Pola Asuh Orangtua.docx

  • Uploaded by: Rosa Dwi Putri
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Pola Asuh Orangtua.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,216
  • Pages: 5
2.3 Pola Asuh Orangtua 2.3.1 Defenisi Pola Asuh Orangtua Secara etimologi, pola berarti bentuk atau tata cara. Sedangkan asuh berarti menjaga, merawat, dan mendidik. Jika dilihat dari terminologi, pola adalah suatu pola atau sistem yang diterapkan dalam mendidik, menjaga, dan merawat seorang anak yang bersifat ralatif konsisten dari waktu ke waktu. Orangtua merupakan salah satu faktor terbesar dalam pembentukan karakter, anak akan mengikuti atauu meniru apa yang dilakukan atau ajarkan orangtuanya ketika ia masih kecil. jadi, orangtua tidak hanya berfungsi sebagai penerus keturunan saja, melainkan sebagai pembentuk kepribadian anak. Menurut Hetherington Dan Porke (1999) pola asuh merupakan bagaimana cara orang tua berinteksi dengan anak secara total yang meliputi proses pemeliharaan, perlindungan dan pengajaran bagi anak.

Sementara itu menurut Kohn yang

dikutip oleh Djhon Ismail (2011), bahwa pola asuh merupakan sikap orangtua dalam berinteraksi dengan anak-anaknya. Sikap orangtua ini meliputi cara orangtua memberikan aturan-aturan, hadiah maupun hukuman, cara orangtua menunjukkan otoritasnya, dan cara orangtua memberikan perhatian serta tanggapan terhadap anaknya. Pada dasarnya pola asuh dapat diartikan seluruh perlakuan orang tua yang diterapkan pada anak. Banyak ahli mengatakan pengasuhan anak adalah bagian penting dan mendasar, menyiapkan anak untuk menjadi masyarakat. Terlihat bahwa

pengasuhan anak menunjukkan kepada pendidikan umum yang

ditetapkan. Pengasuhan terhadap anak berupa suatu proses interaksi antara orang tua dengan anak. Untuk itu dengan memberikan pola asuh yang baik kepada anak, akan memunculkan konsep diri yang baik pula bagi anak dalam menilai dirinya yang dimulai dari masyarakat dengan tidak membatasi pergaulan anak namun tetap membimbing, agar anak dapat bersikap obyektif, dan menghargai diri sendiri

2.3.2 Jenis-Jenis Pola Asuh Orangtua Hurlock (1999) membagi pola asuh orang tua ke dalam tiga macam yaitu: 1. Pola Asuh Permissif Pola asuh permisif dapat diartikan sebagai pola perilaku orang tua dalam berinteraksi dengan anak, yang membebaskan anak untuk melakukan apa yang ingin di lakukan tanpa mempertanyakan. Pola asuh ini tidak menggunakan aturan-aturan yang ketat bahkan bimbinganpun kurang diberikan, sehingga tidak ada pengendalian atau pengontrolan serta tuntutan kepada anak. Kebebasan diberikan penuh dan anak diijinkan untuk member keputusan untuk dirinya sendiri, tanpa pertimbangan orang tua dan berperilaku menurut apa yang diinginkannya tanpa ada kontrol dari orang tua. Gunarsa (2002) mengemukakan bahwa orang tua yang menerapkan pola asuh permissif memberikan kekuasaan penuh pada anak, tanpa dituntut kewajiban dan tanggung jawab, kurang kontrol terhadap perilaku anak dan hanya berperan sebagai pemberi fasilitas, serta kurang berkomunikasi dengan anak. Dalam pola asuh ini, perkembangan kepribadian anak menjadi tidak terarah, dan mudah mengalami kesulitan jika harus menghadapi larangan-larangan yang ada di lingkungannya. Prasetya (Anisa, 2005) menjelaskan bahwa pola asuh permissif atau biasa disebut pola asuh penelantar yaitu di mana orang tua lebih memprioritaskan kepentingannya sendiri, perkembangan kepribadian anak terabaikan, dan orang tua tidak mengetahui apa dan bagaimana kegiatan anak sehari-harinya. Dariyo (Annisa, 2005) juga mengatakan bahwa pola asuh permissif yang diterapkan orang tua, dapat menjadikan anak kurang disiplin dengan aturan-aturan sosial yang berlaku. Namun bila anak mampu menggunakan kebebasan secara bertanggung jawab, maka dapat menjadi seorang yang mandiri, kreatif, dan mampu mewujudkan aktualitasnya. 2. Pola Asuh Otoriter Menurut Gunarsa (2002), pola asuh otoriter yaitu pola asuh di mana orang tua menerapkan aturan dan batasan yang mutlak harus ditaati, tanpa memberi kesempatan pada anak untuk berpendapat, jika anak tidak mematuhi akan diancam dan dihukum. Pola asuh otoriter ini dapat menimbulkan akibat hilangnya kebebasan pada anak,

