Kep.gerontik Pak Sani Fix.docx

  • Uploaded by: Justitia alfian
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Kep.gerontik Pak Sani Fix.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,006
  • Pages: 11
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keperawatan yang berkeahlian khusus merawat lansia diberi nama untuk pertama kalinya sebagai keperawatan geriatric (Ebersole et al, 2008). Namun, pada tahun 1976, nama tersebut diganti dengan gerontological. Gerontology berasal dari kata geros yang berarti lanjut usia dan logos berarti ilmu. Gerontology adalah ilmu yang mempelajari tentang lanjut usia dengan masalah-masalah yang terjadi pada lansia yang meliputi aspek biologis, sosiologis, psikologis, dan ekonomi. Penampilan penyakit pada lanjut usia (lansia) sering berbeda dengan pada dewasa muda, karena penyakit pada lansia merupakan gabungan dari kelainankelainan yang timbul akibat penyakit dan proses menua, yaitu proses menghilangkan

secara

perlahan-lahan

kemampuan

jaringan

untuk

mempertahankan struktur dan fungsi normalnay, sehinga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang diderita. Demikian juga, masalah kesehatan yang sering terjadi pada lansia berbeda dari orang dewasa, yang menurut Kane dan Ouslander sering disebut dengan istilah 14 I, yaitu immobility (kurang gerak), instability (berdiri dan berjalan tidak stabil atau mudah jatuh), incontinence (beser atau buang air kecil dan buang air besar), intellectual impairment (gangguan intelektual/dementia), infection (infeksi), impairment of vision, and hearing, taste, semell, communication,convalescence,skin indra,komunikasi,peneymbuhan,dan

integrity kulit),

isolation

(gangguan (depresi),

panca inanition

(kurang gizi), impecunity (tidak punya uang), insomnia (susah tidur), impotence (impotensi).

Masalah kesehatan utama tersebut di atas yang sering terjadi pada lansia perlu dikenal dan dimengerti oleh siapa saja yang banyak berhubungan dengan

4

perawatan lansia agar dapat memberikan perawatan untuk mencapai derajat kesehatan yang seoptimal mungkin. B. Rumusan Masalah 1. Apa konsep kesehatan pada lansia dan perkembangannya ? 2. Bagaimana gerontologi dan geriatri ? 3. Bagaimana demografi lansia di indonesia ? 4. Apa definisi dari stresor psikofisiologis pada gerontik ?

C. Tujuan 1. Tujuan Umum Penulis dan pembaca dapat mengetahui tentang kesehatan pada lansia dan perkembangannya, gerontology dan geriatric, demografi lansia di Indonesia, definisi stressor psikofisiologis pada gerontik, faktor yang mempengaruhi stressor psikofisiologis pada gerontik, masalah ynag sering muncul dari stressor psikofisiologis.

2. Tujuan Khusus : a.

Penulis dan pembaca dapat mengetahui tentang kesehatan pada lansia dan perkembangannya, gerontology dan geriatric, demografi lansia di Indonesia, definisi stressor psikofisiologis pada gerontik, faktor yang mempengaruhi stressor psikofisiologis pada gerontik, masalah ynag sering muncul dari stressor psikofisiologis.

b.

Untuk mahasiswa STIKes Kusuma Husada Surakarta, dapat menambah pengetahuan dan referensi tentang kesehatan pada lansia dan perkembangannya, gerontology dan geriatric, demografi lansia di Indonesia, definisi stressor psikofisiologis pada gerontik, faktor yang mempengaruhi stressor psikofisiologis pada gerontik, masalah ynag sering muncul dari stressor psikofisiologis.

D. Manfaat

5

Dapat mengetahui tentang kesehatan pada lansia dan perkembangannya, gerontology dan geriatric, demografi lansia di Indonesia, definisi stressor psikofisiologis

pada

gerontik,

faktor

yang

mempengaruhi

stressor

psikofisiologis pada gerontik, masalah ynag sering muncul dari stressor psikofisiologis.

BAB II PEMBAHASAN

A. Konsep Kesehatan pada Lansia dan Perkembangannya a. Perubahan fisik Meliputi perubahan tingkat sel sampai kesemua organ tubuh diantaranya sistem pernafasan, pendengaran, peglihatan, kardiovaskuler, muskuloskeletal, endokrin dan integrumen.

