Ppk Tb Paru.docx

  • Uploaded by: Fitta Putri
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Ppk Tb Paru.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 729
  • Pages: 5
PANDUAN PRAKTEK KLINIS (PPK)

TUBERKULOSIS PARU (TB PARU) 1.

Pengertian

2.

Anamnesis

3.

Pemeriksaan Fisik

Tuberkulosis Paru (TB Paru) adalah infeksi paru yang menyerang jaringan parenkim paru, disebabkan bakteri Mycobacterium tuberculosis. 1. Demam biasanya sub febril 2. Batuk atau Batuk darah 3. Sesak nafas 4. Nyeri Dada 5. Malaise 6. Berat Badan Menurun 7. Keringat Malam 8. Riwayat Kontak Penderita 1. Demam 2. Konjungtiva anemis 3. Auskultasi suara nafas bronkial 4. Ronki basah/kasar/nyaring 5. Bila infiltrat diliputi penebalan pleura 6. Suara napas jadi vesikuler melemah 7. Bila terdapat kavitas besar ditemukan perkusi hipersonor timpani Auskultasi suara amphorik Kriteria Klinis 8.

4.

Kriteria

Diagnosis Anamnesa ditemukan: Demam, Batuk, Batuk darah, Sesak nafas, Nyeri dada, Malaise, Berat badan menurun, Keringat malam, Riwayat kontak penderita. Pemeriksaan Fisik: Demam, Konjungtiva anemis, Auskultasi suara nafas bronkial, Ronki basah/kasar/nyarimh, Infiltrat diliputi penebalan pleura, suara nafas jadi vesikuler melemah, terdapat kavitas besar ditemukan perkusi hipersonor timpani, auskultasi suara amphorik. Kriteria Laboratorium 1. Darah : LED meningkat 2. Microbiologis 3. BTA sputum positif minimal 2 dari 3 spesimen SPS 4. Kultur Mycobaterium tuberculosis positif (diagnosis pasti) 5. Uji Tuberculin: sensitivitas 93,6%, spesifitas 98,4%. Kriteria positif uji tuberculin 6. PCR-TB dari sputum/Gene xpert 7. Pemeriksaan adenosine deaminase pada tuberkulosis di cairan pleura, perikardial dan peritoneal. Kriteria positif adalah 100U/L untuk pleural TB,92U/L untuk peritoneal dan 90U/L untuk efusi perikardial. Sensitivitas 100% dan spesifitas 94,6%.

5.

Diagnosa Kerja

6.

Diagnosa Banding

Tuberkulosis Paru

1. 2. 3. 4.

Pneumonia Tumor/Keganasan Paru Penyakit Paru Akibat Kerja

7.

Pemeriksaan Penunjang

8.

Tatalaksana

Foto toraks PA ± lateral (hasil bervariasi): infiltrat, pembesaran kelenjar getah bening (KGB) hilus/ KGB paratrakeal, milier, atelektasis, efusi pleura, kalsifikasi, bronkiektasis, kavitas, destroyed ling. Non Farmakologis Istirahat, stop merokok, hindari polusi, tata laksana komorbiditas, nutrisi, vitamin Farmakologis Obat anti tuberkulosis (OAT) 1.

2.

Kategori 1. Pasien baru yaitu pasien yang belum pernah mendpatkan terapi OAT atau pernah mendapatkan OAT sebelumnya selama < 1 bulan, maka regimen terapinya adalah 2HRZE/4HR. dosis obat dapat dilihat pada tabel 2. Pada pasien baru yang diketahui resisten isoniazid atau diketahui lingkungan sekitar risiko tinggi resisten isoniazid, maka berikan 2HRZE/4HRE. Kategori 2. pasien yang sebelumnya pernah mendapatkan terapi OAT · Kultur dan resistensi OAT atau drug susceptibility test (DST) · Jika hasil DST belum ada Pasien yang gagal terapi (sputum BTA atau kultur tetap positif pada akhir bulan ke-5 pengobatan) pasien yang putus berobat (pasien yang putus berobat selama >2 bulan berturut-turut) atau kambuh, berikan 2HRZES1HRZE/5HRE · Jika hasil DST sudah ada, sesuaikan terapi dengan antibiotik spesifik patogen.

Nama Obat

Dosis Harian Dosis & range (mg/kg BB)

Max.

Dosis berkala 3 kali seminggu Dosis & Max. range (mg/kg BB)

Efek samping

3.

Isoniasid (H)

5 (4-6)

25 (20-30)

300 mg 600 mg -

Rifampisin (R)

10 (8-12)

Pirazinamide (Z) Streptomisin (S) Etambutol (E)

10 (8-12)

900

15 (15-20) 15 (15-20)

Neuropati perifer

10 (8-12)

600

35 (30-40)

-

Sindrom flu, hepatotoksik

-

15 (12-18)

1000

-

30 (25-35)

-

Gangguan NVIII kranial Neuritis optika, nefrotoksik, skin rash/dermatitis

Indikasi Kortikosteroid · Meningitis TB · TB milier dengan atau tampa meningitis · TB dengan Pleuritis eksudativa · TB dengan Perikarditis konstriktiva · Menifestasi klinis insufisiensi adrenal karena TB

Pemeriksaan Terapi 1. Pada pasien yang belumnya sudah mendapatkan OAT, periksa hasil DST pada bulan kedua pengobatan, bila terdapat resistensi ganti obat sesuai protokol MDR-TB. 2. Cek sputum BTA pada akhir fase intensif (akhir bulan ke-s terapi pada pasien baru dan akhir bulan ke-3 pada pasien yang sebelumnya stelah mendaptakn OAT) 3. Jika masih positif, cek ulang sputum BTA pada akhir bulan ke-3 terapi pada pasien baru dan akhir bulan ke-4 pada pasien yang sebelumnya telah mendapatkan OAT. 4. Jika masih positif, pasien dinyatakan gagal terapi. Pada pasien yang belum pernah

mendapatkan OAT stop kategori 1 atau mulai terapi kategori 2. Cek kultur dan DST pada pasien varu cek bulan dan DST pasien yang sebelumnya telah mendapatkan OAT.

9.

Edukasi (Hospital Health Promotion)

5.

Jika hasil kultur dan DST positif ditemukan resistensi, maka pasien mulai dulu protokoler MDR-TB.

1.

Istirahat

2. 3.

Hindari Asap Rokok/ polusi Konsumsi Vitamin

10. Prognosis

Terapi INH dan rifampisin selama 6 bulan dan pyrazinamide selama 2 bulan sekitar 9699% sembuh (bagi pasien HIV negatif). Angka kambuh <5%. 12. Kepustakaan

Alwi Idrus dkk., Penatalaksanaan Ilmu Penyakit Dalam, 2015

Ketua Komite Medik RSUD Kabupaten Sumedang

dr. H. Enceng, Sp.B. NIP. 197606242007011010

Sumedang, 2017 Ketua KSM Penyakit Dalam RSUD Kabupaten Sumedang

dr. Andri Mulya T.,SpPD. NIP. 195811171985111001

Related Documents

Ppk Tb
August 2019 43
Ppk Tb Paru.docx
May 2020 14
Ppk-tb-paru.doc
November 2019 15
Ppk Tb Paru.docx
November 2019 19
Ppk
May 2020 30
Ppk
June 2020 19

More Documents from ""