Pertemuan Ke-1_utang Jangka Pendek.pdf

  • Uploaded by: Rossy Roessyah
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Pertemuan Ke-1_utang Jangka Pendek.pdf as PDF for free.

More details

  • Words: 4,454
  • Pages: 22
Pertemuan ke- 1

Modul Akuntansi Keuangan 2 & Lab

BAB 1 UTANG JANGKA PENDEK Mata Kuliah : Akuntansi Keuangan 2 & Lab Team Teaching

A. PENGANTAR Utang-utang

yang

menjadi

kewajiban

suatu

perusahaan

dikelompokkan dalam dua kelompok yaitu utang jangka pendek dan utang jangka panjang. Pada prinsipnya utang akan dicantumkan sebesar nilai tunai dari utang-utang tersebut, tetapi pada umumnya utang jangka pendek akan dicantumkan dengan jumlah sebesar nilai nominalnya.

B. TUJUAN PEMBELAJARAN Mahasiswa dapat memahami pengertian utang lancar, jenis-jenisnya, dan penyajiannya di neraca C. POKOK BAHASAN 1.1

Definisi Utang

1.2

Karakteristik Utang

1.3

Jenis-Jenis Utang Jangka Pendek 1.3.1 Utang Jangka Pendek Yang Jumlahnya Diketahui 1.3.2 Taksiran Utang 1.3.3 Utang Bersyarat (Contingent Liabilities)

S1 Akuntansi Keuangan 2 & Lab | Universitas Pamulang

1

Pertemuan ke- 1

Modul Akuntansi Keuangan 2 & Lab

D. DESKRIPSI MATERI 1.1 Definisi Utang Definisi utang adalah pengorbanan manfaat ekonomi di masa yang akan datang yang mungkin terjadi akibat kewajiban suatu badan usaha pada masa kini untuk mentransfer aktiva atau menyediakan jasa pada badan usaha lain di masa yang akan datang sebagai akibat transaksi atau kejadian di masa lalu. Utang-utang yang menjadi kewajiban suatu perusahaan dikelompokkan dalam dua kelompok yaitu utang jangka pendek dan utang jangka panjang. Pada prinsipnya utang akan dicantumkan sebesar nilai tunai dari utang-utang tersebut, tetapi pada umumnya utang jangka pendek akan dicantumkan dengan jumlah sebesar nilai nominalnya. Penyimpangan ini dilakukan dengan dasar anggapan bahwa selisih antara nilai nominal dengan nilai tunainya relatif kecil. Batasan yang biasa digunakan untuk mengelompokkan utang adalah jangka waktu pembayaran utang-utang tersebut. Apabila utang-utang itu akan dibayar dalam jangka waktu siklus operasi perusahaan atau dalam waktu satu tahun maka dikelompokkan sebagai utang jangka pendek. Karena siklus usaha perusahaan itu berbeda-beda, maka batasan dari utang jangka pendek adalah sebagai berikut : Suatu kewajiban akan dikelompokkan sebagai utang jangka pendek apabila pelunasannya akan dilakukan dengan menggunakan sumber-sumber aktiva lancar atau dengan menimbulkan utang jangka pendek yang baru. 1.2 Karakteristik Utang Dari definisi tersebut, dapat disimpulkan utang mempunyai 3 karakteristik sebgai berikut : 1. Merupakan tugas /tanggung jawab masa kini 2. Biasanya melibatkan perusahaan untuk mengorbankan sumber daya yang memiliki manfaat masa depan yang dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya : a. pembayaran kas b.penyerahan aktiva lain c. pemberian jasa S1 Akuntansi Keuangan 2 & Lab | Universitas Pamulang

2

Pertemuan ke- 1

Modul Akuntansi Keuangan 2 & Lab

d.penggantian kewajiban dengan kewajiban lain e. konversi kewajiban menjadi ekuitas 3. Timbul sebagai akibat dari transaksi atau peristiwa masa lalu 1.3 Jenis-Jenis Utang Jangka Pendek Selanjutnya pembahasan utang jangka pendek ini akan dibagi dalam tiga bagian yaitu : a. Utang jangka pendek yang jumlahnya dapat diketahui, b. Utang jangka pendek yang jumlahnya belum dapat ditetapkan c. Utang-utang bersyarat. 1.3.1

Utang Jangka Pendek Yang Jumlahnya Diketahui

Utang jangka pendek dikatakan sudah pasti bila memenuhi dua syarat: 1. Kewajiban untuk membayar sudah pasti, artinya sudah terjadi transaksi yang menimbulkan kewajiban membayar. 2. Jumlah yang harus dibayar sudah pasti. Utang-utang yang memenuhi dua syarat di atas terdiri dari berbagai jenis utang sebagai berikut: 1. Utang dagang dan utang wesel. -

Utang dagang dan utang wesel biasanya timbul dari pembelian barangbarang atau jasa-jasa dan dari pinjaman jangka pendek. Dalam menentukan jumlah utang jangka pendek perlu diperhitungkan utang atas barang-barang yang dibeli yang masih dalam perjalanan. Pencatatan utang atas pembelian barang yang masih dalam perjalanan harus mempertimbangkan syarat pengirimannya.