6

b. Perubahan kondisi mental Pada umumnya lanjut usia mengalami penurunan fungsi kognitif dan psikomotor. Perubahan- perubahan ini eratb kaitannya dengan perubahan fisik. Keadaan kesehatan, tingkat pendidikan dan pengetahuan serta situasi lingkungan. Dari segi mental emosional sering muncul perasaan pesimis, timbulnya perasaan tidak aman, cemas, adanya kekacauan mental, merasa terancam akan timbulnya suatu penyakit atau takut ditelantarkan karena tidak berguna lagi. Perubahn sensitivitas emosional pada lansia dapat menimbulkan perubahan perilaku.

c. Perubahan psikososial Masalah-masalah ini serta reaksi individu terhadapnya akan sangat beraga, tergantung pada kepribadian ndividu yang bersangkutan. Pada saat ini orang yang telah menjalani kehidupannya dengan bekerja mendadak diharapkan untuk menyesuaikan dirinya dengan masa pensiun. Tetapi bagi banyak pekerja pensiun berarti terputus dari lingkungan dn teman-teman yang akrab dan disingkirkan untuk duduk-duduk dirumah dengan begitu dapat menimbulkan rasa kesepian akibat pengasingan dari lingkungan sosial, kehilangan hubungan teman dan keluarga, perubahan mendadak dari kehidupan rutin yang membuat mereka merasa kurang melakukan kegiatan yang berguna.

d. Perubahan kognitif 1) Kemunduran umumnya terjadi ada tugas-tugas yang membutuhkan kecepatan dan tugas yang membutuhkan memori yangka pendek 2) Kemampuan verbal dalam bidang kosa kata akan menetap apabila tidak terkena penyakit

e. Perubahan spiritual 1) Agama atau kepercayaannya makin terintegrasi dalam kehidupannya

7

2) Lanjut usia berarti matur dalam kehidupan keagamaannya. Hal ini terlihat dari berfikir dan bertindak sehari-hari 3) Perkembangan spiritual pada usia 70 tahun adalah perkembangan yang dicapai pada tingkat ini adalah berfikir dan bertindak dengan cara memberikan contoh cara mencintai dan keadilan.

B. Geriatri dan Gerontologi 1. Geriatri Merupakan salah satu cabang dari gerontologi dan medis yang mempelajari khusus aspek kesehatan dari usia lanjut, baik yang ditinjau dari segi promotif, preventif, kuratif, maupun rehabilitasi yang mencakup kesehatan badani, jiwa dan sosial, serta penyakit cacat. Jadi geriatri adalah bagian ilmu kedokteran yang mempelajari tentang pencegahan penyakit dan kekurangannya pada lanjut usia. (Abdul, 2016) Menurut Abdul Muhith (2016) tujuan geriatri adalah a. Mempertahankan derajat kesehatan pada lanjut usia pada taraf yang setinggi-tingginya sehingga terhindar dari penyakit atau gangguan. b. Memelihara kondisi kesehatan dengan aktifitas fisik dan mental c. Memelihara kemandirian lansia secara maksimal d. Dalam akhir hidupnya, memberi bantuan moral dan perhatian yang maksimal sehingga kematiannya berlangsung dengan tenang.

2. Gerontologi Gerontologi menurut koizer (1987) dalam buku abdul muhith 2016 adalah ilmu yang mempelajari seluruh aspek menua. Menurut Miller (1990 dalam buku kushariyadi 2010) gerontologi adalah ilmu yang mempeajari proses menua dan masalah yang mungkin terjadi pada lansia. Menurut Abdul Muhith (2016) tujuan gerontologi adalah : a. Membantu individu lanjut usia memahami adanya perubahan pada dirinya berkaitan dengan proses penuaan

8

b. Membantu mempertahankan identitas kepribadian lanjut usia c. Mempertahankan, memelihara, dan meningkatkan derajat kesehatan lanjut usia baik jasmani, rohani, maupun sosial secara optimal d. Meningkatkan mutu kehidupan untuk mencapai masa tua yang bahagia dan berguna dalam kehidupan keluarga dan masyarakat sesuai dengan keberadaannya dalam masyarakat.

C. Demografi Lansia di Indonesia Berdasarkan hasil survei penduduk indonesia oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Tahun 2010 memiliki jumlah penduduk sebesar 253,60 juta jiwa. Dari hasil survey ini menunjukkan penambahan jumlah penduduk lansia . Pada tahun tahun 2015 terdapat 21,8 juta jiwa lansia dan terus meningkat pada tahun 2016 menjadi 22,6juta jiwa dan sampai akhir 2018 nanti jumlah penduduk lansia diprediksi mencapai 24 juta jiwa. Untuk tahun 2020 diperkirakan Indonesia akan memiliki lansia sebesar 11,3 persen dari jumlah penduduk.

