Posisi Tempat Duduk Siswa Dan Pengaruhnya Terhadap Prestasi Belajar Siswa

  • Uploaded by: Felix
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Posisi Tempat Duduk Siswa Dan Pengaruhnya Terhadap Prestasi Belajar Siswa as PDF for free.

More details

  • Words: 1,534
  • Pages: 8
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan YME, karena atas limpahan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan Karya Tulis yang berjudul “Posisi Tempat Duduk Siswa dan Pengaruhnya Terhadap Prestasi Belajar” dengan baik. Kami menyadari selesainya karya tulis ini bukan hanya atas kemampuan dan usaha sendiri, tetapi juga berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini pula kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Guru selaku guru Bahasa Indonesia yang telah membimbing kami, anggota kelompok yang telah bekerja sama menulis karya tulis ini, serta teman-teman yang telah mendukung kami. Kami menyadari bahwa penyusunan Karya Tulis ini masih ada keterbatasan dan kelemahan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat kami harapkan. Apabila dalam penulisan ini ada kebaikan dan kebenaran, maka itu semata-mata kehendak Tuhan YME dan apabila ada kekeliruan dan kekurangan maka itu adalah keterbatasan kami. Akhirnya harapan kami semoga Karya Tulis ini bermanfaat bagi kita semua.

Kediri, 24 November 2010

Penulis

ii

DAFTAR ISI Halaman Judul………………………………………………………………………………....i Kata Pengantar………………………………………………………………………………...ii Daftar Isi……………………………………………………………………………………...iii

1. BAB I : PENDAHULUAN 1.1 1.2 1.3 1.4

LATAR BELAKANG.............................................................................1 TUJUAN..................................................................................................1 RUMUSAN MASALAH.........................................................................1 KAJIAN TEORI.......................................................................................1

2. BAB II : PEMBAHASAN 2.1 ANALISA DATA....................................................................................3

3. BAB : PENUTUP 3.1 KESIMPULAN........................................................................................6 3.2 SARAN....................................................................................................6 Daftar Pustaka..................................................................................................iv

iii

BAB I PENDAHULUAN 1.1

Latar Belakang Keberhasilan proses belajar mengajar tergantung pada kemampuan siswa untuk menangkap materi pelajaran. Salah satu faktor pendukungnya adalah posisi tempat duduk saat proses kegiatan belajar mengajar berlangsung. Sebagian besar ruangan belajar mengajar, tempat duduknya terbagi menjadi 4 baris, dengan posisi guru berada di salah satu sudut di depan. Sehingga guru dan siswa saling berhadapan. Kemampuan siswa dalam memahami materi tentu tidak sama, antara siswa yang duduk di depan dengan siswa yang duduk di belakang. Namun, diantara siswa banyak yang lebih menyukai duduk ditengah atau dibelakang. Oleh karena itu, kami ingin mengangkat masalah ini sebagai bahan penelitian kami. Kami ingin mengetahui alasan-alasan siswa menyukai posisi duduk mereka dan apakah hal tersebut mempengaruhi kemampuan mereka menangkap/ memahami materi pelajaran konsentrasi belajar dan hasil prestasi belajar mereka.

1.2

Tujuan 

Untuk mengetahui hubungan antara minat belajar dengan keterlibatan belajar siswa pada posisi duduk dalam proses belajar-mengajar.



Untuk mengetahui kemampuan siswa memahami materi pelajaran dan hasil prestasi yang mereka peroleh di tempat duduk yang mereka sukai.

1.3 Rumusan Masalah 1. Bagaimana hubungan posisi tempat duduk siswa dengan konsentrasi siswa dalam mengikuti proses belajar-mengajar ? 2. Bagaimana hubungan posisi tempat duduk siswa dengan prestasi siswa ?

1.4 Landasan Teori Menurut Salam (2004), dalam situasi mengikuti kuliah di Perguruan Tinggi tercakup aktivitas mendengarkan kuliah dosen, berpikir (mencerna dan memecahkan masalah), berpendapat, berbuat, bertanya, dan berbagai aktivitas fisik dan mental lainnya. Untuk memperoleh hasil kuliah yang maksimal, terdapat beberapa faktor yang hendaknya diperhatikan yaitu: letaknya tempat duduk, berpendapat dan bertanya, menyimpulkan dan menggeneralisasikan. Letaknya tempat duduk dapat berpengaruh terhadap interaksi belajar mengajar antara dosen dan mahasiswa. Bila mahasiswa duduk agak dekat dengan dosen, maka mahasiswa dapat melihat dengan jelas tulisan, bagan atau diagram di papan tulis atau di layar OHP, suara dosen juga dapat terdengar jelas. Jarak yang relatif dekat antara dosen dan mahasiswa dalam 1

