Perkembangan Embrio.docx

  • Uploaded by: Annisa Wulandari
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Perkembangan Embrio.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 987
  • Pages: 6
NAMA

: ANNISA WULANDARI

KELAS

: 2A/ D3 KEPERAWATAN

TUGAS

: KEPERAWATAN MATERNITAS

TAHAPAN PERKEMBANGAN EMBRIO Dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan pada manusia semua berawal dari satu titik, “zigot” yang merupakan hasil penyatuan dua inti sel gamet, seperma dan ovum. Yang selanjutnya pada zigot tersebut bertumbuh dan berkembang menjadi embrio yang siap menjadi manusia mini, janin. Dalam proses perkembangan embrio pada manusia, seutuhnya terjadi di dalam tubuh induk betina. Dalam proses embriogenesis yang berlangsung di dalam tubuh induk ini memerlukan waktu sekitar 9 bulan 10 hari atau sekitar 38 minggu untuk embrio ( janin ) yang mencapai perkembangan sempurna dan siap untuk dilahirkan. Nah berikut ini terkait perkembangan embrio ( embriogenesis ) pada manusia.

1. Fertilisasi Fertilisasi merupakan proses penyatuan inti sel gamet jantan ( sperma ) dengan inti set gamet betina ( ovum ). Jutaan sel sperma yang masuk ke dalam organ reproduksi betina, hanya aka nada satu sel yang bersatu dengan satu sel telur. Setelah hal itu terjadi maka sel sperma lainnya akan mengalami penghancuran oleh sel-sel darah putih (leukosit). Tahap penyatuan dua inti haploid ini menghasilkan satu sel dengan inti diploid

( 2n ) zigot. Sel inilah yang akan tumbuh dan berkembang menjadi manusia. Dibawah ini adalah gambar sel telur dikelilingi sperma dan salah satu sperma berhasil menembus lapisan dinding telur)

2. Pembelahan ( Cleavage ) Tidak lama setelah terbentuk zigot maka sel ini akan langsung beranjak ke tahap pembelahan yang membentuk banyak sel. Pembelahan yang berlangsung ialah pembelahan mitosis yang berlangsung sangat cepat diawali dengan pembelahan dua sel, empat sel, delapan sel, dan sterusnya hingga terbentuk morula ( tahap 32 sel ). Pembelahan mitosis yang berlangsung pada zigot tidak diikuti dengan pembelahan sitoplasma ( sitokinesis ) hanya pembelahan inti saja. Sehingga ukuran zigot satu inti dengan morula degan 32 inti ialah sama. Namun berbeda dengan kasus bayi kembar indentik yang berasal dari satu zigot yang pembelahan mitosisnya mengalami pembelahan sitplasmanya sehingga sel-sel hasil pembelahannya akan terpisah.

3. Blastulasi Dalam tahap blastulasi ini merupakan tahap pembentukan blastula ( bola berongga ) dari morula ( bola padat ). Pada tahap sebelumnya zigot membelah membentuk banyak sel ( sampai 32 ) yang disebut morula. Tahap morula ialah tahap 32 sel-sel zigot yang tersusun padat. Yang kemudian tiap-tiap sel akan terus melanjutkan tahapan pembelahan dalam rangka pertumbuhan dan perkembangan hingga mencapai angka 64 sampai 100 sel. Ukuran sel-selnya makin kecil ( ukuran bolanya sama ), yang membedakan tahap morula dengan blastula ialah jumlah sel dan terdapatnya rongga pada tahap blastula yang disebut blastosol. Dengan terbentuknya blastosol berasal dari sel-sel pada bagian dalam yang membelah menjadi banyak sel dengan ukuran yang semakin mengecil. Rongga blastosol berisikan yolk atau kuning telur sebagai satu-satunya sumber makanan bagi sel-sel blastula untuk tumbuh dan berkembang. Berbeda dengan hewan ovipar dan ovovivipar yang memiliki kuning telur yang banyak kelompok vivipar termasuk manusia memiliki kuning telur yang sangat sedikit. Dan tidak mungkin akan mencukupi kebutuhan sel-sel embrio hingga 38 minggu ke depan. Oleh Karena itu sebelum kehabisan kuning telur maka pada tahap ini ( blastula ), embrio akan masuk ( implantasi ) ke dalam uterus ( rahim ) induk betina. Selanjutnya dalam tahap hubungan induk betina dengan embrio akan terjalin melalui pembentukan selaput ekstraembrionik dari dinding endometrium induk betina. Segala kebutuhan embrio akan dapat terpenuhi oleh induk betina yang melalui hubungan yang terbentuk dalam selaput embrionik ( plasenta, amnion, korion dan alantois ) samapi masa pertumbuhan dan perkembangan embrio selesai. Keberadaan embrio di dalam endometrium induk betina akan menghasilkan hormone HCG ( Human Chorionic Gonadothropin ) yang merangsang induk betina untuk mensekresikan Hormon progesterone untuk memperkuat endometrium.

