Petrus Venerabilis dan Sejarah Studi Islam di Barat Adnin Armas, M.A. Kandidat Doktor di ISTAC-IIUM, Kuala Lumpur/Direktur Eksekutif INSISTS
Tim Penerjemah Petrus Venerabilis 1. Robert dari Ketton: Liber Legis Saracenorum quem Alcoran Vocant (Kitab Hukum Islam yang disebut alQur’an) Fabulae Saracenorum (Kisah-Kisah Islam) Chronica Mendosa (Periwayatan yang Salah Praefatio translatoris (Pengantar Penerjemah)
Tim Penerjemah Petrus Venerabilis 2. Petrus dari Toledo (Petrus Toletanus): Epistola Saraceni et Rescriptum Christiani (Surat Seorang Muslim dan Jawaban Seorang Kristen)
Tim Penerjemah Petrus Venerabilis 3. Petrus dari Poitiers (Petrus Pictaviensis): Capitula ad domnum Petrum abbatem
Tim Penerjemah Petrus Venerabilis 4. Hermann dari Dalmatia: De Doctrina Machumet (Mengenai Doktrin Muhammad) De generatione Machumet (Mengenai Generasi Muhammad) Tim Penerjemah juga dibantu oleh seorang Muslim dari Spanyol yang dipanggil Muhammad
Pengaruh Petrus Venerabilis Nicholas dari Cusa (1401-1464): Cribratio Alcorani (Menyaring Al-Qur’an)
Pengaruh Petrus Venerabilis Dionysius Carthusianus (1402/3-1471): Contra Alchonarum et Sectam Machometicam libri quinque (Buku Lima yang Menentang Al-Qur’an dan Cara Hidup Islam)
Pengaruh Petrus Venerabilis Juan dari Torquemada (1338-1468): Contra principales errores perfidi Machometi (Menentang Kesalahan-Kesalahan Prinsip Kesesatan Islam)
Pengaruh Petrus Venerabilis Juan Luis Vives (1492-1540): Contra sectam Mahometi (Menentang Cara Hidup Islam)
Pengaruh Petrus Venerabilis Martin Luther (1483-1546): Confutatio Alcorani (Membantah Al-Qur’an) Vorrede zu Theodor Bibliandus Koranausgabe (Kata Pengantar untuk Al-Qur’an Edisi Theodor Bibliander)
Pengaruh Petrus Venerabilis Hugo Grotius (1583-1645): Adversus Muhammedanos (Melawan Islam)
Ludovico Marracci (1612-1700) Alcorani Textus Receptus (Teks Al-Qur’an yang Standart)
Petrus Venerabilis (1094-1156) “Kelihatannya aneh, dan mungkin memang aneh, aku, seorang manusia yang yang sangat berbeda tempat dari kamu, berbicara dengan bahasa yang berbeda, memiliki suasana kehidupan yang terpisah dari suasana kehidupanmu, asing dengan kebiasaanmu dan kehidupanmu, menulis dari jauh di Barat kepada manusia yang tinggal di tanah-tanah Timur dan Selatan. Dan dengan perkataanku itu, aku menyerang mereka yang aku tidak pernah melihat, orang yang mungkin aku tidak pernah lihat.
Petrus Venerabilis (1094-1156) Namun aku menyerangmu bukan sebagaimana sebagian dari kami [orang-orang Kristen] sering melakukan, dengan senjata, tetapi dengan kata-kata, bukan dengan kekuatan, namun dengan akal; bukan dengan kebencian, namun dengan cinta… aku sungguh mencintaimu, aku memang menulis kepadamu, aku mengajakmu kepada keselamatan.” (But I attack you not, as some of us [Christians] often do, by arms, but by words; not by force, but by reason; not in hatred, but in love… I love you; loving you, I write to you; writing to you, I invite you to salvation).
Surat Petrus kepada Bernard dari Clairvaux: “Sekiranya apa yang kulakukan dianggap tidak berguna, karena pemikiran bukanlah senjata untuk mengalahkan musuh (Islam), kerja-kerja ilmiah seperti itu tetap akan ada manfaatnya. Jika orang-orang Islam yang sesat tidak bisa diubah, maka sarjana Kristen akan bisa menasehati orang-orang Kristen yang lemah imannya.” (Epistola Petri Cluniacensis ad Bernardum Caraevallis).
Karya Petrus Venerabilis: Summa Totius Haeresis Saracenorum (Semua Bid’ah Tertinggi Orang-Orang Islam) Liber contra sectam sive haeresim Saracenorum (Buku Menentang Cara Hidup atau Bid’ah orang-orang Islam).
Summa Totius Haeresis Saracenorum (Semua Bid’ah Tertinggi Orang-Orang Islam) :
Pandangan Islam mengenai: Tuhan ‘Isa as Hari Akhirat Rasulullah saw Sumber Qur’an Surga, Neraka dan Moral Penyebaran Islam Islam sebagai Kristen yang sesat (Islam as a Christian heresy).
Pemikiran Petrus Venerabilis:
Islam adalah sekte terkutuk sekaligus berbahaya (execrable and noxious heresy) Doktrin berbahaya (pestilential doctrine) Ingkar (impious) Sekte terlaknat (a damnable sect) Muhammad adalah orang jahat (an evil man).
Studi Islam di zaman Barat Kontemporer
Lebih akademis dan tidak vulgar Mengadopsi pandangan hidup Barat-Sekular (Kisten dan Yahudi yang Terbaratkan) Menggunakan studi kritis-historis
Kesimpulan Sekalipun Islamolog kontemporer menggunakan pendekatan yang berbeda dengan sarjana Kristen pertengahan dan modern, namun paradigmanya tetap sama.