Ppt Pak Sani Fix.pptx

  • Uploaded by: Justitia alfian
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Ppt Pak Sani Fix.pptx as PDF for free.

More details

  • Words: 827
  • Pages: 7
KONSEP KESEHATAN PADA LANSIA

DI SUSUN OLEH : Arif Fjar Santoso P16169 Ellin Ramadhaning P16181 Islami Bela Pertiwi P16192 Justitia Alfian P15183 Laily Choirunisa Rizki K P16194 Mutiara Arum Setyawati P16198 Nurul Azizah P16201 Rika Nur Hidayah P16205 Yana Wahyu Ananda P16215

Konsep Kesehatan pada Lansia dan Perkembangannya Perubahan fisik Meliputi perubahan tingkat sel sampai kesemua organ tubuh diantaranya sistem pernafasan, pendengaran, peglihatan, kardiovaskuler, muskuloskeletal, endokrin dan integrumen. Perubahan kondisi mental Pada umumnya lanjut usia mengalami penurunan fungsi kognitif dan psikomotor. Perubahanperubahan ini eratb kaitannya dengan perubahan fisik. Keadaan kesehatan, tingkat pendidikan dan pengetahuan serta situasi lingkungan. Perubahan psikososial Masalah-masalah ini serta reaksi individu terhadapnya akan sangat beraga, tergantung pada kepribadian ndividu yang bersangkutan. Pada saat ini orang yang telah menjalani kehidupannya dengan bekerja mendadak diharapkan untuk menyesuaikan dirinya dengan masa pensiun. Perubahan kognitif Kemunduran umumnya terjadi ada tugas-tugas yang membutuhkan kecepatan dan tugas yang membutuhkan memori yangka pendek Kemampuan verbal dalam bidang kosa kata akan menetap apabila tidak terkena penyakit Perubahan spiritual Agama atau kepercayaannya makin terintegrasi dalam kehidupannya Lanjut usia berarti matur dalam kehidupan keagamaannya. Hal ini terlihat dari berfikir dan bertindak sehari-hari Perkembangan spiritual pada usia 70 tahun adalah perkembangan yang dicapai pada tingkat ini adalah berfikir dan bertindak dengan cara memberikan contoh cara mencintai dan keadilan.

Geriatri dan Gerontologi Geriatri Merupakan salah satu cabang dari gerontologi dan medis yang mempelajari khusus aspek kesehatan dari usia lanjut, baik yang ditinjau dari segi promotif, preventif, kuratif, maupun rehabilitasi yang mencakup kesehatan badani, jiwa dan sosial, serta penyakit cacat. Jadi geriatri adalah bagian ilmu kedokteran yang mempelajari tentang pencegahan penyakit dan kekurangannya pada lanjut usia. (Abdul, 2016) Menurut Abdul Muhith (2016) tujuan geriatri adalah : Mempertahankan derajat kesehatan pada lanjut usia pada taraf yang setinggi-tingginya sehingga terhindar dari penyakit atau gangguan. Memelihara kondisi kesehatan dengan aktifitas fisik dan mental Memelihara kemandirian lansia secara maksimal Dalam akhir hidupnya, memberi bantuan moral dan perhatian yang maksimal sehingga kematiannya berlangsung dengan tenang.

Gerontologi Gerontologi menurut koizer (1987) dalam buku abdul muhith 2016 adalah ilmu yang mempelajari seluruh aspek menua. Menurut Miller (1990 dalam buku kushariyadi 2010) gerontologi adalah ilmu yang mempeajari proses menua dan masalah yang mungkin terjadi pada lansia.

Menurut Abdul Muhith (2016) tujuan gerontologi adalah : Membantu individu lanjut usia memahami adanya perubahan pada dirinya berkaitan dengan proses penuaan Membantu mempertahankan identitas kepribadian lanjut usia Mempertahankan, memelihara, dan meningkatkan derajat kesehatan lanjut usia baik jasmani, rohani, maupun sosial secara optimal Meningkatkan mutu kehidupan untuk mencapai masa tua yang bahagia dan berguna dalam kehidupan keluarga dan masyarakat sesuai dengan keberadaannya dalam masyarakat.

