Penjara Suci.docx

  • Uploaded by: Hendri Hadi Kusuma
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Penjara Suci.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 14,750
  • Pages: 63
“PENJARA SUCI” - murobby

LALULAL MUROBBY MA ‘ARAFTU ROBBY tanpamu guru, bagaimana mungkin aku akan mengetahui tuhanku tanpamu guru, bagaimana mungkin aku akan mengetahui jati diriku engkau yang menyinari setiap jalan yang ku tapaki engkau yang terus membimbingku di kala aku tidak tahu engkau yang senantiasa sabar dikala aku dalam kesalahan engkaulah sang matahari sejati. murobby mungkin aku masih belum pantas untuk berhadapan denganmu membawa kesuksesan yang senantiasa engkau doakan untuk kami muridmu dalam setiap tahajjud dan dalam sujud terakhir sholatmu engkau terus mendoakan kami, engkau terus memperhatikan kami yang tiada ikatan apapun selain ikatan murid dan guru ini. wajahmu yang cerah nan mulia, masih teringat dalam benak ini senyummu yang merekah indah, tiada yang paling kami harapkan tiap pagi sapamu, menjadi semangat baru dalam hidup kami duhai murobby tiada kalimat yang pantas yang kami ucapkan melainkan terima kasih ini. Jazakallau khairan katsir “athalalluhu umrahu fi sihhatin wa 'afiyah”

"murobby"

02:00 dini hari (26 februari 2019)

Eternal love *Kegundahan sang pencinta.

Pagi yang cerah diselimuti dengan kabut tipis menutupi pandangan mata, terbentang dari segala sudut ruang bangunan suci tempatku berdiri. Bayangan hitam semakin memudar, dengan semakin tampaknya warna-warna kehidupan bumi yang mulai disinari oleh sang pencerah. Di sudut bangunan aku melihatanya, melihat dirinya yang selama ini membuat hidupku bernafas lega setiap aku memandangnya. Dia lah cinta pertama yang tidak pernah aku ceritakan selama 2 tahun terakhir. cinta yang hanya diketahui oleh pencinta dan sang pemberi cinta. aku tidak berani menyapanya , perasaan yang sudah terpendam lama ini hanyalah untuk diriku. Cinta yang terpendam ini tidak bisa aku ungkapkan kepadanya. “biarlah bumi cinta ini terpendam dalam diamku”, lirihku dalam hati. seseorang menyapanya dari balik bangunan. Bangunan tempatnya berteduh menahan hujan,panas dinginnya cuaca. sudah 5 tahun lamanya dia menghabiskan waktu di tempat ini. Saat ia mulai menjadi santriwati dan siswi madrasah tsanawiyah sampai menjadi senior untuk adik-adik kelasnya. Adik-adik kelas sepuluh Sekolah Menengah Atas (SMA). Di tempat ku berdiri aku hanya memandang kekaguman terhadap dirinya. Kekaguman akan indahnya makhluk tuhan yang bernama perempuan ini. Kekaguman itu memasuki alam bawah sadarku,menerobos kedalam saraf-saraf otak,mecinptakan kenyamanan akan lamunan terhadap keistimewaan dirinya. Tiba-tiba lamunanku tertepis, bersamaan dengan sapaan teman yang menyadarkanku dari indahnya hayalan yang kubuat. “ hend... ayo kita mandi, udah jam 6:30 ini. Sekarang piketnya teacher budi di sekolah...”. “o.. - oke...” jawabku sambil mengangguk pertanda setuju... Dalam batinku aku merasa cukup kesal... “kenapa sih kamu datang saat-saat yang tidak tepat As”.

Asnadi,teman gokil sekaligus teman pertamaku, teman yang menyapa dan menyadarkanku dalam lamunan hidup. Tempatku curhat menceritakan problema-problema kehidupan podok yang seperti kopi ini. pahit manisnya kehidupan podok kucurahkan semuanya kepadanya. Akupun langsung balik ke podok. Pondok sederhana no 3 komplek haji lalu ahmad umar, atau yang lebih dikenal dengan nama komplek kubur..komplek taman kubur tempat di kebumikannya keluarga-keluarga pimpinan pondok pesantren Ulil Al-Baab. podok bersejarah tempatku dan teman-teman tertidur menikmati malam. Komplek haji lalu ahmad umar adalah komplek pondok bangunan sederhana dengan dua lantai yang terdiri dari sepuluh ruang tidur untuk santri, setiap kamar dihuni setidaknya 10 orang santri. Aku langsung mengambil peralatan mandi dan segera pergi mandi. beruntung pagi ini kondisi kamar mandi dalam keadaan yang cukup sepi. Ya.... biasanya kamar mandi dipenuhi dengan para santri yang mengantri menunggu giliran mandi. Selepas mandi, berpakaian dan berkemas aku langsung menuju kesekolah. Sekolah yang terletak sekitar 300 meter dari pusat pondok pesantren, atau yang biasa di kenal dengan Ulil albaab dua (kampus dua). Sekolah tempatku melepaskan semua permasalahan yang aku hadapi dari padatnya kegiatan pondok. Disekolah inilah kisah cintaku dengannya terukir. Berjalan dari pondok ke sekolah yang terbayang dalam benakku hanyalah dirinya. dirinya yang membuatku jatuh kedalam lebah cinta . Lembah cinta yang dipenuhi dengan rasa ingin memilikinya. Setapak demi setapak jalan, ku telusuri bersama temanku, dan tanpa kami sadari kami sampai di depan gerbang sekolah. Dari luar sekolah tampak jelas dia dan teman-temannya sedang membersihkan halaman. Bukan hanya cantik, baik , pintar, dia juga merupakan anggota OSIS yang dihormati di sekolah. Kelebihan-kelebihan yang ada pada dirinya membuatku semakin lebih jauh lagi jatuh kedalam lebah cintanya.

