Penyelarasan Bisnis dengan Sistem Informasi atau Teknologi Informasi
Penyelarasan IT dengan strategi bisnis merupakan masalah yang telah lama dihadapi. Strategi bisnis merupakan bagaimana sebuah perusahaan memposisikan dirinya secara dan menjalankan bisnisnya dengan cara yang berbeda dengan perusahaan lain. Karena strategi memposisikan kegiatan bisnis dijalankan secara berbeda dengan perusahaan lain, maka diperlukan dukungan teknologi informasi (IT) yang berbeda pula. Strategi pengembangan IT harus memiliki keselarasan dengan strategi bisnis yang dijalankan oleh perusahaan. Dalam melakukan penyelarasan IT, perlu melakukan pertimbangan arah strategi bisnis yang jelas, komunikasi, komitmen dan itegrasi dari masing – masing fungsi yang ada dalam perusahaan. Enterprise Architecture digunakan sebagai cetak biru dari perancangan infrastruktur sistem informasi agar dapat memenuhi kebutuhan dalam kegiatan bisnis yang dilakukan oleh perusahaan. Perubahan dalam lingkungan bisnis menyebabkan diperlukannya penilaian keselarasan IT dan strategi bisnis ini secara berkala.
Penyelarasan antar bisnis strategi dengan teknologi informasi (IT) merupakan permasalahan yang kompleks dan bersifat multidimensi. Seringkali keputusan untuk melakukan pengembangan dibidang teknologi informasi hanya didasarkan pada kemampuan sebuah perangkat lunak yang canggih tanpa melihat lebih jauh apakah perangkat lunat tersebut telah sesuai dengan kebutuhan organisasi dalam jangka panjang. Tentu penggunaan aplikasi yang canggih dapat memberikan keuntungan dalam bersaing (competitive advantage) bagi perusahaan. Tetapi keuntungan yang diberikan dengan cara ini tidak akan dapat berlangsung lama. Apabila ternyata ada perangkat lunak baru dengan kemampuan yang lebih canggih, maka keuntungan yang dimiliki tentu akan ikut hilang bersamaan dengan munculnya perangkat lunak yang baru tersebut. Perusahaan yang berhasil melakukan integrasi antar teknologi dengan strategi bisnis menunjukkan peningkatan pendapatan yang signifikan. IT telah menjadi enabler yang penting bagi strategi bisnis dalam hal kustomisasi masal, diferensiasi kompetitif, peningkatan kualitas, dan peningkatan dan otomatisasi proses. Penyelarasan strategi bisnis dan IT digunakan oleh perusahaan untuk meningkatkan efisiensi, mengurangi biaya, menciptakan hambatan untuk pendatang baru, meningkatkan hubungan dengan konsumen dan suplier, dan menciptakan produk dan solusi bisnis baru. Kegagalan dalam melakukan penyelarasan ini dapat mengakibatkan peningkatan biaya dan kehilangan kesempatan.Penyelarasan IT dengan strategi bisnis merupakan kegiatan yang telah lama menjadi perhatian, tetapi sulit untuk dilakukan karena pada dasarnya
strategi bisnis itu sendiri selalu berubah – ubah. IT diperlukan untuk meningkatkan competitive advantage bagi perusahaan. Strategi bisnis adalah melakukan aktifitas yang berbeda untuk memberikan posisi strategis yang lebih baik dari para pesain. Diperlukan perencanaan peran IT agar dapat menjadi enabler bagi strategi bisnis. Peran IT dapat dibagai menjadi tiga yaitu sebagai sumber daya operasional, sumber daya strategis, dan senjata strategis. Peran IT yang berbeda dalam perusahaan cendrung memberikan tingkat keselarasan yang berbeda. Peran IT sebagai sumber daya strategis akan lebih selaras dengan strategi bisnis yang dijalankan.Dalam menyelaraskan IT dan strategi bisnis perlu diperhatikan arah yang ingin dicapai dengan jelas, komitmen, komunikasi, dan integrasi dari fungsi – fungsi yang ada dalam organisasi. Teknologi informasi telah menciptakan suatu perubahan siklus di dalam perusahaan untuk tujuan perdagangan. Hanya mengetahui struktur dan arti penting e-Bisnis tidaklah cukup. harus menciptakan dan menerapkan suatu rencana tindakan yang membuat hubungan suatu bisnis yang lama ke bisnis baru yaitu e-Bisnis. Sebuah organisasi yang telah mengadopsi teknologi informasi ke dalam proses bisnis yang dilakukannya, tentunya akan ikut memikirkan peranan yang akan dilakukan oleh IT. Beberapa perusahaan ada yang menggunakan IT untuk menjalankan operasi sehari – hari agar dapat berjalan dengan baik dan efisien. Ada juga perusahaan yang menggunakan IT sebagai enabler untuk menciptakan kesempatan – kesempatan baru yang mungkin tidak akan dapat dilakukan tanpa dukungan IT. Serta IT juga digunakan sebagai cara baru untuk mengatur fungsi – fungsi yang ada dalam organisasi. Peranaan IT dalam organisasi ini juga akan mempengaruhi penyelarasan yang terjadi dalam perusahaan. Penetapan peran IT ini juga berpengaruh pada mengembangkan portfolio aplikasi yang dilakukan oleh perusahaan.
