PETUNJUK EVOLUSI Evolusi dapat dilihat dari dua segi, yaitu sebagai proses historis dan cara bagaimana proses itu terjadi. Sebagai proses historis, evolusi telah dipastikan secara menyeluruh dan lengkap, sebagaimana yang telah dipastikan oleh ilmu tentang suatu kenyataan mengenai masa lalu yang tidak dapat disaksikan oleh mata. Untuk menunjukkan bukti-bukti bahwa proses evolusi itu ada, kita dapat melakukan pendekatan terhadap kenyataan yang ada. Kenyataankenyataan yang ada terus diinterprestasikan oleh para ahli dan dijadikan bahan bukti evolusi. Para ahli menggunakan bukti-bukti sebagai petunjuk evolusi dengan tujuan akhir ingin mencari jawaban tentang fenomena alam, sebagaimana yang terdapat dalam buku “On The Origin Species” karya Charles Darwin. Sebenarnya rambu-rambu untuk mencari bukti telah ada dalam buku Darwin, sedangkan petunjuk adalah rambu-rambu untuk memperoleh bukti, dengan alasan bahwa pendekatan monodisipliner tidak dapat dijangkau atau dilihat dan fosil bukti tidak dapat dipakai bukti dan kurang kuat. Hal ini karena fosil merupakan benda mati yang sudah tidak utuh dan lengkap, sehingga interpretasi para ahli sangat dituntut ketajamannya. Apalagi perilaku organisme yang telah memfosil sulit sekali diinterpretasi. Untuk menunjukkan bukti-bukti bahwa proses evolusi itu ada, kita dapat melakukan pendekatan terhadap kenyataan/fakta yang ada di sekitar kita. Walaupun dapat tidaknya kenyataan-kenyataan tersebut dijadikan bahan bukti adanya evolusi tergantung dari interpretasi para pakar yang bersangkutan.Beberapa petunjuk adanya evolusi, yaitu : A. VARIASI DALAM SATU KETURUNAN Di dunia ini tidak pernah dijumpai dua makhluk hidup yang identik sama. Bahkan anak kembar sekalipun pasti mempunyai suatu perbedaan, juga dengan individu-individu yang termasuk dalam satu species terdapat variasi
Gambar variasi genetik pada kelompok kumbang Misalnya adanya variasi atau perbedaan warna, ukuran, berat, kefaalan, kebiasaan dan lain sebagainya. Hal ini dapat terjadi karena pengaruh berbagai faktor seperti suhu, tanah, makanan, dan lain-lain. Variasi-variasi satu species dalam perkembangan berikutnya akan menurunkan keturunan yang berbeda. Bila variasi di dalam species itu menghuni daerah yang berbeda, maka dalam perkembangannya akan menghasilkan varian yang berbeda. Proses seleksi terhadap berbagai jenis hewan dan tumbuh-tumbuhan selama bertahun-tahun akan menghasilkan varian yang makin jauh berbeda dengan
moyangnya. Pemuliaan berbagai species liar secara berangsur-angsur akan menghasilkan species baru yang menguntungkan manusia. Sehingga dapat disimpulkan bahwa adanya variasi merupakan petunjuk adanya evolusi yang menuju ke arah terbentuknya speciesspecies baru. B. VARIASI AKIBAT PENYEBARAN GEOGRAFIS Biogeografi adalah distribusi geografi dari tanaman dan hewan. Dengan mempelajari biogeografi kita dapat menjelaskan mengapa spesies-spesies berdistribusi, dan apa bentuk distribusi yang diperlihatkan mengenai habitat dan daerah asal mula mereka. Dari perjalanan Darwin mengelilingi dunia dengan H.M.S. Beagle, ia menemukan bahwa spesies tanaman dan hewan umumnya tidak berdistribusi jauh dari habitat yang potensial. Studi-studi mengenai biogeografi sejak Darwin dibuktikan berulang-ulang oleh para ilmuan. Kesimpulan mendasar dari studi biogeografis memperlihatkan bahwa suatu spesies baru muncul pada satu tempat dan kemudian menyebar menuju keluar dari titik atau tempat asal.Beberapa spesies kemudian menjadi lebih luas distribusinya, tetapi mereka tidak dapat melewati barier-barier alami yang terpisah daerah biogeografis yang besar. Oleh