Pioo-1.pptx

  • Uploaded by: uta endra
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Pioo-1.pptx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,725
  • Pages: 14
Burnout Pada pegawai PT ISTW cabang Pulogadung PIO

{

PILOT STUDY Observer tiba didepan pabrik ISTW cabang Pulogadung pada tanggal 9 November 2016 pukul 15.04 WIB. Observer kemudian menanyakan satpam tentang kunjungan kepabrik tersebut yang sebelumnya sudah dibicarakan dengan pihak yang bersangkutan. Observer tiba diruangan produksi. Terlihat delapan orang karyawan yang sedang diruangan.Suasana ruangan terdengar suara mesin-mesin yang sedang dinyalakan. Terlihat subjek J sedang mengoperasikan salah satu mesin diruang produksi. J mengenakan seragam safety berwarna biru, mengenakan helm berwarna merah, dan mengenakan sepatu boots berwarna hitam kehijau-hijauan. J terlihat sedang berdiri didepan mesin yang sedang memotong lempengan baja. 15.13 WIB, J terlihat berdiri didepan mesin tersebut. Bagian pipi ke leher terlihat berkeringat. J terlihat mengelap keringat tersebut dengan lengannya. J terlihat memalingkan wajahnya kemudian menghadap kebelakang mesin. Lalu J menarik nafasnya kemudian menghembuskannya. Terdengar J berkata “haduh,mau tidur”. J kemudian berbalik dan menghadap mesin tersebut. J kebagian kiri bagian mesin, terlihat ia memasukan lempengan dibagian mesin yang berbentuk dua talenan yang saling memutar. Terdengar suara J yang agak samar”mret,kampret lah”. J memajukan lempengan tersebut perlahan. Lempengan perlahan maju menuju ketengah mesin. J kemudian kearah tengah mesin. J menundukan kepalanya sedikit kemudian mengangkatnya kembali. J terlihat memegang kepala sambil menundukan kepalanya. J kemudian menggaruk-garuk kepalanya. J kemudian memasukan tangannya ke kantong yang ada dibagian pinggang celananya. Mulut J kemudian terlihat sedikit manyun. Terdengar suara siulan yang sedikit samar. J menggoyang-goyangkan badannya ke kanan dan kekiri.

15.24 WIB, Terlihat tangan J bersandar dibesi rangka bangunan didekat mesin sambil menopang kepalanya. J kemudian pergi kearah operator lain yang sedang berdiri didekat suatu mesin. J berkata “jagain dulu tu depan gua mau kebelakang bentaran”. Operator tersebut berkata “iye cepet jangan lama-lama”. J kemudian kembali dari pintu belakang dan kemudian menghampiri operator yang sedang berada didepan mesin tempat J bekerja. J menepuk pundak kanan operator tersebut kemudian berkata”dah kelar gua balik gih lu sono”. J kemudian kedepan mesin dan mengambil beberapa lempengan. J memasukan lempengan tersebut ke gilingan tersebut kemudian ketengah mesin. J kembali ketengah mesin tersebut. J terlihat memasukan kedua tangannya kedalam kantong celananya. Bagian bawah kakinya mulai mengangkat-angkat. Bagian kakinya dan badannya terlihat bergoyang-goyang. Terlihat mulutnya membuka sedikit-sedikit. Matanya tertutup sembari membuka mulutnya. Salah satu operator berteriak mengarah ke J ”fokus Jon jangan nyanyi mulu lu tu liatin tu ntar ga jadi tabung tu lempengan” teriak operator tersebut. J berkata “selau baru gua masukin tadi lempengannya”. J kemudian menundukan kepalanya sedikit dan berdiri menghadap mesin tersebut. Terlihat J mengambil handphone dari saku kirinya.Dilihat sebentar hp itu kemudian J menekan beberapa kali ke handphone tersebut kemudian ditaruh kekantong kirinyanya lagi.