Aku melewatinya tanpa mengatakan sepatah kata pun.. Asnadi memberikan kode mata kepadaku, tapi aku tidak menghiraukannya. perasaan suka kepadanya membuatku malu untuk berbicara apalagi menyapanya. Aku lebih memilih diam. “ya cinta ini adalah cinta dalam diam”. Bel pertanda masuk kelas berbunyi, sebagai rutinitas sekolah yang bernaung di bawah podok pesantren. sebelum masuk kelas, kami berdoa dan shalat dhuha bersama di halaman sekolah. Pagi ini jadwalku untuk menjadi pemimpin sholat dhuha dilapangan. Selepas sholat aku duduk sebentar melihat ke arah timur, kudapati ia sedang merapikan mukenahnya. Lamunanku kembali datang. “Ya Allah seandainya dia adalah jodohku maka dekatkanlah ia denganku, seandainya dia bukan jodohku jadikanlah ia menjadi jodohku ya Rabb” Doa lirih dalam hati kupanjatkan kepada tuhan semesta alam. tuhan pencipta rasa cinta manusia,doa yang diiringi dengan sedikit paksaan didalamnya. Tapi memang aku selalu berfikir. “seandainya aku selalu berdoa niscaya tuhan pasti mengabulkannya. sebab jodoh adalah takdir tuhan yang dapat diubah dengan ikhtiar manusia”. Dia berdiri dari tempatnya bersujud untuk balik ke kelasnya .kelas yang terletak di bagian paling barat sekolah. Berbeda dengan kelasku, kelas yang terletak di bagian paling timur sekolah. Sebuah jarak yang jauh memisahkan kami berdua. Setelah dia pergi akupun bangkit menuju kelas. Di dalam kelas hanya terdiri dari 5 laki-laki dan 17 perempuan. Jurusan yang ku ambil di SMA adalah MIPA . jurusan yang memang sangat ditakuti para siswa di kebanyakan sekolah. Di dalam kelas, aku lebih banyak menghabiskan waktu untuk belajar. karena, ujian nasional kelas dua belas akan segera di laksakan. Dan aku sadar bahwa waktuku bersamanya juga tidak banyak lagi.

Pak guru masuk kedalam kelas menyampaikan pelajaran selama 2 jam waktu pelajaran. Pelajaran mengalir bagaikan air yang tenang mengisi kelas. Tiba-tiba bel berbunyi. bel yang menandakan habisnya waktu pelajaran dan mulainya waktu istirahat. Siswa-siwi mulai meninggalkan ruangan, menuju kantin untuk mengisi perut mereka yang kosong. Tapi,

berbeda denganku bukannya aku pergi kekantin tapi malah pergi

nongkrong sendiri. mencari cara bagaimana untuk bisa melihatnya. Melihat pujaan hati, melepaskan rasa rinduku kepadanya. Tepatnya diluar kelas, disanalah tongkronganku

berada,

tempatku melihat dan

memandangnya dari sisi lain sekolah. Melihatnya bermain dengan teman-temannya,melihat dia tertawa, melihat dia tersenyum cukup membuatku merasa seperti kebahagiannya masuk kepadaku. “cukuplah melihatmu bahagia, senyum tertawa setiap saat, cukuplah itu menjadi kebahagianku”. Cintaku kepadamu mungkin tidak bisa aku utarakan. karena cintaku ini tidak membutuhkan ucapan. cintaku kepadamu adalah cinta suci yang memang aku tidak ingin mengotorinya dengan ucapanku. Aku sadar, aku tidak ingin membuatmu tersakiti dengan kata-kataku. aku lebih memilih diam seribu bahasa dengan gejolak cinta yang terpendam dalam jiwa. Cinta suci selama dua tahun perjalan hidup .tidak ingin aku nodai dengan ucapan yang akan membuat diriku dan dirimu berpisah. “Aku mencintaimu dengan caraku, aku mengagumimu dengan caraku, dan aku ingin memilikimu dengan caraku......”.

