Piil Pesenggiri Adalah Warisan Nenek Moyang Orang Lampung Sebagai Acuan Moral Memberikan Pedoman Bagi Perilaku Pribadi Dan Masyarakat Adat Lampung Sejak Zaman Dahulu.docx

  • Uploaded by: Sri Handayani
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Piil Pesenggiri Adalah Warisan Nenek Moyang Orang Lampung Sebagai Acuan Moral Memberikan Pedoman Bagi Perilaku Pribadi Dan Masyarakat Adat Lampung Sejak Zaman Dahulu.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 743
  • Pages: 4
PIIL pesenggiri adalah warisan nenek moyang orang Lampung sebagai acuan moral memberikan pedoman bagi perilaku pribadi dan masyarakat adat Lampung sejak zaman dahulu, hingga saat ini yang masih benar-benar memegang teguh titie gemattei adat sehingga tecermin dalam perilaku, moral, akhlak, dan etika dalam pergaulan hidup sehari-hari. Dalam masyarakat adat Lampung budaya bebasuh (membersihkan diri) dari perbuatan cempala/cempalo (melanggar adat) hukumnya wajib bagi orang yang ingin terlibat dan dilibatkan dalam masyarakat budaya adat. Sebab, bagi orang yang melakukan cempala tanpa bebasuh, sampai kapan pun ia tidak akan diterima dalam setiap pelaksanaan prosesi adat. Sebab, ia telah memiliki cacat karena telah melakukan pelanggaran yang tidak dibenarkan oleh hukum adat, sehingga bagi orang yang melanggar adat selain mendapatkan sanksi pidana adat juga mendapatkan sanksi sosial langsung dari masyarakat. Mestinya memang makna keterlibatan harus diperluas tidak hanya dalam ruang lingkup pergaulan masyarakat adat, tetapi dalam ruang lingkup sosial yang lebih luas lagi, sehingga efek sanksi dari apa yang telah dilanggar memiliki konsekuensi langsung bagi pelaku dan apabila pelaku suatu saat berkeinginan mendapatkan kedudukan terhormat dalam suatu lembaga, baik pada posisi eksekutif, legislatif, maupun lembaga lainnya, ia tidak bisa mendapatkannya kecuali dengan jalan bebasuh tadi, yaitu pelaku telah menyelesaikan perkara-perkara yang pernah ia lakukan baik secara hukum positif maupun hukum adat. Peran Adat Budaya dalam Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi

Usaha dalam pencegahan dan pemberantasan korupsi yang dilakukan oleh Pemerintah sebenarnya sudah sangat kuat, itu tampak dalam pembentukan undang-undang tentang ketentuan dan peran serta masyarakat dalam usaha pencegahan dan pemberantasan korupsi. Peran serta masyarakat ini dilatarbelakangi oleh pandangan bahwa dengan diberikannya hak dan kewajiban masyarakat dalam usaha pencegahan korupsi dipandang sebagai hal yang sangat membantu, sekaligus sebagai hal positif dalam upaya pencegahan korupsi. Selain itu, persoalan penanggulangan korupsi di Indonesia bukan semata-mata menjadi urusan pemerintah atau para penegak hukum semata, tetapi merupakan persoalan semua rakyat dan urusan bangsa. Unsur-unsur normatif dari kebudayaan adalah unsur yang menyangkut penilaian (valuational elements) seperti apa yang baik dan buruk, unsur yang berhubungan dengan apa yang seharusnya (prescriptive elements) bagaimana orang harus berperilaku, dan unsur menyangkut kepercayaan (cognitive elements) seperti harus melakukan upacara adat saat kelahiran dan pernikahan. Soerjono Soekanto (Sosiologi Suatu Pengantar: hal 163, 1986). Falsafah hidup piil pesenggiri merupakan unsur dari kebudayaan masyarakat adat Lampung yang muncul kemudian hidup berkembang di tengah masyarakat ketika unsur-unsur normatif yang telah disebutkan di atas secara keseluruhan telah terpenuhi. Soerjono menyatakan bahwa adat akan menjadi hukum apabila terpenuhinya tiga syarat, yaitu adanya sanksi bagi yang melanggar. Kedua, adanya pengakuan baik dari tokoh maupun masyarakat adat terhadap adat tersebut. Ketiga, bersifat mengikat sehingga masyarakat meyakini adanya keharusan yang harus dilaksanakan. Piil telah menjadi hukum adat (nonstatuier) karena telah memenuhi tiga unsur dalam persyaratan hukum adat tersebut, yakni orang yang melanggar piil pesenggiri akan mendapatkan sanksi

