Kompon florida Stannous fluoride
Sodium fluoride
Sodium monofluorophosphate
Amine fluoride
Sistem abrasif Calcium pyrophosphate Insoluble sodium metaphosphate silica Calcium pyrophosphate Insoluble sodium metaphosphate Polymethylmethacrylate Silica Calcium carbonate Alumunium oxide Insoluble sodium metaphosphate Silica Dibasic calcium phosphate Calcium pyrophosphate Insoluble sodium metaphosphate
Table 4.45 Sistem abrasif florida yang efektif secara klinis dalam dentrifice
Derajat efektivitas dapat bervariasi dengan formulasi dentrifice yang berbeda. Sebagai respon masalah fluorosis, pasta gigi berkonsentrasi rendah (250, 400 dan 500 ppm fluoride) tersedia di Austria, Belgia, Cekoslovakia, Finlandia, Prancis, Jerman, Israel, Luxemburg, Belanda, Selandia Baru, Portugal, Swedia, Switzerland dan Inggris. Bagaimanapun, efisiensi data respon dosis mengindikasikan bahwa dentrifice dengan konsentrasi fluoride lebih rendah memberikan perlindungan karies yang kurang. Dari sumber yang berkembang tentang retensi dan ingesti dentrifice, diperkirakan pada anak-anak di bawah enam tahun retensi rata-ratanya 27% dari banyaknya pasta gigi di sikat gigi. Karena kebanyakan anak-anak menyikat gigi dua kali sehari, ini bisa memberikan antara 0,3-0,6 mg fluoride yang masuk, tergantung berapa banyak pasta gigi (0,5-1 g) yang digunakan biasanya. Walaupun beberapa studi awal tentang hubungan dentrifice-fluorosis tidak menemukan asosiasi, mereka punya kekuatan statistic yang umumnya kecil dan kurang baik untuk mendemonstrasikan sebagaimana asosiasi jika memang ada hubungannya. Beberapa studi terbaru telah memberikan banyak penambahan prevalensi
fluorosis pada penggunaan dini dentrifice fluoride, terutama pada usia sebelum dua tahun. Untuk menghindari ingesti fluoride yang tidak disengaja dari dentrifice, petunjuk berikut harus diikuti: Orangtua harus menyikat gigi anak-anak usia prasekolah sampai mereka dapat melakukannya dengan benar sendiri Orangrua sebaiknya menaruh dentrifice pada sikat gigi anak-anak usia prasekolah hingga mereka dapat melakukannya dengan benar sendiri orangtua anak-anak prasekolah sebaiknya mengawasi aktivitas menyikat gigi mereka, dan dentrifice sebaiknya disimpan di luar jangkauan balita anak-anak prasekolah seharusnya memakai sikat gigi ukuran anak hanya dentrifice secolek atau seukuran biji yang boleh ditaruh di bulu sikat gigi anak-anak sebaiknya diajarkan untuk meludahkan dan membilas menyeluruh setelah menyikat gigi
Toksikologi Fluoride Toksisitas Akut Paracelsus menyatakan bahwa seluruh unsur adalah racun; tidak ada yang bukan racun. Dosis yang benar membedakan mana yang racun dan bukan. Fluoride bukan pengecualian unuk observasi bersejarah ini. Ketika teringesti sejumlah 1-3mg/hari, seperti pada kasus komunitas yang terfluorisasi optimal, ini benar-benar aman. Bagaimanapun, sodium florida 5 – 10 g (mendekati 2,5 – 5 g fluoride) adalah dosis fatal bagi orang dewasa dan jumlah yang lebih kecil adalah letal bagi anak – anak. Kejadian keracunan fluoride akut telah terdata, misal kecelakaan industri, inhalasi dalam bentuk asap, ingesti insektisida rumahtangga yang mengandung fluoride, dan usaha bunuh diri. Pasien dengan keracunan fluoride hebat secara khas menunjukkan mual, vomitus dan diare; hipotensi progresif, hypocalcemia berat dan hypomagnesemia, dan asidosis; dan iregularitas kardiak, termasuk takikardia ventrikuler dan terkadang fibrilasi dan asistole. Penanganan yang berhasil berdasarkan tindakan segera prosedur berikut: langkah untuk mencegah absorpsi sistemik fluoride lebih jauh (administrasi emetic yang merangsang vomitus, gastric lavage dengan cairan mengandung Ca2+). monitoring kardiopulmoner dan persiapan intubasi endotrakeal dan kardioversi direct-current analisis darah yang tepat dan rutin, terutama untuk plasma Ca++, Mg++,K+ dan pH infusi intravena larutan garam seperlunya untuk mengoreksi ketidakseimbangan asam-basa dan mengembalikan elektrolit plasma ke kisaran normal. diuresis alkali untuk mempertinggi ekskresi fluoride perawatan tepat untuk aritmia kardiak hebat Hanya ada tiga kejadian fatalitas fluoride yang terkait dengan gigi yang dilaporkan. Satu kasus yang diikuti terapi topical resmi dengan zat dan prosedur yang tidak tepat dan perawatan yang baik tidak disediakan untuk manajemen
