Posisi dipasar Indonesia dan internasional Konsumsi Daya saing
Peran Indonesia Sebagai Eksportir Nanas Posted by Ellen on December 5, 2012
Komoditas pangan masih menjadi primadona ekspor non-migas di Indonesia. Kamar Dagang dan Industri (Kadin) memperkirakan ekspor produk kelapa sawit, kakao, buah-buahan, sayuran serta perikanan nasional bisa menjaring devisa senilai US$ 101,5 miliar atau Rp 913 triliun dalam empat tahun mendatang. Salah Satu komoditi nasional tersebut yang menjadi ekspor unggulan indonesia adalah nanas atau Ananas comusus, Walaupun demikian peran Indonesia sebagai produsen maupun eksportir nanas segar di pasar internasional masih sangat kecil. Indonesia menempati posisi yang ketiga dari negara-negara penghasil nanas olahan dan segar setelah negara Thailand dan Cina. Di Indonesia, produksi nanas mengalami peningkatan dari tahun 2001 sampai tahun 2006. Pada periode tahun 2001-2006 produksi rata-rata nanas Indonesia meningkat sebesar 16,83 persen per tahun. Tingkat produksi nanas juga cukup besar dibandingkan buah unggulan lain yang memiliki luas panen yang lebih besar karena potensi wilayah Indonesia yang cocok untuk pertumbuhan nanas.
Komoditas
Produksi (Ton) 2001
Nanas
Manggis
Pisang
Mangga
Jeruk
2002
2003
2004
2005
2006
494.968
555.588
677.089
709.918
925.082
1.427.781
25.812
62.055
79.073
62.117
64.711
72.634
4.300.422
4.384.384
4.177.155
4.874.439
5.177.608
5.037.472
923,294
1.402.906
1.526.474
1.427.665
1.412.884
1.621.997
691;433
968.132
1.441.680
2.071.084
2.214.020
2.565.543
Pepaya
Durian
Alpukat
500.571
605.194
626.745
732.611
548.657
643.451
347.118
525.064
741.851
675.902
566.205
747.848
141.702
238.182
255.957
221.774
227.577
239.462
Tabel 1. Nilai Produksi Beberapa Buah-Buahan Indonesia Periode 2001- 2006 (Direktorat Jendral Bina Produksi Hortikultura, 2006) Di kawasan regional ASEAN, peran Indonesia sebagai eksportir buah nanas mengalami fluktuasi selama periode waktu 1997 sampai 2006. Pada periode waktu sebelum diterapkannya liberalisasi perdagangan AFTA tahun 2003, volume ekspor nanas ke kawasan ASEAN mengalami penurunan yang sangat tajam pada tahun 1998. Penurunan ekspor dikarenakan pada tahun tersebut Indonesia mengalami krisis ekonomi. Setelah terjadinya krisis pada tahun 1998, volume ekspor nanas mengalami fluktuasi namun tidak terlalu mencolok atau relatif stabil. Kondisi ini tercipta karena kondisi Indonesia yang mulai membaik. Sejak AFTA berlaku pada tahun 2003, volume ekspor mengalami peningkatan. Akan tetapi, pada tahun 2005 volume ekspor nanas menurun sangat tajam yaitu dari 2.047.124 kilogram pada tahun 2004 menjadi 485.277 kilogram, dan terus mengalami penurunan di tahun berikutnya. Penurunan volume ekspor nanas ke kawasan ASEAN pada tahun 2005, disebabkan nanas Indonesia kalah bersaing dengan nanas Thailand dan Philipina dalam hal harga dan kualitas sehingga ketika penghapusan tarif impor di negara-negara ASEAN diberlakukan, Indonesia malah mengimpor nanas dari Thailand dan Philipina. Kondisi tersebut mengindikasikan bahwa adanya AFTA, keunggulan komparatif dan kompetitif nanas Indonesia bukannya meningkat tetapi semakin menurun sejak tahun 2005.
Di skala internasional, nanas juga merupakan salah satu buah yang mendominasi ekspor Indonesia ke kawasan-kawasan Pasifik, Eropa dan Timur tengah, nilai ekspor nanas Indonesia saat ini lebih tinggi dibanding buah-buahan lainnya, mencapai US$ 204,5 juta pada tahun 2009 (Ditjen Hortikultura, 2009). Selain itu, permintaan akan buah nanas di pasar internasional terus meningkat. Walaupun begitu, pada tahun 2009 pangsa pasar ekspor nanas Indonesia di pasar internasional hanya sebesar 0,01 persen terhadap nilai ekspor nanas dunia, yang berarti peranan indonesia sebagai eksportir buah nanas di skala internasional masih rendah dibandingkan negara-negara eksportir nanas lainnya. Peran Indonesia sebagai pengekspor buah nanas yang masih rendah ini, tidak sejalan dengan potensi yang dimiliki Indonesia baik secara geografis maupun dalam luas wilayah. Hal tersebut disebabkan oleh komoditi nanas Indonesia yang kalah bersaing dengan komoditi nanas dari negara lain, serta faktor-faktor yang mempengaruhi aliran ekspor nanas dari dalam negeri ke pasar Internasional.
No
Komoditi
Nilai (US $) Produksi
1
2
3
Jeruk
Apel
Anggur
Impor
% Nilai Impor/ Nilai Ekspor
Produksi
198.171.967
211.089.260
1.171.930
106,5
407.605.931.823
189.336.608
113.921
0,0
438.455.224.512
121.217.600
9.582.386
0,0
4
5
6
7
Nanas
Durian
Stroberi
Pisang
3.744.214.535
461.567
203.790.312
0,0
298.194.123
38.192.411
20.435.356
12,8
80.888.592.742
1.072.230
376.321
0,00
27.362.822
849.998
1.011.593
3,1
Tabel 2. Nilai Ekspor Beberapa Buah-Buahan di Indonesia Periode 2009 Sumber : Direktorat Jendral Bina Produksi Holtukultura 2006
https://blog.ub.ac.id/dermolen/peran-indonesia-sebagai-eksportir-nanas/