Contoh : Utang Dagang – Potongan Tunai PT ABC menggunakan tahun kalender sebagai tahun bukunya. Pada tanggal 16 Maret 2013 perusahaan membeli barang dagangan secara kredit sebesar Rp. 700.000 dengan syarat pembayaran 2/10, n=30.

S1 Akuntansi Keuangan 2 & Lab | Universitas Pamulang

3

Pertemuan ke- 1

Modul Akuntansi Keuangan 2 & Lab

PENYELESAIAN Tanggal transaksi (16 Maret 2013) Metode Rekening dan Deskripsi (1) Netto

Persediaan Barang atau Pembelian

Dagangan

Debit

Kredit

686.000 686.000

Utang Dagang (2) Bruto

Persediaan Barang atau Pembelian

Dagangan

700.000 700.000

Utang Dagang Pembayaran dilakukan dalam masa potongan. Metode Rekening dan Deskripsi Debit (1) Netto

Utang Dagang

(2) Bruto

Utang Dagang

Kredit

686.000

Kas atau Bank

686.000 700.000

Potongan Pembelian

14.000

Kas atau Bank

686.000

Pembayaran dilakukan setelah masa potongan. Metode Rekening dan Deskripsi Debit Kredit (1) Netto

Utang Dagang Rugi Potongan Tunai Tidak Dimanfaatkan*

686.000 14.000 700.000

Kas atau Bank (2) Bruto

Utang Dagang Kas atau Bank

700.000 700.000

* Disajikan di dalam Laporan Rugi Laba sebagai elemen non operasional, sehingga mengurangi laba usaha

S1 Akuntansi Keuangan 2 & Lab | Universitas Pamulang

4

Pertemuan ke- 1

Modul Akuntansi Keuangan 2 & Lab

-

Utang wesel ada yang dijamin, ada juga yang tanpa jaminan, di dalamnya termasuk wesel-wesel yang dikeluarkan untuk pembelian barang-barang atau jasa, pinjaman bank jangka pendek, pegawai atau pemegang saham dan untuk pembelian mesin-mesin dan alat-alat.

Contoh : Utang Wesel – Ketentuan Umum Pengukuran PT ABC membeli barang dagangannya langsung dari produsen, dengan menyerahkan promes berjangka waktu 2 tahun sebagai pengakuan utangnya. Pada tanggal 2 Januari 2013, perusahaan membeli barang dagangan dengan harga masing-masing Rp.500 juta dari PT DEF dan PT GHI. Kepada PT DEF diserahkan promes nominal Rp.500 juta dengan bunga 15%, jangka waktu 2 tahun; sedangkan kepada PT GHI diserahkan promes nominal Rp.661,25 juta tanpa bunga, jangka waktu juga 2 tahun sebagai berikut: No Kreditur/Pemasok Tgl.Terbit Tgl.Jatuh Nilai Tempo Nominal

Bunga

1

PT DEF

2/1/13

31/12/14

500.000.000 15%

2

PT GHI

2/1/13

31/12/14

661.250.000

-

Kedua promes atau wesel bayar mempunyai nilai jatuh tempo yang sama besarnya sebagaimana tampak pada hasil perhitungan berikut (dalam Rp) : No Komponen Nilai Tempo Wesel 1

2

Jatuh Wesel Dengan Wesel Bunga Bunga

Nilai Nominal

500.000.000

Bunga thn 1 (0,15 x nilai nominal)

Tanpa

661.250.000

75.000.000

-

86.250.000

-

Bunga thn 2 (0,15 x nilai promes akhir thn 1) Nilai jatuh tempo promes

661.250.000

661.250.000

PENYELESAIAN S1 Akuntansi Keuangan 2 & Lab | Universitas Pamulang

5

Pertemuan ke- 1

Modul Akuntansi Keuangan 2 & Lab

Sesuai dengan ketentuan dan penjelasan sebagaimana dikemukakan di atas, maka ayat-ayat jurnal yang berhubungan dengan pembelian barang dagangan atau utang wesel terkait, dalam dua tahun masa berlakunya wesel dengan bunga yang diserahkan kepada PT DEF akan tampak sebagai berikut (dalam ribuan Rp) : Tgl

Rekening dan Deskripsi

2/1/13

Persediaan Barang (Pembelian)

Debit

Dagangan

Kredit

500.000 500.000

Utang Wesel 31/12/1 3

Biaya Bunga

31/12/1 4

Biaya Bunga

31/12/1 4

Utang Wesel

500.000

Utang Bunga

161,250

75.000

Utang Bunga

75.000 86,250

Utang Bunga

86,250

Kas atau Bank

661,250

Ayat-ayat jurnal yang diperlukan untuk mencatat efek transaksi pembelian barang dangang dan wesel tanpa bunga terkait dalam dua tahun masa berlakunya wesel akan tampak sebagai berikut (dalam ribuan Rp) : Tgl

Rekening dan Deskripsi

2/1/13

Persediaan Barang (Pembelian)

