisa botol winkler yang lain di titrasi. Untuk titran yang digunakan yaitu larutan natrium tiosulfat, sedangkan untuk titrat, titrat pertama berupa air pengencer ditambahkan larutan mangan sebanyak 2 mL, kemudian ditambahkan larutan alkali sebanyak 2 mL, kemudian dikocok hingga homogen, setelah itu ditunggu agar terjadi pengendap, setelah mengendap, dipsahkan antara larutan yang mengendap dengan tidak, yang tidak mengendap diambil, kemudian yang mengendap ditambahkan dengan larutan H2SO4 sebanyak 2 mL, setelah itu larutan yang tadi bening atau tidak mengendap dicampurkan lagi, setelah itu titrat dititrasi menggunakan larutan natrium tiosulfat, dari praktikum yang kami lakukan titik akhir titrasi dicapai saat 7,8 mL. Titran berubah menjadi warna coklat muda. Setelah itu titran ditambahkan larutan amilum sebanyak 2 mL, kemudian di titrasi lagi sampai berubah menjadi warna biru. Titik air titrasi yang dicapai yaitu 140 mL. Perlakuan untuk titran air sampel yang sudah diencerkan juga dilakukan sama persis dengan titran yang berupa air pengencer. Untuk titik akhir titrasi yang pertama yaitu ... mL, sedangan titik akhir titrasi yang kedua yaitu... mL

Pembahasan (Ananda Yayang Imelda / 1731410026) Pada praktikum kali ini dilakukan percobaan mengenai pengolahan limbah dengan metode biologi (menggunakan mikroorganisme). Dalam praktikum ini, limbah yang digunakan yaitu limbah cair jerami, dimana limbah cair jerami ini memiliki kandungan selulosa yang cukup tinggi. Bakteri yang digunakan untuk percobaan ini yaitu Tricoderma Bacilus yang mana bakteri ini dapat berkembang biak jika diberi proses aerasi atau penambahan kadar oksigen. Untuk alatnya kita menggunakan sistem batch. Proses batch merupakan suatu sistem proses dimana selama proses berlangsung tidak ada masukkan (input) maupun keluaran (output).

Penggunaan sistem batch ini dipilih karena diharapkan dengan proses batch waktu yang digunakan dapat lebih efisien. Dalam percobaan ini, hal pertama yang harus dilakukan yaitu menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Selanjutnya yaitu memasang aerator. Aerator disini digunakan untuk memberikan kebutuhan Tricoderma Bacilus yang mana sebagai starter percobaan saat ini. Air limbah yang digunakan berupa air jerami yang kaya akan selulosa dengan ukuran 5 liter dan dimasukkan ke dalam reaktor beserta starter sebanyak 5ml. Aerasi diberikan ke dalam reactor, selanjutnya perubahan yang terjadi diamati dan dicatat.Untuk pengambilan sample dalam percobaan ini dibutuhkan waktu kurang lebih selama 1 jam agar dapat diukur BOD dari sample dan blanko tersebut dan juga untuk proses inkubasi. Untuk pengambilan sample dan blanko dibutuhkan 2 contoh tiap masing masing-nya, bila pH dari sample kurang atau lebih dari 7 maka di beri larutan asam atau basa. Dalam praktikum ini digunakan analisa BOD. Analisa BOD sendiri merupakan parameter yang umum dipakai untuk menentukan tingkat pencemaran bahan organik pada air limbah. Pemeriksaan BOD diperlukan untuk menentukan beban pencemaran akibat air buangan dan untuk mendesain sistem pengolahan secara biologis.

Untuk Analisa ini, sampel harus diencerkan terlebih dahulu menggunakan air pengencer. Dalam percobaan ini digunakan pengenceran sebesar 10 kali yang mana dari 100ml sample di beri pengencer 900ml menjadi 1000ml larutan campuran. Setelah Analisa BOD dilakukan didapatkan hasil data titrasi tanpa

inkubasi yakni dengan blanko sebanyak 7,8 mL sebaliknya air pengencer dan limbah sebesar 140mL. Hal tersebut berlaku juga dengan inkubasi karena pH dari larutan masih sama yakni sebesar 7 atau netral.

Pembahasan Fanni Aulia Nur Annisa (1731410043) Pada praktikum ini kita melakukan percobaan yang berjudul pengolahan limbah secara aerobik. Tujuan dari praktikum ini yaitu dapat mengolah limbah agar bias member efek yang baik bagi lingkungan sekitar atau agar dapat diolah kembali. Pengolahan limbah ini membutuhkan bantuan dari mikroorganisme yang bersifat aerob (mikroorganisme yang dapat hidup jika ada oksigen). Dalam praktikum ini kita menggunakan starter Tricodermabacillus. Langkah awal dalam melakukan percobaan ini yaitu mempersiapkan alat yang akan digunakan ,dipraktikum ini kita menggunakan reactor batch, kemudian memasukkan 5L air limbah jerami ke dalam reactor batch setelah itu tambahkan 5 mL starter Tricodermabacillus ke dalam air limbah tersebut. Setelah itu, masukkan busa ke dalam reaktor, fungsi dari busa tersebut adalah untuk menahan mikroorganisme yang sudah berperan dalam penjernihan air limbah tersebut agar tidak bercampur dengan limbah yang sudah dijernihkan. Selanjutnya, menunggu sekitar ±1 jam agar proses pengolahan limbah berjalan dengan baik. Kemudian ambil sampel untuk dilihat nilai pH nya, jika pH tepat di 7 maka sampel bias dilanjutkan ke proses selanjutnya. Nilai pH yang kami peroleh tepat di angka 7, sehingga kami bias melakukan titrasi. Sebelum titrasi, sampel tersebut diencerkan menggunakan larutan pengencer,setalah itu menambahkan mangan (II) sulfat sebanyak 2mL ,lalu tambahkan 2mL alkali-iodida dan di kocok hingga homogen, kemudian tunggu hingga terbentuk 2 lapisan. Setelah itu, ambil larutan yang jernih dan ditaruh di dalam Erlenmeyer lain, kemudian tambahkan 2 mL H2SO4 pada sisa larutan yang mengendap lalu kocok hingga terlarut. Iodin yang terbentuk kemudian dititrasi menggunakan larutan tiosulfat hingga berwarna biru, selanjutnya tambah kan indicator kanji atau amilum sebanyak 2mL dan dititrasi hingga warna biru nya menghilang. Dalam analisa BOD dengan metode titrasi Winkler dibagi menjadi 2 yaitu titrasi yang tanpa diinkubasi dan dengan diinkubasi. Titrasi yang tanpa inkubasi dibagi lagi menjadi 2 yaitu titrasi blanko dan titrasi air pengencer + limbah. Untuk titrasi blanko membutuhkan 7,8 mL larutan tiosulfat untuk mencapai titik akhir titrasinya.

Lampiran

b. Limbah sebelum di aerasi

c. Perbedaan limbah setelah di masukkan stater

e. Blanko setelah di titrasi

a. Limbah saat dimasukkan starter

d. Blanko saat di masukkan larutan amilum

Related Documents

Class
December 2019 41
Class
November 2019 48
Class
November 2019 43
Class
June 2020 25
Vocabulary Class
June 2020 0

More Documents from ""