Peran Bahasa Indonesia Dalam Menyukseskan Mea.docx

  • Uploaded by: bissmi
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Peran Bahasa Indonesia Dalam Menyukseskan Mea.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 975
  • Pages: 4
PERAN BAHASA INDONESIA DALAM MENYUKSESKAN MEA I.

Pendahuluan Dalam KTT Association of Southeast Asian Nation (ASEAN) ke-9

yang diselenggarakan di Provinsi Bali tahun 2003, antarseluruh kepala negara anggota ASEAN telah menyepakati pembentukan komunitas ekonomi ASEAN. Dengan

adanya

komunitas

yang

dikenal dengan

Masyarakat

Ekonomi ASEAN (MEA) ini, akan terjadi perdagangan barang, jasa, modal dan investasi

yang bergerak bebas tanpa halangan. Keinginan ASEAN

membentuk MEA didorong oleh perkembangan eksternal dan internal kawasan. Dari sisi eksternal, Asia diprediksi akan menjadi kekuatan ekonomi baru, dengan disokong oleh India, Tiongkok, dan negara-negara ASEAN. Secara internal, kekuatan ekonomi ASEAN sampai tahun 2013 telah menghasilkan GDP sebesar US$ 3,36 triliun dengan laju pertumbuhan sebesar 5,6 persen dan memiliki dukungan jumlah penduduk 617,68 juta orang (Djaafara, 2015) Para pemimpin ASEAN telah mendeklarasikan MEA sebagai tujuan akhir intergrasi ekonomi regional ASEAN. Sebagai bentuk komitmen tersebut, negara anggota ASEAN setuju untuk mengimplementasikan MEA pada 2015 dan menjadikan ASEAN sebagai pasar tunggal serta menciptakan ASEAN sebagai kawasan ekonomi yang kompetitif, berdaya saing tinggi, dan berintregasi penuh dalam ekonomi global. MEA pun akan dijadikan sebagai kawasan yang memiliki perekembngan ekonomi yang merata dengan memprioristaskan usaha kecil menengah. Kemampuan daya saing dan dinamisme UKM akan ditingkatkan dengan

memfalisitasi

akses

terhadap

informasi

terkini,

kondisi

pasar,

pengembangan sumber daya manusia, keuangan. Dengan diberlakukannya MEA, negara anggota ASEAN akan mengalami aliran bebas barang, jasa, investigasi, dan tenaga kerja terdidik dari dan ke masing-masing negara anggota ASEAN. Indonesia sebagai bagian kominatas ASEAN perlu melakukan persiapan kualitas diri dan memanfaatkan peluang MEA, serta harus meningkatkan kapabilitas untuk dapat bersaing dengan negara

anggota ASEAN lainnya sehingga ketakutan akan kalah saing di negeri sendiri akibat terimplementasinya MEA tidak terjadi. Bagi

Indonesia,

keberadaan

MEA

menjadi

babak

awal

untuk

mengembangkan berbagai kualitas perekoniman di kawasan Asia Tenggara dalam perkembangan pasar bebas. MEA menjadi dua sisi mata uang bagi Indonesia: satu sisi menjadi kesempatan yang baik untuk menunjukkan kualitas dan kuantuitas produk dan sumber daya manusia(SDM) Indonesia kepada negara-negara lain dengan terbuka, tetapi pada sisi lain dapat menjadi boomerang untuk Indonesia apabila Indonesia tidak dapat memanfaatkannya dengan baik. MEA akan menjadi kesempatan yang baik karena hambatan perdangangan akan cenderung berkurang bahkan menjadi tidak ada. Hal tersebut akan berdampak pada peningkatan ekspor yang pada akhirnya meningkatkan GDP Indonesia. Dengan perdagangan bebas antarnegara ASEAN, kemungkinan membuka bentuk pertukaran tidak hanya terjadi pada ranah ekonomi, pekerjaan, dan budaya. Bentuk pertukaran yang paling pasti adalah pertukaran bahasa. Akankah para tenaga kerja asing siap menggunakan bahasa Indonesia? Ataukah bahasa Indonesia yang posisinya akan goyah dengan penggunaan bahasa asing? Bahasa merupakan sebuah identitas dari suatu bangsa dan negara. Bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan yang sejak tanggal 28 Oktober 1928 telah digaungkan di seluruh penjuru tanah air sebagai bahasa Nasional Bangsa Indonesia. Terlepas dari perkembangan teknologi yang mengharuskan kita cakap berbahasa asing, tapi tak lantas bahasa Indonesia menjadi bahasa kedua setelahnya. Sebagai