*Ujian Dari Sang Pemilik Cinta

Tiada hal yang bisa dicapai tanpa melalui sebuah ujian. Begitupun dengan perasaan. Pengorbanan demi kebahagiaan sang buah cinta harus dilakukan. Pagi berganti siang , siang berganti malam. Malam yang dipenuhi dengan padatnya kegiatan pondok, malam menjadi waktu yang sangat menenangkan sekaligus waktu sibuk untuk para santri, berdiskusi membuat muzakaroh, penutoran dwi bahasa (english and arabic) untuk santri judud (baru), dan masih banyak lagi kegiatan-kegiatan lainnya. Dikamar no 1, tempatku berdiskusi membicarakan beberapa pembicaraan 17 ke atas, pembicaraan tentang rasa,cinta, perasaan, dan hal-hal lainnya bersama temean sekaligus adek tutorku. Pembicaraan kami sampai pada sebuah titik yang membuatku tersadar akan ujian dari sang pemilik ujian. “senpai...” panggil adek juniorku. Hambali namanya. Seorang santriwan yang tinggi, gagah, dan cukup serius akan perjuangan cinta.yang juga merupakan Teman kelas dari pujaan hatiku “Curhat dikit ya..?” tanyanya. “ayok dah silahkan,” jawabku. “gini.... sebenarnya aku sedang menyukai seseorang.” “Siapa?” tanyaku penasaran “....oca’.... senpai tau kan?.... sudah lama aku menyukainya tapi tidak berani diungkapkan, takut di tolak.” Hatiku seperti tertancap ribuan pedang, dengan ganasnya seorang kesatria menusuknusuk hati ini. Mungkin itu lebih mudah aku terima daripada menerima kenyataan ini. adek junior ,adek tutor yang selalu aku bimbing dan ajari, menyukai santriwati yang selama ini menjadi pelipur laraku. Akupun diam beberapa saat, kemudian berucap.

“kenapa tidak di perjuangkan?. Coba kamu tembak, jangan takut di tolak. Tapi, selidiki dulu sih ada rasa nggak dia sama kamu?, supaya nanti perasaanmu tidak bertepuk sebelah tangan”, nasehatku. “hmmmm....kelihatannya sih begitu, dia mungkin juga suka sama saya tapi endak tahu juga sih.. setiap aku ngomong sama dia ...alhamdulillah dianya selalu ngerespon balik.... gmn ? kira-kira ada rasa nggak dia sama saya?”. “hmmm...endak tahu juga sih..... paling tepat... kamu utarakan saja perasaanmu” Perasaanku waktu itu campur adur dari marah,kecewa,putus harapan semuanya bercampur menjadi satu. “gini saja, besok kamu dekati dia... coba juga dekati teman-temannya..... besok kamu kasi tahu saya bagaimana perkembangannya ...sekarang aku mau balik dulu... udah malam ni ...undah terlalu ngantuk”. “oke senpai... thanks.....besok saya kasi tahu ya, thanks juga ilmunya untuk malam ini”..... Akupun balik ke kamar tidur (pondok no 3), berbaring terlentang dengan perasaan yang tidak tahu harus aku lukiskan dengan apa. Perasaanku sudah tidak karuan lagi. Dalam heningnya malam aku teringat dirinya..dirinya yang selama ini menjadi nafas kehidupan pondokku, dalam fikirku terbesit. “hendri.... kamu disini tinggal menghitung bulan. sedangkan dia masih tinggal satu tahun lagi, besok saat kamu lulus dari sini.. dia mungkin tidak akan mempedulikanmu...kamu mungkin akan dilupakan, hadapilah kenyataan ini hend.....” “adik juniormu menyukainya, dari segi kesempatan dia jauh lebih banyak kensempatannya darimu. Mulai dari waktu , tempat ,semuanya, ...dia juga kelihatannya sangat menyukai rosanti, tidak apa-apa hend korbankanlah dirimu demi kebahagiaan orang yang kamu cintai.” “ingat... senyumannya adalah senyummu, kebahagiaannya adalah kebahagiaanmu Relakan hend....” Suara batinku berbisik...... *pengorbanan