karena itu, meskipun lingkungan hidup sesungguhnya identik pada daerah biogeografis berbeda, jarang ditempati oleh spesies yang sama. Buktinya, setiap daerah geografi besar di dunia mempunyai karakteristik kelompok tanaman dan hewan. Sebagai contoh, di Australia semacam kanguru (marsupial) mempunyai kantong yang berperan sebagai tempat menyusui dan melindugi anaknya, pada daerah biogeografi yang lain kanguru (marsupial) hampir tidak ditemukan. Selanjutnya, catatan fosil setiap daerah menampilkan suatu garis evolusioner kejadian-kejadian biologis yang terpisah dari semua daerah-daerah lain. Dengan setiap garis evolusioner, banyak fosil-fosil yang telah ditemukan dapat dibentuk atau disusun suatu spesies yang pernah hidup pada daerah tertentu. Bukti-bukti observasi atau pengamatan memperkuat konsep bahwa seleksi alam berlaku, oleh kekuatan besar dari lingkungan sehingga muncul spesies baru yang hanya dapat hidup beradaptasi atau dapat menyesuaikan diri dengan kondisi topografinya maupun kondisi iklim disekelilingnya. Sebagai buktinya, apa yang dilihat Darwin ketika menemukan bahwa spesies pada pulau tertentu terhalang untuk berhubungan dengan spesies pada pulau-pulau dekat, dan bahwa spesies sepulau umumnya berhubungan dengan spesies terdekat yang hidup sedaratan. Sebaliknya, tidak ada bukti yang mendukung keberadaan sekelompok “island species” (spesies yang hanya ada pada pulau tertentu) dengan karakteristik tertentu ditemukan dalam habitat-habitat pulau lain kemanapun kita mengelilingi dunia.Pada tingkatan yang lebih spesifik, biogeografi menunjukkan banyak bukti-bukti menyolok yang mengarah pada kejadian evolusi konvergen (convergent evolution). Organisme-organisme pada kenyataannya mempunyai biogeografi berbeda-beda, meskipun diturunkan dari keturunan nenek moyang yang sangat berbeda, memiliki
kesamaan proses adaptasi pada habitat-habitat khusus. Sebagai contoh, tanaman kaktus (famili Cactaceae) ditemukan di gurun pasir sebelah tenggara Amerika Utara, dan di gunung pasir Andes, tetapi tidak ada dimanapun di tempat lain. Di samping itu habitathabitat kering dan tandus di Afrika ditempati oleh sekelompok tanaman dari famili Euphorbiaceae.
C. SELEKSI ALAM DAN SELEKSI BUATAN SELEKSI ALAM 1. Pengertian Seleksi Alam Seleksi alam adalah pemilihan yang dilakukan oleh alam untuk memilih makhluk hidup yang dapat terus bertahan hidup dan makhluk hidup yang tidak dapat terus bertahan hidup. Makhluk hidup yang terus dapat bertahan hidup akan tetap hidup sedangkan makhluk hidup yang tidak dapat bertahan hidup akan mati. Selama kehidupan di bumi ini terus berlangsung, peristiwa alam juga akan terus berlangsung menyertai aktivitas kehidupan makhluk hidup. Peristiwa alam tersebut dapat berlangsung setiap saat dan setiap waktu tanpa adanya kesiapan dari makhluk hidup yang ada di alam ini. Peristiwa alam tersebut erat hubungannya dengan kelangsungan hidup makhluk hidup seperti banjir, tanah longsor, gunung meletus, gempa bumi, dan bencana alam lain. Keadaan tersebut dapat di artikan bahwa alam telah melakukan seleksi terhadap mahluk hidup yang ada di dalamnya. Mahluk hidup yang mampu bertahan hidup akan dapat bertahan hidup, sedangkan mahluk hidup yang tidak bertahan hidup akan mati dan mengalami kepunahan. Seleksi alam erat kaitannya dengan jenis (spesies), macam (varian), rantai makanan, jaring-jaring makanan, perkembangbiakan secara kawin, genetika dan adptasi. Proses perubahan karena seleksi alam tersebut berlangsung secara perlahan, sedikit demi sedikit, dan dalam jangka waktu yang relatif sangat lama (ratusan, ribuan bahkan jutaan tahun).
