Penjara itu adalah pesantrenku ? Selasa 25 september 2018 tak terasa dedline waktu mengumpulkan cerpen makin mendekat, makin membuat pikiran kalangkabut ? lalu apa yang harus kuuraikan dalam kertas putih dan pena ditangan kananku, dengan sedikit merapikan jenggotku yang terurai sedikit agak panjang dengan tanggan kiri ku.. Sungguh ini hal yang menarik dalam keterasinganku pada dunia luar. Mungkin inilah yang dapat kucurahkan, ahhhh sudahlah biarkan pena ini menulis sesuka hatinya dan biarkan kertas putih ini menerima beban pena untuk dikotori. Back to Penjara itu adalah pesantrenku ? Setelah dua bulan lamanya saya berada di POLRES kota Bima, akhirnya tibalah saatnya saya harus pindah keRUTAN Raba Bima sedikit ada rasa was-was pada tempat baru, bagaimana tidak ! rasa itu telah dipengaruhi oleh cerita teman-teman sesama tahanan di POLRES bahwa di RUTAN dari pegawai sampai tahanan pada sadis bin killer , wah bakal shadaqallah nihhhh ? Laju mobil polisi dengan sedikit gas yang agak cepat membawa saya menuju gerbang rasa waswas itu, dalam mobil itupun muncul pikiran yang aneh-aneh, dari rasa was-was , binggung dan segudang ketakutan yang luar biasa, mobil pun melaju makin mendekati gerbang RUTAN Raba Bima yang jarak tidak kurang dari 3 KM dari kantor POLISI. Pintu pertama RUTAN di buka oleh pegawai P2U dengan kawalan BUSER Narkoba, saya diserahkan kepegawai P2U untuk melanjutkan sisa masa penahanan di kepolisian, saat itu saya diterima oleh komandan jaga pak Suherman, tampak raut muka sedikit sadis dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan dengan suara yang berat ( itu sebelum benar-benar saya mengenal beliau). Dengan dibantu anggota P2U yang mengeledah isi tas saya, perasaan was-was selalu muncul diselasela itu. ( masya Allah perasaan takut anak baru yang kebinggungan) setelah selesai disitu maka sayapun di bawa keruangan KPR (Kesatuan Pengamanan Rutan) untuk diberikan pengarahan, tidak lama disitu masih saya harus dibawah keruang pelayanan untuk merampungkan data, kurang dari setengah jam dari situ barulah saya dibawa ke kamar penaling (sel murid baru) . Nah loooooo untuk menuju kesel itu saya harus melewati tahanan yang lain (senior) yang lagi bersantai-santai di lapangan, sekitar jam 16. 20 kalo ngk salah. Tatapan tertuju pada saya yang baru datang, dag dig dung suara hati mengebu-gebu ( mirip lagu dangdut aja ...hahaahhaa ) tiap lewat kerumunan selalu dilontarin pertanyaan ..haiii kasus apaaa ?? hai kasus apaaaa ?? benar-benar nyali dibuat down ( ternyata itu semua guyonan penjara ) dalam hati saya pun berkata “ kedeleee saya di kerjain oleh cerita serem-serem tentang penjara.