Aku terbangun dari tidurku. Terbangun dari mimpi buruk bisikan syetan yang mencoba melemahkanku... melemahkan hati untuk tidak menerima ujian tuhan ini... Tepat pukul empat dini hari, Suara bulish (polisi pondok) mulai menggema, menggedor pintu demi pintu membangunkan makhluk tuhan dari bunga-bunga tidurnya. Aku langsung pergi ke kamar mandi untuk berwudu’... melaksanakan sholat tahajjud, menenangkan jiwa yang sedang rapuh. Jiwa yang sedang diuji ketahanan cintanya oleh sang pemilik cinta. Doa-doa kupanjatkan dalam setiap rakaat sholat, memohon ketabahan dan keridhoan dari ujian ini. Dalam sujud terakhir kuselipkan namanya dalam do’a.... Dan ku tersadar, jikalau kita ditakdirkan bersama, maka tiada yang bisa merubahnya kecuali tuhan yang maha Esa.... “Cukuplah aku mencintaimu dalam hati, menyalurkan doa-doa di setiap sujudku... Menjagamu dan melindungimu melalui Allah” “Karena dirimu adalah catatan hati di setiap sujudku. Dan namamu selalu kusebut dalam doaku”. Selepas berdoa, aku pergi kemasjid untuk melaksanakan sholat subuh berjama’ah. rutinitas santri yang menjadi program wajib bagi semua thullab wa thollibat di pondok sederhana kami. Sampai di masjid , sholat tahiyyatul masjid kemudian aku mengambil al-qur’an. membaca kalam Allah yang Allah menjanjikan ketenangan bagi hambanya yang membaca kalamnya. Azan subuhpun berkumandang. Para santri mulai memadati area sekitar masjid, masjid penuh sesak dengan banyaknya santri yang merindukan azan subuh. Selesai shalat subuh berjama’ah. Kami berwirid memohon kepada

pemilik ilmu untuk

memudahkan kami menerima ilmunya. Kehusukanku terganngu dengan hadirnya bayangan dirinya dalam setiap do’a wirid yang kubaca.....

“Ya Allah janganlah engkau menjadikan cintaku padanya membuat cintaku kepadamu pudar. Jadikanlah aku seperti Qais yang mengagumi laila, karena rasa cinta dan kagumnya kepadamu. menjadi gila cinta karena semata-mata dia mencintaimu melalui laila.... Ya Allah engkau menjadikan mereka pengantin surga...dan engkau mempersatukan mereka dalam keabadian cintamu. Ya Rabby... jikalau cintaku kepadanya salah, maka perbaikilah ya rabb... hamba memohon dan berserah diri kepadamu. Pagi itu .... mentari menjadi saksi doa-doa ku kepadanya, menjadi saksi akan tulusnya cintaku kepada tuhan melalui dirinya.. menjadi permata dan pelita dari kehampaan hati yang kosong dari cinta makhluk. Akupun teringat dengan puisi seorang ulama besar yang disibukkan dengan cinta.....

Cinta, sungguh ia lahir bukan oleh paksaan... Sungguh, cinta sejati berjalan lambat dan pelan... Ia berjalan dalam paduan panjang dan pancangan tiang..... Cinta sejati lahir karena mantapnya niat, teguhnya tujuan.... Cinta sejati takkan sirna dan pudar ikatan.....

Bilamasa muhammad mengharamkan cinta....? Dan apakah ia menghina umatnya yang jatuh cinta.... Janganlah kau berlagak mulia... Dengan menyebut cinta sebagai dosa... Janganlah kau pedulikan apa kata orang tentang cinta... Entah yang berkata keras atau halus biasa.... Bukankah manusia harus menetapi pilihannya....

Bukankah kata tersembunyi tak berarti diam seribu bahasa... Cinta awalnya permainan dan akhirnya kesungguhan... Dia tidak dapat dilukiskan, tapi harus dialami agar diketahui... Agama tidak menolaknya, syariatpun tidak melarangnya.... -

Ibnu hazm al- andalusy –

Memang benar, dipondok kita dilarang untuk berpacaran, tapi apakah ada larangan untuk memiliki perasaan?? Tidak.... Makhluk tidak akan ada jikalau perasaan cinta sang kholik sirna.... Jikalau kau bertanya kepadaku tentang hukum pacaran... Aku akan menjawab.. pacaran tidaklah “haram”.... Bilamasanya pacaran “haram”??..... Pacaran haram, bila dua insan yang dimabuk cinta... melebihi batas wajar pergaulan laki-laki dan perempuan... dalam kodrat hukum syariat islam..... *cemburu

Mengetahui dirinya dicintai oleh orang lain membuat perasaanku cukup sulit untuk menerimanya, apalagi teman kelasnya, Disekolah yang kulakukan hanyalah menerima kenyataan ini, tidak ada yang bisa aku lakukan aku hanya bisa berharap dan memendam perasaannku... Aku duduk di tempatku biasa ,aku melihat dia bermain dengan hambali, perasaan aneh muncul dalam hatiku, perasaan benci, marah, tiba-tiba menghampiriku..aku tahu inilah yang namanya cemburu. Merasa tidak ikhlas melihat pujaan hati bersenang-senang dengan orang lain.