ruang kuliah juga dapat mengurangi gangguan-gangguan kecil dari teman dalam kuliah karena merasa diperhatikan oleh dosen (Salam, 2004). Pengaturan tempat duduk akan mempengaruhi interaksi belajar-mengajar. Daya serap siswa terhadap suara atau penjelasan guru juga berbeda, siswa yang duduk berdekatan dengan meja guru atau yang duduk di barisdepan akan lebih jelas mendengarkan penjelasan guru dan sebagian besar bahan pelajaran dapat diperhatikan dengan baik, sedangkan siswa yang duduk paling belakang kurang jelas mendengar penjelasan guru dan kemungkinan besar bahan pelajaran kurang diperhatikan, apalagi jika suara guru yang terlalu kecil dan ruangan kelas yang besar dengan jumlah siswa yang besar pula (Djamarah,1994). Menurut Holtrop (1999), terdapat empat bentuk pengaturan tempat duduk, yaitu Traditional arrangement, Discussions & Debates, Horseshoe, Group Work. Traditional arrangement adalah bentuk pengaturan tempat duduk yang terdiri atas baris-baris atau deret tempat duduk individual yang berjumlah sembilan baris tempat duduk dalam satu kelas, sedangkan Horseshoe adalah suatu variasi pengaturan tempat duduk yang terdiri atas dua sisi, yang bentuknya menyerupai bentuk Ladam. Bentuk pengaturan tempat duduk Traditional arrangement terdiri atas lima atau enam baris lurus tempat duduk, masing-masing baris terdiri atas lima atau tujuh tempat duduk. Interaksi antara guru dan siswa dalam kelas sangat baik terjadi pada posisi tempat duduk baris depan, sedangkan interaksi antara guru dan siswa kurang baik terjadi pada posisi tempat duduk baris belakang (McCorskey dan McVetta, 1978). Pendapat Winzer (Winataputra, 2003: 9-21) mengatakan bahwa “Penataan lingkungan kelas yang tepat berpengaruh terhadap tingkat keterlibatan dan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran. Lebih jauh, diketahui bahwa tempat duduk berpengaruh jumlah terhadap waktu yang digunakan siswa untuk menyelesaikan tugas yang diberikan”.

2

BAB II PEMBAHASAN 2.1. Analisa Data Dari hasil penelitian melalui angket terhadap 36 siswa, kami dapat menampilkan data hasil penelitian tersebut sebagai berikut : 2.1.1

Grafik tempat duduk favorit yang disukai siswa 20

18 16 14 12

Depan

10

Tengah

8

Belakang

6 4 2 0 Depan

Tengah

Belakang

Dari grafik di atas, kita dapat mengetahui bahwa tempat duduk paling disukai siswa adalah tengah, yaitu ada 18 orang siswa. Kemudian di bangku belakang ada 10 orang siswa. Dan yang paling kurang diminati siswa adalah bangku di bagian depan, ada 7 orang saja. Siswa lebih senang duduk di bangku bagian tengah dan belakang karena berbagai alasan. karena adanya factor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal yaitu metode pengajaran guru, pengaruh teman, kedekatan antara siswa dengan guru. Sedangkan factor internal yaitu minat siswa terhadap materi dan rasa aman.Kurangnya minat siswa terhadap proses belajar-mengajar ditunjukkan oleh perilaku mereka yang sengaja memilih duduk dibelakang agar bisa melakukan kegiatan-kegiatan seperti tidur, makan, berbicara dengan teman. Berdasarkan hasil survey awal dan interview diketahui bahwa alasan siswa memilih duduk di belakang karena merasa bosan terhadap metode ceramah yang digunakan oleh guru dalam proses belajar-mengajar di dalam kelas.

Siswa yang menempati posisi tempat duduk di depan, bukan jaminan bahwa dia mendapatkan peringkat paling bagus di kelasnya. Bisa saja justru ia memiliki keterbatasan penglihatan dan /atau pendengaran, atau ia merasa ada keterbatasan daya nalarnya/lamban dalam menangkap setiap pelajaran. Oleh karenanya dengan motovasi tinggi ia berusaha dengan segala upaya agar setiap meteri pelajaran dapat dipahami dengan cepat, tepat, dan akurat. Namun demikian, meskipun si siwa yang memilih tempat duduk paling depan di kelas, setidaknya ia akan mudah terpantau oleh setiap guru yang masuk kelas. Minimal ia akan mendapatkan nilai afektif yang bagus dibandingkan

3

dengan siswa yang memilih tempat duduk di belakang. Karena siswa yang duduk di bagian belakang, tingkat konsentrasi siswa akan lebih banyak terbuang sia-sia.