Dagangan

Diskonto Utang Wesel

Debit 500.000

161.250

Utang Wesel 31/12/1 3

Biaya Bunga

31/12/1 4

Biaya Bunga

661.250 75.000

Diskonto Utang Wesel

Diskonto Utang Wesel

Kredit

75.000 86.250 86.250

S1 Akuntansi Keuangan 2 & Lab | Universitas Pamulang

6

Pertemuan ke- 1

Modul Akuntansi Keuangan 2 & Lab

31/12/1 4

Utang Wesel

661.250

Kas atau Bank

661,250

2. Utang jangka panjang yang jatuh tempo dalam periode itu. -

Utang obligasi dan utang-utang jangka panjang lainnya yang akan dilunasi kurang dari satu tahun dilaporkan sebagai utang jangka pendek. Jika yang jatuh tempo hanya sebagian, maka bagian yang jatuh tempo dalam tahun itu dilaporkan sebagai utang jangka pendek, sedang yang belum jatuh tempo tetap dilaporkan sebagai utang jangka panjang. Apabila utang jangka panjang yang jatuh tempo dalam periode itu akan dilunasi dengan dana-dana pelunasan atau dari uang hasil penjualan obligasi baru atau akan ditukar dengan saham, maka utang jangka panjang tadi tetap dilaporkan sebagai utang jangka panjang. Walaupun pelunasannya masih dalam waktu satu tahun, tetapi karena tidak dilunasi dengan sumber aktiva lancar dan tidak menimbulkan utang jangka pendek yang baru, maka tidak dikelompokkan dalam utang jangka pendek.

3. Utang dividen. -

Dividen yang dibagikan dalam bentuk uang atau aktiva (jika belum dibayar) dicatat dengan mendebit rekening laba tidak dibagi dan mengkredit utang dividen. Karena utang dividen ini segera akan dilunasi maka termasuk dalam kelompok utang jangka pendek. Utang dividen ini timbul pada saat pengumuman pembagian dividen oleh direksi dan terutang sampai tanggal pembayaran. Dividen untuk saham prioritas, walaupun jumlahnya sudah pasti, tetapi sebelum tanggal pengumuman belum merupakan utang. Utang dividen skrip akan dikelompokkan sebagai utang jangka pendek jika segera akan dilunasi. Pembagian dividen dalam bentuk saham (dividen saham) dicatat dengan debit laba tidak dibagi dan kredit dividen saham yang akan dibagi. Kredit yang dibuat untuk mencatat dividen saham yang akan dibagi tidak termasuk S1 Akuntansi Keuangan 2 & Lab | Universitas Pamulang

7

Pertemuan ke- 1

Modul Akuntansi Keuangan 2 & Lab

dalam kelompok utang jangka pendek tetapi merupakan elemen modal. -

Jurnal Utang Deviden a) Diakui saat pembagian dividen kas diumumkan perusahaan Jurnal yang diperlukan : - Saat diumumkan : Dividen/ Laba Ditahan xxx Hutang Dividen xxx - Saat dibayar : Hutang Dividen xxx Kas xxx b) Biasanya

tenggang

waktu

antara

tanggal

pengumuman

dan

pembayaran dividen kas kurang dari dua belas bulan. 4. Uang muka dan jaminan yang dapat diminta kembali. -

Uang muka merupakan pembayaran di muka dari pembeli untuk barangbarang yang dipesan. Sebelum barang-barang diserahkan pada pembeli, uang muka tersebut merupakan utang jangka pendek.

-

Jaminan yang diminta dari langganan juga merupakan utang, jika jaminan itu dapat ditarik kembali sewaktu-waktu, maka merupakan utang jangka pendek. Tetapi jika jaminan itu akan disimpan dalam perusahaan untuk jangka waktu yang lama, maka termasuk dalam kelompok utang jangka panjang.

5. Dana yang dikumpulkan untuk pihak ketiga. -

Jaminan yang diminta dari langganan juga merupakan utang, jika jaminan itu dapat ditarik kembali sewaktu-waktu, maka merupakan utang jangka pendek. Tetapi jika jaminan itu akan disimpan dalam perusahaan untuk jangka waktu yang lama, maka termasuk dalam kelompok utang jangka panjang.

-

Sebagai contoh setiap membayar gaji pegawai dipotong 15% sebagai pajak penghasilan pegawai yang nantinya akan disetorkan ke kas negara. Pajak yang dipotong oleh perusahaan dicatat sebagai utang lancar. S1 Akuntansi Keuangan 2 & Lab | Universitas Pamulang

8

Pertemuan ke- 1

Modul Akuntansi Keuangan 2 & Lab

Apabila gaji pegawai bulan Oktober 2013 sebesar Rp 2.400.000,- maka PPh pegawai sebesar 15% akan dicatat dengan jurnal sebagai berikut: Gaji dan upah Utang pajak penghasilan karyawan Kas -

Rp 2.400.000,Rp 360.000,2.040.000,-

Perusahaan-perusahaan yang dikenakan pajak pertambahan nilai (PPN) akan membebankan PPN ini kepada pembeli, yaitu dengan menambahkan PPN pada harga jual. PPN yang diterima dicatat sebagai utang sampai saat penyetorannya ke Kas Negara.

