Peran Pemuda Dalam Mengurangi Penderita Anoreksia Untuk Menyukseskan Bonus Demografi 2030.docx

  • Uploaded by: Nur Hanna Mardhiyyah
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Peran Pemuda Dalam Mengurangi Penderita Anoreksia Untuk Menyukseskan Bonus Demografi 2030.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,458
  • Pages: 8
INDONESIAN PUBLIC POSTER AND ESSAY COMPETITION MAGNA FK UNRAM AND YODE INSTITUTE “Peran pemuda dalam persiapan menghadapi Bonus Demografi 2030”

Subtema : Kesehatan “PERAN PEMUDA DALAM MENGURANGI PENDERITA ANOREKSIA NERVOSA UNTUK MENYUKSESKAN BONUS DEMOGRAFI 2030”

Oleh Nur Hanna Mardhiyyah – 24030117130056 – Kimia – 2017

UNIVERSITAS DIPONEGORO KOTA SEMARANG 2018

PENGANTAR

Indonesia akan mendapat anugerah bonus demografi selama rentang waktu 20202035, yang mencapai puncaknya pada 2030 (Maryati, 2015). Pada saat itu jumlah kelompok usia produktif (umur 15-64 tahun) jauh melebihi kelompok usia tidak produktif (anak-anak usia 14 tahun ke bawah dan orang tua berusia 65 ke atas). Singkatnya, selama terjadi bonus demografi tersebut komposisi penduduk Indonesia akan didominasi oleh kelompok usia produktif yang bakal menjadi agen perubahan, penggerak, dan pendorong untuk Indonesia yang lebih sehat. Arus sosial media akan menjadi semakin kuat, hal tersebut disebabkan oleh besarnya kelompok usia produktif yang sering menggunakan sosial media sebagai tempat berkomunikasi. Meningkatnya arus sosial media, tanpa disadari membuat banyaknya masalah kesehatan bermunculan, seperti gangguan makan. Gangguan makan diantaranya adalah anoreksia nervosa. Anoreksia nervosa banyak terjadi dikalangan remaja (Krisnani, 2018). Akibat dari gangguan makan yang berkepanjangan, bisa terjadi hipotensi kronis, bradikardia, hipotermia, pembengkakan kelenjar liur, anemia, dehidrasi, alkalosis dan hipokloremia dapat dilihat. Ruptur lambung juga dapat terjadi. Lebih dari 90% penderita Anoreksia Nervosa mengalami amenorrea sekunder disebabkan oleh malnutrisi kronis. Pengurangan densitas tulang merupakan masalah yang serius karena sukar diobati, dan keadaan ini meningkatkan resiko fraktur tulang. Gangguan makan juga dapat menyebabkan gangguan pada jantung. Resiko tertinggi pada panderita dengan gangguan makan adalah gagal jantung (Tsuboi, 2005). Kita membutuhkan pemuda-pemudi yang memiliki kesadaran tinggi terhadap masalah kesehatan yang ada, terutama anoreksia nervosa . Maka dari itu, pemuda-pemudi bangsa Indonesia harus menjadi seseorang yang sadar akan kesehatan untuk menyukseskan Bonus Demografi 2030.

1

PEMBAHASAN Peran Pemuda dalam Mengurangi Penderita Anoreksia untuk Menyukseskan Bonus Demografi 2030

Pada 2030-2040, Indonesia diprediksi akan mengalami masa bonus demografi, yakni jumlah penduduk usia produktif (berusia 15-64 tahun) lebih besar dibandingkan penduduk usia tidak produktif (berusia di bawah 15 tahun dan di atas 64 tahun) (Maryati, 2015). Pada periode tersebut, penduduk usia produktif diprediksi mencapai 64 persen dari total jumlah penduduk yang diproyeksikan sebesar 297 juta jiwa. Agar Indonesia dapat memetik manfaat maksimal dari bonus demografi, ketersediaan sumber daya manusia usia produktif yang melimpah dapat dijadikan sebagai agen perubahan atau agent of change. Di zaman sekarang hingga kedepannya, penduduk usia belasan tahun ini lah yang akan mengendalikan tren, arus ekonomi, arus sosial politik, dan lain-lain. Salah satu arus yang sangat mempengaruhi masyarakat sekarang adalah arus sosial media. Banyak tokoh-tokoh masyarakat baru yang tercipta melalui arus tersebut, salah satu diantaranya adalah influencer atau orang yang memiliki audiens cukup banyak di sosial media dan mempunyai pengaruh kuat terhadap publik. Para influencer ini seolah-olah mencengkram kuat pasar yang ada di dunia. Sering kali influencer menunjukkan gaya hidupnya yang terkesan dalam kategori menengah keatas. Influencer ini tentu juga dituntut publik untuk memiliki proporsi tubuh yang bagus dan sehat –dari situlah mereka menunjukkan beberapa proporsi tubuh mereka yang merupakan mimpi seluruh gadis di dunia atau biasa disebut body goals. Banyak orang akhirnya mulai gencar melakukan hal-hal yang tidak sehat untuk mendapatkan tubuh seperti idolanya –sang influencer tersebut. Diet ekstrim, memotong jumlah asupan makronutriens yang seharusnya dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah banyak, atau bahkan tidak mengonsumsi nutrisi-nutrisi yang seharusnya dibutuhkan tubuh. Diet yang berlebihan dengan membatasi konsumsi makanannya akan menyebabkan adanya gangguan makan (Yulianto, 2015).

