Portofolio Kds.docx

  • Uploaded by: vera sembiring
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Portofolio Kds.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,688
  • Pages: 9
PORTOFOLIO Pembawa

: dr. Sondank Depa R. br. Turnip

RS

: RSUD Tanjung Uban

I.

IDENTITAS PASIEN -

Nama

: Alesha Azahra

-

Usia

: 1 tahun

-

Jenis Kelamin

: Perempuan

-

Agama

: Islam

-

Alamat

: Lobam Bestari

-

No. RM

: 04. 41. 61

-

Tgl Masuk

: 1 September 2018

II. ANAMNESIS MENGENAI PENYAKIT PASIEN 

Anamnesis



Keluhan Utama

: Sesak



Telaah

: Pasien merupakan pasien rujukan dari

: Alloanamnesis diperoleh dari Ibu pasien

Puskesmas Tanjung Uban. Pasien dirujuk dengan kejang – kejang sebelum ke Puskesmas. Kejang dialami selama ± 10 menit, mata pasien mendelik ke atas, kaki dan tangan mengkaku dan tegang. Lalu pasien dibawa ke Puskesmas, dan langsung dirujuk ke RSUD Tanjung uban. Sebelumnya pasien sudah mengalami demam 2 hari, batuk dan pilek ± 1 minggu. Riwayat kejang sebelumnya disangkal oleh ibu pasien. Nafsu makan dan minum normal. BAB normal, BAK normal. 

Riwayat Penyakit Terdahulu : -



Riwayat Pemakaian Obat

: Paracetamol sirup.

1

III.

PEMERIKSAAN FISIK A. Status Presens Keadaan umum

: Pasien tampak sakit sedang

Kesadaran

: composmentis

o Tanda-tanda vital Frekuensi nadi

: 120 x/i

Frekuensi pernafasan : 30 x/i Suhu tubuh

: 38,5 C

BB

: 8 kg

SpO2

: 99 %

B. Status Generalisata  Kepala Bentuk kepala

: Normocephali, Rambut hitam, tidak mudah dicabut

Mata

: konjungtiva palpebra inferior anemis

(-/-), sclera

ikterik (-/-) Hidung

: DBN

Telinga

: DBN

Mulut

: DBN

Leher

: Pembesaran KGB (-)

 Thorax Inspeksi

: retraksi (-), RR : 30 x/i, regular

Palpasi

: Stem fremitus kanan = kiri

Perkusi

: Sonor pada kedua lapangan paru

Auskultasi

: Suara pernafasan vesikuler, Ronkhi -/- , wheezing -/-

 Abdomen Inspeksi

: Simetris

Palpasi

: Soepel (+)

Perkusi

: Tympani (+) 2

Auskultasi  Genitalia

: Peristaltik (+) N : Perempuan dan tidak ada kelainan

 Ekstremitas Superior dan Inferior : Akral dingin (-), Oedem (-)

IV.

PEMERIKSAAN PENUNJANG

A. DARAH RUTIN Nama Pemeriksaan Hasil Leukosit 14.83 Eritrosit 4.79 Hemoglobin 10.0 Hematokrit 30.8 MCV 64.3 MCH 20.9 MCHC 32.5 Trombosit 471 Basofil 0.1 Eosinofil 0.0 Netrofil 67.3 Limfosit 20.8 Monosit 11.8 B. KIMIA DARAH Nama Pemeriksaan Hasil Gula Darah Sewaktu 154

V.

Satuan 10^3/uL 10^6/uL Gr/dL % fL Pg Gr/dL 10^3/uL % % % % %

Satuan mg/dl

Nilai Normal 3.8 - 10.6 3.8 - 5.2 11.7 - 15.5 35 – 47 80 – 100 26 – 34 32 – 36 150 – 440 0–1 2–4 53 – 75 25 – 40 2–8

Nilai Normal 70 – 140

Keterangan High Normal Low Low Low Low Normal High Normal Low Normal Low High

Keterangan High

RESUME Pasien a/n Alesia Azahra, 1 tahun , Perempuan. Pasien merupakan rujukan dari Puskesmas Tanjung Uban dan di bawa ke RSUD Tanjung Uban dengan keluhan kejang – kejang di rumah sebelum dibawa ke Puskesmas,saat kejang mata mendelik ke atas, tangan dan kaki mengkaku dan tegang. Demam (+) dialami pasien ± 2 hari SMRS, batuk dan pilek (+) dialami pasien sejak 1 minggu ini. Os terlihat lemas. Nafsu makan dan minum baik, mual (-), muntah (-), riwayat kejang sebelumnya disangkal oleh ibu pasien. BAB normal, BAK 3

normal. Riwayat alergi makanan dan obat tidak ada. Riwayat penggunaan obat paracetamol sirup.

VI.

DIAGNOSA BANDING

VII.