bahasa negara, bahasa Indonesia

telah dirumuskan dalam

“Seminar Politik Bahasa Nasional” yang diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 25-28 Februari 1975, dikemukakan bahwa di dalam kedudukannya sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia memiliki fungsi sebagai bahasa dalam perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan serta menjadi bahasa resmi kenegaraan, pengantar di lembagalembaga pendidikan/pemanfaatan ilmu pengetahuan, pengembangan kebudayaan, pemerintah dan lain-lain. Bahasa berkedudukan sebagai bahasa negara ketika

fungsi dari bahasa tersebut dilaksanakan. Bahasa Indonesia akan berada dalam dimensi

kebermaknaan

jika

warga

masyarakat

turut

menjaga

dan

bertanggungjawab dalam pemanfaatan bahasa.

Bahasa Indonesia kini telah menjadi bahasa potensial untuk dipelajari oleh masyarakat Internasional dikarenakan kemajuan yang ditunjukkan Indonesia di segala sektor, utamanya

bidang ekonomi. Di kawasan Asia

Tenggara,

Indonesia juga menjadi pasar yang strategis. Bahkan di tahun 2015, Indonesia telah memasuki era Komunitas ASEAN, dimana negara-negara di kawasan Asia Tenggara akan berintegrasi menjadi masyarakat ASEAN. Ada beberapa alasan mengapa bahasa Indonesia dapat dijadikan bahasa pengantar dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN. Pertama, bangsa Indonesia adalah negara yang luas dan memiliki jumlah penduduk terbanyak ke-4 di dunia dan terbanyak di Asean yang terdiri atas berbagai macam suku dan bahasa daerah. Hal ini tentu saja merupakan potensi karena jumlah penutur bahasa Indonesia juga banyak. Meskipun terdiri dari berbagai suku dan bahasa namun untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan penduduk lainnya digunakan bahasa Indonesia. Kedua, sistem bahasa Indonesia lebih mudah dan mapan. Dengan adanya sistem bahasa yang sudah standar, maka bahasa Indonesia bisa dipelajari dan diminati sehingga memungkinkan dijadikan bahasa pengantar MEA. Ketiga, Indonesia merupakan pasar yang sangat menjanjikan karena selain memiliki jumlah penduduk terbanyak,

negara Indonesia juga memiliki

keanekaragaman kekayaan alam dan budaya. Keanekaragaman kekayaan alam dan budaya banyak yang belum digarap secara maksimal karena terbatasnya sumber daya manusia pada bidang-bidang tertentu seperti pertanian, perikanan, pariwisata, pertambangan, industri kecil dan menengah dan lainnya. Selain itu daya saing daerah dan manusianya juga masih lemah. Hal ini tentu menarik minat investor, pelaku-pelaku bisnis dan pekerja-pekerja terampil dari negara MEA lainnya untuk memasuki lahan baru di Indonesia. Untuk bisa memasuki pasar

Indonesia tentu saja pelaku bisnis, investor dan pekerja–pekerja terampil telah mempersiapkan diri mempelajari bahasa Indonesia di tempat-tempat kursus atau tempat pelatihan bahasa Indonesia di negaranya masing-masing. Keempat, faktor ekonomi dan politik berkaitan dengan daya tawar dan daya saing bangsa Indonesia di kawasan Asean. Secara geografis Indonesia terletak pada jalur perdagangan internasional yang menghubungkan Samudera Pasifik dan Samudera Hindia. Posisi Indonesia sangat menguntungkan karena berada di Selat Malaka dan tentu saja memiliki daya tawar dan daya saing dalam bisnis. Oleh sebab, bahasa Indonesia bisa digunakan sebagai bahasa pengantar dalam bisnis. Kelima, sikap positif bahasa Indonesia yaitu adanya kesenangan dan kebanggaan yang dimiliki oleh masyarakat Indonesia baik di dalam atau di luar negeri seperti TKI dan para pelajar untuk berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan dalam bahasa Indonesia. Melalui para pelajar dan tenaga kerja Indonesia juga turut mendukung penyebaran bahasa Indonesia di luar negeri. Rumusan masalah dalam makalah ini adalah (1) bagaimanakah peran bahasa Indonesia dalam MEA?, (2) apa sajakah tantangan yng dihadapi bahasa Indonesia untuk menuju MEA?, (3) bagaimanakah cara penguatan bahasa Indonesia agar mampu bersaing di MEA?. Manfaat dari makalah ini adalah:

Related Documents


More Documents from "Hapsoro Widi Wibowo, S.S."