2

Kata diet sendiri menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah aturan makanan khusus untuk kesehatan dan sebagainya (biasanya atas petunjuk dokter). Lalu bagaimana jika kita melakukan diet tanpa petunjuk dari dokter atau ahli gizi? Tubuh kita akan kekurangan nutrisi yang ada, menimbulkan beberapa penyakit dalam tubuh, serta gangguan makan. Akibat dari gangguan makan yang berkepanjangan, bisa terjadi hipotensi kronis, bradikardia, hipotermia, pembengkakan kelenjar liur, anemia, dehidrasi, alkalosis dan hipokloremia dapat dilihat. Ruptur lambung juga dapat terjadi. Lebih dari 90% penderita Anoreksia Nervosa mengalami amenorrea sekunder disebabkan oleh malnutrisi kronis. Pengurangan densitas tulang merupakan masalah yang serius karena sukar diobati, dan keadaan ini meningkatkan resiko fraktur tulang. Gangguan makan juga dapat menyebabkan gangguan pada jantung. Resiko tertinggi pada panderita dengan gangguan makan adalah gagal jantung (Tsuboi, 2005). Berdasarkan situs pasiensehat.com, manusia membutuhkan setidaknya total 34.525,97

miligram

mikronutriens

per

harinya

atau

setara

dengan

266.4085707614521 kalori. Untuk makronutriennya, berdasarkan situs repsid.com, orang normal membutuhkan karbohidrat sekitar 4 sampai 6 gram/kg berat badan per hari dan protein 0,8 gram/kg berat badan per hari. Apabila dikonversikan ke kilokalori, menurut Centre for Food Safety: The Government of the Hong Kong Special Administrative Region dalam websitenya yaitu www.cfs.gov.hk, karbohidrat menyumbang 55-75%, lemak menyumbang 15-30%, dan protein menyumbang 10-15% dari energi yang dibutuhkan. Sedangkan 1 gram karbohidrat setara dengan 4 kilokalori, 1 gram protein setara dengan 4 kilokalori, 1 gram lemak setara dengan 9 kilokalori, dan alkohol setara dengan 7 kilokalori. Menurut pandangan dr. Atika, seorang dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia yang sekarang tengah aktif menjadi redaksi medis di klikdokter.com, manusia membutuhkan jumlah kkal yang berbeda-beda berdasarkan jenis kelamin, umur dan aktifitasnya. Maka dari itu ia merangkum menjadi tabel berikut,

3

Jenis Kelamin

Usia (tahun)

Anak-anak 2-3 4-8 Wanita 9-13 14-18 19-30 31-50 51+ 4-8 Pria 9-13 14-18 19-30 31-50 51+

Aktivitas ringan, banyak beristirahat (dalam kalori) 1000 1200 1600 1800 2000 2000 1600 1400 1800 2200 2400 2200 2000

Aktivitas sedang, Aktif cukup aktif (dalam (dalam kalori) kalori) 1000-1400 1000-1400 1400-1600 1400-1800 1600-2000 1800-2200 2000 2400 2000-2200 2400 2000 2200 1800 2000-2200 1400-1600 1600-2000 1800-2200 2000-2600 2400-2800 2800-3200 2600-2800 3000 2400-2600 2800-3000 2200-2400 2400-2800

Setelah mengetahui jumlah pasti kalori yang dibutuhkan dalam sehari, diharapkan kita dapat menjadikannya sebagai pedoman kita dalam mengatur jumlah makanan kita sehari-hari. Akan tetapi, nyatanya masih banyak orang-orang diluar sana yang walaupun sudah mengetahui jumlah yang mereka butuhkan, tetapi tidak menghiraukannya –bahkan beberapa orang yang hendak melakukan diet justru memotong

kilokalorinya

hingga

setengah

dari

jumlah

kilokalori

yang

dibutuhkannya. Direportasikan oleh CNN Indonesia, banyak dikalang anak muda sekarang, yang seharusnya akan menjadi sumber daya manusia gemilang pada tahun 2030 nanti, melakukan diet ekstrim. Diantaranya adalah melakukan diet detoks lemon yaitu dengan meminum air lemon khusus selama beberapa hari berturut-turut dan juga setiap kali diri kita merasa lapar, gunanya bukan hanya untuk mempercepat penurunan berat badan saja namun juga dapat digunakan untuk mendetoksifikasi tubuh yaitu membuang racun yang ada pada diri kita. Tetapi jika kita meminum cairan tersebut hanya disaat kita merasa lapar saja, itu sama saja dengan menyiksa diri kita sendiri. Kita dapat kehilangan nutrisi penting seperti protein, karbohidrat, vitamin, dan yang lainnya. Sehingga tidak ada lagi nutrisi yang dapat dicerna dengan baik