-

Misalnya: Penjualan bulan April 2015 sebesar Rp42.000.000,-, termasuk PPN sebesar 10%, maka pencatatan penjualan dilakukan dengan jurnal sebagai berikut:

Kas Penjualan Utang PPN

Rp42.000.000,Rp38.181.818,3.818.182,-

-

Perhitungan: PPN = 10/no x Rp42.000.000,- = Rp3.818.182,-.

-

Pada saat menyetorkan PPN tersebut ke Kas Negara, dibuat jurnal sebagai berikut:

Utang PPN

Rp3.818.818,Rp3.818.81 8,-

Kas 6. Utang biaya (biaya yang masih akan dibayar). -

Utang biaya merupakan utang yang timbul dari pengakuan akuntansi terhadap biaya-biaya yang sudah terjadi tetapi belum dibayar. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah utang yang timbul dari gaji dan upah, bonus, biaya sewa dan Iain-lain. Bonus yang diberikan pada karyawan-karyawan tertentu kadang-kadang

menimbulkan masalah tersendiri. Bonus itu dapat dihitung dengan dasar penjualan atau laba, tergantung pada perjanjiannya. Apabila bonus dihitung atas dasar laba, S1 Akuntansi Keuangan 2 & Lab | Universitas Pamulang

9

Pertemuan ke- 1

Modul Akuntansi Keuangan 2 & Lab

maka perhitungannya dapat dilakukan dengan 3 cara sebagai berikut: a. Bonus dihitung dari laba sebelum dikurangi bonus dan pajak penghasilan (PPh). b. Bonus dihitung dari laba sesudah dikurangi pajak penghasilan sebelum dikurangi bonus. c. Bonus dihitung dari laba sesudah dikurangi bonus dan pajak penghasilan. Penggunaan masing-masing cara di atas dapat dilihat dari contoh berikut ini: PT Riza Fadila memberikan bonus untuk kepala bagian penjualan sebesar 10% dari laba. Laba tahun 2005 sebesar Rpl.000.000,-. PPh sebesar 15% dari laba bersih. Misalnya B = Bonus

P = Pajak.

Perhitungan bonus masing-masing cara di atas sebagai berikut: a. Bonus dihitung dari laba sebelum dikurangi bonus dan PPH: B = 0,10 x Rp l.000.000,B = Rp l00.000,-. PPh = 15% x (Rp l.000.000,- – Rp l00.000,-) PPh = Rp l35.000,b. Bonus dihitung dari laba sesudah dikurangi PPH sebelum dikurangi dengan bonus: B = 0,10 (Rp l.000.000,- - P) P = 0,15 (Rp l.000.000,--B) P dalam persamaan pertama diganti dengan persamaan kedua, maka B dapat dihitung sebagai berikut: B = 0,10[Rp l.000.000,- – 0,15 (Rp l.000.000,- - B)] B = 0,10(RP1.000.000,- – Rp l50.000,- + 0,15B) B = Rp l00.000,- - Rpl5.000,- + 0,015 B B– 0,015 B = Rp 85.000,0,985 B = Rp 85.000,B = Rp 86.294,40.

S1 Akuntansi Keuangan 2 & Lab | Universitas Pamulang

10

Pertemuan ke- 1

Modul Akuntansi Keuangan 2 & Lab

PPh dihitung dengan mengganti B dari persamaan kedua sebagai berikut: P = 0,15 (Rp l.000.000,- – Rp 86.294,40) P = 0,15 x Rp 913.705,60 P = Rp l37.055,84. Bonus dihitung dari laba sesudah dikurangi bonus dan PPh: B = 0,10 (Rp l.000.000,- – B – P) P = 0,15 (Rp l.000.000,- – B) P dalam persamaan pertama diganti dengan persamaan kedua, maka B dapat dihitung sebagai berikut: [Rpl.000.000,- – B – 0,15 (Rp l.000.000,-B = 0,10 B)] B = 0,10 (Rpl.000.000,- – B – Rp l50.000,- + 0,15 B) B = Rp l00.000,- – 0,1 B – Rp l5.000,- + 0,015 B B + 0,10 B – 0,015 B = Rp 85.000,1,0985 B = Rp 85.000,B = Rp77.378,-.

PPh dihitung dengan mengganti B dari persamaan kedua sebagai berikut: P = 0,15 (Rpl.000.000,- - Rp77.378,-) = 0,15 (Rp922.622,-) P = Rp l38.393,-. -

Hutang Gaji dan Upah Perhitungan jumlah yang masih akan dibayar untuk gaji dan upah, bunga, sewa, dan Iain-lain dilakukan dengan dasar waktu terjadinya biaya tersebut. Misalnya gaji pegawai dibayarkan tiap tanggal 5 bulan berikutnya. Jika gaji dan upah bulan Desember 2005 sebesar Rpl.200.000,- maka pada tanggal 31 Desember 2005 dibuat jurnal penye-suaian untuk mencatat utang gaji dan upah sebagai berikut: Gaji dan upah