Demografi Lansia di Indonesia Berdasarkan hasil survei penduduk indonesia oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Tahun 2010 memiliki jumlah penduduk sebesar 253,60 juta jiwa. Dari hasil survey ini menunjukkan penambahan jumlah penduduk lansia . Pada tahun tahun 2015 terdapat 21,8 juta jiwa lansia dan terus meningkat pada tahun 2016 menjadi 22,6juta jiwa dan sampai akhir 2018 nanti jumlah penduduk lansia diprediksi mencapai 24 juta jiwa. Untuk tahun 2020 diperkirakan Indonesia akan memiliki lansia sebesar 11,3 persen dari jumlah penduduk.

Stressor Psikofisiologis pada Gerontik Definisi Stress adalah istilah populer yang sering digunakan dalam perbincangan sehari – hari. Penggunaannya tidak terbatas pada golongan tertentu. Konsep stres pertama kali diperkenalkan oleh Hans Selye, seorang ahli fisiologi kanada pada tahun 1963, melalui penetiliannya yang menganalisis hubungan rangsang lingkungan dan kesehatan dengan melacak reaksi – reaksi hormonal berantai yang rumit sebagai akibat adanya tekanan emosi yang berlebihan pada seseorang. Tekanan emosional yang berkelanjutan dapat menyebabkan kematian (Subowo, 1993 : 80 dalam buku Muhith 2016). Stres dapat diartikan sebagai suatu stimulus yang mengakibatkan ketidakseimbangan fungsi fisiologi dan psikologis. Stres adalah pola reaksi menghadapi stressor yang berasal dari dalam individu maupun lingkungan (Purwanto,1998: 60 dalam buku Muhith 2016). Faktor yang memengaruhi Stuart dan laraia (2005 dalam buku Muhith 2016) menyebutkan predisposisi stres dipengaruhi 3 faktor, yaitu : Biologi Faktor yang dapat memengaruhi stres pada lansia yang dilihat dari faktor keturunan, status nutrisi, dan kesehatan. Psikologi Sedangkan dari psikologi meliputi kemampuan verbal, pengetahuan moral, personal terhadap dirinya sendiri, dorongan / motivasi. Sosial budaya Sedangkan menurut sosial – budaya meliputi faktor – faktor umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, posisi sosial, latar belakang budaya, agama, serta pengetahuan.

Masalah – Masalah yang muncul Menurut Hanun (2011), stres bukan hanya masalah psikologi tetapi dampaknya cukup besar terhadap kesehatan fisik. Pada kenyataannya sering kali stres tidak perlu diobati, terutama jika hanya keluhan – keluhan ringan : Sakit kepala atau migrain Daya tahan tubuh yang menurun karena stres dapat memicu migrain. Untuk menghindarinya, pola makan dan tidur harus selalu terjaga.

Kram yang sangat sakit Ketidakseimbangan hormon pada saat stress bisa mengakibatkan kram yang sangat menyakitkan, terutama pada wanita. Munculnya jerawat Profesor dermatologi dari Universitas Wake Forest, Gill Yosipovitch, MD mengungkapkan bahwa stres meningkatkan resiko inflamasi (peradangan), termasuk pada wajah. Alergi Hormon stres diyakini memicu produksi immunoglobullin E (IgE), yakni protein dalam darah yang menyebabkan reaksi alergi. Kulit gatal – gatal Sebuah penelitian juga mengungkapkan bahwa stres itu sendiri juga bisa mengaktifkan jumlah serabut saraf yang memicu sensasi gatal. (Muhith, 2016)

TERIMAKASIH

Related Documents

Ppt Pak Sani Fix.pptx
December 2019 11
Ai-sani
May 2020 6
Sani Frumosi
May 2020 14

More Documents from "ruxandra"