Tapi aku bukanlah orang yang terlalu memikirkan hal itu, aku hanya berfikir melihatnya tertawa bermain dengan orang yang bisa membuatnya bahagia kurasa itu cukup. Aku putuskan untuk tetap menyimpan perasaan ini, menyimpan rasa cintaku, aku tidak tahu mengapa aku seperti ini, mungkin ini yang di namakan cinta sejati?, mengalah demi kebahagiaan orang yang kita cintai. Di pondok pun sama, aku tidak bisa melakukan apapun hambali selalu bercerita, aku hanya bisa menerima dan mendengar kisah hambali dan dirinya orang yang aku sukai. Ya aku hanya pasrah terhadap kenyataan, aku tidak mau memberitahunya bahwa perempuan yang dia ceritakan adalah orang yang sama yang menjatuhkannku kedalam nikmatnya cinta. Yang menjadi pertanyaaan terbesar dalam hidupku adalah kenapa aku tidak berani mengutarakan cintaku?, kenapa aku hanya diam tanpa beraksi... aku tidak bisa mendekatinya karaeana aku malu, aku tidak bisa berbicara dengannya karena aku malu... 2 tahun aku tidak pernah ngobrol dengannya, tidak pernah bertukar cerita apalagi curhat... tidak ada hal yang istimewa yang pernah aku lakukan bersamanya.... lalu kenapa aku jatuh hati kepadanya?.. Aku jauh berbeda dengan hambali, dia pernah ngobrol bersama, curhat bersama,bercerita bersama dan belajar bersama... sedangkan aku tidak, aku tidak pernah seperti itu Ingin rasanya,bermain bersama,belajar bersama,tertawa bersama. semua dalam kebersamaan. tapi, itu semua kembali hanya menjadi sebuah hayalan karena sang pemilik cinta menetapkan sesuatu yang berbeda. Dia menginginkan aku dan dirinya tetap suci tidak tersentuh dengan obrolan yang akan membuat kami berdua tidak nyaman. Mungkin inilah tanda kecintaan tuhan terhadap kami berdua. Tuhan menginginkan kami tetap suci dalam hubungan, sampai suatu masa tuhan akan mempersatukan kami dalam kesucian ikatan. Aku berharap Suatu hari nanti. Kita akan pulang kerumah yang sama. Menikmati secangkir kopi panas sepulang kerja. Menyiapkan makan malam bersama.

Kemudian, melepas penat dengan cerita dan tawa. Dan kita akan tertidur di ranjang yang sama. Bangun Shalat tahajjud di pertengahan malam berdua. hingga fajar menyapa. dan kamu. akan selalu menjadi wajah pertama yang ku sapa.

Penjara suci *Bagian1 Jam menunjukan pukul sepuluh malam . mata ini masih belum terpejam dengan nyenyak, mata ini masih melek karena dorongan fikiran ynag dihantui dengan ketakutan dan rasa was-was hati .pikiran karena akan pergi ketempat yang jauh dari rumah, jauh dari keluarga dan jauh dari kampung halaman. tempatku bermain bersama teman masa kecilku menghabiskan waktu tanpa mengenal waktu, ketempat yang belum pernah terlihat oleh mata maupun terbesit dalam fikiran ini

itulah tempat yang akan aku datangi dan tinggali

mneghabiskan masa-masa putih abu-abu ku. Ya tempat itu bernama PONDOK PESANTREN ULIL ALBAAB NW GEGEK, awalanya aku tidak pernah menyangka akan pergi kesana untuk menuntut ilmu,teman-teman ku pun heran kenapa itu menjadi tujuan SMA ku. ceritanya terjadi setelah aku tidak lulus seleksi masuk SMA bersama sepupuku, disebabkan berkas-berkas yang terdapat di formulir pendaftaran tidak bisa aku sempurnakan ada satu berkas yang tidak ada disana yaitu raport hasil belajar masa putih biruku dari keals 7 sampai semester awal kelas 9. Mengetahui kenyataan pahit bahwa aku tidak lulus seleksi, aku bersama sepupuku langsung pulang, sesampinya dirumah aku bingung harus bilang apa ke orangtuaku yang sudah berharap banyak ke anak sulungnya ini, yang sudah beberapa juta kali meneteskan keringat kareana panasnya sengatan matahari, membanting tulang kareana beratnya pekerjaan yang mereka jalani..

aku duduk termenung di pojokan kamarku sambil menahan kekecewaan, tanpa sadar pipi ini basah oleh airmata yang keluar dari rasa penyesalan dan kekecawaaan. Tapi kekecewaan itu tidak berlangsungn lama. “Hendri..... udah pulang, nak?” Suara ayah tercinta memanggilku dari luar kamar “Nggih pak”, jawabku sambil menguatkan hati ini untuk menahan perihnya kekecewaan... “Bagaimana hasil ujian seleksinya, nak?”. Tanya bapakku Pertanyaan yang kuharap tidak beliau lontarkan akhirnya terucap, aku keluar dari kamar kemudian memeluk beliau. “ma’af yah, hendri tidak lulus “, airmata ku jatuh karena tidak bisa menjadi kebanggaan orang tua. “Nak” ... suara bapak menenangkanku sambil mengusap kepalaku.... “sudahlah, itu bukan kesalahanmu mungkin ini adalah cobaan untuk mu, mungkin allah menyediakan sesuatu yang lebih baik dari apa yang kau inginkan, nah sekarang kamu mandi sana...tenangkan diri,besok kita fikirkan kemana kmau akan melanjutkan SMA mu”.... kulihat ayahku kecewa karena diriku. Tapi, karena jiwa kebapaan beliau yang tidak mau melihat anaknya bersedih beliau menahan rasa kekecewaan itu dan memberikan petuah kepada anaknya untuk lebih tegar menghadapi takdir tuhan. Kemudian aku melepaskan pelukanku.kulihat keringat masih menempel di wajah sucinya.. “pak, bapak gih sana yang duluan mandi. hendri belakangan nanti, bapak kan sudah lelah, capek....ayo gih bapak yang duluan”.......... pintakau aku merasa kasihan melihat beliau yang sudah capek bekerja mencari nafkah utnuk keluarganya. “Bapak nggk apa-apa, kamu gih sana yang duluan...bapak mau ke rumah kakek bentar mau ngomomgin sesuatu....” beliau pun keluar. pergi menuju rumah kakek yang tidak jauh dari rumah kami. Selesai mandi aku tertidur di kamarku.