Rpl.200.000,-

Utang gaji dan upah

Rpl.200.000 ,-

S1 Akuntansi Keuangan 2 & Lab | Universitas Pamulang

11

Pertemuan ke- 1

Modul Akuntansi Keuangan 2 & Lab

Prosedur yang sama digunakan juga untuk menghitung biaya-biaya lain yang masih akan dibayar. -

Pendapatan diterima di muka. Jumlah yang diterima dari langganan untuk barang-barang dan jasa-jasa yang akan diserahkan dalam periode yang akan datang dicatat sebagai pendapatan yang diterima di muka dan dilaporkan di bawah kelompok utang jangka pendek. Contoh dari pendapatan yang diterima di muka adalah uang muka yang diterima untuk langganan majalah/surat-surat kabar. Jumlah penerimaan ini merupakan pendapatan yang diterima di muka sampai majalah/surat kabarnya diserahkan pada pembeli.

1.3.2

Utang Jangka Pendek yang jumlahnya belum dapat ditetapkan atau Taksiran Utang Biasanya jumlah kewajiban dari suatu utang sudah dapat ditentukan, baik

dari kontrak maupun dari perhitungan dengan dasar suatu tarif tertentu. Akan tetapi tidak semua utang dapat ditentukan jumlahnya, kadang-kadang terdapat utang-utang yang sudah jelas harus dibayar, tetapi pada tanggal neraca jumlahnya masih belum pasti. Karena jumlahnya masih belum jelas, tetapi kewajibannya sudah«pasti maka pada tanggal neraca dilakukan perhitungan jumlah kewajiban dengan cara taksiran. Taksiran utang ini mungkin dikelompokkan sebagai utang jangka pendek atau jangka panjang, tergantung pada saat pelunasan utang tersebut. Jika pelunasannya segera, maka dikelompokkan sebagai utang jangka pendek, tetapi jika pelunasannya akan dilakukan beberapa periode yang akan datang maka dikelompokkan sebagai utang jangka panjang. Beberapa jenis taksiran utang jangka pendek yang nampak dalam neraca adalah: a. Taksiran Utang Pajak Penghasilan Pada akhir periode sesudah diketahui laba yang diperoleh, diperlukan untuk menaksir besarnya pajak penghasilan yang akan menjadi beban tahun yang bersangkutan. Besarnya pajak biasanya ditaksir dengan cara mengalikan tarif S1 Akuntansi Keuangan 2 & Lab | Universitas Pamulang

12

Pertemuan ke- 1

Modul Akuntansi Keuangan 2 & Lab

pajak yang berlaku dengan jumlah laba. Sesudah taksiran pajak ini dihitung, akan dicatat dengan jurnal yang mendebit rekening pajak penghasilan dan dikreditkan ke rekening utang pajak penghasilan. b. Taksiran Utang Hadiah yang Beredar Kadang-kadang ditawarkan hadiah atas pembelian barang-barang tertentu. Hadiah-hadiah ini merupakan biaya untuk periode di mana penjualan barangbarang tersebut terjadi. Apabila hadiah-hadiah itu habis waktunya pada akhir periode maka tidak perlu dibuat jurnal penyesuaian. Tetapi apabila jangka waktu pengambilan hadiah melampaui suatu periode akuntansi, maka pada akhir tahun dibuat jurnal penyesuaian yang mendebit rekening biaya hadiah penjualan dan mengkredit rekening utang hadiah yang beredar. Jumlah utang hadiah yang beredar ini dihitung dengan cara taksiran dari jumlah penjualan. Contoh: Utang Hadiah (Harnanto, 2003 : 67 – 68) PT Sekar Melati Industries adalah produsen sabun mandi Sekar Arum. Perusahaan menjual produknys dengan menawarkan hadiah berupa sebuah gelas kepada setiap pembeli atau konsumen yang mengirimkan kembali 20 label yang terdapat di dalam setiap bungkus sabun. Harga pokok gelas adalah Rp.2.500 per buah. Perusahaan mengestimasi hanya 40% dari label yang beredar akan dimanfaatkan oleh para konsumen. Dalam tahun 2003 perusahaan membeli 12.000 gelas dengan harga @ Rp.2.500, dan sebanyak 500.000 label dimasukkan dalam bungkus sabun yang telah dijual dengan harga @ Rp.5.000 per bungkus. Sampai dengan akhir tahun 2003, 30% dari label yang beredar ditukarkan dengan hadiah. 1. Expense Method Dengan expense method, hadiah yang ditawarkan sebagai insentif atau upaya untuk meningkatkan omset dan hasil penjualan diakui sebagai biaya pada saat terjadinya penukaran hadiah atau pada saat hadiah diserahkan kepada konsumen. Namun demikian, karena pada prinsipnya menganut acrual basis accounting, pada setiap akhir periode akuntansi harus juga diakui kemungkinan adanya hadiah S1 Akuntansi Keuangan 2 & Lab | Universitas Pamulang