D. Stressor Psikofisiologis pada Gerontik 1. Definisi Stress adalah istilah populer yang sering digunakan dalam perbincangan sehari – hari. Penggunaannya tidak terbatas pada golongan tertentu. Konsep stres pertama kali diperkenalkan oleh Hans Selye, seorang ahli fisiologi kanada pada tahun 1963, melalui penetiliannya yang menganalisis hubungan rangsang lingkungan dan kesehatan dengan melacak reaksi – reaksi hormonal berantai yang rumit sebagai akibat adanya tekanan emosi yang berlebihan pada seseorang. Tekanan emosional yang berkelanjutan dapat menyebabkan kematian (Subowo, 1993 : 80 dalam buku Muhith 2016). Stres dapat diartikan sebagai suatu stimulus yang mengakibatkan ketidakseimbangan fungsi fisiologi dan psikologis. Stres adalah pola reaksi

9

menghadapi stressor yang berasal dari dalam individu maupun lingkungan (Purwanto,1998: 60 dalam buku Muhith 2016).

Keperawatan gerontik yaitu suatu bentuk pelayanan profesional yang didasarkan pada ilmu dan kiat / teknik keperawatan yang berbentuk bio – psiko – sosio – spiritual dan cultural yang holistic, ditujukan pada klien lanjut usia, baik sehat maupun sakit pada tingkat individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat. Studi gerontology adalah disiplin ilmu medis yang mempelajari penyakit – penyakit menurut perubahan unsur lansia. (Lilik Ma’rifatul, 2011). Lansia adalah bagian dari proses tumbuh kembang. Salah satu tanda penurunan fungsi tubuh untuk beradaptasi dengan stres lingkungan dengan merupakan tahap akhir dari siklus kehidupan manusia sering ditandai dengan kondisi kehidupan yang tidak sesuai dengan harapan. Hal ini merupakan beban berat bagi lansia yang dapat menimbulkan depresi. Menurut Undang – Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia pada bab 1 pasal 1 ayat 2, yang dimaksud lanjut usia adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun ke atas. Menurut Dra. Ny. Jos Masdani dalam (Nugroho, 2000 dalam buku Muhith 2016) mengemukakan bahwa lansia merupakan kelanjutan dari usia dewasa. Gangguan psikofisiologis merupakan gangguan kesehatan yang umum dijumpai dipopulasi, tetapi seringkali menimbulkan kesalahpahaman dibidang medis. Psikomatis merupakan salah satu gangguan kesehatan atau penyakit yang ditandai oleh bermacam – macam keluhan fisik. Psikomatis ini termasuk di dalam gangguan psikofisiologis. 2. Faktor yang memengaruhi Stressor yang dihadapi lansia anatara lain modernisasi (adanya pola keluarga besar ke keluarga kecil yang terdiri antara ayah, ibu, dan anak dapat menempatkan lansia di luar sistem keluarga kecil tersebut sehingga lansia merasa diabaikan), kesepian (adanya ibu rumah tangga yang bekerja, meninggalkan beban pekerjaan pada lansia), pekerjaan (pensiun sering

10

disamakan

dengan

kehilangan

kegiatan,

pengahasilan,

kedudukan,

berkurangnya harga diri, dan tidak mempunyai peran). Menurut Subowo (1993: 80), sekitar 70 persen lanjut usia di Jawa Timur diduga stres karena tidak mempunyai jaminan uang pensiun dan tidak mendapatkan perhatian dari keluarga. Stuart dan laraia (2005 dalam buku Muhith 2016) menyebutkan predisposisi stres dipengaruhi 3 faktor, yaitu : a. Biologi Faktor yang dapat memengaruhi stres pada lansia yang dilihat dari faktor keturunan, status nutrisi, dan kesehatan. b. Psikologi Sedangkan dari psikologi meliputi kemampuan verbal, pengetahuan moral, personal terhadap dirinya sendiri, dorongan / motivasi. c. Sosial budaya Sedangkan menurut sosial – budaya meliputi faktor – faktor umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, posisi sosial, latar belakang budaya, agama, serta pengetahuan. 2. Masalah – Masalah yang muncul Tidak semua orang yang dapat menerima dan menyesuaikan diri dengan berat – ringannya stressor kehidupan yang dihadapi. Stressor bagi seseorang belum tentu stressor bagi orang lain. Sebagian lanjut usia tidak dapat menyesuaikan diri dan menganggap stressor kehidupan sehingga lanjut usia tersebut cenderung mengalami depresi dan gangguan jiwa. Masalah stress sangat menarik untuk dibahas karena dalam kehidupan sehari – hari kita akan berhadapan dengan stres, baik berupa stres fisik maupun psikis. Telah banyak yang membuktikan bahwa stres fisik maupun psikis. Telah banyak yang membuktikan bahwa strs berpengaruh besar pada proses sehat dan sakit, baik terhadap fisik maupun psikis (Purwanto, 1998 : 54 dalam buku Muhith 2016).

