MIOMA UTERI
Pembimbing dr. Davis Shian, Sp.OG Presentation by Syarifah Rizka Maulida
Introduction
Mioma uteri adalah neoplasma jinak pada daerah rahim yang berasal dari otot uterus dan jaringan ikat yang menumpangnya.
Mioma uteri dalam kepustakaan dikenal dengan istilah fibromioma, leiomioma, ataupun fibroid
Anatomi 3 Lapisan Dinding Uterus
MIOMA UTERI
Tumor jinak ginekologis yang paling sering dijumpai dan merupakan tumor pelvis terbanyak pada organ reproduksi wanita
Tidak menyerang jaringan yang berdekatan Tidak metastasis
Tumbuh secara lokal menjadi besar
Etiologi
Belum diketahui
Diduga stimulasi estrogen karena mioma uteri yang banyak ditemukan pada usia reproduksi dan kejadiannya rendah pada usia menopause.
Faktor Predisposisi
Umur
Paritas Genetik Indeks Massa Tubuh Kehamilan
Epidemiology Indonesia
Ditemukan 2,39-11,7% pada semua penderita ginekologi yang dirawat Usia termuda 13 tahun 60% mioma uteri berkembang pada wanita yang tak pernah hamil atau hanya hamil 1 kali
20%-35% dari seluruh wanita di dunia
Patologi Abu, putih, merah muda
Batas tegas
Lunak / keras
Tidak berkapsul Single or multiple
Penampakan nodul mioma uteri secara makroskopik
KLASIFIKASI Berdasarkan lokasi:
Servikal (2,6%), umumnya tumbuh ke arah vagina menyebabkan infeksi.
Isthmica (7,2%), lebih sering menyebabkan nyeri dan gangguan traktus urinarius.
Korporal (91%), merupakan lokasi paling lazim, dan seringkali tanpa gejala.
6,1 % • tumbuh bertangkai jadi polip • Dismenore • perdarahan melalui vagina •
• Multiple • Pertumbuhan
Gejala Klinik nyeri
Abnormal bleeding
Gejala dan tanda penekanan
abortus
infertilitas
Diagnostic Criteria • rasa nyeri, berat • benjolan pada perut bagian bawah, • gangguan haid
• pemeriksaan bimanual rutin uterus
• Laboratorium • imaging
Anamnesis
Pemfis
Pempen
Complications
Degenera si ganas
Torsi
Nekrosis dan infeksi
Infertilitas
Anemia
Management Konservatif
medika mentosa
operatif
GnrH
Rekurensi setelah miomektomi terdapat pada 15-40% penderita dan 2/3-nya memerlukan pembedahan lagi