13

Pertemuan ke- 1

Modul Akuntansi Keuangan 2 & Lab

yang akan diserahkan di masa datang setelah terjadinya transaksi penjualan berhadiah. Dengan expense method, ikhtisar jurnal yang diperlukan untuk mencatat transaksi yang berhubungan dengan pelaksanaan program penjualan berhadiah tersebut dalam tahun buku 2012 akan tampak sebagai berikut (dalam ribuan Rp). Tgl

Rekening dan Deskripsi

1/1– 31/12

Persediaan Gelas

Debit

Kredit

30.000

Kas atau Bank

30.000

(Pembelian gelas 12.000 harga @ Rp.2.500) Kas (Piutang Usaha)

2.500.000

Hasil Penjualan

2.500.000

(Penjualan sabun 500.000 bungkus @ Rp.5.000) Biaya Promosi Persediaan Gelas

18.750 18.750

(Penyerahan hadiah 7.500 gelas @ Rp.2.500)

2. Sales Reduction Method Dengan sales reduction method estimasi hadiah sebagai biaya promosi diperlakukan sebagai pengurang hasil penjualan yang diakui pada saat terjadinya transaksi penjualan berhadiah. Untuk dapat menerapkan metode ini diperlukan estimasi hadiah sebagai biaya promosi pada saat terjadinya transaksi penjualan. Atas dasar estimasi label yang akan ditukarkan dengan hadiah sebanyak 40%, maka ikhtisar jurnal yang diperlukan untu mencatat transaksi-transaksi yang berhubungan dengan program penjualan berhadiah pada kasus PT Sekar Melati Industries tersebut di atas akan tampak sebagai berikut (dalam ribuan Rp):

S1 Akuntansi Keuangan 2 & Lab | Universitas Pamulang

14

Pertemuan ke- 1

Modul Akuntansi Keuangan 2 & Lab

Tgl

Rekening dan Deskripsi

1/1– 31/12

Persediaan Gelas

Debit

Kredit 30.000

Kas atau Bank

30.000

(Pembelian gelas 12.000 harga @ Rp.2.500) Kas (Piutang Dagang)

2.500.000

Hasil Penjualan

2.475.000

Utang Hadiah (estimasi) (Penjualan berhadiah 500.000 bungkus sabun)

25.000 atas

Utang Hadiah

18.750

Persediaan Gelas

18.750

(Penyerahan hadiah 7.500 gelas @ Rp.2.500)

c. Taksiran Utang Garansi Jika barang-barang yang dijual disertai dengan garansi untuk perbaikanperbaikan maka pada akhir periode dihitung taksiran jumlah biaya yang akan terjadi sebagai akibat garansi tersebut. Taksiran biaya itu didebitkan ke rekening biaya garansi dan dikreditkan ke rekening taksiran utang garansi. Cara tersebut merupakan cara yang sesuai dengan prinsip matching atau mempertemukan. Dengan cara ini yang selanjutnya disebut expense warranty treatment biaya garansi dibebankan sebagai biaya pada periode dicatatnya penjualan. Sebagai contoh, misalnya PT HASTA menghasilkan televisi. Berdasarkan pengalaman, garansi untuk satu set televisi rata-rata sebesar Rp50.000,-. Harga jual satu televisi sebesar Rpl.000.000,-. Jurnal yang dibuat oleh PT HASTA untuk mencatat penjualan, taksiran garansi, dan biaya yang sesungguhnya dikeluarkan sebagai berikut:

S1 Akuntansi Keuangan 2 & Lab | Universitas Pamulang

15

Pertemuan ke- 1

Modul Akuntansi Keuangan 2 & Lab

Januari - Desember 2005 Penjualan 1.500 set televisi @ Rpl.000.000,31 Desember 2005 Taksiran biaya garansi: 1.500 x Rp50.000,- = Rp75.000.000,Selama tahun 2006 Biaya perbaikan sesungguh-nya untuk televisi yang masih dalam masa garansi sebesar Rp20.000.000,-. Biaya ini terdiri dari spare part, gaji dan sebagainya.

Jurnal Piutang Penjualan

Rp l.500.000.000,Rp l.500.000.000,-

Biaya garansi Taksiran utang garansi

Rp75.000.000,Rp75.000.000,-

Taksiran utang garansi

Rp20.000.000,-

Jurnal Piutang Penjualan

Rp l.500.000.000,Rp l.500.000.000,-

Biaya garansi Taksiran utang garansi

Rp75.000.000,Rp75.000.000,-

Taksiran utang garansi

Rp20.000.000,-

S1 Akuntansi Keuangan 2 & Lab | Universitas Pamulang

16

Pertemuan ke- 1

Modul Akuntansi Keuangan 2 & Lab

Ada satu metode lain yang dapat digunakan untuk mencatat biaya garansi. Metode lain ini disebut sales warranty treatment. Dalam metode ini sebagian harga jual ditunda pengakuannya, sampai saat terjadinya pengeluaran biaya garansi yang sesungguhnya. Karena cara ini juga berdasar pada dasar accrual, maka

dapat

digunakan.