4

oleh tubuh dan dapat menimbulkan eating disorder bagi penggunanya serta timbulnya gejala-gejala penyakit anoreksia pada tubuh kita. Sebenarnya terdapat solusi yang lebih menguntungkan untuk orang-orang yang berkeinginan untuk memiliki tubuh yang sehat dan langsing tanpa harus melakukan diet-diet ekstrim seperti hal yang direportasikan tersebut. Salah satu diantaranya adalah dengan cara mengubah pola pikir kita. Hapuslah pola pikir bahwa kita melakukan diet untuk mendapatkan tubuh langsing, tanamkanlah pola pikir bahwa kita melakukan diet untuk membuat tubuh kita menjadi lebih sehat dan bugar. Selanjutnya adalah mengubah cara kita mengonsumsi makanan tersebut. Agar dapat membuat kita kenyang lebih lama yaitu dengan mengunyah makanan yang kita konsumsi secara perlahan kurang lebih 20-30 kunyahan. Hal ini membuat selain kita menjadi tahan lapar lebih lama juga akan memudahkan perut kita dalam mencerna makanan tersebut dan mempermudah tubuh kita menyerap nutrisi-nutrisi yang ada dalam makanan tersebut.

5

KESIMPULAN

Sebagai pemuda-pemudi yang akan turut andil dalam Bonus Demografi 2030 kelak, seharusnya kita dapat menjadi penggerak untuk mengatasi masalah anoreksia ini dengan cara mengubah budaya diet yang ada di zaman sekarang. Dengan kita memberi tahu teman-teman di sekitar kita, kita turut andil dalam mengurangi jumlah penderita anoreksia. Sehingga kedepannya pemuda-pemudi yang akan membangun Indonesia pada tahun 2030 dan seterusnya menjadi pemudapemudi yang sehat, yang siap, yang cerdas dalam mengatasi krisis kesehatan, tidak hanya anoreksia, akan tetapi juga masalah kesehatan yang lain.

6

DAFTAR PUSTAKA

Atika. Klikdokter.com. “Jumlah Kalori yang Dibutuhkan Setiap Hari”. https://www.klikdokter.com/info-sehat/read/2697321/berapa-jumlahkalori-yang-dibutuhkan-setiap-hari. Diakses pada Jumat, 13 Juli 2018. Aulia, Febrilian. CNN Indonesia Students. “Bahaya Anoreksia pada Pecinta Diet Ekstrim”.

https://student.cnnindonesia.com/keluarga/20180103095340-

436-266238/bahaya-anoreksia-bagi-pecinta-diet-ekstrem/. Diakses pada Jumat, 13 Juli 2018. FUNG,

Jacqueline.

Centre

for

Food

Safety.

“Energy

and

Protein”.

http://www.cfs.gov.hk/english/multimedia/multimedia_pub/multimedia_pu b_fsf_29_02.html. Hong Kong. Diakses pada Jumat, 13 Juli 2018. Krisnani, Hetty. 2018. Gangguan Makan Anorexia Nervosa dan Bulimia Nervosa pada Remaja. Bandung: Unpad Press. Maryati, Sri. 2015. Dinamika Pengangguran Terdidik: Tantangan Menuju Bonus Demografi di Indonesia. Padang: Journal of Economic and Economic Education Vol.3 No.2 (124-136) Pasiensehat.com.

“Jumlah

Nutrisi

yang

Dibutuhkan

Tubuh”.

http://www.pasiensehat.com/2015/03/kebutuhan-nutrisi-yang-dibutuhkantubuh.html. Diakses pada Jumat, 13 Juli 2018. Resp-id.com.

“Kebutuhan

Makronutrien

dan

Mikronutrien”.

http://reps-

id.com/kebutuhan-makronutrien-dan-mikronutrien-dalam-olahraga/. Diakses pada Jumat, 13 Juli 2018. Tsuboi, K. 2005. Eating Disorders in Adolescence and their Implications. Japan of Japan Medical Association 48 (3): 123-129. Yulianto, M. 2015. Persepsi Tubuh dan Gangguan Makan pada Remaja. Jakarta: Jurnal Gizi Klinik Indonesia, Vol. 11, No. 3.

Related Documents


More Documents from ""