“Hendri!.....hendri!.....” suara ibu mnggedor pintu kamar “sudah subuh nak banguuun dan langsung sholat subuh sana , subuh sudah mau habis waktunya ini”. “Ahhhhh..... bentar buuuk masih nagnatuk ne”..... oahmmmmm..... “Bangun !!” bentak ibuku, .... beliau memagn orangnya keras kalau masalah agama “Nggih bu”... jwab ku dari dalam kamar... Aku langsung bangaun menuju kamar mandi dan mengambil air wudhu’ kemudian sholat subuh dua rakaat... selesai sholat aku teringat denagn perkataan ayah yang bilang “mungkin ini adalah takdir dan cobaan dari Allah”... Tiba-tiba aku menteskan air mata mengingat kejadian kemarin... “ ya allah, jika ini adalah ujian mu kuatkanlah hamba dan berikanlah hamba yang terbaik dari rencanamu ya allah” Selesai sholat tiba-tiba ibu datang mneghampiriku.... “nak ibu sudah denagr dari bapak,kamu tidak lulus ya? Tanyanya dengan nada lembut... Ya.... jawabku dalam hati deangan isyarat mengangguk... “ibu ada tempat yang ingi sekali ibu melihatmu unutk sekolah kesana” Dalam fikiranku terbesit .kira-kira kemana sekolah yang diinginakan ibu itu?... “kemarin sepupunya bapak bilang ke ibu... supaya kamu dimondokkan saja di pondok pesantren tempat sepupumu mondok” Aku terdiam mendengar perkataan ibu... dalam hatiku terbesit “mungkin inilah jawaban dari apa yang aku inginkan, mungkin Allah tidak ridho melihat hambanya masuk ke SMA Negeri tapi lebih ridho jika hambanya ini masuk ke podok pesantren unutk lebih mnegenal tentang agama dan mengenal siapa tuhan Allah itu”.... *bagian 2

Keesokan paginya, hari sabtu aku berangkat bersama bapak ditemani saudara sepupunya,kareana memang kami tidak tahu letak lokasi dari pondook tempatku akan dimondokkan kecuali pak iri (saudara sepupu ayahku). Dalam perjalanan ke penjara suci tersebut aku hanya bisa memandang dan merenungi setiap langkah dari perjalanan yang aku tempuh, “...lamanya” gumamku.... “kenapa harus ke tempat itu kan banyak ponpes yang lebih dekat?” fikirku.... Tiba- tiba bapakku berucap “sebenarnya bapak lebih senang kamu masuk pondok pesantren daripada kamu masuk sekolah negeri, makanya kemarin bapak sangat bersyukur kamu mau masuk pondok pesantren,.....” menjawab pertanyaan yang ada dalam benakku. Setelah lama dalam perjanan akhirnya kami sampai di depan gerbang podok pesanteren yang dituju, saat itu aku melihat jalan manuju ke podok tersebut masih kurang bagus aspalnyapun sudah rusak seolah-olah membuat siap yang masuk ke pondok tersebut akan mnegalami sakit pantat yang tak tertahankan untuk memasukinya... gerbang yang biasa oleh santri itu di sebut “gapura” gerbang yang masih kokoh bertahan tidak terjamah oleh waktu yang menjadi simbol ketahanan Ulil Albaab melewati cobaan waktu dan zaman. Beberapa saat setelah melewati gerbang raksasa. akhirnya kami sampai di depan pondok yang akan menjadi tempatku berteduh dari hujan yang turun menbasahi bumi selam 3 tahun masa putih abuku. Dalam setiap perjalanan kami. satu hal yang berkesan adalah setiap kami bertemu dengan santri mereka selalu mengucapkan doa salam kepada kami. Itu merupakan moment yang langka bagiku ya karena selama yang aku tahu hidupku tidak pernah seperti ini. Bayangkan saja setiap meter kami berjalan pasti ada santri yang mengucapkan salam sambil menunduk menghormati tamu. Seakan – akan ajaran agama sempurna islam telah sempurna dijalankan di pondok ini “ tebarkanlah salam diantara kalian” sabda rasulullah Saw. Beberapa jurus kemudian kami sampai di gedeng (rumah) salah satu ustadz pendidik, pengajar di pondok pesantren ini nama beliau adalah ust. H.L.budi karyawan atau yang akrab disapa oleh para santri dengan sebutan Teacher Budi. Ustadz yang ramah, murah senyum, dan selalu memberikan motivasi hidup yang berharga untuk para santri...