overdosis. Dua kasus yang lain dihasilkan dari ingesti tablet fluoride dari container yang tidak dilengkapi dengan childproof cap. Bagaimanapun, telah ada banyak kejadian, dilaporkan maupun tidak, saat pasien mengalami mual beberapa waktu dari penelanan zat fluoride topical terkonsentrasi yang digunakan di ruang praktik. Ketika prosedur yang direkomendasikan memang diikuti, aplikasi topical zat fluoride di klinik ataupun pribadi di rumah, tidak akan menyebabkan risiko toksisitas akut. Toksisitas Kronik Pernah suatu saat inhalasi florida kronik adalah bahaya industri pada pekerja cryolite yang menangani pecahan sodium alumunium fluoride dalam pemurnian alumunium. Hasilnya adalah ketimpangan perubahan rangka dengan kalsifikasi ligament, kifosis, dan terbatasnya pergerakan pada spinal column dan thorax. Regulasi modern higienitas industri memerlukan scrubber udara untuk membuang partikel fluoride. Ketimpangan fluorosis skeletal bukanlah masalah kesehatan masyarakat di AS, karena hanya dilaporkan terjadi lima kasus dalam 30 tahun. Masalah yang lebih besar, yaitu fluorosis pada dentition. Fluorosis gigi adalah hipomineralisasi enamel yang disebabkan ingesti kronik jumlah yang sangat banyak dari fluoride selama pertumbuhan gigi. Fluorosis dapat bermacam dalam jenisnya dari sedikit flek putih hingga stain cokelat yang berhubungan dan lubang (pitting). Pit adalah defek sekunder pada posteruptive origin dibandingkan hipoplasia sejati. Hipomineralisasi kebanyakan di sepertiga luar enamel. Tahap sekretoris perkembangan enamel adalah waktu yang krusial bagi fluorosis untuk dapat terjadi. Ameloblast lebih sensitive pada fluoride dibandingkan sel lainnya. Fase mineralisasi juga terpengaruhi. Dalam jumlah berlebih, fluoride bercampur ke pertumbuhan enamel postsecretory,preeruptive yang normal. Secara kronis, level tinggi fluoride bercampur dengan deposisi mineral, proses degradasi matriks protein (amelogenin dan enamelin), dan pengambilan air selama pematangan enamel. Prevalensi dan jenis fluorosis tergantung jumlah atau konsentrasi fluoride, durasi ekspos, tingkat pertumbuhan gigi (contoh, usia saat terekspos), dan variaasi individu dalam kerentanan (contoh, berat badan). Dalam survey kesehatan oral pada anak-anak sekolah AS yang disponsori oleh National Institute of Dental Research di 1987, 52% ditemukan memiliki fluorosis ringan, sangat ringan atau yang diragukan – bentuk yang bukan merupakan masalah kosmetik serius.hanya 1,3% memiliki fluorosis hebat yang termasuk pitting dan stain cokelat. Hampir 2% anak usia sekolah AS memiliki masalah estetik yang dapat dihubungkan dengan kadar fluoride dalam air minum. Jika air alami menyuplai fluoride berlebih sebanyak 2 ppm, prevalensi fluorosis dapat dikurangi dengan mengubah sumber suplai air atau dengan defluoridasi dengan alumina aktif atau arang tulang untuk adsorpsi. Beberapa fluorosis dapat dicegah dengan menghentikan penggunaan suplemen fluoride pada komunitas yang sudah tersediakan jumlah maksimum dalam suplai airnya. Karena suplemen perlu resep, jelas dibutuhkan untuk mendidik dokter gigi, ahli kesehatan (terutama dokter anak) dan apoteker lebih baik tentang kapan suplemen tersebut dibutuhkan atau tidak. Akhirnya, beberapa fluorosis dapat dicegah dengan menurunkan ingesti fluoride tak disengaja dari