Kelemahannya,

adalah

dilihat

dari

prinsip

mempertemukan. Dalam cara ini, penghasilan ditunda menunggu sampai terjadinya biaya. Seharusnya, yang benar adalah biaya dibebankan sesuai dengan saat pengakuan pendapatan. Oleh karena itu, cara pertama (expense warranty treatment) sebaiknya yang digunakan. d. Taksiran Utang Pensiun Apabila karyawan yang berhenti sesudah bekerja untuk jangka waktu tertentu diberi pensiun, maka biaya pensiun yang dibayarkan selama masa hidupnya karyawan tersebut akan dibebankan sebagai biaya ke periode-periode di mana karyawan tersebut bekerja. Jumlah pensiun yang akan dibayarkan ditaksir berdasarkan jumlah karyawan, umur dan jangka waktu pembayaran pensiun. Selanjutnya jumlah taksiran tadi dibagi dengan taksiran jangka waktu bekerjanya karyawan tersebut. Setiap periode jumlah taksiran ini didebitkan ke rekening biaya gaji dan upah atau biaya produksi tidak langsung dan dikreditkan ke rekening utang pensiun. Pada saat pensiun dibayar, rekening utang pensiun didebit dan rekening kas dikredit. 1.3.3

Utang Bersyarat (Contingent Liabilities) Utang-utang bersyarat merupakan utang-utang yang sampai pada tanggal

neraca masih belum pasti apakah akan menjadi kewajiban atau tidak. Utangutang semacam ini timbul akibat kegiatan di masa yang lalu. Untuk menentukan apakah suatu utang itu merupakan utang bersyarat atau taksiran utang, dasarnya adalah kepastian timbulnya kewajiban. Jika kewajiban membayar itu pasti timbul, walaupun jumlahnya belum pasti maka utang jenis ini merupakan taksiran utang. Tetapi jika kewajiban membayar itu masih belum pasti, mungkin jumlahnya sudah pasti atau mungkin juga belum pasti, maka utang-utang seperti ini S1 Akuntansi Keuangan 2 & Lab | Universitas Pamulang

17

Pertemuan ke- 1

Modul Akuntansi Keuangan 2 & Lab

merupakan utang-utang bersyarat. Jadi sesungguhnya perbedaan yang ada di antara taksiran utang dengan utang bersyarat adalah kepastian timbulnya kewajiban membayar dan bukannya mengenai kepastian jumlahnya. Yang termasuk dalam utang-utang bersyarat adalah: (a) Piutang wesel didiskontokan dan piutang dijaminkan. (b) Endorsemen bersyarat atas wesel-wesel. (c) Sengketa hukum. (d) Tambahan pajak yang belum jelas kepastiannya. (e) Jaminan terhadap utang anak perusahaan. (f) Garansi terhadap penurunan harga barang-barang yang dijual. Utang bersyarat dalam neraca bisa ditunjukkan dengan catatan kaki atau dilaporkan dengan judul tersendiri, tetapi tidak ikut dijumlahkan dengan utangutang yang lain.

S1 Akuntansi Keuangan 2 & Lab | Universitas Pamulang

18

Pertemuan ke- 1

Modul Akuntansi Keuangan 2 & Lab

Latihan Teori: 1. Apakah definisi utang? Dan Jelaskan pengelompokan utang dalam tiga kelompok! 2. Syarat apakah yang diperlukan untuk dipenuhi agar suatu utang dapat dikelompokkan dalam utang yang sudah pasti? 3. Apakah bedanya taksiran utang dengan utang bersyarat? 4. Berikan contoh beberapa jenis utang yang masuk dalam kelompok taksiran utang! 5. Pendapatan yang diterima di muka masuk kelompok utang yang mana? 6. Apabila diinginkan untuk mempertemukan semua biaya yang terjadi dengan pendapatannya, taksiran utang garansi sebaiknya dicatat dengan metode yang mana?

S1 Akuntansi Keuangan 2 & Lab | Universitas Pamulang

19

Pertemuan ke- 1

Modul Akuntansi Keuangan 2 & Lab

Latihan Praktek : 1. Berikut ini adalah transaksi yang terjadi dalam PT ABC dalam bulan Agustus 2006. a. Penjualan barang dagangan sebesar Rp l0.000.000,-. Jaminan kerusakan periode-periode sebelumnya ditaksir sebesar 5%. b. Pembelian kredit barang dagangan sebesar Rp 6.200.000,-. PT ABC menggunakan metode buku (perpetual). c. Meminjam uang dari bank sebesar Rp l5.000.000,- dengan bunga 18% per tahun dibayar setiap tanggal 31 Desember. d. Mengeluarkan wesel untuk mengganti utang dagang dari pembelian dalam transaksi b di atas, bunga wesel 12% per tahun. e. Penjualan tunai Rp 6.600.000,-, termasuk PPN 10%. f. Mencatat bonus bagian penjualan sebesar Rp l.000.000,-. g. Mencatat bunga wesel (dari transaksi d) untuk bulan Agustus. h. Mencatat gaji karyawan sebesar Rp 2.400.000,-. Uang yang bayarkan sebesar Rp2.000.000,-, selisihnya merupakan berbagai potongan. i. Mencatat biaya garansi sebesar Rp500.000,- (lihat transaksi a), j. Mencatat utang bunga pinjaman bank (transaksi c) untuk bulan Agustus. Pertanyaaan : Buatlah jurnal untuk mencatat transaksi-transaksi di atas?. 2. Direktur utama PT Hasta berdasarkan kontrak dengan PT Tamma akan mendapat bonus setiap tahun dari tahun 2004 sampai dengan 2007. Tarif pajak penghasilan diketahui sebesar 35% selama empat tahun itu. Laba sebelum dikurangi bonus dan pajak setiap tahun sebagai berikut: Tahun 2004 2005 2006 2007