Kami dipersilahkan masuk ke rumah beliau disambut denagn senyum hangat yang sampai sekarang masih penulis ingat kepada senyuman hangat tersebut. Bapak dan pak iri mulai membuka pembicaraan bahwa mereka akan mendaftarkan saya untuk masuk ke podok tersebut untuk dibina menjadi santri... Setelah berbincang-bincang dengan teacher kami mohon undur diri untuk pulang. Bagian 3 Minggu pagi seakan- akan menjadi hari sibuk bagi keluargaku, hari dimana anak sulung kesayangan mereka akan jauh dari rumah untuk menuntut ilmu demi impian masa depannya. “semuanya sudah siap ?.. ada yang ketinggalan gk? Bantal, baju, lemari, buku...sudah dimasukkan belum? Suara ibuku yang sibuk menyipkan barang-barang yang akan aku bawa ke pondok. “Sudah” jawabku Setelah semua selesai kami pun berangkat ke penjara suci tempatku memulai kehidupan baru, cinta baru, pengalaman baru dan semua hal baru dalam hidupku.

*love in diniyah Diniyah, salah satu program andalah setiap pondok pesantren sekaligus waktu cuci mata santriwan-santriwati. Sudah menjadi rahasia umum dikalangan thullab tholibat waktu diniyah adalah waktu saling memandang, saling berbicara lewat telepati mengirim massage cinta ke pujaan hati masing-masing. Bagaimana dengan yang jomblo??... Tentu saja diniyah adalah ajang pencarian jodoh bagi mereka. Berangkat dalam keadaan modis, parfum harumnya bagaikan “kembang jepun kuburan gegek”,semua untuk memikat sang santriwati idaman. Pesona para santri masing-masing akan terpancar saat mereka diniyah, yang biasanya pakaian mereka tidak pernah di cuci selama dua minggu akan terlihat bersih saat pergi diniyah

(salah satu 7 keajaiban pesantren), kopiah putih bersih mengkilap dengan bekas sabun cucian masih tersisa karena baru di cuci sesaat sebelum berangkat diniyyah. Ya....Fashion adalah segalanya, pemikiran dari beberapa santri, santri yang pergi diniyyah hanya untuk unjuk diri. Berbeda lagi cerinta denagn santri yang backgroundnya alim. Memang kita tidak bisa men judje seseorang dari tampilan luarnya doang, berkopiah putih, imamah lebar tidak menjadikan seseorang alim. Tapi, santri yang memang backgroundnya alim biasanya kebanyakan tidak peduli akan fashionnya, bahkan ada juga santri yang pergi diniyah memakai kopian yang sudah 1 bulan tidak pernah di cuci (it’s amazing) alasan mereka cukup satu “aku tidak datang diniyah untuk mencari pacar, tapi aku datang diniayh untuk mecari ilmu” (wow... it’s luar biasa) . Jadi, intinya di diniyah kita bisa melihat karakteristik teman-teman kita. Ada yang alim (kopiah tidak pernah di cuci... hehehe..ada juga sih yang alim bersih)...ada yang Cuma santai-santai memanjkan mata (melirik kesana kemari melihat santriwati cantik.. sambil membandingbandingkannya...) dan ada juga yang datang diniyah untuk mencari kepopuleran... Ada satu tragedi diniyyah yang penulis pernah alami dan ini sungguh memalukan Aku berangkat dari pondok dengan niat menuntut ilmu (ciieee niatnya bagus), berangkat dengan fashion dan kebersihan yang terjaga (wajar anak tampan). Sesampai di masjid tempat kami belajar diniyyah.