11

Stres merupakan perasaan tertekan saat mengahadapi permasalahan. Stres bukan penyakit, tetapi bisa menjadi awal timbul penyakit mental atau fisik jika terlalu lama. Stres menimpa setiap orang. Masalah yang sama bisa memberikan stres dan beban yang berbeda. Tidak ada ciri fisik pada orang stres, tetapi bisa dilihat dari tekanan darah atau jantung. Stres yang berkepanjangan bisa memengaruhi sistem tubuh, misalnya menimbulkan kemungkinan lanjut usia mengalami kecemasan, kesepian, sampai pada tahap depresi (Wirasto, 2008: 7). Menurut Hanun (2011), stres bukan hanya masalah psikologi tetapi dampaknya cukup besar terhadap kesehatan fisik. Pada kenyataannya sering kali stres tidak perlu diobati, terutama jika hanya keluhan – keluhan ringan : a. Sakit kepala atau migrain Daya tahan tubuh yang menurun karena stres dapat memicu migrain. Untuk menghindarinya, pola makan dan tidur harus selalu terjaga. b. Kram yang sangat sakit Ketidakseimbangan hormon pada saat stress bisa mengakibatkan kram yang sangat menyakitkan, terutama pada wanita. c. Munculnya jerawat Profesor dermatologi dari Universitas Wake Forest, Gill Yosipovitch, MD mengungkapkan bahwa stres meningkatkan resiko inflamasi (peradangan), termasuk pada wajah. d. Alergi Hormon stres diyakini memicu produksi immunoglobullin E (IgE), yakni protein dalam darah yang menyebabkan reaksi alergi. e. Kulit gatal – gatal Sebuah penelitian juga mengungkapkan bahwa stres itu sendiri juga bisa mengaktifkan jumlah serabut saraf yang memicu sensasi gatal. (Muhith, 2016)

12

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan Keperawatan yang berkeahlian khusus merawat lansia diberi nama untuk pertama kalinya sebagai keperawatan geriatric (Ebersole et al, 2008). Namun, pada tahun 1976, nama tersebut diganti dengan gerontological. Gerontology berasal dari kata geros yang berarti lanjut usia dan logos berarti ilmu. Gerontology adalah ilmu yang mempelajari tentang lanjut usia dengan masalah-masalah yang terjadi pada lansia yang meliputi aspek biologis, sosiologis, psikologis, dan ekonomi.

B. Saran

13

Manusia yang telah memasuki usia lanjut tidak bisa berdiri sendiri, membutuhkan bantuan dari berbagai pihak tertutama pihak keluarga tapi tidak menutup kemungkinan membutuhkan bantuan dari pemerintah terutama dalam pelayanan kesehatan. Bagi keluarga lebih memperhatikan kesehatan orang tua yang telah memasuki usia lanjut karena semakin berkurangnya umur mereka semakin banyak membutuhkan perhatian dan kasih sayang dari orang terdekat. Bagi pemerintah lebih memperhatikan masyarakat yang telah memasuki usia lanjut dengan memberikan jaminan kesehatan bagi Lansia terutama bagi veteran-veteran perang yang tidak diperhatikan.

DAFTAR PUSTAKA

Kushanyadi. 2010. Asuhan Keperawatan pada Klien Lanjut Usia. Jakarta : Salemba Medika

Muhith, Abdul & Sitoyo Sandu. 2016. Pendidikan Keperawatan Gerontik. Yogyakarta : Andi

Aspiani, R.Y. 2014. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Jakarta : Trans Info Media

14

Related Documents

Ppt Pak Sani Fix.pptx
December 2019 11
Ai-sani
May 2020 6
Sani Frumosi
May 2020 14
Sani Titip.docx
December 2019 31
Khanoome Sani
June 2020 8

More Documents from ""