Laba Rp315.000.000,420.000.000,455.000.000,490.000.000,-

Bonus untuk direktur utama PT Hasta sebesar 12% setiap tahunnya dan bonus itu dapat dikurangkan pada laba PT Hasta untuk tujuan penentuan pajak penghasilan.

S1 Akuntansi Keuangan 2 & Lab | Universitas Pamulang

20

Pertemuan ke- 1

Modul Akuntansi Keuangan 2 & Lab

Bonus dihitung sebagai berikut: a. 2004 bonus dihitung dari laba sebelum dikurangi bonus dan pajak penghasilan. b. 2005 bonus dihitung dari laba setelah dikurangi bonus tetapi sebelum dikurangi pajak penghasilan. c. 2006 bonus dihitung dari laba sebelum dikurangi bonus, tetapi sesudah dikurangi pajak penghasilan. d. 2007 bonus dihitung dari laba sesudah dikurangi bonus dan pajak penghasilan. Pertanyaan : Hitunglah besarnya bonus yang diberikan. Hitunglah pajak penghasilan untuk setiap tahun. 3. Perusahaan X menjual produk baru berupa susu untuk balita pada awal tahun 2001. Di setiap kaleng susu yang harga jualnya Rp. 7.500,0 terdapat selembar kupon. Setiap 10 lembar kupon dapat ditukarkan dengan kaos anak-anak yang dibeli perusahaan dengan harga Rp. 5.000,- per buah. Diperkirakan 50% dari seluruh kupon yang beredar akan ditukarkan. Selama tahun 2001 terjual 1.000 kaleng susu dan kupon telah ditukarkan sebanyak 200 lembar. Buat jurnal untuk mencatat: penukaran kupon yang telah terjadi tahun 2001 penyesuaian biaya kupon pada 31 Desember 2001 Buat jurnal seperti tersebut di atas bila untuk setiap penukaran kupon dengan kaos pembeli harus membayar uang Rp. 1.000,-. 4. Perusahaan X menjual produk elektronika dengan garansi selama 1 tahun. Selama tahun 2001 terjual 2.000 unit produk, dan produk yang memerlukan perbaikan tahun tersebut sebanyak 100 unit. Buat jurnal untuk mencatat biaya garansi yang sudah terjadi tahun 2001 dan estimasi hutang garansi pada 31 Desember 2001 bila: Diestimasi 15% produk yang terjual membutuhkan perbaikan selama masa garansi dengan biaya Rp. 10.000,- per produk dan biaya garansi yang sudah terjadi tahun 2001 adalah Rp. 1.000.000,-. Diestimasi produk dengan kriteria rusak berat 5% dan rusak ringan 10% produk rusak berat membutuhkan biaya perbaikan Rp. 20.000,- per produk dan produk rusak ringan membutuhkan biaya perbaikan Rp. 5.000,- per produk. Selama tahun 2001 biaya garansi yang sudah terjadi Rp. 1.200.000,-

S1 Akuntansi Keuangan 2 & Lab | Universitas Pamulang

21

Pertemuan ke- 1

Modul Akuntansi Keuangan 2 & Lab

SUMBER REFERENSI Dewi Ratnaningsih, 2002, Akuntansi Keuangan Lanjutan, Universitas Atma Jaya, Yogyakarta Dwi, Martani., dkk., 2012, Akuntansi Keuangan Menengah Berbasis PSAK, Buku 2. Jakarta: Salemba Empat Harnanto, 2003. Akuntansi Keuangan Menengah, Buku Dua, Edisi 2003/2004, BPFE- Yogyakarta, Yogyakarta. Kieso Weygandt, 2008, Akuntansi Intermediate, Jilid 2, Edisi 12 Terjemahan, Erlangga Zaki Baridwan, 2006, Intermediate Accounting, Edisi 7, BPFE, Yogyakarta http://fansbuku.blogspot.co.id/2012/01/akuntansi-keuangan-menengah-2.html (diakses tanggal 06 Februari 2015) https://www.coursehero.com/file/11819915/bab-7-pengakuan-pendapatan1/ (diakses tanggal 26 Februari 2015) https://staff.blog.ui.ac.id/martani/dwi-martani/akuntansi-keuangan-2-materidan-silabus/ (diakses tanggal 12 Oktober 2014) http://ebook.repo.mercubuanayogya.ac.id/Kuliah/materi_20132_doc/AKUNTANSI%20KEUANGAN%202. pdf (diakses tanggal 01 Agustus 2013)

S1 Akuntansi Keuangan 2 & Lab | Universitas Pamulang

22

Related Documents


More Documents from ""