ADVOKASI DALAM KEPERAWATAN Kelompok Pencernaan
ADVOKASI Advoksi secara harfiah berarti pembelaan, sokongan atau bantuan terhadap seseorang yang mempunyai permasalahan. Istilah advokasi mula-mula digunakan di bidang hukum atau pengadilan.
PERAWAT menurut DEPKES RI 2002 Perawat professional adalah perawat yang bertanggung jawab dan berwewenang memberikan pelayanan keperawatan secara mandiri dan atau berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain sesuai dengan kewenangannya (Depkes RI,2002).
PERAWAT SEBAGAI ADVOKASI Mendukung pasien, bicara mewakili individu pasien, dan menengahi bila perlu. Advokasi ini adalah bagian dari perawatan perawat dan bagian dari kedekatan dan kepercayaan antara perawat dan pasien yang memberi keperawatan sebuah tempat yang sangat khusus dalam pelayanan kesehatan (WHO, 2005) Sebagai penghubung antara klien-tim kesehatan lain dalam rangka pemenuhan kebutuhan klien. Membela kepentingan klien dan membantu klien,memahami semua informasi dan upaya kesehatan yang diberikan tim kesehatan dengan pendeketan tradisional maupun profesional. (Dewi, 2008)
PERAN PERAWAT ADVOKASI 1. 2. 3. 4.
5. 6. 7.
8.
Care giver/pemberi pelayanan Clien advocate/pembela pasien Consellor/konseling Educator /pendidik Coordinator/coordinator Collaborator/kolaborasi Consultan/konsultan Change agent/perubah
TANGGUNG JAWAB PERAWAT ADVOKASI •
•
•
Sebagai pendukung pasien dalam proses pembuatan keputusan Sebagai mediator (penghubung) antara pasien dan orang-orang disekeliling pasien Sebagai orang yang bertindak atas nama pasien
Nilai-nilai Dasar yang Harus Dimiliki oleh Perawat Advokat Menurut Kozier & Erb (2004) Pasien adalah makhluk holistik dan otonom yang mempunyai hak untuk menentukan pilihan dan mengambil keputusan. Pasien berhak untuk mempunyai hubungan perawatpasien yang didasarkan atas dasar saling menghargai, percaya, bekerja sama dalam menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan masalah kesehatan dan kebutuhan perawatan kesehatan, dan saling bebas dalam berpikir dan berperasaan. Perawat bertanggung jawab untuk memastikan bahwa pasien telah mengetahui cara memelihara kesehatannya.
TUJUAN PERAN ADVOKASI Menurut Ellis & Hartley (2000)
Menjamin bahwa pasien, keluarga dan tenaga kesehatan lain adalah partner dalam perawatan pasien. Melibatkan pasien dalam pengambilan keputusan. Memiliki saran untuk alternatif pilihan. Menerima keputusan pasien walaupun keputusan tersebut bertentangan dengan pengobatannya. Membantu pasien melakukan yang mereka ingin lakukan. Melindungi nilai-nilai dan kepentingan pasien. Membantu pasien beradaptasi dengan sistem pelayanan kesehatan. Memberikan perawatan yang berkualitas kepada pasien. Mendukung pasien dalam perawatan. Meningkatkan rasa nyaman pada pasien dengan sakit terminal. Menghargai pasien. Mencegah pelanggaran terhadap hak-hak pasien. Memberi kekuatan pada pasien.
HASIL YANG DIHARAPKAN DARI PERAN ADVOKASI ( Ellis & Hartley 2000 ) Mengerti
hak-haknya sebagai pasien. Mendapatkan informasi tentang diagnosa, pengobatan, prognosis, dan pilihan-pilihannya. Bertanggung jawab atas keputusan yang diambilnya. Memiliki otonomi, kekuatan, dan kemampuan memutuskan sendiri. Perasaan cemas, frustrasi, dan marah akan berkurang. Mendapatkan pengobatan yang optimal. Memiliki kesempatan yang sama dengan pasien lain. Mendapatkan perawatan yang berkesinambungan. Mendapatkan perawatan yang efektif dan efisien.
HAK PASIEN dalam pasal 4 Undang-Undang No 23 Tahun 1992
Hak mendapat pelayanan yang manusiawi sesuai dengan standar profesi kedokteran. Hak atas informasi yang jelas dan benar tentang penyakitnya serta tindakan medis yang akan dilakukan terhadap dirinya. Hak memilih dokter yang merawat dirinya. Hak memilih sarana kesehatan. Hak atas rahasia yang berkaitan dengan penyakit yang diderita. Hak menolak tindakan medis tertentu atas dirinya. Hak untuk menghentikan pengobatan. Hak untuk mencari second opinion (pendapat lain). Hak atas rekam medis. Pasien berhak menjalankan ibadah sesuai agama/ kepercayaan yang dianutnya selama hal itu tidak mengganggu pasien lainnya. Pasien berhak atas keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di rumah sakit. Hak untuk didampingi anggota keluarga dalam keadaan kritis. Pasien berhak menerima atau menolak bimbingan moril ataupun spiritual. Pasien berhak mendapatkan perlindungan hukum atas terjadinya kasus malpraktik Pasien berhak memeriksa dan menerima penjelasan pembayaran.
KEWAJIBAN PASIEN dalam pasal 4 Undang-Undang No 23 Tahun 1992 Memberi
keterangan yang jujur tentang penyakitnya kepada petugas kesehatan. Mematuhi nasehat dokter. Menjaga kesehatan dirinya. Memenuhi jasa pelayanan
SEKIAN DAN TERIMAKASIH