Penulisan Ilmiah Yordi (revisi Pt).docx

  • Uploaded by: yordi akhmad c
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Penulisan Ilmiah Yordi (revisi Pt).docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,439
  • Pages: 19
BAB I PENDAHULUAN 1.1.

Latar Belakang Masalah Dalam era kompetisi yang semakin ketat dan perkembangan teknologi

yang semakin cepat menyebabkan semakin diperlukannya keahlian dalam menganalisis laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan produk akhir dari proses atau kegiatan akuntansi dalam satu kesatuan. Proses akuntansi dimulai dari pengumpulan bukti-bukti transaksi yang terjadi sampai dengan menyusun laporan keuangan. Proses akuntansi tersebut harus dilaksanakan menurut cara tertentu yang lazim serta sesuai dengan standar akuntansi keuangan.Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan yang lengkap dari laporan laba rugi, neraca, laporan arus kas dan laporan perubahan posisi keuangan. Catatan laporan keuangan membantu pengguna laporan dalam menentukan arus kas masa depan terlebih lagi dalam persaingan di Indonesia ini, perusahaan harus mampu bersaing dengan perusahaan lainnya agar dapat bertahan guna demi meningkatkan kualitas industri. Perusahaan yang berdiri juga harus memberikan informasi dan laporan akan seluruh kegiatan operasi perusahaan yang dilakukannya dalam satu periode tertentu baik itu mengenai kinerja maupun keuangannya kepada pihak-pihak yang memerlukan. Analisis rasio keuangan merupakan metode analisis yang paling sering digunakan karena itu adalah metode yang paling cepat untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan. Perkembangan posisi keuangan memiliki peran yang sangat penting bagi perusahaan, untuk mengetahui sehat atau tidaknya suatu kinerja perusahaan serta mengevaluasi apakah kebijakan yang ditempuh perusahaan sudah tepat atau belum. Cara untuk menilai efisiensi suatu kinerja keuangan pada perusahaan adalah dengan menggunakan analisis rasio likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas sebuah perusahaan. Rasio keuangan merupakan laporan yang menyederhanakan informasi yang menggambarkan hubungan antara pos tertentu dengan pos yang lainnya. Dengan melakukan penyederhanaan tersebut sehingga lebih mudah atau dapat menilai secara cepat hubungan pos satu dengan pos

1

lainnya dan juga dapat membandingkannya dengan rasio lain sehingga perusahaan dapat meningkatkan perkembangan kinerja keuangan dimasa yang akan datang. Objek penelitian ini adalah Matahari Department Store Tbk. Matahari Department Store Tbk didirikan pada tahun 1982 dibawah nama PT. Stephens Utama International Leasing Corp. Sejak 30 Oktober 2009 perusahaan telah terlibat dalam bisnis untuk beberapa jenis produk seperti pakaian, aksesoris, tas, sepatu, kosmetik, dan peralatan rumah tangga, dan layanan konsultasi manajemen. Penelitian ini hanya berfokus pada laporan kinerja keuangan perusahaan berdasarkan rasio likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas. Dari komponenkomponen laporan keuangan tersebut dapat dinilai prestasi yang telah dicapai perusahaan, efektifitas dan efisiensi kegiatan operasional yang telah dilaksanakan, kelemahan atau kekuatan yang sedang dimiliki perusahaan serta apa yang menyebabkan kinerja perusahaan naik atau turun dilihat dari rasio keuangan tersebut. Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk menganalisis rasio keuangan, yaitu rasio likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas untuk menilai bagaimana kinerja keuangan Matahari Department Store Tbk pada periode 20142015. Dengan demikian dalam penulisan ini penulis ingin mengkaji lebih jauh lagi dengan melakukan penelitian dengan judul: “ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN PROFITABILITAS PADA MATAHARI DEPARTMENT STORE Tbk’’.

1.2.