Pendahuluan Penyelarasan antar bisnis strategi dengan teknologi informasi (IT) merupakan permasalahan yang kompleks dan bersifat multidimensi. Seringkali keputusan untuk melakukan pengembangan dibidang teknologi informasi hanya didasarkan pada kemampuan sebuah perangkat lunak yang canggih tanpa melihat lebih jauh apakah perangkat lunat tersebut telah sesuai dengan kebutuhan organisasi dalam jangka panjang. Tentu penggunaan aplikasi yang canggih dapat memberikan keuntungan dalam bersaing (competitive advantage) bagi perusahaan. Tetapi keuntungan yang diberikan dengan cara ini tidak akan dapat berlangsung lama. Apabila ternyata ada perangkat lunak baru dengan kemampuan yang lebih canggih, maka keuntungan yang dimiliki tentu akan ikut hilang bersamaan dengan munculnya perangkat lunak yang baru tersebut. Perusahaan yang berhasil melakukan integrasi antar teknologi dengan strategi bisnis menunjukkan peningkatan pendapatan yang signifikan. IT telah menjadi enabler yang penting bagi strategi bisnis dalam hal kustomisasi masal, diferensiasi kompetitif, peningkatan kualitas, dan peningkatan dan otomatisasi proses. Penyelarasan strategi bisnis dan IT digunakan oleh perusahaan untuk meningkatkan efisiensi, mengurangi biaya, menciptakan hambatan untuk pendatang baru, meningkatkan hubungan dengan konsumen dan suplier, dan menciptakan produk dan solusi bisnis baru. Kegagalan dalam melakukan penyelarasan ini dapat mengakibatkan peningkatan biaya dan kehilangan kesempatan. Dalam tulisan ini akan akan dibahas tentang strategi bisnis, peranan IT dalam mendukung strategi bisnis, hal – hal yang perlu diperhatikan dalam menyelaraskan IT dan strategi bisnis, dan Enterprise Achitecture sebagai framework dalam merencanakan infrastruktur IT dalam perusahaan. Tulisan ini masih bersifat overview dari masalah penyelarasan yang dihadapi. Diharapkan di masa yang akan datang dapat dilakukan penilaian – penilaian terhadap kasus – kasus penyelarasan IT dan strategi bisnis yang lebih spesifik dalam lingkungan usaha di Indonesia.
Strategi Business Strategi sangat penting bagi perusahaan untuk dapat memenangkan persaingan pasar. Strategi itu sendiri merupakan arahan dan ruang lingkup dari perusahaan dalam jangka panjang yang akan memberikan keuntungan bagi perusahaan melalui penggunaan sumber daya yang ada dalam lingkungan yang mendukung untuk memenuhi kebutuhan pasar dan memenuhi harapan dari para stakeholder. Dalam strategi ada aspek arahan (direction) yang menunjukkan kemana tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan dalam jangka panjang, keuntungan kompetitif (competitive advantage) yang menunjukkan bagaimana perusahaan akan dapat melakukan kegiatannya dengan lebih baik dari para kompetitornya yang berada dalam pasar yang sama, sumber daya (resource) yang menunjukkan sumber daya apa saja yang ada dan dibutuhkan untuk dapat bersaing, lingkungan (environment) yang menunjukkan keadaan eksternal perusahaan yang dapat mempengaruhi kemampuan untuk dapat bersaing, serta nilai dan ekspektasi yang dimiliki oleh orang – orang yang berada di lingkungan bisnis (stakeholder).
