HUBUNGAN INTERNASIONAL INDONESIA DENGAN PERANCIS BIDANG EKONOMI (PARIWISATA)
DISUSUN OLEH : NAFA ZAHRA HALIZAH XI MIA 1
SMAN 1 CIKARANG PUSAT
Hubungan bilateral RI-Perancis telah terjalin dengan baik sejak September 1950 dan cenderung terus meningkat. Pada tanggal 1 Juli 2011 telah ditandatangani Persetujuan bidang Pariwisata antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Perancis. Sebagai komitmen tindak lanjut pelaksanaan MOU RI-Perancis di bidang Pariwisata, pada tahun 2013 telah diadakan The First Joint Working Group Meeting on Tourism Cooperation between the Government of Republic of Indonesia and the Government of French Republic di Yogyakarta. Memenuhi asas timbal balik, kini giliran Pemerintah Indonesia menghadiri The Second Joint Working Group Meeting on Tourism Cooperation between the Government of Republic of Indonesia and the Government of French Republic yang akan dihelat Pemerintah Perancis di Saumur, Perancis. Delegasi Pemerintah Republik Indonesia dipimpin oleh Ibu Ani Insani, Asdep Hubungan Kelembagaan Kepariwisataan, Kementerian Pariwisata dan terdiri atas wakil dari Kementerian Pariwisata, Kementerian Luar Negeri, KBRI Paris, STP Bandung, STP Bali, Politeknik Pariwisata Makassar, Akademi Pariwisata Medan, dan wakil dari PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko, serta pengusaha di bidang pariwisata, yaitu spa dan usaha perjalanan. Duta Besar RI untuk negara Perancis, Bapak Hotmangaradja Pandjaitan, juga ikut hadir dalam pembukaan acara dan makan malam dengan delegasi Perancis. Sedangkan delegasi Perancis terdiri dari Mr. Alexis Loyer, Deputy Director of Business and International Economy, Kementerian Luar Negeri, dan Pembangunan Internasional Perancis, serta didukung oleh Kementerian Ekonomi dan Industri, Pemerintah Kota Saumur dan provinsi Pays de la Loire, Sekolah Tinggi Pariwisata (Universitas Angers), dan pengusaha di bidang pariwisata. Pertemuan the 2nd JWG on Tourism Indonesia-Perancis merupakan forum diskusi antara para pemangku kepentingan di sektor pariwisata yang memfokuskan pada tiga topik utama / sesi diskusi: a.Warisan budaya dan manajemen pembangunan pariwisata berkelanjutan; b.Potensi kerjasama bisnis pariwisata Indonesia-Prancis; c.Kemitraan pendidikan pariwisata Indonesia-Prancis. Pertemuan 2nd JWG on Tourism diselenggarakan di Royal Abbey of Fontevraud yang tercatat sebagai warisan budaya dunia di UNESCO. Memanfaatkan kesempatan baik ini dan peluang promosi Indonesia di Prancis, Indonesia telah menghadirkan dua orang Chef Indonesia, yaitu Made Hendrayana dari (Sekolah Tinggi Pariwisata Bali) dan Mochamad Nurrochman dari STP Bandung untuk berkolaborasi dengan Chef Bocuse d’Or 2013 Prancis, Thibaut Ruggeti, dalam menciptakan kreasi makanan fusionIndonesia-Prancis pada kesempatan jamuan makan malam Indonesia.
Pada sesi pembukaan, Duta Besar RI, Hotmangaradja Pandjaitan menyampaikan bahwa sektor pariwisata sejalan dengan arahan Presiden RI untuk mengedepankan diplomasi ekonomi, “Pertemuan Working Group on Tourism bernilai strategis bagi Indonesia, karena Delri dapat mempelajari pengalaman dan kapasitas Perancis dalam memaksimalkan potensi pariwisatanya,” ujar Dubes. Disampaikan contoh bahwa Perancis dengan jumlah populasi hanya 65 juta penduduk dapat menarik kunjungan wisatawan sebesar 84 juta per tahun.
Pertemuan kali ini telah berhasil membuka kesempatan kerjasama antara situs warisan sejarah Abbey de Fontevraud dan Borobudur serta twin city Kota Saumur dan kota Ubud serta kerjasama pendidikan antara STP Bali, Politeknik Pariwisata Makasar dan Akademi Pariwisata Medan dengan Universitas Angers.