dentrifice pada anak-anak. Pabrik dentrifice bertanggung jawab untuk labeling ini. Efek Toksik Fluoride Ingesti sodium fluoride yang berlebihan dapat menyebabkan keracunan akut, tapi jarang. Yang lebih umum yaitu adanya pemasukkan jumlah fluoride yang relative besar yang berkelanjutan, baik sebagai zat beracun atau sebagai hasil dari kandungan fluoride yang tinggi pada air yang dapat menyebabkan fluorosis endemic kronis. Keracunan Flouride Akut Sodium fluoride telah digunakan sebagai racun tikus dan insektisida berupa tepung putih yang mungkin keliru sebagai makanan dalam bentuk tepung atau susu bubuk. Keracunan akut dihasilkan dari penambahan bubuk sodium fluoride ke makanan. Dosis letal fluoride untuk manusia kemungkinan sekitar 2,5 gram. Sodium fluoride pada konsentrasi tinggi mengiritasi dengan sangat kuat dan beberapa efek ingesti pada compound ini dalam jumlah besar adalah mual, vomitus, diare dan pendarahan dari perut. Pada kasus fatal kematian biasanya dihubungkan dengan keracunan enzim dan system transpor. Dengan over dosis yang sangat besar darah dianggap terkoagulasikan pada autopsi. Ini dikarenakan pengikatan kalsium oleh fluoride yang juga bisa mengarahkan pada tetanus dan kegagalan cardiorespiratory. Fluorosis Endemic Kronik Mempengaruhi gigi, rangka, dan, pada efek yang lebih, organ lain. Fluorosis gigi-enamel berbintik. Bintik-bintik pada enamel adalah indicator paling sensitive penyerapan fluoride yang berlebih. Ini terlihat ketika kandungan fluoride pada air minum melewati 2-4 ppm. Pada level ini, perubahan pada rangka bisa jadi sulit untuk dideteksi. Bentuk yang paling ringan dari fluorosis dental terlihat sebagai noda putih pada enamel, walaupun permukaanya baik dan teksturnya normal. Noda putih ini menjadi warna stain kecoklatan. Dengan beberapa fluorosis hebat maka enamel menjadi kasar atau berlubang dan brittle. Mengesampingkan defek-defek ini maka gigi mendapatkan resistansi baru pada karies gigi. Pada level fluoride 1 ppm ada efek yang signifikan tapi tidak terlihat pada gigi. Dalam resistensi karies dan rangka menunjukkan perubahan yang tidak terdeteksi. Fluorosis Rangka. Fluorosis rangka berkembang ketika kandungn fluoride pada air minum melewati 4 ppm, dan ini terlihat terutama di India Utara dan Afrika Utara dan Selatan. Fitur utamanya adalah kalsifikasi yang berlebih. Bentuk osteophytes pada margin sendi, tendon, ligament, dan fascia menjadi terkalsifikasi dan sendi menjadi bergabung. Columna vertebralis secara khusus dapat menjadi sangat rapuh. Secara radiologis tulangnya pada; strukturnya rapat tapi, di samping densitas yang tinggi, fraktura umum terjadi.
Efek klinis termasuk mati rasa pada punggung dan kaki dan pembatasan atau menjadi pelannya gerakan. Octeosclerosis progresif pada tulang belakang mengarahkan pada penyempitan canal neuralis dan kompresi corda spinalis. Ini dapat menyebabkan komplikasi neurologis dimana yang paling hebat adalah paraplegia. Fluoride dan Osteoporosis Osteoporosis umum terjadi pada area nonfluoride, tapi tidak umum pada area dimana kandungan fluoride air kurang dari 4 ppm; rangka menjadi berdensitas lebih tinggi daripada di area nonfluoride. Osteoporosis adalah kemungkinan bagian dari proses penuaan dan terdiri dari kehilangan jaringan tulang yang progresif dari rangka. Adanya penipisan progresif di trabecula, penambahan radiolusensi pada rangka dan melemahnya tulang. Komplikasi yang umum adalah colaps vertebra atau fraktura pada colum femuris pada orang-orang yang sudah berumur, dengan penyembuhan yang lama. Fluoride menstimulasi osteoblas dan meningkatkan masa trabekular jika diberikan dengan kalsium tambahan. Bagaimanapun, dosis yang diperlukan untuk mengoreksi osteoporosis menyebabkan efek samping gastrointestinal dan karena itu fluride tidak dipakai untuk tujuan ini di Inggris.