Strategi yang dilakukan oleh sebuah perusahaan akan membedakannya dengan perusahaan – perusahaan lain. Menurut Micheal E. Porter dalam [5], menjalankan operasi dalam perusahaan secara efektif dan efisien tidak lagi mencukupi untuk disebut sebagai strategi perusahaan. Esensi dari sebuah strategi adalah memilih untuk melakukan aktifitas yang berbeda atau melakukan aktifitas yang sama dengan cara yang berbeda dan memberikan posisi strategis yang lebih baik dari pada para pesaing. Perusahaan dapat memberikan performa yang lebih baik dari para pesaing hanya jika perusahaan dapat menentukan perbedaan yang dimilikinya dan mempertahankannya. Perbedaan tersebut harus dapat memberikan nilai yang lebih baik bagi para konsumen atau menciptakan nilai yang hampir sama tetapi dengan biaya yang lebih murah atau bahkan keduannya. Karena perbedaan ini, maka setiap perusahaan tentunya akan memerlukan penggunaan IT secara berbeda sesuai dengan strategi yang diterapkan. Penggunaan aplikasi sistem informasi yang disediakan oleh vendor pihak ketiga sering kali tidak dapat memenuhi kebutuhan dalam menjalankan proses bisnis. Ada dua kemungkinan yang dapat dilakukan, pertama proses bisnis perlu dilakukan modifikasi agar sesuai dengan IT yang digunakan, atau kedua melakukan penyesuaian atau kustomisasi terhadap IT. Jika yang pertama yang dipilih, tentunya hal ini akan sangat berpengaruh pada strategi bisnis yang telah ditetapkan. Perubahan proses bisnis yang dijalankan dapat menyebabkan perubahan strategi bisnis, dan dapat mengakibatkan tidak tercapainya aspek arahan dari strategi itu sendiri. Tentunya hal yang paling logis untuk dilakukan oleh sebuah perusahaan adalah untuk melakukan penyesuaian atau penyelarasan dalam konteks ini terhadap penggunaan IT agar sesuai dengan strategi bisnis yang telah ditetapkan.
Peranan IT Saat ini, perusahaan menghadapi tantangan yang besar untuk dapat mewujudkan tujuannya dan menjalankan strategi bisnis yang telah di formulasikan. Informasi yang disediakan memegang peranan penting untuk dapat berhasil. IT memegang peranan penting dalam mewujudkan strategi bisnis. Sebuah organisasi yang telah mengadopsi teknologi informasi ke dalam proses bisnis yang dilakukannya, tentunya akan ikut memikirkan peranan yang akan dilakukan oleh IT. Beberapa perusahaan ada yang menggunakan IT untuk menjalankan operasi sehari – hari agar dapat berjalan dengan baik dan efisien. Ada juga perusahaan yang menggunakan IT sebagai enabler untuk menciptakan kesempatan – kesempatan baru yang mungkin tidak akan dapat dilakukan tanpa dukungan IT. Serta IT juga digunakan sebagai cara baru untuk mengatur fungsi – fungsi yang ada dalam organisasi. Peranaan IT dalam organisasi ini juga akan mempengaruhi penyelarasan yang terjadi dalam perusahaan. Penetapan peran IT ini juga berpengaruh pada mengembangkan portfolio aplikasi yang dilakukan oleh perusahaan.