Rumusan Masalah Bagaimana Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Rasio Likuiditas,

Solvabilitas dan Profitabilitas Pada Matahari Department Store Tbk Periode 20132015?

1.3.

Batasan Masalah

Penulis ini membatasi dengan menggunakan pengukuran kinerja keuangan perusahaan Matahari Department Store Tbk periode 2013-2015 dengan menggunakan :

1.

Rasio Likuiditas:

a. Rasio Lancar (Current Ratio) b. Rasio Kas (Cash Ratio) c. Rasio Cepat (Quick Ratio)

2.

Rasio Solvabilitas:

a. Rasio Hutang Terhadap Jumlah Aktiva (Debt to Total Asset Ratio) b. Rasio Hutang Terhadap Jumlah Ekuitas (Debt to Equity Ratio) c. Rasio Hutang Jangka Panjang Terhadap Jumlah Ekuitas (Long Term Debt to Equity Ratio)

3.

Rasio Profitabilitas:

a. Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin) b. Margin Laba Bersih (Net Profit Margin) c. Pengembalian AtasEkuitas (Return On Equity)

1.4.

Tujuan Penelitian Tujuan penulisan ilmiah ini adalah untuk mengetahui kinerja keuangan dengan

menggunakan rasio likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas pada Matahari Department Store Tbk periode 2013-2015.

1.5.

Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah: 1. Manfaat Akademis Bagi penulis diharapkan memberikan nilai tambah khususnya dalam memecahkan masalah, dalam hal ini menilai kinerja keuangan Matahari Department Store Tbk berdasarkan Rasio Likuiditas, Solvabilitas dan Profitabilitas dengan menerapkan ilmu yang didapat selama perkuliahan dan diharapkan dapat berguna untuk menambah wawasan mahasiswa dalam melakukan analisis laporan keuangan untuk menilai kinerja perusahaan.

2. Manfaat Praktis Penulisan ilmiah ini semoga dapat bermanfaat bagi berbagai pihak di antaranya: a.

Bagi Perusahaan Dengan disusunnya penulisan ilmiah ini akan banyak membantu orang atau pihak-pihak yang bersangkutan untuk mengetahui tentang kinerja keuangan yang telah dicapai.

b.

Bagi Masyarakat Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai kinerja laporan keuangan Matahari Department Store Tbk dilihat dari Rasio Likuiditas, Solvabilitas dan Profitabilitas.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.

Landasan Teori

2.1.1. Pengertian Analisis Laporan Keuangan Menurut

Harahap

(2009:190),

analisis

laporan

keuangan

berarti

menguraikan akun-akun laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara yang satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun data nonkuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat. Menurut Munawir (2010 : 35), analisis laporan keuangan adalah analisis laporan keuangan yang terdiri dari penelaahan atau mempelajari daripada hubungan dan tendensi atau kecenderunganuntuk menentukan posisi keuangan dan hasil operasi serta perkembangan perusahaan yang bersangkutan. Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa analisis laporan keuangan merupakan proses untuk mempelajari data-data keuangan agar dapat dipahami dengan mudah untuk mengetahui posisi keuangan, hasil operasi dan perkembangan suatu perusahaan dengan cara mempelajari atau mengevaluasi hasil-hasil yang telah dicapai perusahaan pada masa lalu dan sekarang.

2.1.2. Tujuan Analisis Laporan Keuangan Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009 : 3), tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang meyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Menurut Kasmir (2008:68), tujuan dari analisis laporan keuangan adalah : 1. Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode tertentu, baik aset, kewajiban, ekuitas, maupun hasil usaha yang telah dicapai untuk beberapa periode.

2. Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan apa saja yang menjadi kekurangan perusahaan. 3. Untuk mengetahui kekuatan-kekuatan yang dimiliki. 4. Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu dilakukan ke depan berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan saat ini. 5. Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen ke depan apakah perlu penyegaran atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau gagal. 6. Dapat juga digunakan sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis tentang hasil yang mereka capai.