Seleksi alam adalah keberhasilan yang berbeda dalam reproduksi (kemampuan individu yang tidak sama untuk bertahan hidup dan reproduksi), seleksi alam terjadi melalui suatu interaksi antara lingkungan dan keanekaragaman yang melekat diantara individu organisme yang menyusun suatu populasi. Produk seleksi alam adalah adaptasi pepoulasi organisme dengan lingkungannya. Seleksi alam yang dimaksud dalam teori evolusi adalah teori bahwa makhluk hidup yang tidak mampu beradaptasi dengan lingkungannya lama kelamaan akan punah. Yang tertinggal hanyalah mereka yang mampu beradaptasi dengan lingkungannya. Dan sesama makhluk hidup akan saling bersaing untuk mempertahankan hidupnya. Teori seleksi alam bersandar pada tiga prinsip utama : 1. Pada setiap generasi dihasilkan keturunan yang jumlahnya banyak, lebih banyak daripada yang apat didukung oleh sumber-sumber terbats (makanan, air, tempat teduh dan pasangan kawin). 2. Terdapat variasi yang dapat diwariskan dalam populasi keturunan yang terlalu besar. 3. Terjadi kompetisi demi kesintasan, yang menyebabkan varian-varian yang teradaptasi denga lebih baik terhadap lingkungan tertentulah yang akan berhasil dan menghasilkan keturunan yang mewarisi sifat-sifat adaptif tersebut. Seleksi Alam merupakan suatu populasi memiliki kemampuan yang sama untuk bertahan hidup dan menghasilkan keturunan. Populasi terdiri dari individu yang bervariasi dan rata-rata beberapa varian menghasilkan lebih banyak keturunan dibandingkan yang lain. Keberhasilan yang berbeda dalam reproduksi ini adalah seleksi alam dan alel akan diturunkan ke generasi berikutnya. Seluk-beluk seleksi alami adalah pentingnya populasi dalam evolusi. Suatu populasi adalah satuan terkecil yang dapat berkembang. Evolusi dapat diukur sebagai peruahan dalam pembagian relative variasi dalam suatu populasi selama beberapa generasi. Contoh kerja seleksi alam adalah kegiatan para saintis menguji hipotesis Darwin bahwa paruh burung Finch Galapagus merupakan adaptasi evolusioner terhadap sumber makanan yang berbeda. Masih jelas teringat di benak kita tentang teori evolusinya yang menceritakan bahwa awalnya jerapah ada yang berleher pendek dan ada yang berleher panjang. Lalu jerapah yang berleher panjang lebih mudah menjangkau daun-daun muda yang tempatnya memang lebih tinggi dibandingkan dengan jerapah berleher pendek. Akhirnya, jerapah berleher panjang dapat bertahan hidup dan jerapah berleher pendek perlahan-lahan akan punah. Ini yang disebut Charles Darwin sebagai “Seleksi Alam”. Seleksi alam adalah proses dimana mutasi genetika yang meningkatkan reproduksi menjadi (dan tetap) lebih umum dari generasi yang satu ke generasi yang lain pada sebuah populasi. Ia sering disebut sebagai mekanisme yang “terbukti sendiri” karena: a) Variasi terwariskan terdapat dalam populasi organisme. b) Organisme menghasilkan keturunan lebih dari yang dapat bertahan hidup.