Bjorn Cumps Stijn Vieane, dan Guido Dedene dalam [1] menentukan ada tiga peranan IT dalam organisasi. Pertama memegang peran konservatif sebagai pendukung dalam organisasi. Perusahaan ini memilih menggunakan teknologi IT yang sudah terbukti dan matang. Kedua memegang peran yang kritis dan penting dalam organisasi. Perusahaan ini memilih menggunakan dan menginvestasikan pada teknologi IT terkini. Ketiga memegang peran sebagai inovator dalam bisnis. Perusahaan ini berkompetisi dalam dunia usaha yang sangat tergantung pada teknologi dan menggunakan IT sebagai alat dalam berkompetisi (competitive weapon). Dari hasil analisis terhadap ketiga peranan IT, ditemukan bahwa perusahaan yang menggunakan IT sebagai peran yang kritis dan inovatif cendrung untuk lebih selaras dari pada perusahaan yang menggunakan IT secara konservatif. Perusahaan seperti itu juga menganggap IT sebagai investasi yang penting yang akan mempengaruhi performa perusahaan di saat ini dan di masa yang akan datang.
Jalan menuju penyelarasan Metode penyelarasan yang ada belum tentu dapat diterapkan di semua perusahaan. Wiess & Enderson dalam [9] menemukan sedikitnya ada empat hal yang perlu diperhatikan saat melakukan penyelarasan strategi bisnis dan IT, yaitu arahan yang jelas (clear direction), komitmen, komunikasi, dan integrasi antar fungsi.
Arahan yang jelas merupakan pengembangan dari strategi yang jelas untuk seluruh organisasi dalam jangka pendek dan jangka panjang. Pengembangan strategi bisnis dan IT harus dilakukan secara bersama – sama. Banyak organisasi mengimplementasikan EA dalam pengembangan strategi bisnis dan IT ini. Komitmen menyangkut dukungan yang diberikan oleh para pimpinan dan manajer perusahan. Dalam pengembangan strategi perusahaan oleh manajer bisnis, para pimpinan dibidang IT harus
diikut sertakan. Para manajer bisnis dan IT ini harus bekerja sama dengan pimpinan perusahaan untuk memastikan bahwa semua prioritas perushaan memiliki elemen IT dan strategi bisnis yang jelas. Komunikasi antar elemen adalah hal yang sangat penting yang dapat menentukan keberhasilan dalam penyelarasan strategi bisnis dan IT. Komunikasi yang jelas dimulai dari harapan dan tujuan yang ingin dicapai dalam rangka penyelarasan. Mengkomunikasikan strategi, tujuan, harapan kepada manajer bisnis dan pegawai harus dilakukan secara sistematis. Untuk dapat melakukan integrasi strategi bisnis dan IT, batasan – batasan yang ada dalam bagian – bagian perusahaan harus dikurangi. Harus dilakukan integrasi antar bagian – bagian tersebut. Teknologi digunakan untuk menciptakan nilai tambah dan untuk mencapai strategi bisnis yang telah ditetapkan. Pada akhirya, harus diciptakan struktur tata kelola perusahaan agar penyelarasaan ini dapat terjadi. Enterprise Architecture Enterprise Architecture merupakan salah satu cara yang digunakan untuk menghubungkan antara strategi bisnis yang dijalankan oleh perusahaan dengan sistem informasi yang digunakan. Enterprise Architecture merupakan proses untuk mendefinisikan arsitektur untuk penggunaan informasi dalam mendukung kegiatan bisnis. Enterprise Architecture adalah model utuh dari sebuah perusahaan; perencanaan yang dibuat untuk menghubungkan aspek bisnis seperti tujuan, visi, misi, strategi, dan tata kelola, aspek operasi dalam bisnis seperti struktur organisasi, proses, dan data, aspek otomatisasi seperti sistem aplikasi dan basis data dan infrastruktur teknologi yang digunakan seperti komputer, sistem operasi dan jaringan. Pembuatan EA ditujukan untuk membuat perencanaan jangka panjang dari implementasi TI dalam perusahaan. Ada banyak kerangka kerja untuk membuat EA secara komprehensif. Contohnya adalah Zachmann Framework, The Open Group Architecture Framework (TOGAF), Meta Architecture Framework. Kerangka kerja ini memiliki kesamaan dalam sudut pandang apa yang harus ditangkap dan dianalisa dalam mengembangkan EA. Kerangka kerja EA harus mendukung integrasi antar arsitektur bisnis, arsitektur sistem, dan arsitektur teknologi dengan tetap memberikan dukungan terhadap tujuan strategis dari perusahaan. Sebuah model Enterprise Architecture akan terdiri dari komponen – komponen :
Strategic direction. Komponen ini menciptakan visi, arahan, tujuan dan strategi bagi perusahaan yang akan memberikan panduan dalam pengembangan arsitektur. Business Architecture. Komponen ini mendeskripsikan lingkungan bisnis pada saat ini (as – is) dan lingkungan bisnis di masa yang akan datang (to – be). Komponen ini berfokus pada operasi dan proses yang dilakukan oleh perusahaan. System Architecture. Komponen ini mendefinisikan aplikasi seperti apa yang sesuai bagi perusahaan dan mendeskripsikan aplikasi tersebut sebagai kelompok yang mengatur informasi dan mendukung proses bisnis seperti yang telah di definisikan dalam business architecture.