4. Gastrulasi Tahap gastrulasi, tahap pembentukan gastrula yaitu pembentukan tiga lapisan embrionik pada embrio. Lapisan embrionik merupakan lapisan lembaga yang akan berkembang menjadi organ-organ dalam embrio manusia. Gastrulasi ditandai dengan reorganisasi lapisan sel-sel pada tahap blastula. Sel-sel blastula akan melakukan pergerakan morfogenetik yang sedemikian rupa, hingga memungkinkan sel-sel yang berjauhan pada tahap blastula menjadi sel-sel yang berdekatan pada tahap gastrulasi. Pergerakan sel-sel blastula pada tahap ini diawali dengan gerakan invaginasi atau pelekukan ke dalam. Gerakan ini menyebabkan migrasi sel-sel yang awalnya terletak di luar menjadi tersusun di bagian dalam. Pergerakan sel-sel ini menyebabkan rongga blastosol menghilang namun terbentuk rongga arkenteron. Setelah semua pada sel berhasil bermigrasi terbentuk lubang saluran bekas titik invaginasi yang disebut dengan istilah blastopori. Selin gerakan invaginasi sel-sel tahap blastula ini juga melakukan gerakan evaginasi ( melekuk keluar ), ingersi ( migrasi sel ) dan lainnya. Selanjutnya sel-sel ini telah berhasil dan selesai dalam perjalanannya. Tahap gastrulasi ditandai dengan terbentuknya tiga lapisan embrionik yang akan menentukan nasib embrio tersebut. Masing-masing sel dalam tiap lapisan akan saling menginduksi

satu sama lain untuk perkembangan selanjutnya. Tiap sel akan menentukan takdirnya masing-masing. Oleh karena itu pada tahapan ini biasa disebut dengan penentuan nasib ( fate map ), tiga lapisan embrionik ini ialah antara lain lapisan ectoderm, lapisan mesoderm dan lapisan endoderm.

5. Neurulasi Dalam tahap neurulasi merupakan awal dari tahap diferensisi setelah tahap gastrulasi. Pada tahap neurulasi merupakan tahap pembentukan corda saraf ( notocord ) yang merupakan ciri utama dari hewan vertebrata, notocorda dibentuk dari interaksi induksi antara lapisan ectoderm dengan lapisan mesoderm didalamnya. Induksi antar lapisan ini menyebabkan sel-sel ectoderm bergerak sehingga terbentuk notocorda yang memanjang. Untuk selanjutnya notocorda ini akan berkembang menjadi sistem saraf pusat ( perkembangan otak ). Intinya tahapan neurulasi diindikasikan dengan terbentuknya lempeng saraf ( notocorda ) pada lapisan ektoderm. 6. Organogenesis Tahapan

organogenesis

merupakan

tahapan

pembentukan

organ

yang

berkembang dari lapisan embrionik yang terbentuk pada tahap gastrula berikut organorgan yang berkembang dari lapisan embrionik. 

Ektoderm Lapisan yang paling luar, lapisan ectoderm akan berkembang menjadi sistem integument ( kulit dan derivatnya ) serta penyusun sistem saraf termasuk indera.



Mesoderm Lapisan tengah yang akan berkembang menjadi organ dalam seperti sistem sirkulasi, jaringan ikat, sistem reproduksi, otot dan lainnya kecuali sistem pencernaan dan pernapasan.



Endoderm Lapisan paling dalam dari lapisan ini akan terbentuk organ-organ penyusun sistem pencernaan meliputi saluran dan kelenjar pencernaan. Selain itu, sistem pernafasan juga berkembang dari lapisan ini.

Related Documents

Perkembangan
May 2020 30
Perkembangan Teknologi
April 2020 28
Jurnal Perkembangan
June 2020 17
Perkembangan Reproduksi.docx
November 2019 36
Perkembangan Remaja.docx
November 2019 36
Perkembangan Modenisasi
April 2020 22

More Documents from "zue"

Anemia Perbaikan.docx
December 2019 7
Perkembangan Embrio.docx
December 2019 9
Intervensi.docx
December 2019 9
Konsep Persalinan Anis.docx
December 2019 9