Kejang Demam Sederhana



Kejang Demam Kompleks

DIAGNOSIS KERJA Kejang Demam Sederhana

VIII. PENATALAKSANAAN - IVFD Nacl 0.9 % 15 cc/jam - Proris supp 125 mg extra - Inj Cefotaxime 3 x 400 mg ( Skin Test) - Diazepam pulv 3 x 2.5 mg - Paracetamol Syr 4 x 1 cth - Vostrin syr 3 x 0.5 cth - Cek Darah Rutin, cek GDS.

4

KEJANG DEMAM SEDERHANA

1. Definisi Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal lebih dari 380c) yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium. Kejang demam terjadi pada 2-4% anak berumur 6 bulan – 5 tahun. Anak yang pernah mengalami kejang tanpa demam, kemudian kejang demam kembali tidak termasuk dalam kejang demam. Kejang disertai demam pada bayi berumur kurang dari 1 bulan tidak termasuk dalam kejang demam. Bila anak berumur kurang dari 6 bulan atau lebih dari 5 tahun mengalami kejang didahului demam, pikirkan kemungkinan lain, misalnya infeksi SSP, atau epilepsi yang kebetulan terjadi bersama demam.

2. Etiologi Hingga kini etiologi kejang demam belum diketahui dengan pasti. Demam sering disebabkan oleh : · infeksi saluran pernafasan atas, · otitis media, · pneumonia, · gastroenteritis, dan · infeksi saluran kemih. Kejang tidak selalu timbul pada suhu yang tinggi. Kadang-kadang yang tidak begitu tinggi dapat menyebabkan kejang. Penyebab lain kejang disertai demam adalah penggunaan obat-obat tertentu seperti difenhidramin, antidepresan trisiklik, amfetamin, kokain, dan dehidrasi yang mengakibatkan gangguan keseimbangan air-elektrolit.

5

3. Faktor Resiko Ada beberapa faktor yang menyebabkan dan mempengaruhi terjadinya kejang demam pada anak, yaitu: 1. Faktor Umur. Faktor umur menjadi hal yang mempengaruhi terjadinya kejang demam pada anak. Umur yang memiliki resiko kejang demam adalah antara 6 bulan hingga 5 tahun. Bayi yang berumur kurang dari 6 bulan dan anak yang berumur lebih dari 5 tahun jarang mengalami kejang demam. Kasus tertinggi anak mengalami kejang demam terjadi pada umur 2 tahun dan menurun di umur 4 tahun. Artinya, serangan kejang demam akan menurun dengan bertambahnya umur anak. 2. Faktor Jenis kelamin. Faktor selanjutnya terjadinya kejang demam adalah faktor jenis kelamin. Resiko serangan kejang demam lebih tinggi pada anak laki-laki dari pada anak perempuan, perbandingannya 2 banding 1. Hal ini mungkin disebabkan karena pada anak perempuan perkembangan otaknya lebih cepat. 3. Faktor keturunan. Faktor keturunan mempengaruhi terjadinya kejang demam. Anak dengan riwayat anggota keluarga yang pernah mengalami kejang demam memiliki kemungkinan mendapat serangan kejang demam dari pada anak yang tidak memiliki riwayat keluarga kejang demam. 4. Faktor Suhu badan. Faktor penting lain terjadinya kejang demam pada anak adalah suhu badan. Kejang demam bisa terjadi segera setelah mulai demam atau saat suhu sudah relatif normal. Pemicu utama terjadinya kejang demam adalah kenaikan suhu badan. Tingginya suhu badan pada saat timbulnya serangan merupakan nilai ambang kejang. Ambang kejang berbeda-beda untuk setiap anak, berkisar antara 38.3 derajat Celcius hingga 41.4 derajat Celcius. Adanya perbedaan ambang kejang ini dapat menerangkan mengapa pada seseorang anak baru timbul kejang sesudah suhu meningkat sangat tinggi sedangkan pada anak lainnya kejang sudah timbul walaupun suhu meningkat tidak terlalu tinggiRiwayat demam yang sering.

6

4. Gejala Gejala yang terjadi pada kejang demam adalah: 1. Demam (terutama demam tinggi atau kenaikan suhu tubuh yang terjadi secara tiba-tiba). 2. Pingsan yang berlangsung selama 30 detik-5 menit (hampir selalu terjadi pada anak-anak yang mengalami kejang demam). 3. Kekakuan otot menyeluruh yang biasanya berlangsung selama 10-20 detik. 4. Kontraksi dan relaksasi otot yang kuat dan berirama biasanya berlangsung 1-2 menit. 5. Lidah atau pipinya tergigit 6. Gigi atau rahangnya terkatup rapat 7. Mengeluarkan air kemih atau tinja diluar kesadarannya. 8. Gangguan pernafasan. 9. Apneu (henti nafas). 10. Kulitnya kebiruan. 5. Klasifikasi Kejang demam dapat digolongkan menjadi dua, yaitu : -