Technology Architecture. Komponen ini mengidentifikasi teknologi dan platform yang akan digunakan, serta distribusi dari data dan aplikasi.
Komponen strategic direction dan business architecture merupakan manifestasi dari strategi bisnis yang ditetapkan oleh perusahaan. Komponen system architecture dan technology architecture akan mendefinisikan peranan teknologi informasi dalam perusahaan sesuai dengan strategi bisnis yang telah ditetapkan pada bisnis architecture. Skenario langkah – langkah yang dapat dilakukan untuk membangun EA : 1. Definisikan ruang lingkup dari perusahaan. Definisikan apa yang dimaksud dengan perusahaan dan apa saja kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan. Berdasarkan ruang lingkup ini, arahan strategis dari perusahaan juga harus di dokumentasikan. 2. Tentukan arahan srategis dimasa yang akan datang. Seperti telah dijelaskan diatas, strategi berarti melakukan kegiatan yang berbeda dengan pesaing atau melakukan kegiatan yang sama dengan cara yang berbeda. Arahan strategis dimasa yang akan datang akan menuntun pengembangan dari tiap komponen EA. 3. Dokumentasikan Arsitektur yang ada saat ini. Lakukan dokumentasi terhadap arsitektur bisnis, arsitektur sistem, arsitektur teknologi yang telah digunakan saat ini. 4. Rancang arsitektur untuk asa yang akan datang. Lakukang perancangan arsitektur bisnis, arsitektur sistem, dan arsitektur teknologi. Arsitektur bisnis mendeskripsikan bagaimana lingkungan dan proses bisnis dilakukan, arsitektur sistem mendefinisikan aplikasi yang relevan, dan arsitektur teknologi mendefinisikan platform teknologi yang dibutuhkan. 5. Lakukan analisis jarak antar arsitektur saat ini dengan arsitektur dimasa yang akan datang. Analisis ini diperlukan untuk mengidentifikasi perubahan yang akan dilakukan dalam perusahaan. 6. Evaluasi ROI. Biaya, waktu resiko, dan sumberdaya harus ditentukan untuk proses peruabahan yang akan dilakukan. Jika ROI dapat diterima oleh perusahaan, rencana perubahan dapat dilakukan. Jika ROI tidak dapat diterima, dapat dilakukan analisa untuk mencari alternatif yang lebih sesuai untuk perusahaan. Keuntungan selarasnya IT dengan strategi bisnis Penggunaan IT harus memperhatikan kepentingan – kepentingan perusahaan secara luas, seperti memenuhi kebutuhan para stake holder, mencari strategi – strategi baru, menyelaraskan sumber daya IT dengan kebutuhan bisnis, atau mengurangi duplikasi yang terjadi pada sistem, proses ataupun data. Penggunaan IT yang berjalan sesuia dengan strategi bisnis yang ditetapkan antara lain :
Efisiensi operasional : keselarasan IT dan bisnis strategi akan memberikan keuntungan berupa pengurangan biaya operasi. Komponen system architecture dan technology architecture merupakan komponen – komponen yang dikembangan guna mencapai efisiensi operasional. Komponen ini menyediakan arsitektur IT secara komprehensif dan menunjukkan bagaimana berbagai sumber daya IT bekerja. Efektifitas proses. Keselarasan IT dan bisnis strategi dapat meningkatkan efektifitas proses. Peningkatan proses memerlukan analisis yang baik pada komponen business
architecture dan system architecture yang diperlukan untuk melakukan kegiatan bisnis. Dalam mengembangkan EA dilakukan pemetaan proses yang sudah ada, dan dibentuk skenario untuk melakukan peningkatan proses dan bagaimana sistem perangkat lunak dapat membantu proses tersebut. Penciptaan kesempatan. Terbuka kesempatan – kesempatan baru untuk mendapatkan keuntungan dan kesempatan untuk menjalankan strategi baru. Efisiensi otamatisasi. Hubungan antar arah strategis dari perusahaan dan technology architecture memungkinkan perencanaan infrastruktur untuk mendukung rencana masa depan perusahaan. Akan diambil keputusan – keputusan proyek otomatisasi untuk perusahaan secara keseluruhan.