2.1.3. Kinerja Keuangan Perusahaan Menurut Fahmi (2011:2), kinerja keuangan merupakan gambaran dari pencapaian keberhasilan perusahaan dapat diartikan sebagai hasil yang telah dicapai atas berbagai aktivitas yang telah dilakukan. Dapat dijelaskan bahwa kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. Menurut Munawir (2010:30), kinerja keuangan perusahaan merupakan satu diantara dasar penilaian mengenai kondisi keuangan perusahaan yang dilakukan berdasarkan analisa terhadap rasio keuangan perusahaan. Pihak yang berkepentingan sangat memerlukan hasil dari pengukuran kinerja keuangan perusahaan untuk dapat melihat kondisi perusahaan dan tingkat keberhasilan perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya. Menurut Munawir (2010:67), selain membandingkan rasio keuangan dengan standar rasio, kinerja keuangan juga dapat dinilai dengan membandingkan rasio keuangan tahun yang dinilai dengan rasio keuangan pada tahun-tahun sebelumnya. Dengan membandingkan rasio keuangan pada beberapa tahun penilaian dapat dilihat bagaimana kemajuan ataupun kemunduran kinerja keuangan sesuai dengan kegunaan masing-masing rasio tersebut. Menurut Munawir (2010:31), pengukuran kinerja keuangan perusahaan mempunyai beberapa tujuan diantaranya :

1. Untuk mengetahui tingkat likuiditas, yaitu kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi pada saat ditagih. 2. Untuk mengetahui tingkat solvabilitas, yaitu kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasi. 3. Untuk mengetahui tingkat profitabilitas dan rentabilitas, yaitu kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu

yang

dibandingkan dengan penggunaan aset atau ekuitas secara produktif. 4. Untuk mengetahui tingkat aktivitas usaha, yaitu kemampuan perusahaan dalam menjalankan dan mempertahankan usahanya agar tetap stabil, yang diukur dari kemampuan perusahaan dalam membayar pokok utang dan beban bunga tepat waktu, serta pembayaran dividen secara teratur kepada para pemegang saham tanpa mengalami kesulitan atau krisis keuangan.

2.1.4. Analisis Rasio Keuangan Menurut Syafri (2008:297), rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari suatu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan. Misalnya antara hutang dan modal, antara kas dan total asset, antara harga pokok produksi dengan total penjualan dan sebagainya. Sedangkan menurut Harahap (2009:297), rasio keuangan merupakan angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu akun laporan keuangan dengan akun lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan. Menurut Riyanto (2010 : 330), bila dilihat dari sumber darimana rasio ini dibuat, maka dapat digolongkan dalam 3 (tiga) golongan, yaitu: 1. Rasio neraca (Balance Sheet Ratios), yang digolongkan dalam katagori ini adalah semua data yag diambil dari atau bersumber dari neraca. 2. Rasio-rasio laporan laba-rugi (Income Statement Ratios), yang tergolong dalam katagori ini adalah semua data yang diambil dari laba-rugi. 3. Rasio-rasio antar laporan (Interstatement Ratios), yang tergolong dalam katagori ini adalah semua data yang diambil dari neraca dan laporan laba-rugi.

Menurut Prihadi (2008:8), mengemukakan beberapa hal penggunaan rasio keuangan dengan variasinya: 1. Setiap peneliti berhak menentukan rasio yang digunakan. 2. Tidak ada regulasi tentang penggunaan rasio tertentu. 3. Setiap rasio mempunyai keterbatasan arti di samping kelebihannya.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan aspek rasio likuiditas, solvabilitas, dan profitabilitas.

1.