c) Keturunan-keturunan ini bervariasi dalam kemampuannya bertahan hidup dan bereproduksi. Kondisi-kondisi ini menghasilkan kompetisi antar organisme untuk bertahan hidup dan bereproduksi. Oleh sebab itu, organisme dengan sifat-sifat yang lebih menguntungkan akan lebih berkemungkinan mewariskan sifatnya, sedangkan yang tidak menguntungkan cenderung tidak akan diwariskan ke generasi selanjutnya. 2. Hukum-hukum yang Melatarbelakangi Seleksi Alam. Pemikiran Darwin menyatakan bahwa bentuk mahluk hidup dengan struktur baru yang disebutnya sebagai bentuk modern, adalah diperoleh dari makhluk hidup dari warisan makhluk hidup yang telah ada sebelumnya tetapi dengan suatu modifikasi. Modifikasi makhluk individu merupakan adaptasi terhadap lingkungannya. Individu yang mempunyai kecocokan yang lebih besar dengan lingkungannyalah yang mampu bertahan, karena itu lingkungannya berperan sebagai penyeleksi terhadap kelestarian makhluk hidup dari generasi kegenerasi, sehingga kemudian disebut dengan istilah seleksi alam. Seleksi alam menyatakan bahwa makhluk-makhluk hidup yang lebih mampu menyesuaikan diri dengan kondisi alam habitatnya akan mendominasi dengan cara memiliki keturunan yang mampu bertahan hidup, sebaliknya yang tidak mampu akan punah. Sebagai contoh, dalam sekelompok rusa yang hidup di bawah ancaman hewan pemangsa, secara alamiah rusa-rusa yang mampu berlari lebih kencang akan bertahan hidup. Itu memang benar. Akan tetapi, hingga kapan pun proses ini berlangsung, tidak akan membuat rusa-rusa tersebut menjadi spesies lain. Rusa akan tetap menjadi rusa. Maka pengertian seleksi alam menurut Darwin dapat dideskripsikan sebagai baerikut : a. Di alam, individu-individu berbeda dengan sesamanya. b. Perbedaan ini meskipun hanya sebagian kecil saja, ditentukan oleh faktor yang diteruskan melalui pewarisan sifat. c. Kapanpun perbedaan-perbedaan ini menyangkut ketahanan, yaitu keberhasilan bertahan sampai usia reproduksi, sehingga makhluk hidup mampu memberikan keturunan. Seleksi alam berperan sebagai mekanisme pengeliminasi individu-individu lemah dalam suatu spesies. Ini adalah kekuatan konservasi yang menjaga spesies yang ada dari kepunahan. Namun mekanisme ini tidak memiliki kemampuan mengubah satu spesies ke spesies lain. Seleksi alam hanya mengeliminir individu-individu suatu spesies yang cacat, lemah atau tidak mampu beradaptasi dengan habitatnya. Mekanisme ini tidak dapat menghasilkan spesies baru, informasi genetis baru, atau organ-organ baru. Dengan demikian, seleksi alam tidak mampu menyebabkan apa pun berevolusi. Darwin menerima kenyataan ini dengan mengatakan: "Seleksi alam tidak dapat melakukan apa pun sampai variasi-variasi menguntungkan berkebetulan terjadi". Karena itulah neoDarwinisme harus mengangkat mutasi sejajar dengan seleksi alam sebagai "penyebab
perubahan-perubahan menguntungkan". Akan tetapi, seperti yang akan kita lihat, mutasi hanya dapat men-jadi "penyebab perubahan-perubahan merugikan". Teori Darwin tentang evolusi melalui seleksi alam didasarkan pada dua fakta sederhana yaitu: a. Adanya variabilitas. b. Kesamaan antara induk dan keturunannya, dan satu kesimpulan bahwa variasi-variasi yang mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kemungkinan makhluk hidup untuk tertahan dan berproduksi.darwin percaya bahwa perubahan kondisi