15.38 WIB J terlihat memegang pinggang belakangnya kemudian menggerakan badannya kedepan dan kebelakang empat kali. J kemudian mengarahkan tangannya keatas dan dia naik turunkan dua kali. J kemudian memegang kedua tangnnya ke leher belakangnya kemudian menggerakan kepalanya kekanan dan kiri. Seorang operator berteriak “capek lu jon”. J kemudian berkata “cincong lu ah,pegel gua ni”. Operator itu berkata “baru bentaran jon, dan capek aja lu”. J kemudian berkata “berisik lu ah,pegel neh”. J kemudian duduk dilantai ruangan tersebut. J menyelonjorkan kakinya dan memposisikan kedua tangannya dibelakang sebagai penopang. Terdengar suara J “aduh ga kuat lah,repot”. Operator lain kemudian berkata “jangan duduk coy,liatin tu atas udah abis belum lempengannya” J berkata “berisik lu ah bentaran doang, gabut berdiri mulu”. Tak lama duduk J kemudian berdiri lagi dan menuju kedepan mesin untuk menaruh lempengan di gilingan. 15.50 WIB, Terlihat J diam disamping mesin. Pandangannya lurus kedepan,Kedua tangannya memegang pinggul. Terlihat lampu merah didepan mesin menyala dan Terdengar suara mesin berbunyi “biip,biip,biip” dan kemudian berbunyi “krreek,kreeek,”.Operator lain berteriak “woi jon jangan bengong aja,liat noh jadi macet kan mesinnya gegara telat masukin lempengnya”. J kemudian berkata “wew, ga liat”. J kemudian pergi kedepan mesin dan memasukan lempengan. Terlihat J mendorong-dorong lempangan. J kembali kesamping mesin dan menghadapkan kepala kearah mesin. Terdengar Operator lain berkata “woi jon ambilin- eh ga jadi ntar takut salah”. J menjawab “waelah gapercayaan banget lu njir” Operator tersebut menjawab “gua sekalian kebelakang jon” J menjawab “Serah lu dah”.

16.08 WIB, Seorang berteriak,”Istirahat 15 menit”. J Terlihat mematikan mesin tersebut kemudian pergi kepojok ruangan dekat pintu keluar sebelah timur. Terlihat J duduk di bangku besi berwarna hijau tua yang memiliki panjang sekitar 3 meter. J terlihat membungkukan badannya dan kepalanya menghadap kebawah. Operator lain kemudian berkata “woi jon sini dah bentar”. J berkata “iye bentaran”.J kemudian berjalan kearah operator tersebut. Terlihat mereka berkumpul bertiga. Kedua operator lain terlihat sedang membicarakan sesuatu sementara J terlihat diam, kemudian operator lain bertanya “jon kalo yang didepan bisa ga dipindah kekiri dikit biar lebih cepet” J menjawab “bisa sih, terserah lu aja”. Operator satunya kemudian berkata “ntar gua pindahin ya jon” J kemudian berkata “yaudah terserah lu”. J kemudian pergi kearah pintu belakang.

Definisi Burnout Menurut Paine (1984) (dalam Tappen, Weiss dan Whitehead, 2004) Burnout adalah kerusakan progresif dalam pekerjaan dan kinerja lainnya yang dihasilkan dari peningkatan kesulitan dalam menghadapi stres yang berhubungan dengan pekerjaan dan frustasi dalam pekerjaannya. Menurut Hendrickson (1979) (dalam Cooper & Marshall, 1980) Burnout adalah salah satu risiko pekerjaan untuk pengajar atau pekerja yang mana masuk kedalam respon terhadap stres kronis yang disebabkan oleh institusi, faktor organisasi dan lingkungan tempat kerja.Dimulai dengan perasaan tak nyaman yang diikuti dengan nyaris kelelahan setiap waktu,tak bisa tidur dengan nyaman,dan depresi yang menghasilkan kelelahan secara emosional dan fisik. Menurut Harrison (1983) (dalam Antoniou & Cooper, 2005) burnout biasanya terjadi oleh orang-orang yang sangat menghargai pekerjaan mereka tetapi tidak dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Berdasarkan pengertian diatas, burnout adalah kerusakan progresif dalam pekerjaan yang mana masuk keladam respon terhadap stress yang disebabkan oleh institusi, faktor organisasi dan lingkungan tempat kerja yang biasanya terjadi oleh orang-orang yang sangat menghargai pekerjaan mereka tetapi tidak dapat mencapai tujuan yang diinginkan.