Rasio Likuiditas Menurut Hery (2015:166), rasio likuiditas merupakan rasio yang

menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang segera jatuh tempo. Mengenai rasio-rasio likuiditas sebagaimana yang diutarakan, menurut Kasmir (2008: 133 – 140), dapat dilihat pada uraian sebagai berikut : a. Rasio Lancar (Current Ratio) Rasio Lancar merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau hutang yang akan segera jatuh tempo pada saat di tagih secara keseluruhan. Rasio ini menggunakan perhitungan dengan membandingkan aset lancar terhadap kewajiban lancar. Menurut Fahmi (2011:61), kondisi perusahaan yang memiliki current ratio yang baik adalahdianggap sebagaiperusahaan yang baik dan bagus, namun jika current ratio terlalu tinggi juga dianggap tidak baik karena dapat mengindikasikan adanya masalahseperti jumlah persediaan yang relatif tinggi dibandingkan taksiran tingkat penjualan sehingga tingkat perputaran persediaan rendah dan menunjukkan adanya over investment dalam persediaan tersebut atau adanya saldo piutang yang besar yang tak tertagih. Standar rata-rata industri sebesar 200 % (2 : 1) yang terkadang sudah di anggap sebagai ukuran yang cukup baik atau memuaskan bagi suatu perusahaan.

Aset Lancar Rasio Lancar =

x 100 %

Kewajiban Lancar

b. Rasio Kas ( Cash Ratio) Rasio Kas merupakan alat yang di gunakan untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar hutang, ketersediaan uang kas dapat di tunjukan dari tersedianya dana kas atau yang setara dengan kas seperti rekening giro atau tabungan di bank ( yang dapat di tarik setiap saat). Standar rata-rata industri sebesar 50 % yang terkadang sudah di anggap sebagai ukuran yang cukup baik atau memuaskan bagi suatu perusahaan.

Kas dan Setara Kas Rasio Kas =

x 100 % Hutang Lancar

c. Rasio Cepat (Quick Ratio) Rasio Cepat merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban atau hutang lancar dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan nilai persediaan. Standar rata-rata industri sebesar 150 % (1,5:1) yang terkadang sudah dianggap sebagai ukuran yang cukup baik atau memuaskan bagi suatu perusahaan. Jadi rasio ini merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid mampu menutupi hutang lancar.Menurut Sawir (2009:10) mengatakan bahwa quick ratio umumnya dianggap baik adalah semakin besar rasio ini maka semakin baik kondisi perusahaan. Aset Lancar – Persediaan Rasio Cepat = Hutang Lancar

x 100 %

2.

Rasio Solvabilitas Menurut Syafri (2008:303), menyatakan bahwa rasio solvabilitas adalah

rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya atau kewajiban-kewajibannya apabila perusahaan di likuidasi. Suatu perusahaan yang solvable berarti bahwa perusahaan tersebut mempunyai aktivaatau kekayaan yang cukup untuk membayar semua hutang - hutang nya begitu pula sebaliknya perusahaan yang tidak mempunyai kekayaan yang cukup untuk membayar hutang-hutangnya disebut perusahaan yang insolvable.Mengenai rasio-rasio solvabilitas sebagaimana yang diutarakan, menurut Kasmir (2008: 155), dapat dilihat pada uraian sebagai berikut : a. Rasio Hutang Terhadap Jumlah Aktiva (Debt to Total Asset Ratio) Rasio ini digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang dengan total aktiva. Dengan kata lain, seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang.Menurut

Sawir

(2009:13)

debt

ratio

merupakan

rasio

yang

memperlihatkan proposi antara kewajiban yang dimiliki dan seluruh kekayaan yang dimiliki.Apabila debt ratio semakin tinggi, sementara proporsi total aktiva tidak berubah maka hutang yang dimiliki perusahaan semakin besar. Total hutang semakin besar berarti risiko finansial atau risiko kegagalan perusahaan untuk mengembalikan pinjaman semakin tinggi.Dan sebaliknya apabila debt ratio semakin kecil maka hutang yang dimiliki perusahaan juga akan semakin kecil dan ini berarti risiko finansial perusahaan mengembalikan pinjaman juga semakin kecil. Standar rata-rata industri sebesar 35 % yang terkadang sudah dianggap sebagai ukuran yang cukup baik atau memuaskan bagi suatu perusahaan.