akan menghasilkan variasi baru. Ini merupakan hasil yang segera tampak sebagai akibat adanya seleksi dan akhirnya menghasilkan perubahan evolutif yang tetap. Tidak dipungkiri lagi ide Darwin tentang seleksi alam merupakan konsep biologi yang sangat penting. Ide seleksi alam sebagai mekanisme evolusi didasarkan pada beberapa ide yaitu : a. Mahluk hidup yang dilahirkan jauh lebih banyak daripada mahluk hidup yang dapat bertahan pada keadaan lingkungan dengan makanan terbatas. b. Ketersediaan kebutuhan hidup yang terbatas mengakibatkan terjadinya kompetisi di antara mahluk hidup. Kompetisi terjadi sangat hebat di antara individu-individu yang sama jenisnya, karena mereka memiliki keperluan atau kebutuhan hidup yang sama. 3. Contoh-Contoh Seleksi Alam a. Contoh peristiwa seleksi alam adalah pada kupu-kupu biston betularia Contoh kupu-kupu Biston betularia di inggris. Kupu-kupu biston betularia terdapat dua jenis, yaitu yang bersayap terang cerah dengan yang bersapap gelap. Awal mulanya lingkungan inggris yang bersih sangat baik untuk adaptasi kupukupu yang bersayap cerah. Namun karena limbah jelaga industri di inggris yang semakin banyak dan mengotori pepohonan sehingga pohon menjadi gelap yang akhirnya menjadi lebih adaptif untuk kupu-kupu yang bersapap gelap daripada yang terang. Hasilnya perkembangan kupu-kupu bersayap gelap meningkat tajam dan sayap cerah berkurang drastis.
Pada saat sebelum terjadinya revolusi di Inggris, udara di Inggris masih bebas dari asap industri, sehingga populasi ngengat biston betularia hitam menurun karena tidak dapat beradaptsi dengan lingkungannya. namun setelah revolusi industri, udara di Inggris
menjadi gelap oleh asap dan debu industri, sehingga populasi ngengat biston betularia putih menurun karena tidak dapat beradaptasi dengan lingkungan, akibatnya mudah ditangkap oleh pemangsanya. Kettlewell’s seorang dari Oxford University pada tahun 1966 telah menyelidiki kupu hitam dan putih Biston betularia (di Inggris). Kupu hitam banyak ditemui di daerah industri (tercemar) dan sedikit di daerah yang tidak tercemar, dan kupu putih sebaliknya. Untuk mengecek adanya perbedaan yang dikaitkan dengan penambahan lingkungan maka Kettlewell’s mempelajari perkembangan populasi kupu ini dengan cara “Marking recapture” yaitu menandai sejumlah kupu dari dua warna itu, kemudian dilepas di daerah tercemar (Birminghan) dan di daerah yang tidak tercemar (Dorset), setelah beberapa waktu ditangkap kembali, hasilnya sebagai berikut : Birminghan (tercemar) Dilepas Ditangkap kembali
b.
Hitam Putih Dorset(tak tercemar)
477 137
19% 40%
Hitam Putih
437 496
6% 12,5%
Terjadinya spesies baru burung Finch di Kepulauan Galapagos Kepulauan Galapagos berada di kawasan Amerika Selatan. Pada waktu melakukan ekspedisi di Kepulauan Galapagos, Darwin menemukan berbagai jenis burung yang sebelumnya tidak pernah dikenal. Burung-burung memiliki paruh dan kebiasaan makan yang berbeda-beda. Darwin memeperkirakan burung-burung tersebut merupakan keturunan burung Finch yang berasal dari daratan Amerika Selatan. Pada mulanya lingkungan dan makanannya yang baru. Lama-kelamaan muncullah berbagai spesies burung Finch yang baru. Berung Finch yang tidak dapat beradaptasi akan terseleksi, sehingga hanya burung-burung Finch yang mampu beradaptasi saja yang dapat bertahan hidup.
c.