Hambatan dalam penyelarasan Penyelarasan antar strategi bisnis dan IT merupakan tantangan yang berat bagi perusahaan. Diperlukan usaha yang keras untuk melakukan perubahan budaya perusahaan untuk dapat menerima teknologi baru dan melihat IT sebagai enabler dan bagian yang tak terpisahkan dari organisasi untuk mencapai keberhasilan dalam jangka panjang. Hal ini juga berkaitan dengan kepercayaan para manajer dan pegawai terhadap IT serta laporan – laporan yang diterbitkan menggunakan IT. Hambatan lainnya berasal dari struktur manajemen perusahaan. Struktur perusahaan dapat menghambat terjadinya komunikasi antar bagian, terutama untuk perusahaan yang terdisentralisasi. Perusahaan seperti ini memiliki unit – unit yang lokasinya berbeda, sehingga komunikasi antar unit – unit ini menjadi tantangan tersendiri. Perusahaan – perusahaan yang beroperasi di daerah yang bebeda juga mengalami kesulitan untuk menggunakan strategi dan prosedur yang sama. Hal ini disebabkan karena kompleksitas jangkauan dan pasar yang dituju. Strategi bisnis yang berbeda pada unit – unit yang berbeda ini bisa menyebabkan proses penyelarasan IT dan investasi portfolio IT yang berbeda.
Rintangan besar yang dihadapi dalam melakukan penyelarasan adalah karena perubahan yang selalu terjadi, baik perubahan dalam strategi bisnis maupun perubahan dalam teknologi. Handerson dalam [3] menyebutkan tidak ada perusahaan yang dapat mencapai keselarasan karena bisnis dan teknologi yang selalu berubah. Penyelarasaan bukanlah sesuatu yang statis. Perusahaan harus selalu menciptakan kembali dirinya sendiri dalam hal strategi dan teknologi untuk menyesuaikan dengan keadaan pada saat itu dan untuk menjaga agar memiliki keuntungan kompetitif dengan perusahaan lain. Oleh karena itu, sebaiknya dilakukan penilaian secara berkala terhadap penggunaan IT dan keselarasannya dengan strategi bisnis yang diterapkan pada saat itu. Apabila ternyata penggunaan IT sudah tidak lagi sesuai, maka perlu dibentuk EA yang baru guna menyelaraskan kembali pengembangan IT dengan strategi bisnis.