Total Hutang Rasio Hutang Terhadap Jumlah Aktiva =

x 100 %

Total Aktiva

b. Rasio Hutang Terhadap Ekuitas (Debt to Equity Ratio) Rasio ini di gunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam dengan pemilik

perusahaan. Dengan kata lain, rasio ini berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan hutang. Menurut Riyanto (2010:22) modal sendiri adalah modal yang berasal dari perusahaan itu sendiri (cadangan, laba) atau berasal dari mengambil bagian, peserta, atau pemilik (modal saham, modal peserta dan lain-lain). Standar rata-rata industri sebesar 80 % yang terkadang sudah di anggap sebagai ukuran yang cukup baik atau memuaskan bagi suatu perusahaan.

Total Hutang Rasio Hutang Terhadap Ekuitas = x 100 % Total Ekuitas

c.

Rasio Hutang Jangka Panjang Terhadap Ekuitas (Long Term Debt to Equity Ratio) Rasio ini merupakan rasio antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri. Tujuannya adalah untuk mengukur berapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan hutang jangka panjang dengan cara membandingkan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri yang di sediakan oleh perusahaan. Standar rata-rata industri sebesar 40 % yang terkadang sudah di anggap sebagai ukuran yang cukup baik atau memuaskan bagi suatu perusahaan.

Total Hutang Jangka Panjang Rasio Hutang Jangka Terhadap Ekuitas = x 100 % Total Ekuitas

3.

Rasio Profitabilitas Menurut

Harahap

(2009:309),

rasio

profitabilitas

menggambarkan

kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuannya, dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, ekuitas, jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya. Mengenai rasio-rasio profitabilitas sebagaimana

yang diutarakan menurut Kasmir (2008 : 198) dapat dilihat pada uraian sebagai berikut : a. Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin) Rasio ini merupakan perbandingan antara penjualan bersih dikurangi harga pokok penjualan (laba kotor) dengan penjualan. Standar rata-rata industri sebesar 30 % yang terkadang sudah di anggap sebagai ukuran yang cukup baik atau memuaskan bagi suatu perusahaan. Menurut Syamsuddin (2009:61), rasio ini merupakan persentase laba kotor dibandingkan dengan sales. Semakin besar gross profit margin semakin baik keadaan operasi perusahaan, karena hal ini menunjukkan bahwa harga pokok penjualan relatif lebih rendah dibandingkan dengan sales, demikian pula sebaliknya, semakin rendah gross profit margin semakin kurang baik operasi perusahaan.

Laba Kotor Margin Laba Kotor =

x100 % Penjualan Bersih

b. Margin Laba Bersih (Net Profit Margin) Rasio ini merupakan perbandingan antara laba bersih setelah pajak terhadap penjualan bersih. Standar rata-rata industri sebesar 20 % yang terkadang sudah di anggap sebagai ukuran yang cukup baik atau memuaskan bagi suatu perusahaan. Menurut Riyanto (2010:336) Net Profit Margin adalah suatu rasio yang mengukur keuntungan netto per rupiah penjualan. Semakin besar Net Profit Margin, maka kinerja perusahaan akan semakin produktif, sehingga akan meningkatkan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut.

Laba Bersih Setelah Pajak (EAT) Margin Laba Bersih =

x 100 % Penjualan Bersih

c. Pengembalian Atas Ekuitas (Return On Equity)

Rasio ini merupakan perbandingan antara laba bersih setelah pajak terhadap ekuitas.Rasio ini mengukur berapa persen diperoleh laba bersih bila diukur dari modal pemilik. Standar rata-rata industri sebesar 40 % yang terkadang di anggap sebagai ukuran yang cukup baik. Menurut Harahap (2009:305), semakin besar rasionya semakin bagus karena dianggap kemampuan perusahaan yang efektif dalam menggunakan ekuitasnya untuk menghasilkan laba.