Nah lalu apa hubungannya antara judul dan kisah tadi..? Awal kisah saya punya kakak satu kampung yang mantan pennual narkoba juga di RUTAN sebenenarnya sih banyak yang satu kampung. Tapi bisa pegel kalo satu-satu di absen....hahaha. kembali lagi ke kakak satu kampung, namanya bang Munir beda kamar sih? Tapi tiap hari dia selalu menyemangati, memotifasi membuka wawasan serta berbicara tentang kerohanian serta dengan temanteman yang lain menarik saya untuk ke mushola. Tak terasa seiring berjalan waktu pengadilanpun memutuskan saya di jatuhi hukuman 5 tahun 3 bulan, inilah kenyataan hidup , terima atau tidak saya harus menjalaninya. Mungkin disinilah yang tepat saya harus bermuhasabah merenungi semua kesalahan-kesalahan jahiliah dahulu dan saya yakin Allah tidak akan memberikan cobaan diluar batas kemampuan umatnya. Semoga Allah memaafkan dosa-dosa dan kezaliman terdahulu. Dan sekali lagi ada Allah dibalik jeruji, dengan rahmad Allah saya belajar tentang cara-cara sholat, mengenal ayat-ayat Al-Quran, Alhamdullilah saya sampai sekarang baru 4x hatam Al-Quran selama berada di RUTAN ini. Sereta ditambaha Program Ka Rutan yang mengedepankan 60% untuk kerohanian (akhirat) dan 40% untuk dunia. Sungguh terdengan lantang dan tegasnya suara Ka Rutan yang tak henti-hentinya membimbing kami untuk berubah, terkadang beliau meneteskan air mata depan tahanan ketika memberikan motifasi, sungguhlah dia orang tua kami disini. Sering beliau lontarkan kalimat , “ carilah dab berbuatlah di dalam sini (Rutan) walau sedikit mendapatkan pahala, berubahlah .. mari kita cari bekal untuk akhirat, kita di dunia ini hanya sementara. Sungguh saya pernah membaca buku dalam perpustakaan Rutan buku Imam Safi’i ( jika kamu tak tahan dengan lelalah belajar, maka kamu akan merasakan perihnya kebodohan).Sungguh kalimat yang tepat untuk saya, jikapun saya meratapi dengan kebodohan selalu menyalahkan dan menyesali terus-menerus. Sungguh sia-sialah saya dalam penjara ini tampa harus belajar dan bergerak untu berubah. Saya teringat kata pak Tajudin selaku kepala pelayanan. “ kami tidak mengundangmu untuk datang kesini, tapi kalian sendiri yang menghendakinya ( datangnlah untuk menyadari kesalahan – kesalahan yang lalu berubahlah untuk kearah yang lebih baik dan tunjukan kepada masyarakat bahwa kita bisa berubah”. “ teringat arti dari surat Az-zumar ayat 54. ( dan kembalilah kamu kepada tuhanmu, dan berserahdirilah kepadanya, sebelum datang azab padamu). Sungguh Allah maha mengetahui, mungkin ini adalah rahmad Allah. Andaikan saya tidak berada disini mungkin saya masih akan melakukan lebih banyak kezaliman, kemaksiatan diluar sana.
Seperti surat Yusuf ayat 33 ( wahai tuhan ku ! penjara lebih aku sukai dari pada memenuhi ajaran mereka ) nabi Yusuf pun menerima kenabiannya didalam penjara, Masya Allah. Dan ternyata ada hikmah dibalik musibah ini. Sunguh penjara ini adalah pesantren bagi kami. Di setiaap hari rabu Rutan mengundang USTAD dari pondok untuk membimbing kami para tahanan. Serta di hari Jum’at kami melaksanakan Yasinan bersama para pegawai Rutan, bener-benar penjara adalah pesantren. Taip sore dan malam ayat-ayat Al-Quran terdengar di tiap kamar-kamar sel. Sungguh walau saya tidak pernah merasakan berada di Pondok Pesantren yang sebenarnya, tapi demi Allah penjara adalah pesantrenku. Bersegerahlah kamu mencari ampunan dari tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang yang bertaqwa. ( Qs Ali Imran 133 )
Iskandar subhan
Ada Allah di Balik Jeruji Terangkai amarah emosi dan dendam Ketika borgol mengikatku dan jeruji besi mengurungku Ketika kebebasanku tertahan oleh tembok-tembok hukum Ketika istri dan anak tak bisa kudekap Sungguh kezoliman yang kuperbuat telah merampas semua hal-hal yang indah Sungguh kezoliman itu telah memisahkan antara suami dan istri, antara bapak dan anak Tampak gelap ternyata terang Ya Allah telah kau beri cahaya dalam hatiku Telah kau sadarkan aku dari jahiliahku Dan ternyata masih ada Allah dibalik jeruji Ada hikmah dibalik musibah Apa itu iman...? Apa itu taqwa..? Apa itu muhasabah...? Ya Allah terimakasih telah kau kuatkan iman ku Telah kau kokohkan hatiku Telah kau jadikan tembok ini musholla ku untuk bermuhasabah Ya Allah terimakasih atas rahmat_Mu Kuatkanlah hijrahku Kuatkanlah istiqomahku.
Iskandar subhan