berupa sanksi sosial, tempat sanksi tersebut secara massal diakui oleh masyarakat (dalam hal ini masyarakat adat) dan bersifat mengikat karena masyarakat meyakini adanya keharusan yang harus dilaksanakan.

FALSAFAH PIIL PESENGGIRI SEBAGAI NORMA TATAKRAMA KEHIDUPAN SOSIAL MASYARAKAT LAMPUNG Ditulis oleh dhanny pada Min, 02/26/2017 - 08:26 

Facebook0 Twitter Google+ WhatsApp  

Share 77 kali dibaca

Pengarang: DRS. FACHRUDDIN Penerbit: KANWIL DEPDIKBUD PROPINSI LAMPUNG Tahun Terbit: 1996 Daerah/Wilayah: Lampung Rak: 1.5 (100-1

FALSAFAH PIIL PESENGGIRI SEBAGAI NORMA TATAKRAMA KEHIDUPAN SOSIAL MASYARAKAT LAMPUNG Piil Pesenggiri adalah istilah yang dikenal oleh masyarakat sebagai pandangan falsafah daerah yang hidup dan didukung oleh masyarakat sejak dulu, masa kerajaan, hingga masa penjajahan, perjuangan kemerdekaan, masa kemerdekaan, Orde baru, masa pembangunan dan sekarang era globalisasi. Piil Pesenggiri atau bupiil bupesenggiri artinya prinsip dan harga diri. Seseorang dikatakan telah memiliki atau menjaga harga diri. Seseorang dikatakan telah memiliki atau menjaga prinsip-prinsipnya manakala seseorang telah berpegang teguh kepada : Nemui Nyimah (bepudak waya), Nengah Nyappur ( tetangah tetanggah), sakai sambaian (khepot delom mufakat), Juluk adek (khopkhama delom bakekhja). Keempat unsur tersebut di atas manakala dilaksanakan sesempurna mungkin berarti bahwa seseorang itu akan memiliki harga diri. Pesenggiri bukan ditetapkan oleh seorang raja yang memiliki kekuasaan yang tidak terbatas.

Cari Pustaka Judul Kategori

Berita Terbaru 

STUDI REKREASI PESANTREN MADRASAH ALIYAH KHULAFAUR RASYIDIN DI BPNB KALBAR 26 November, 2018 | 22



MENGENALKAN KATALOG ONLINE BERSAMA PRODI SEJARAH UNTAN DI PERPUSTAKAAN BPNB KALBAR 22 Oktober, 2018 | 92



PRODI SEJARAH UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK KUNJUNGI PERPUSTAKAAN BPNB KALBAR 09 Oktober, 2018 | 109



PERPUSTAKAAN BALAI PELESTARIAN NILAI BUDAYA KALIMANTAN BARAT MENERIMA KUNJUNGAN DARI BALITBANG PEMERINTAHAN KOTA PALANGKA RAYA 24 Agustus, 2018 | 172



KOLEKSI BUKU DIPERPUSTAKAAN BERTAMBAH DENGAN TERBITNYA BUKU HASIL PENELITIAN 2017 04 Juni, 2018 | 295

Selengkapnya http://digilib.unila.ac.id/30013/2/TESIS%20TANPA%20BAB%20PEMBAHASAN.pdf

Related Documents


More Documents from ""