Penyempurnaan Dekatising.docx

  • Uploaded by: atep hafidz
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Penyempurnaan Dekatising.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 547
  • Pages: 3
Penyempurnaan Dekatising (Dekatizing)

1. Pendahuluan Dekatising adalah suatu proses penyempurnaan kain yang tergolong “penyempurnaan kering” Contoh-contoh penyempurnaan kering lainnya adalah: -

Pencukuran (shearing)

-

Pengerjaan dalam uap (steaming)

-

Penyetrikaan (calandering)

-

Penggarukan (raising)

Proses dekatis dapat berdiri sendiri atau juga merupakan suatu proses kontinyu yakni dapat disatukan menjadi suatu proses, misalnya : -

Pembakaran bulu

-

Pemasakan

-

Pengelantangan

-

Pencelupan

-

Penyempurnaan resin

-

Dekatising

Untuk kain rayon, proses dekatis memberikan efek pegangan seperti wol (“wool like finish”) dan penuh. Sedangkan untuk kain-kain krep dari rayon asetat, rayon viskosa, sutera dan wol, proses ini akan menghilangkan sifat kekerasan (harshness), kilau yang berlebih-lebihan, lipatan-lipatan yang tidak diinnginkan pada efek kreping, ataupun kerutan-kerutan yang tidak merata pada permukaan kain krep.

2. Proses dekatisasi Mesin dekatis atau disebutjuga “mesin peniup kering” (“Dry blowing machine”) adalah mesin yang menggunakan silinder yang berpori-pori / berlubang – lubang dimana kain digulungkan atau dilalukan. Pada saat kain melalui silinder berpori-pori tersebut, kain disekap / dilapisi oleh suatu penutup dari katun atau kain lena (linen), yang dapat juga dikatakan sebagai kain penghantar yang akan menahan bahan yang dikerjakan pada waktu proses penyemprotan dengan uap, sehingga bahan tetap melekat pada silinder berpori Kain yang dikerjakan harus betul-betul tidak terlipat-lipat dan tegangan kain selama pengerjaan harus tetap sama

Pada saat kain melalui silinder berpori, uap kering disemprotkan, setelah itu kain didinginkan dengan cara ditiup lagi dengan udara melalui silinder berpori juga Oleh pengaruh uap, kain didinginkan dengan cara ditiup lagi dengan udara melalui silinder berpori juga. Oleh pengaruh uap, kain akan menjadi relatif plastis dan mudah dibentuk, sehingga memungkinkan untuk mengatur permukaan ataupun pegangan dari kain. Pengerjaan dekatis/penyemprotan uap dari silinder berpori harus sedemikian sehingga menembus kain yang dikerjakan dengan baik dan merata (tidak lari kepinggiran kain) Waktu pengerjaan dengan uap dapat berbeda-beda tergantung dari efek yang diinginkan, tapi kita-kita antara 1-5 menit. Dekatisasi ini dapat diulangi lagi untuk mendapatkan hasil yang memuaskan.

Gambar 30. Mesin dekatis a. Kain yang dikerjakan b. Kain penghantar

Daftar pustaka: buku teknologi penyempurnaan tekstil ITT Bandung

DEKATIS

Pada umumnya serat tekstil memiliki kekasaran hingga tingkat tertentu tergantung pada jenis serat dan proses yang dilaluinya. Untuk mengurangi sifat tersebut bahan kadangkala perlu diperlemas atau diperlembut. Pelembutan dengan cara mekanik dilakukan dengan memberikan gaya-gaya lainnya kepada bahan tekstil sehingga kekakuannya berkurang. Salah satu mesin pelembut yang terkenal adalah decatizing machine. Pada mesin ini kain digulung bersama-sama kain pelapis (kain antara) pada silinder logam yang permukaannya berlubang-lubang. Uap dihembuskan dari dalam silinder ke arah gulungan kain selama 1-2 menit. Kemudian uap yang terserap kain dihilangkan dengan meniupkan udara yang dimampatkan (compressed air) melalui kain. Pengerjaan serupa diulangi dengan mengganti gulungan yang tadinya berada di bagian luar menjadi ke bagian dalam.

Gambar 21. Mesin dekatis

Proses dekatis menghasilkan kain-kain wol worsted atau woolen bermuka hals, tahan kusut dan pegangan lembut. Proses ini serupa dengan penyeterikaan dengan uap yang memberikan sifat kain menjadi sangat berkilau, karena permukaan kain menjadi halus. Selain itu dekatis juga dapat menghilangkan lubang-lubang bekas jarum stenter. Kain yang dikerjakan harus betul-betul bebas lipatan, dan tegangannya selama proses harus dijaga agar konstan. Saat kain melewati silinder berpori uap kering disemprotkan lalu kain didinginkan dengan cara disemprot lagi dengan udara melalui silinder berpori juga. Uap panas membuat kain menjadi relatif plastis dan mudah dibentuk sehingga memungkinkan untuk memodifikasi sifat maupun pegangan kain.

Related Documents


More Documents from "Veronika Kapsa"