Kejang Demam Sederhana (KDS) Jika kejang berlangsung kurang dari 15 menit( < 15 menit) bersifat umum (kejang seluruh tubuh) dan tidak berulang dalam 24 jam -

Kejang Demam Kompleks (KDK) Jika kejang berlangsung lebih dari > 15 menit, atau fokal, & atau multipel (≥ 2 x kejang dlm 24 jam) 6. Pemeriksaan Penunjang -

Laboratorium Pemeriksaan seperti pemeriksaan darah rutin, kadar elektrolit, kalsium, fosfor, magnesium, atau gula darah tidak rutin dilakukan pada kejang demam pertama. Apalagi dalam penggalian riawayat penyakit sebelumnya tidak dicurigai peristiwa yang menunjukkan penyebab gangguan elektrolit dn gangguan guila darah pemeriksaan terebut hanya menghamburkan biaya. Pemeriksaan laboratorium harus ditujukan untuk mencari sumber demam, bukan sekedar sebagai pemeriksaan rutin.

7

-

EEG (electroencephalogram) EEG adalah pemeriksaan gelombang otak untuk meneliti ketidaknormalan gelombang. Pemeriksaan ini tidak dianjurkan untuk dilakukan pada kejang demam yang baru terjadi sekali tanpa adanya defisit (kelainan) neurologis. Tidak ada penelitian yang menunjukkan bahwa EEG yang dilakukan saat kejang demam atau segera setelahnya atau sebulan setelahnya dapat memprediksi akan timbulnya kejang tanpa demam di masa yang akan datang. Walaupun dapat diperoleh gambaran gelombang yang abnormal setelah kejang demam, gambaran tersebut tidak bersifat prediktif terhadap risiko berulangnya kejang demam atau risiko epilepsi.

-

Pungsi lumbar Pungsi lumbar adalah pemeriksaan cairan serebrospinal (cairan yang ada di otak dan kanal tulang belakang) untuk meneliti kecurigaan meningitis. Pemeriksaan ini dilakukan setelah kejang demam pertama pada bayi.

7. Pengobatan dan Pencegahan Kejang Demam Pada banyak kasus, kejang demam akan berhenti dengan sendirinya setelah beberapa menit. Namun untuk melindungi anak dari cedera selama mengalami kejang, orang tua dapat melakukan beberapa hal berikut:     

Baringkan anak di lantai. Pada bayi, rebahkan di pangkuan dengan posisi wajah bayi menghadap ke bawah. Jangan menahan tubuh anak. Miringkan posisi tubuh anak agar muntah atau air liur dapat keluar dari rongga mulut, serta agar mencegah lidah menyumbat saluran pernapasan. Longgarkan pakaian anak. Jangan menaruh apa pun pada mulut anak untuk mencegah tergigitnya lidah. Hitunglah durasi terjadinya kejang demam dan perhatikan tingkah laku anak saat kejang-kejang. Beritahukan kedua hal ini saat berkonsultasi ke dokter. Jika kejang demam sudah mereda dan anak dirasa tidak perlu dibawa ke dokter, tidurkan anak dalam ruangan yang sejuk. Mengantuk adalah hal yang wajar terjadi pada anak setelah mengalami kejang demam. Jika anak mengalami kesulitan bernapas, rebahkan anak dan miringkan tubuh dan kepala. Kemudian bersihkan rongga mulut dari bekas muntah atau air liur dengan perlahan menggunakan jari. Segera temui dokter jika kejang demam berlangsung selama lebih dari 10 menit atau terjadi berulang kali. Dokter akan meresepkan obat untuk 8

menghentikan kejang-kejang jika kejang demam berlangsung lebih dari 15 menit. Pemberian paracetamol atau ibuprofen ketika anak baru saja demam tidak dapat mencegah kejang. Dokter dapat meresepkan obat antikejang (antikonvulsan) untuk mencegah kejang demam. Namun hal ini jarang dilakukan karena risiko efek sampingnya lebih besar daripada manfaatnya. 8. Komplikasi Kejang Demam Kejang demam sederhana tidak mengakibatkan kerusakan otak ataupun kecacatan mental. Kondisi ini juga bukan merupakan tanda-tanda epilepsi. Pada anak yang pernah mengalami kejang demam, risiko untuk mengalami kejang demam lagi akan lebih besar jika:    

Jeda antara awal demam dengan terjadinya kejang demam cukup singkat. Kejang demam pertama terjadi akibat demam ringan. Usia penderita di bawah 15 bulan ketika mengalami kejang demam pertama. Salah satu anggota keluarga pernah mengalami kejang demam.

9

Related Documents

Portofolio
May 2020 23
Portofolio Kds.docx
April 2020 20
Portofolio Bp.docx
June 2020 11
Portofolio Hemoroid.docx
December 2019 27

More Documents from "Maria Marcella"

Portofolio Kds.docx
April 2020 20
De S Compasso
April 2020 36
Keppe Motor Cop-15
July 2020 26