2.1.2. Grafik Tentang Perasaan Siswa Menempati Bangku yang Ditempatinya

20 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0 Nyaman

Tidak Nyaman

Biasa saja

Dari grafik di atas, kita dapat mengetahui bahwa perasaan siswa ketika menempati tempat yang didudukinya adalah nyaman, yaitu ada 20 orang siswa. Kemudian biasa saja ada 13 orang siswa. Dan tidak nyaman ada 2 orang siswa. Dari hasil di atas, kita dapat mengetahui keadaan atau perasaan siswa yang nyaman dengan tempat duduk yang mereka tempati. SMAN 7 Kediri menggunakan sistem moving class untuk setiap mata pelajaran. Sehingga mengharuskan siswa berpindah-pindah tempat duduk. Bisa saja siswa yang pada jam pertama duduk di bagian depan, jam selanjutnya siswa tersebut juga duduk di depan. Karena tingkat kenyamanan seseorang berbeda-beda.

2.1.3. Grafik Konsentrasi Siswa Dalam Menerima Pelajaran

Ya 43%

Biasa saja 54%

Tidak 3%

Dari grafik di atas, kita dapat mengetahui bahwa siswa yang dapat berkonsentrasi dalam menerima pelajaran ada 43% siswa. Kemudian ada 54% siswa, yang biasa saja

4

dalam menerima pelajaran. Dan ada 1 orang saja yang tidak bisa menerima pelajaran dengan baik. Dari hasil di atas, terlihat bahwa siswa bisa menyerap pelajaran biasa saja. Artinya, tidak sepenuhnya aatu 100% mereka mengerti akan pelajaran tersebut. Namun, sedikit yang mengerti tentang pelajaran tersebut. Ini dikarenakan, sedikit pula yang memilih untuk duduk di bangku depan. Ada sebuah ungkapan yang mengatakan “tergantung orangnya”, hal ini merupakan sebuah pembelaan bagi siswa yang ternyata prestasinya tetap bagus, meskipun duduk di kursi belakang di dalam kelas. 2.1.4. Grafik Tentang Prestasi yang Diperoleh Siswa

25

20 15 10 5 0 Memuaskan

Kurang memuaskan

Tidak memuaskan

Dari grafik di atas, kita dapat mengetahui bahwa ada 23 orang siswa yang prestasi belajarnya kurang memuaskan. Kemudian ada 10 orang siswa yang prestasi belajarnya memuaskan. Dan ada 1 orang yang tidak memuaskan. Terlihat jelas bahwa siswa yang senang duduk di tengah atau belakang prestasi belajarnya kurang memuaskan. Walaupun mereka Nyman duduk di tengah atau belakang.

.

5

BAB III PENUTUP

2.1

Kesimpulan Dari uraian diatas, kami dapat menyimpulkan bahwa posisi tempat duduk siswa mempengaruhi prestasi belajar siswa. Siswa yang biasa duduk di depan lebih berprestasi daripada siswa yang duduk di belakang, walaupun mereka merasa nyaman dengan posisi tempat duduk mereka, tapi pada kenyataannya, hasil belajar yang mereka capai rata-rata kurang memuaskan. Di SMAN 7 Kediri, menggunakan sistem moving class yang setiap ganti pelajaran siswa diharuskan untuk berpindah-pindah dari satu kelas ke kelas lain. Dan inilah penyebab lain yang siswa alami untuk mendapatkan posisi duduk yang mereka inginkan.

2.2

Saran Pelaksana rotasi tempat duduk penting dilakukan oleh wali kelas atau guru kelas dan harus dibuatkan denah tempat duduk, seperti layaknya denah tempat duduk siswa pada saat melaksanakan ujian akhir. Denah tempat duduk ini harus diketahui oleh guru-guru lain yang mempunyai jadwal mengajar di kelas tersebut. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi kebiasaan siswa yang nakal.

Related Documents


More Documents from "Riski Andrea"

Afaim
December 2019 36
146-391-1-pb.pdf
June 2020 26
April 2020 33
April 2020 44
July 2020 21