Jerapah yang berleher panjang Menurut Darwin, pada mulanya tidak semua zarafah berleher panjang. Oleh karena sumber makanan mereka yang berupa daun-daun muda di pucuk-pucuk pohon yang tinggi, hanya jerapah berleher panjang saja yang dapat bertahan hidup. Jerapahjerapah berleher pendek punah terseleksi oleh alam. d. Punahnya dinosaurus dan reptil-reptil raksasa Punahnya dinosaurus dan reptil-reptil raksasa lainnya diduga karena tidak dapat beradaptasi terhadap perubahan-perubahan lingkungan yang terjadi pada zaman Mesozoikum 180 juta tahun yang lalu. Para peneliti menduga bahwa pada saat itu terjadi tabrakan antara bumi dan meteor. Tabrakan tersebut menyebabkan bumi tertutup debu. Akibatnya, sinar matahari tidak sampai ke permukaan bumi. Hal ini menyebabkan tumbuhan tidak dapat melakukan fotosintesis dan akhirnya mati. Matinya tumbuhan diikuti dengan matinya dinosaurus pemakan rumbuh-tumbuhan dan akhirnya dinosaurus pemakan daging juga mati.
e.
Contoh seleksi alam pada manusia Manusia merupakan organisme paling maju di bumi. Manusia, organisme yang tidak mempunyai senjata untuk membela diri, merupakan satu-satunya organisme yang kemudian menggunakan kemampuan otak untuk dapat bertahan hidup. Secara umum terlihat bahwa evolusi memberikan kecenderungan penyempurnaan. Hal-hal baik dipertahankan, sedangkan hal yang buruk terseleksi dan punah. Salah satu hal baik yang selalu kita jumpai adalah pertambahan ukuran yang berarti evolusi menuju kepada komponen tersier. 4. Macam-Macam Seleksi Alam Seleksi alam dalam sebuah populasi untuk sebuah sifat yang nilainya bervariasi, misalnya tinggi badan, dapat dikategorikan menjadi tiga jenis. Yang pertama adalah seleksi berarah (directional selection), yang merupakan geseran nilai rata-rata sifat dalam selang waktu tertentu, misalnya organisme cenderung menjadi lebih tinggi. Kedua, seleksi pemutus (disruptive selection), merupakan seleksi nilai ekstrem, dan sering mengakibatkan dua nilai yang berbeda menjadi lebih umum (dengan menyeleksi keluar
nilai rata-rata). Hal ini terjadi apabila baik organisme yang pendek ataupun panjang menguntungkan, sedangkan organisme dengan tinggi sedang tidak. Ketiga, seleksi pemantap (stabilizing selection), yaitu seleksi terhadap nilai-nilai ektrem, menyebabkan penurunan variasi di sekitar nilai rata-rata. Hal ini dapat menyebabkan organisme secara pelahan memiliki tinggi badan yang sama. a. Seleksi Penstabilan Seleksi alamiah sering bekerja untuk menyingkirkan individu dari kedua fenotip ekstrim tersebut,di samping meningkatkan keberhasilan reproduksi fenotip yang mendekati nilai rata-rata. Dalam hal yang demikian, seleksi alamiah merupakan kekuatan yang bekerja untuk memelihara suatu keadaan tetap pada saat tertentu. Misalnya, ekor panjang dan ekor pendek itu keduanya tidak menguntungkan bagi tikus. Faktor-faktor yang mungkin melibatkan seperti halnya daya tarik pada lawan jenis, kemudahan gerak, kerugian karena pemangsa. Pada manusia misalnya, insiden mortalitas bayi itu lebih tinggi baik pada bayi dengan bobot sangat berat maupun dengan bobot yang sangat ringan. Jadi bayi dengan bobot rata-rata pada waktu lahir terseleksi,dan yang bobotnya pada kedua ekstrim itu tersingkir. Polimorfisme berimbang yang terjadi karena kemampuan superior heterozigot merupakan contoh yang lain. b. Seleksi Berarah Suatu populasi mungkin dapat berada dalam keadaan dimana individu-individu yang menempati satu ekstrim dari kisaran fenotiplebih disukai daripada yang lainlain. Hal ini terjadi akibat perubahan pada lingkungan fisiknya. Polusi