Dimensi Burnout a. Emotional Exhausted

(Kelelahan Emosional) Kelelahan emosional mengacu pada terkurasnya dan berkurangnya sumberdaya emosional. Terdapat beberapa kondisi yang menyatakan kelelahan emosi seperti perasaan frustrasi, sedih, putus asa, hampa tertekan, mudah tersinggung, merasa terbebani dengan tugas yang ada, mudah marah tanpa alasan yang jelas sehingga menimbulkan perasaan seseorang tidak mampu memberikan pelayanan psikologis.

Menurut Maslach dan Jackson (1986) (dalam Antoniou & Cooper, 2005) membagi dimensi burnout menjadi tiga yaitu : b. Depersonalization (Depersonalisasi) Hal yang menjadi tolak ukur depersonalisasi adalah berkembangnya sikap negatif dan perasaan yang negatif terhadap penerima pelayanan. Depersonalisasi sangat erat kaitannya dengan sikap negatif, sikap kasar dan cenderung untuk menjaga jarak dengan orang lain, menarik diri dari lingkungan sosial dan cenderung tidak peduli dengan lingkungan serta individu yang ada dilingkungan tersebut. Sikap lain yang ditunjukkan adalah berkurangnya idealisme, mengurangi kontak dengan klien, berhubungan seperlunya saja, berpendapat negatif dan bersikap sinis terhadap orang lain, dan sukar untuk menolong orang lain.

c. Reduced Personal Accomplishment (Penurunan Prestasi Pribadi) Penurunan prestasi pribadi seorang individu berkaitan dengan menurunnya kompetensi diri, motivasi kerja dan produktifitas kerja disebabkan karena perasaan bersalah akibat dari tujuan kerja yang tidak tercapai dan memiliki sikap yang rendah untuk memberikan penghargaan pada diri sendiri serta merasa kurangnya rasa percaya diri.Sikap nyata yang dapat ditunjukkan dari penurunan prestasi pribadi adalah kurang perhatian terhadap orang lain, tidak ramah dalam memberikan pelayanan dengan klien serta tidak memiliki rasa empati dengan sesama.Individu yang mengalai penurunan prestasi pribadi merasa tidak berguna dan aktivitas yang dilakukannya tida bernilai atau berharga.

Aspek-Aspek Burnout

Goliszek 1992 (dalam Tappen, Weiss dan Whitehead, 2004) membagi burnout menjadi empat aspek yaitu :

a. Ekspektasi yang tinggi dan Idealisme dicirikan dengan antusias yang tinggi terhadap pekerjaan, menunjukkan dedikasi dan komitmen pada pekerjaan, menunjukkan energi yang tinggi dan berprestasi, bersikap konstruktif dan positif, serta berpandangan baik.

c. Penarikan diri dan isolasi individu sudah menarik dan mengucilkan(isolasi) diri yang dicirikan dengan menghindari kontak dengan rekan kerja, merasa marah dan tidak bersahabat, berpandangan sangat negatif, mengalami depresi dan tekanan emosi lainnya, menjadi tidak mampu berpikir atau konsentrasi, mengalami kelelahan fisik dan mental yang ekstrim, serta menunjukkan banyak gejala stres.

b. Pesimis dan ketidakpuasan kerja dicirikan dengan mengalami kelelahan fisik dan mental, menjadi frustasi dan dipenuhi khayalan yang tidak baik, semangat kerja menurun, mengalami kebosanan, serta menunjukkan gejala stres awal d. Pemisahan diri dan kehilangan minat Gejalanya seperti memiliki harga diri yang sangat rendah, kebiasaan bolos kerja yang kronis, muncul perasaan negatif mengenai pekerjaan, menunjukkan sinisme yang parah, tidak mampu berinteraksi dengan orang lain, mengalami tekanan emosi yang serius, serta menunjukkan gejala stres fisik dan emosi yang parah.