Laba Bersih Setelah Pajak (EAT) Return On Equity = Total Ekuitas

x 100%

2.2.

Penelitian Terdahulu

Dalam penulisan ilmiah ini penulis membaca penelitian sejenis dari: 1. Nama

: Prima Budiawan

NIM

: B 200 050 020

Jurusan

: Ekonomi Akuntansi

Tahun

: 2009

Pembimbing : Dr. Sri Retno Indrastanti, Ak, M.Si. Judul

: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DITINJAU DARI RENTABILITAS, LIKUIDITAS DAN SOLVABILITAS (Studi Kasus Pada PTPN X Surakarta).

Abstraksi Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kinerja keuangan PTPN X Surakarta dari tahun 2006-2008 ditinjau dari rentabilitas, likuiditas, dan solvabilitas. Obyek penelitian dilaksanakan di PTPN X Surakarta. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder. Metode pengumpulan data dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. Metode analisis data yang digunakan dengan analisis rentabilitas, analisis likuiditas, analisis solvabilitas dan analisis indicator-indikator tambahan menurut Surat Keputusan Menteri Keuangan RI No.826/KMK.013/1992. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa tingkat kinerja keuangan perusahaan secara keseluruhan menurut Surat Keputusan Menteri Keuangan RI No.826/KMK.013/1992 menunjukkan bahwa kinerja keuangan PTPN X Surakarta dari tahun 2006 sampai tahun 2008 mengalami penurunansecara terus-menerus, yaitu pada tahun 2006 dengan kondisi sehat, tahun 2007 dengan kondisi kurang sehat dan tahun 2008 dengan kondisi tidak sehat, yang mencerminkan kondisi kesehatan perusahaan dalam keadaan yang kurang baik. Hal tersebut mungkin disebabkan oleh beberapa faktor internal perusahaan, yang meliputi penurunan hasil penjualan, biaya-biaya yang meningkat terutama biaya non usaha, kemampuan dalam membayar hutang harus tetap ditingkatkan dan pembelian aktiva yang digunakan perusahaan lebih ditujukan untuk kegiatan operasional Sehingga untuk periode selanjutnya perusahaan harus

memperhatikan faktor-faktor tersebut guna mencapai tujuan perusahaan sesuai dengan yang diharapkan. Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah PTPN X Surakarta dapat meningkatkan efisiensi usahanya, dengan cara mengurangi pengeluaran-pengeluaran yang berpengaruh terhadap perusahaan, misalnya dengan cara memperbaikin sarana dan fasilitas, atau memperbaiki peralatan-peralatan yang sudah rusak, sehingga dapat menekan biaya tanpa perlu membeli yang baru lagi. Selain itu perusahaan juga mulai mempertimbangkan untuk meninjau kembali biaya non usahanya.

2. Nama

: Desyria Pratiwi

NPM

: 21212913

Jurusan

: Akuntansi

Tahun

: 2015

Pembimbing : Susanti Usman, SE., MMSI Judul

: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA PT. KIMIA FARMA (PERSERO) TBK PERIODE 31 DESEMBER 2012 - 2014

Abstraksi Analisa terhadap laporan keuangan suatu perusahaan akan sangat bermanfaat bagi pengguna laporan keuangan untuk dapat mengetahui keadaan dan perkembangan keuangan dari preusahaan yang bersangkutan. Salah satu ukuran yang sering di gunakan adalah Analisis Rasio. Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis laporan keuangan perusahaan tersebut dengan menggunakan analisis rasio likuiditas, leverage, aktivitas dan profitabilitas pada PT. Kimia Farma (Persero) Tbk, periode 2012 – 2014. Pada penelitian ini, penulis menggunakan data sekunder yaitu data yang telah diolah dan dipublikasikan. Adapun data – data yang diperoleh penulis berasal dari situs resmi IDX dan PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan perusahaan dilihat dari rata – rata rasio likuiditas berada dalam keadaan cukup baik, karena berada di atas standar rata – rata industri serta aktiva