Kesimpulan Penyelarasan IT dengan strategi bisnis merupakan kegiatan yang telah lama menjadi perhatian, tetapi sulit untuk dilakukan karena pada dasarnya strategi bisnis itu sendiri selalu berubah – ubah. IT diperlukan untuk meningkatkan competitive advantage bagi perusahaan. Strategi bisnis adalah melakukan aktifitas yang berbeda untuk memberikan posisi strategis yang lebih baik dari para pesain. Diperlukan perencanaan peran IT agar dapat menjadi enabler bagi strategi bisnis. Peran IT dapat dibagai menjadi tiga yaitu sebagai sumber daya operasional, sumber daya strategis, dan senjata strategis. Peran IT yang berbeda dalam perusahaan cendrung memberikan tingkat keselarasan yang berbeda. Peran IT sebagai sumber daya strategis akan lebih selaras dengan strategi bisnis yang dijalankan. Dalam menyelaraskan IT dan strategi bisnis perlu diperhatikan arah yang ingin dicapai dengan jelas, komitmen, komunikasi, dan integrasi dari fungsi – fungsi yang ada dalam organisasi. Enterprise Architecture diperlukan sebagai cetak biru perencanaan infrastruktur sistem IT agar dapat selaras dengan strategi bisnis yang dijalankan. Proses penyelarasan ini perlu dilakukan secara berkala untuk memastikan bahwa penggunaan IT selalu sesuai dengan strategi yang dijalankan karena strategi sendiri selalu berubah – ubah dan tidak bersifat statis.
Diskusi Makalah ini merupakan gambara umum tentang penyelarasan strategi bisnis dengan penggunaan IT dalam lingkungan organisasi dan perusahaan. Hasil kesimpulan yang ditampilkan disini masih berupa kesimpulan yang diambil dari hasil studi literatur yang dilakukan oleh penulis. Menarik untuk dilakukan studi lebih lanjut tentang penggunaan IT dan peranan IT guna mendukung strategi bisnis yang diterapkan dalam dunia usaha di Indonesia. Bagaimana organisasi yang ada menempatkan peran IT dalam perusahaan, tingkat keselarasan yang terjadi dan bagaimana keselarasan IT dan strategi bisnis ini dapat meningkatkan performa dari perusahaan. Hambatan – hambatan dalam keselarasan juga tentunya menjadi kendala tersendiri dalam melakukan penyelarasan di Indonesia.
Karena dunia usaha di Indonesia sebagian besar berupa usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), perlu juga dipertimbangkan bagaimana penyelarasan terjadi pada bentuk usaha seperti ini dan apakah keselarasan ini mampu meningkatkan performa secara signifikan. UMKM ini telah memiliki strategi dalam menjalankan kegiatan bisnisnya dan kebanyakan belum memiliki keselarasan pengembangan dan penggunaan IT. Banyak peneliti menemukan bahwa bentuk usaha seperti ini mampu bertahan dengan baik tanpa perlu adanya keselarasan ini dan tidak semua jenis usaha perlu untuk mengembangkan IT secara strategis. Sehingga mereka tidak berkeinginan untuk melakukan pengembangan IT secara strategis dan menyelaraskan peranan IT dengan strategi mereka. Acknowledgment Penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Husni Sastramihardja yang telah memberi masukan dan bimbingan baik dalam hal materi maupun cara menulis sebuah tulisan ilmiah yang baik. Ucapan terima kasih juga ingin diucapkan kepada rekan – rekan kuliah kerekayasaan informasi tahun 2008 yang telah menjadi teman diskusi bagi penulis. Tulisan ini masih banyak kekurangan yang mudah – mudahan dapat diperbaiki di tulisan yang akan datang.
Daftar Pustaka [1]Cumps, B., Viaene, S., Dedene, G., “Managing for Better Business IT Alignment”, IEEE, 2006. [2]Hay, D.C., “Requirement Analysis : From Business View to Architecture”, Prentice Hall, 2002. [3]Handerson, J.C., “The Four Roles of the CIO”, http://www.csc.com/aboutus/cscworld/winter02/first.shtml . [4]Metastorm, “Successful Enterprise Architecture : Aligning Business and IT”. [5]Porter, M.E., “What is Strategy”, Harvard Business Review,1996. [6]Shah, H., Kourdi, M.E., “Framework for Enterprise Architecture”, IEEE, 2007. [7]Silva, E., Plazaola, L., Ekstedt, M., ”Strategic Business and IT Alignment : A Prioritized Theory Diagram”, PICMET, 2006. [8]Spewak, S.H., “Enterprise Architecture Planning : Developing a Blueprint for Data Applications and Technology”, John Wiley & Sons, 1992. [9]Weiss, W.J., Anderson, D., ”Align Technology and Business Strategy : Issues & Frameworks, A Field Study of 15 Companies”, IEEE, 2004.