udara yang disebabkan oleh revolusi industri di Britania Raya berakibat evolusi populasi berwarna lebih gelap pada banyak sekali spesies ngengat-melanisme industri. Pergeseran fenotip ini biasa disebut penggantian ciri. Ini adalah akibat dari seleksi berarah. Jadi seleksi berarah adalah kekuatan dinamis yang menyebabkan perubahan progressif dalm genotip dan oleh karena itu perubahan evolusioner. c. Seleksi Disruptif Tampaknya ada keadaan tertentu dimana individu pada kedua ekstrim dar kisaran fenotipnya lebih sesuai dari pada yang terdapat di tengah-tengah. Hal ini dinamakan seleksi disruptif atau seleksi terganggu. Arti penting evulisionermya terdapat pada kenyataan bahwa seleksi disruptif itu dapat menimbulkan terpecahnya lungkang (pool) gen tungal menjadi dua lungkang gen yang berbeda. Hal ini dapat merupakan suatu cara pembentukan spesies baru. Residu dari operasi pertambahan sering kali mengandung ion metal toksik dalam konsentrasi sangat tinggi, sehingga sebagian besar tumbuhan tak dapat tumbuh di tempat tersebut. Akan tetapi, beberapa spesies yang kuat, misalnya rumput tertentu, mampu mentebar dari tanah sekitarnya yang tak terkontaminasi sampai diatas timbunan limbah tersebut. Pemeriksaan pada tumbuhan ini memperlihatkan bahwa mereka telah mengembangkan daya tahan yang tinggi terhadap ion-ion toksik, disamping itu pada saat yang sama mengembangkan
pula kekurangmampuan tumbuh pada tanah yang tak terkontaminasi. Karena penyerbukan pada rumput terjadi oleh angin, maka terjadi persilangan antara populasi yang resisten dan tak resisten, namun akhirnya terjadi seleksi disruptif. Laju kematian yang lebih tinggi pada tumbuhan yang kurang resisten yang tumbuh pada tanah yang terkontaminasi, dibandingkan dengan laju kematian yang lebih tinggi pada tumbuhan yang lebih resisten yang tumbuh pada tanah yang tak terkontaminasi, menyebabkan divergensi meningkat dan populasinya terbagi menjadi dua sub populasi dengan perwujudan ekstrim sifat ini.
Gambar diatas menunjukkan bahwa ada tiga cara seleksi alamiah yang dapat mengubah distribusi fenotipe populasi. Pada setiap kasus, sumbu X merupakan kisaran variasi sifat yang dipertimbangkan sedangkan sumbu Y merupakan kisaran jumlah individu dalam populasi di tempat tersebut. Grafik sebelah kiri menunjukkan seleksi penstabilan bekerja melawan individu yang ekstrim dari sifat yang terseleksi. Polimorfisme berimbang merupakan salah satu contoh seleksi penstabilan. Grafik tengah menunjukkan seleksi berarah menguntungkan fenotipe pada stu ujung kisaran tersebut, sehingga menimbulkan pergeseran bertahap dalam distribusi fenotipe pada populasi tadi. Grafik kanan menunjukkan seleksi distruptif menguntungkan tipe ekstrim di ats tipe intermediate. Hal ini dapat menyebabkan pemisahan populasi itu menjadi dua subpopulasi. SELEKSI BUATAN Dalam setiap generasi, faktor lingkungan menyaring variasi yang dapat diwariskan, yang lebih menguntungkan suatu variasi tertentu atas variasi lain. Reproduksi diferensial mengakibatkan sifat yang disukai menjadi diwakilkan secara tidak sebanding pada generasi berikutnya. Akan tetapi, dapatkah sesungguhnya seleksi menyebabkan perubahan mendasar dalam suatu populasi? Darwin menemukan bukti bahwa hal itu bias saja terjadi dalam seleksi tiruan (artificial selection), yaitu pemuliaan tumbuhan dan ternak yang dibudidayakan. Manusia
