IPB NATIONAL ESSAY COMPETITION 2018 PENTINGNYA PENDIDIKAN KARAKTER UNTUK MENYUKSESKAN GENERASI EMAS 2045
NUR HANNA MARDHIYYAH UNIVERSITAS DIPONEGORO KOTA SEMARANG 2018
Naskah Karya Tulis Ilmiah Pelajar dan Mahasiswa Tingkat Nasional IPB National Essay Comoetition Judul Karya
:
Pentingnya
Pendidikan
Karakter
untuk
Menyukseskan Generasi Emas 2045 Tema
: “Sistem Pendidikan Menuju Indonesia Emas”
Nama Peserta
: Nur Hanna Mardhiyyah
Perguruan Tinggi/ Sekolah
: Universitas Diponegoro
PENTINGNYA PENDIDIKAN KARAKTER UNTUK MENYUKSESKAN GENERASI EMAS 2045
Dapat dilihat dalam zaman sekarang, moral yang ada di dalam jati diri masyarakat Indonesia sudah mulai pudar ditandai dengan maraknya narkoba, terorisme, kenakalan remaja, dan lain-lain. Misalnya narkoba, menurut data dari penelitian Puslitkes Universitas Indonesia (UI) dan Badan Narkotika Nasional (BNN) pada 2016 lalu. "(Hasil penelitian menyebutkan) pengguna narkoba pelajar dan mahasiswa mencapai 27,32 persen," ujar Kepala Subdirektorat Lingkungan Pendidikan BNN Agus Sutanto, Senin (30/10), di sela-sela deklarasi pelajar antinarkoba, kekerasan anak, dan pencegahan HIV-AIDS di Stadion Korpri di Kecamatan
Cisaat,
Kabupaten
Sukabumi,
ketika
diwawancarai
oleh
Republika.co.id. Maka dari itu, sangat penting membangun karakter anak sejak ia duduk di bangku sekolah dasar. Karakter anak yang sesuai nilai dan moral yang ada akan membentuk kepribadian anak yang baik. Kepribadian yang baik itu akan membuat ia jauh dari narkoba, terorisme maupun kenakalan-kenakalan remaja. Sebelum itu, generasi emas 2045 adalah generasi satu abad setelah kemerdekaan Indonesia 1945. Generasi emas 2045 sering digambarkan sebagai masa dimana bangsa Indonesia mendapatkan bonus demografi karena pada tahun 2045 struktur penduduk Indonesia sebagian besar adalah kaum muda yang potensial untuk membangun dan memajukan bangsa. Mereka lahir pada tahun 2000 - 2010
yang pada tahun 2045 akan berusia antara 35 – 45 tahun, usia yang sangat produktif yang menurut teori psikologi berada dalam masa dewasa tengah. Dalam timeline generation, mereka disebut sebagai generasi Z. Generasi Z ini dilahirkan oleh generasi X dan generasi Y yang lahir antara tahun 1960 – 1980. Generasi X dan Generasi Y dilahirkan oleh Generasi Baby Boomers antara 1940 – 1960. Jika mereka yang masuk dalam generasi Z dapat dikelola dengan baik dan tepat, mereka akan menjadi potensi yang luar biasa dalam memajukan bangsa dan negara, sebaliknya akan menjadi sia-sia dan ancaman jika kita gagal dalam mengelola dan mengarahkannya. Pendidikan adalah kunci utama dalam rangka menyiapkan generasi emas yang maslahat bagi bangsa dan negara. Pertanyaannya adalah pendidikan seperti apa yang dapat menyiapkan dan membentuk generasi emas yang kita cita-citakan, bukan generasi yang disia-siakan (Yusuf, 2017). Sedangkan pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa (YME), diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi manusia insan kamil (Citra, 2012). Menurut T. Ramli (2003), pendidikan karakter memiliki esensi dan makna yang sama dengan pendidikan moral dan pendidikan akhlak. Tujuannya adalah membentuk pribadi anak, supaya menjadi manusia yang baik, warga masyarakat, dan warga
negara
yang
baik.
Adapun
kriteria
manusia
yang
baik,
warga masyarakat yang baik, dan warga negara yang baik bagi suatu masyarakat
atau bangsa, secara umum adalah nilai-nilai sosial tertentu,
yang banyak dipengaruhi oleh budaya masyarakat dan bangsanya. Oleh karena itu, hakikat dari pendidikan karakter dalam konteks pendidikan di Indonesia adalah pedidikan nilai, yakni pendidikan nilai-nilai luhur yang bersumber dari budaya bangsa Indonesia sendiri, dalam rangka membina kepribadian generasi muda. Apabila pendidikan karakter ini tidak dilaksanakan sejak dini, maka pengaruh dalam kedepannya adalah anak akan cenderung merasa tahu akan segalanya (didapat dari apabila sedari kecil anak tidak diberikan pengetahuan yang luas), akan berperilaku buruk (didapat apabila anak tidak diberikan pesan-pesan
moral sedari kecil), akan berperilaku manja yang kemudian dampak beberapa tahun kedepannya sang anak akan merasa harus mendapatkan itu dengan berbagai cara (didapat apabila anak terlalu diberikan kasih sayang, terlalu dimanja), dan akan berperilaku out of control atau diluar batas (apabila sedari kecil anak tidak diajarkan hal-hal tentang akhlaq). Beberapa metode yang mungkin bisa dilakukan adalah dengan cara mulai menerapkannya pada anak-anak sekolah dasar maupun sekolah menengah pertama tentang bersikap sesuai nilai dan moral yang berlaku, memberi tahu mereka apabila yang mereka lakukan itu salah dan tidak sesuai nilai dan moral, memberikan beberapa tugas-tugas untuk membentuk jiwa disiplin sejak dari kecil, dan lain-lain. Dari karakter yang dihasilkan dari pendidikan karakter yang berkualitas di bangku sekolah akan menghasilkan karakter yang berkualitas pula, seperti anakanak bangsa yang berakhlaq, bermoral dan berpengetahuan. Hal ini tentu saja dapat menjadi penunjang untuk Generasi Emas Indonesia tahun 2045. Dimana anak-anak yang sekarang sedang duduk di sekolah dasar dan sekolah menengah pertama akan menjadi penggerak atau motor dalam menyukseskan Generasi Emas Indonesia 2045 untuk menjadikan Indonesia yang lebih maju dan lebih baik lagi.