Faktor-faktor yang menyebabkan burnout

a.Faktor internal, karakteristik dari pekerjaan itu sendiri.

Stress yang dialami dalam pekerjaan dapat juga menimbulkan burnout, yang terdiri dari beberapa faktor (Tappen, 2004) yaitu :

b.Struktur organisasi, karakteristik organisasi dimana terbatasnya sumberdaya finansial.

d.Sistem sumber daya, belum adanya program untuk pengembangan sumberdaya.

c.Sistem penghargaan, system penghargaan yang belum jelas, dimana merasa sudah bekerja keras tetapi tidak ada penghargaan yang didapatkan dari atasan mapun dari rekan kerja.

e.Kepemimpinan, kurangnya respon seseorang pemimpin terhadap staf yang tidak realistis, tidak peduli.

Pelaksanaan Observasi Setting Fisik Pada hari Jumat, 18 Oktober 2016 pukul 15.06 WIB kami mulai melakukan observasi di PT ISTW cabang Pulogadung. Observer mengisi buku tamu di pos sebelah kanan gerbang. Disamping pos terlihat bangku-bangku berderet dengan penyangga yang diatasnya bertuliskan “smoking area”. Observer kemudian masuk kedalam pabrik tempat subjek bekerja. Didalam pabrik terlihat mesin-mesin pabrik dengan berbagai ukuran. Disebelah kiri dekat pintu masuk terlihat sebuah forklift berwarna biru. Disebelah forklift tersebut terlihat gulungan lempengan baja yang disusun membentuk tabung . Disebelah kanan bagian depan dekat pintu masuk terlihat banyak semacam pipa baja yang yang disusun seperti segilima dan ditumpuk.. Subjek kami adalah seorang operator sebuah mesin memakai seragam safety berwarna biru dengan helm merah yang memiliki tinggi sekitar 174 cm.

Setting Psikis

Saat melakukan observasi pada pukul 15.06 WIB, subjek terlihat sedang berdiri didepan mesin. Subjek terlihat sedang melihat handphone yang dipegang ditangan kirinya. Subjek kembali mengangkat kepala dan meletakan handphonenya ke saku celana sebelah kanannya. Subjek memasukan lempengan besi dengan cepat. Subjek kemudian menghampiri operator lain,kemudian operator tersebut menuju kemesin subjek, subjek terlihat keluar ruangan. Subjek kembali keruangan dan menuju kearah mesin, subjek menepuk pundak operator yang berdiri didepan mesin tersebut kemudian operator tersebut menuju mesin lain. Subjek terlihat menganggkat kedua tangan keatas, lalu meletakannya dikedua pinggang dan menengok ke kanan dan kekiri.

Hasil Observasi

Kesimpulan Sesuai dengan dimensi burnout menurut Maslach dan Jackson yaitu depersonalisasi, yang berarti berkembangnya sikap negatif, sikap kasar dan cenderung untuk menjaga jarak dengan orang lain. Subjek dalam hal ini memenuhi kriteria tersebut seperti berkata kasar dan tak mau membantu orang lain. Sesuai dengan teori Hendrickson yaitu depresi yang menghasilkan kelelahan secara emosional dan fisik.

More Documents from "uta endra"

Bab I.docx
December 2019 27
Review Jurnal Kognitif.docx
December 2019 31
Internet Addiction.docx
December 2019 32
Pioo-1.pptx
December 2019 30
Angket Wisatawan.docx
December 2019 37