inisiatif dan aktivitasnya menjadi kurang, sehingga anak menjadi tidak percaya diri pada kemampuannya. Senada dengan Hurlock, Dariyo (Anisa, 2005), menyebutkan bahwa anak yang dididik dalam pola asuh otoriter, cenderung memiliki kedisiplinan dan kepatuhan yang semu. 3. Pola Asuh Demokratis Gunarsa (2000) mengemukakan bahwa dalam menanamkan disiplin kepada anak, orang tua yang menerapkan pola asuh demokratis memperlihatkan dan menghargai kebebasan yang tidak mutlak, dengan bimbingan yang penuh pengertian antara anak dan orang tua, memberi penjelasan secara rasional dan objektif jika keinginan dan pendapat anak tidak sesuai. Dalam pola asuh ini, anak tumbuh rasa tanggung jawab, mampu bertindak sesuai dengan norma yang ada. Dariyo (Anisa, 2005) mengatakan bahwa pola asuh demokratis ini, di samping memiliki sisi positif dari anak, terdapat juga sisi negatifnya, di mana anak cenderung merongrong kewibawaan otoritas orang tua, karena segala sesuatu itu harus dipertimbangkan oleh anak kepada orang tua. Dalam praktiknya di masyarakat, tidak digunakan pola asuh yang tunggal, dalam kenyataan ketiga pola asuh tersebut digunakan secara bersamaan di dalam mendidik, membimbing, dan mengarahkan anaknya, adakalanya orang tua menerapkan pola asuh otoriter, demokratis dan permissif. Dengan demikian, secara tidak langsung tidak ada jenis pola asuh yang murni diterapkan dalam keluarga, tetapi orang tua cenderung menggunakan ketiga pola asuh tersebut. Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Dariyo (Anisa, 2005), bahwa pola asuh yang diterapkan orang tua cenderung mengarah pada pola asuh situasional, di mana orang tua tidak menerapkan salah satu jenis pola asuh tertentu, tetapi memungkinkan orang tua menerapkan pola asuh secara fleksibel, luwes, dan sesuai dengan situasi dan kondisi yang berlangsung saat itu. 2.3.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pola Asuh Orangtua Ada beberapa faktor yang dapat menentukan cara orang tua dalam mengasuh anak. Menurut Mussen (1994) beberapa faktor yang mempengaruhi pola asuh orang tua, yaitu sebagai berikut : a. Lingkungan tempat tinggal

Lingkungan tempat tinggal suatu keluarga akan mempengaruhi cara orang tua dalam menerapkan pola asuh. Hal ini bisa dilihat bila suatu keluarga tinggal di kota besar, maka orang tua kemungkinan akan banyak mengkontrol karena merasa khawatir, misalnya melarang anak untuk pergi kemana-mana sendirian. Hal ini sangat jauh berbeda jika suatu keluarga tinggal di suatu pedesaan, maka orang tua kemungkinan tidak begitu khawatir jika anak-anaknya pergi kemana-mana sendirian. b. Sub kultur budaya Budaya disuatu lingkungan tempat keluarga menetap akan mempengaruhi pola asuh orang tua. Hal ini dapat dilihat bahwa banyak orangtua di Amerika Serikat yang memperkenankan anak-anak mereka untuk mepertanyakan tindakan orang tua dan mengambil bagian dalam argumen tentang aturan dan standar moral c.

Status sosial ekonomi Keluarga dari status sosial yang berbeda mempunyai pandangan yang berbeda

tentang cara mengasuh anak yang tepat dan dapat diterima, sebagai contoh: ibu dari kelas menengah kebawah lebih menentang ketidaksopanan anak dibanding ibu dari kelas menengah keatas. Begitupun juga dengan orang tua dari kelas buruh lebih menghargai penyesuaian dengan standar eksternal, sementara orangtua dari kelas menengah lebih menekankan pada penyesuaian dengan standar perilaku yang sudah terinternalisasi

Daftar Pustaka 1. Adawiah, R. 2017. Pendidikan Anak

Pola Asuh Orang Tua Dan Implikasinya Terhadap (Studi Pada Masyarakat Dayak Di Kecamatan Halong

Kabupaten Balangan). Banjarmasin : Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Volume

7

(1),

p.

33-48

Mei

2017.

Dikutip

dari

https://media.neliti.com/media/publications/121261-ID-pola-asuh-orang-tuadan-implikasinya-ter.pdf (Diakses pada tanggal 21 Februari 2019) 2. Fitriah, L. 2015. Hubungan Pola Asuh Demokratis Dengan Kenakalan Remaja di Ma Al-Azhar Serabi Baratmodung Bangkalan. Skripsi. Malang : Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Dikutip dari http://etheses.uinmalang.ac.id/1528/ (Diakses pada tanggal 21 Februari 2019) 3. Fuadi, N. 2010. Hubungan Pola Asuh Ibu Dengan Status Gizi Balita Usia 6-24 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Pattingalloang Kecamatan Ujung Tanah Kota Makassar Tahun 2010. Skripsi. Makassar : Universitas Islam Negeri Alauddin.

Dikutp

dari

alauddin.ac.id/3421/1/NURUL%20FUADI.pdf

http://repositori.uin(Diakses

pada

tanggal

21

Februari 2019) 4. Lestari, E. 2013. Hubungan Antara Pola Asuh Orang Tua Dengan Prestasi Belajar Siswa Konsentrasi Patiseri SMK Negeri 1 Sewon Bantul. Skripsi. Yogyakarta

:

Universitas

Negeri

Yogyakarta.

Dikutip

dari

:

http://eprints.uny.ac.id/20257/1/Erma%20Lestari%2009511241003.pdf (Diakses pada tanggal 22 Februari 2019) 5. Sutadi,Y,. F. 2016. Hubungan Pola Asuh Orangtua Dengan Status Gizi Anak Tunagrahita Mampu Didik Kelas Dasar Di Slb C Budi Asih Wonosobo. Skripsi. Yogyakarta

:

Universitas

Negeri

Yogyakarta.

Dikutip

dari

http://eprints.uny.ac.id/40384/1/Skripsi%20Yulia%20Fitriyani%20Sutadi.pdf (Diakses pada tanggal 21 Februari 2019)

Related Documents


More Documents from "Alvin Zidniya"

Pola Asuh Orangtua.docx
April 2020 24
Attachment.docx
April 2020 21
Skrip.docx
April 2020 22
Metlit Lengkap.docx
April 2020 34
Bab I.docx
April 2020 34