Hubungan bilateral RI – Perancis selama ini terus menunjukan peningkatan tanpa menghadapi masalah-masalah yang mengganggu hubungan antara kedua negara. Momentum pengingkatan hubungan bilateral RI- Perancis ditandai dengan saling kunjung antara pejabat kedua negara baik dalam kerangka bilateral maupun multilateral, serta sikap saling memberikan dukungan terkait pencalonan keanggotaan kedua negara di berbagai lembaga organisasi Internasional. Pada tanggal 14 Desember 2009 Presiden RI Susilo Bambang Yudoyono mengadakan kunjungan resmi ke Perancis dan melakukan pertemuan Bilateral dengan Presiden Perancis Nicholas Sarkozy dalam rangka membahas kerjasama bilateral kedua negara. Hubungan kerjasama bilateral kedua negara semakin diperkuat dengan kunjungan PM François Fillon ke Jakarta pada bulan Juli 2011. Dalam kunjungan ini, kedua negara menyepakati Deklarasi Bersama mengenai kemitraan Strategis Indonesia – Perancis, yang memprioritaskan lima pilar kerjasama, yaitu perdagangan dan investasi, pendidikan, industri pertahanan, kebudayaan dan pariwisata, serta pengurangan dampak perubahan iklim. Kunjungan Menteri Ekuin Perancis, Christine Lagarde bersama 40 pengusaha dan investor besar Perancis ke Jakarta bulan februari 2011 juga merupakan momentum penting dalam hubungan ekonomi antar kedua negara. Menteri Lagarde menyampaikan terget peningkatan sebesar 10 persen volume perdagangan dan investasi Perancis di Indonesiea. Disisi investasi, Perancis merupakan investor negara eropa ke – 5 terbesar di Indonesia setelah Inggris, Belanda, Jerman , dan Italia. Dibidang sosial dan budaya, saat ini terdapat 38 Asosiasi Franco – Indonesia yang bergerak dibidang sosial dan tersebar diberbagai kota di Perancis. Keberadaan lembagalembaga ini memberikan kontribusi bagi peningkatan hubungan kedua negara melalui people
to people contact. Selain itu terdapat pula beberapa perguruan tinggi di Perancis yang memiliki program pengajaran bahasa Indonesia. Berbagai kerjasama promosi kebudayaan dan pariwisata secara rutin dilaksanakan antara Pemerintah RI khususnya pemerintah daerah dengan pemerintah Perancis, lembagalembaga Perancis yang bergerak dibidang kebudayaan, asosiasi-asosiasi Perancis – Indonesia diberbagai kota di Perancis. Berdasarkan data dari Kementrian Budaya dan Pariwisata RI, jumlah wisatawan Perancis yang berkunjung ke Indonesia pada tahun 2009 adalah 158.250 orang dan meningkat pada tahun 2010 sebesar 163.364 orang. Prancis dan Indonesia memiliki hubungan bilateral yang sangat erat, baik dalam segi politik dan ekonomi. Keduanya juga menjadi pariwisata sebagai sektor yang memiliki daya jual yang tinggi. Paris dengan wisata sejarah, Indonesia dengan wisata budaya dan alamnya. Pada tahun 2020, Prancis menargetkan angka kunjungan 100 juta wisatawan, dan Indonesia pada tahun yang sama menargetkan kunjungan 20 juta wisatawan. Kedua negara ini juga berbagi masalah yang sama. Pada akhir tahun lalu, Prancis dikagetkan dengan Terror Paris yang kemudian memunculkan simpati masyarakat dunia. Pada awal tahun ini, Indonesia juga mengalami peristiwa yang sama dengan Terror Thamrin. Kedua negara ini tidak larut dalam kesedihan. Justru, keduanya langsung melakukan proses pemulihan yang sangat efektif. “Kami mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya atas perhatian yang diberikan oleh masyarakat Indonesia kepada kami atas peristiwa Terror Prancis,” ungkap Menteri Muda Perdagangan Luar Negeri, Pariwisata dan Urusan Warga Prancis di Luar Negeri Matthias Fekl di Jakarta, Kamis (7/4/2016) Menurut Matthias setelah kejadian tersebut kehidupan di Paris langsung kembali normal. Bahkan Matthias meyakinkan bahwa kejadian tersebut tidak berpengaruh pada roda pariwisata di Paris. Menurutnya masih banyak hal yang bisa dinikmati dari Prancis yang tidak sekadar Paris. “Wisatawan masih bisa merakasakan pengalaman pariwisata di Prancis.” “Kami melanjutkan roda kehidupan seperti yang biasa kami lakukan. Kami terus mempromosikan potensi pariwisata kami ke seluruh dunia. Tidak ada tempat di dunia ini yang bebas dari risiko,” pungkas Matthias. Perancis adalah mitra strategis Indonesia sejak dideklarasikannya Declaration on Strategic Partnership pada tahun 2011, dengan fokus kerja sama meliputi lima bidang yaitu politik, pertahanan dan keamanan, ekonomi dan pembangunan, lingkungan hidup, sosial budaya dan people-to-people contact. Nilai perdagangan bilateral Indonesia-Perancis sebesar USD 2,34 miliar tahun 2016, meningkat dari USD 2,3 miliar pada 2015. Perancis merupakan investor Indonesia peringkat ke-22 dunia dan ke-8 Eropa pada tahun 2016, dengan nilai investasi USD 109 juta tahun 2016 dengan 424 proyek. (Sumber: Direktorat Eropa I / Infomed)
Sumber http://marketeers.com/apa-kesamaan-prancis-dan-indonesia-dalam-sektor-pariwisata/ https://www.kemlu.go.id/marseille/lc/Pages/Indonesia.aspx https://www.kemlu.go.id/id/berita/Pages/Indonesia-%E2%80%93-Perancis-PerkuatKemitraan-Strategis-di-bidang-Ekonomi-Kreatif,-Maritim-dan-Perdamaian-Dunia.aspx