telah memodifikasi spesies lain selama beberapa generasi dengan cara menyeleksi individu dengan sifat yang diinginkan sebagai induk dalam pembibitan. Seleksi buatan ini dapat melakukan perubahan dalam kurun waktu yang relatif singkat. Contoh seleksi buatan adalah semua sayuran ini memiliki nenek moyang yang sama berupa satu spesies mostar liar. Dengan menyeleksi bagian-bagian berbeda dari tumbuhan itu untuk lebih menonjol, para pemula telah mendapatkan hasil-hasil yang sangat beragam. D. HOMOLOGI ORGAN TUBUH Organ tertentu memiliki struktur dasar yang sama tapi memiliki fungsi yang berbeda. Contoh dari homologi anggota tubuh bagian depan vertebrata antara lain : humerus, radius, ulna, carpal, metal carpal yang terjadi pada manusia, burung, lumbalumba, dan gajah. Analogi adalah anatomik organ yang mengemban fungsi yang sama tidak memiliki bentuk dasar yang sama. Contohnya saja analogi antara sayap insekta dengan sayap burung. Lebih jelasnya dapat di lihat pada gambar berikut:
Kesamaan dasar dalam struktur yang diturunkan dari nenek moyang yang umum disebut struktur homolog. Lebih jelasnya, homologi adalah struktur dasar sama yang diturunkan secara genetik dari nenek moyang yang umum tetapi kemudian memiliki fungsi yang berbeda. Suatu contoh homologi yang baik adalah tulang lengan depan vertebrata. Semua vertebrata seperti burung, ikan paus, dan manusia mempunyai struktur dasar tulang lengan depan yang sama kemudian melewati proses perubahan (evolusi) dari nenek moyang yang umum, kemudian menampilkan fungsi yang berbeda. Kesamaan anggota gerak tidak hanya meliputi tulang, tetapi juga otot, saraf, persendian dan pembuluh darah. Semua kesamaan menunjukkan bahwa organ tersebut berasal dari struktur yang sama, dan selanjutnya berubah struktur sehingga fungsinya berbeda. Peristiwa ini dikenal dengan nama homologi.
1.
2.
Struktur Kaki Serangga Semua kaki serangga terdiri dari lima bagian yang selalu terjadi dalam urutan yang sama. Mulai dari dada, yaitu tersusun atas bagian: coxa, trokanter, femur, tibia, dan tarsus. Bagian ini memiliki segmen tunggal kecuali tarsus. Tarsus memiliki segmen yang bervariasi mulai dari satu sampai lima segmen. Ada banyak perubahan adaptif dalam kaki serangga selama evolusi kelompok. Banyak serangga memiliki tipe kaki berjalan yang sederhana, seperti kaki pertama dan kaki kedua belalang. a. Hind leg atau kaki belakang dari belalang merupakan modifikasi untuk melompat. b. Forelimbs dari mol kriket yang dimodifikasi-fied untuk menggali. c. Kaki kutu babi yang disesuaikan untuk menempel pada rambut. d. Kaki kumbang diving dibangun untuk berenang. Otak vertebrata menyajikan contoh yang baik dari homologi. Otak vertebrata mulai dari ikan hingga mamalia, terbuat dari bagian yang sama: lobus penciuman, otak hemi-bola, lobus optik, otak kecil, medula dan sebagainya. Sebagai salah satu bergerak lebih tinggi melalui seri beberapa lobus menjadi lebih menonjol daripada yang lain. Hal ini terjadi karena adaptasi dan perubahan evolusioner. Dengan demikian, belahan otak jauh lebih kecil dari lobus optik pada ikan, dalam mamalia mereka menjadi lebih menonjol, menyembunyikan jejak lobus optik bawah mereka. Hal ini disebabkan perbedaan kecerdasan antara ikan dan mamalia bahwa belahan otak menjadi lebih berkembang di kedua.
REFERENSI
Campbell, N.A.2008.Biologi Edisi Kedelapan Jilid 2.Jakarta : Erlangga. Helendra,dkk.2017.Buku Ajar Berbasis ICT dan Metakognisi Evolusi.Padang: UNP Press. Iskandar T. Djoko.2001. Evolusi.Bandung : ITB Verma, P. S daan V.K. Agarwal.2005.Cell Biology, Genetics, Molecular Biology, Evolution and Ecology. New Delhi : S. Chand & Company Ltd. Wijana, Nyoman.2004.Buku Ajar Evolusi.Singaraja : Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Singaraja.