lancar yang di miliki suda mampu menutupi hutang lancarnya. Dilihat dari rata – rata rasio leverage, kinerja keuangan perusahaan dlaam keadaan cukup baik, karena berada di bawah standar rata – rata industri dan aktiva perusahaan yang di biayai dari pinjaman masih tergolong rendah, serta perusahaan mampu memenuhi kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang dengan modal sendiri ataupun dengan total aktiva. Dilihat dari rata – rata rasio aktivitas, perusahaan dalam keadaan kurang baik karena perusahaan belum mampu mencapai target yang telah ditentukan. Lalu dilihat dari rata – rata rasio profitabilitas, perusahaan berada dalam keadaan kurang baik, karena terjadi kenaikan dan penurunan, hal ini dikarenakan tingginya atau meningkatnya biaya – biaya yang dikeluarkan serta hasilnya pun masih di bawah rata – rata industri.

Laporan Posisi Keuangan Matahari Department Store Tbk Periode 31 Desember 2013 – 2015 (Dalam Jutaan Rupiah)

ASET

2013

2014

2015

Kas dan Setara Kas

772.217

785.895

946.658

Piutang

62.932

109.381

76.026

Persediaan

723.809

955.231

1.007.811

Aset Lancar

1.703.067

2.117.507

2.272.941

Aset Tetap

727.186

725.954

876.566

Aset Lain – lain

28.268

24.577

153.172

2.936.882

3.408.372

3.889.291

0,24 %

16,05 %

14,11 %

Kewajiban Lancar

1.890.181

2.518.521

2.439.014

Kewajiban Jangka Panjang

1.828.073

712.261

344.110

Jumlah Kewajiban

3.718.254

3.230.782

2.783.124

Pertumbuhan (%)

-23,51 %

-13,11 %

-13,86 %

Modal Dasar

386.794

386.794

386.794

Modal disetor

386.794

386.794

386.794

2,918

2,918

2,918

Nilai Nominal

5.000 & 350 & 100

5.000 & 350 & 100

5.000 & 350 & 100

Laba Ditahan

2.403.768

3.362.730

4.290.564

Jumlah Ekuitas

-781.372

177.590

1.106.167

Pertumbuhan (%)

59,55 %

N/A

522,88%

Jumlah Aset Pertumbuhan (%)

KEWAJIBAN

EKUITAS

Modal disetor (saham)

Sumber : Matahari Department Store Tbk

Laporan Laba Rugi Matahari Department Store Tbk Periode 31 Desember 2013 – 2015 (Dalam Jutaan Rupiah)

LABA RUGI

2013

2014

2015

Total Pendapatan

6.754.326

7.925.547

9.006.893

Pertumbuhan (%)

20,25 %

17,34 %

13,64 %

Biaya Pendapatan

2.391.274

2.877.507

3.335.638

Laba Kotor

4.363.052

5.048.040

5.671.255

Beban Penghasilan

2.548.184

2.964.128

3.333.607

Laba Operasional

1.814.868

2.083.912

2.337.648

Pertumbuhan (%)

14,55 %

14,82 %

12,18 %

Beban Penghasilan lain

-291.246

-233.368

-92.827

Laba Sebelum Pajak

1.523.622

1.850.544

2.244.821

373.462

431.426

463.973

1.150.160

1.419.118

1.780.848

49,20 %

23,38 %

25,49 %

Jangka Waktu Diatribusikan

1.150.160

1.419.118

1.780.848

Pendapatan Komprehensif

1.150.160

1.419.118

1.798.352

Komprehensif Diatribusikan

1.150.160

1.419.118

1.798.352

Pajak Laba Untuk Jangka Waktu Pertumbuhan (%)

Sumber : Matahari Department Store Tbk

19

Related Documents


More Documents from "Ni'"