*SI

Pomadic

Selesai mandi persiapan selanjutnya adalah berangkat sekolah, sebelum berangkat biasanya santriwan memulai dengan menyisir rambutnya, rambut adalah mahkota lelaki. Sentuhan rambut adalah “silahul santriwan” . Aku tidak tahu siapa yang pertama membuat peraturan tersebut padahal di ponpes sudah di sebutkan dalam tata tertib pondok bagaimana panjang dan style para santri. Pagi hari, satu hal yang paling indah untuk di dengar adalah.. “ohh ada, ini masih ada pomade ayo dah kalau mau di pakai”. Pomade seakan-akan tidak bisa terlepas dari keberangkatan sekolah, style perlu ilmupun perlu.. Ada cerita menarik tentang perjalan si penyuka pomade

Santri ini tidak bisa terlepasa dari minyak rambut ini... mulai dari tidur, bangun, belajar semua harus di mulai dengan mengolesi rambutnya deangn pomade... seolah-olah pomade adalah bagian kewajiban dalam rutinitas hidupnya. Pernah penulis tanya.. “ada apa sih dengan pomade ini”... diapun menjawab “pomade adalah segalanya,ibarat. Matahari tanpa bulan. Maka,bulan tidak akan bersinar” Dalam hati saya waktu itu berucap “alay banget sih, kayak pomade itu bagian dari mataharinya” Tapi,memang benar ternyata dari hal kecil saja itu ada manfaat dan pengaruh yang besar terhadap teman saya yang satu ini. Manfaat yang bisa penulis simpulkan dari perjalanan menemaninya (bukan perjalanan mengambil kitab suci ke barat ya...) banyak sekali,salah satunya. Dia lebih optimis. Karena penampilannya yang dia anggap sudah cool maka jiwa dan fikirannya tidak takut lagi dan ia menjadi lebih optimis terhadap apapun yang ia hadapi Manfaat yang lain yang bisa kita ambil dari beliau (ciee yang di panggil beliau). Ternyata hal kecil bisa berpengaruh besar “ingat!” jangan menganggap hal yang biasa di lakukan seseorang itu adalah hal yang aneh, kita tidak tahu apa rahasia di baliknya

Diskusi pacaran Penutoran, program pertama pembelajaran untuk santri baru selama 6 bulan pertama, santri judud (santri baru) setelah selesai sholat isya berjamaah di masjid kemudian balik ke pondok untuk program penutoran bahasa inggris dan arab dasar .sebagai modal awal untuk berbicara menggunakannya dalam kehidupan pondok sehari-hari. Tapi, bukan namanya santri jika tidak mempunyai fikiran-fikiran kreatif dalam kehidupannya di pondok, ide-ide mereka tertuang dalam penutorannya. Yang punya pacar, membuat program diskusi bersama antara santriwan dan santriwati, bukan untuk belajar serius tapi belajar bagaimana caranya supaya hubungan mereka tidak di ketahui pihak pondok. Salah satu yang pernah penulis alami adalah, pernah suatu waktu di dalam penutoran yang penulis handle. seorang teman meminta supaya pacarnya di izinkan ikut serta nutor di grup tutor saya karena yang namanya pertemanan adalah di atas segalanya, mau tidak mau penulis setuju deangn permintaan teman tersebut. Saya kira awalnya permintaannya hanya sekedar untuk mengajari pacarnya saja (always husnudzon) but, ternayata ada udang di balik batu (untung frasanya bilang di balik batu, kalau

dibawah batu mungkin undangnya udah mati).....eeeh akan tetapi ternyata persepsi penulis berubah dari yang di bayangkan. Dia (teman saya) ikut juga ke dalam grup diskusi kami. Bukan, untuk belajra melainkan ngobrol,jadinya pelajaran yang sudah lama di bangaun jadi kacau dehh..arah ndk sesuai dan paling parah teman-teman yang laim (santriwati yang penulis tutori) jadi terganggu... ya.. saya sendiri merasa risih ...seperti di eprmainkan gitu untungnya itu tidak berlanjut selamnaya. kalau selamanya, mungkin saya jotos deh teman saya itu ... (hehehe maklum.. udah sabuk hitam karate... cieee aku...) Bukan itu intinya, ternyata program penutoran bisa di racik menjadi program yang intens (luar biasa sekali yaaa... ide-ide para santri) dan anehnya para asatiz di pondok tidak tahu akan ide-ide ini. Tapi, mungkin juga sudah tahu dan sengaja di diamkan. Tak tahu lah tidak mau mabil pusing juga. sungguh menggembirakan untuk para pencinta dan amat menyakitkan untuk para jomblower (btw penulis juga waktu itu dalam keadaaan jomblo..hehe).

*Santri kepo Tidak ada percakapan paling intens diantara santriwan yang lebih dari percakapan tentang santriwati, begitupun sebaliknya. santriwatipun sering menceritakan santriwan di pondok masing-masing. Berawal dari perjumpaan tidak terencana di lingkungan pondok , berjumpa dengan santriwati idaman adalah salah satu bagian cerita yang tak terpisahkan dari sekelumit cerita pahit manis dunia pesantren. Langkah-langkah awal adalah dengan mengirim salam lewat teman sekelas, ketika salam di balas seakan-akan dunia adalah miliknya. mengirim salam ,meminta biodata,surat-menyurat lewat “mak comblang” masingmasing..adalah cara-cara awal perjuangan cinta para santri... Bukan satriwan namanya kalau tidak kepo...(tidak kepo no info)... Di pondok mosi debat, sekaligus materi paling pamor adalah membicaakan lawan jenis, santriwan memulai dengan mebicarakan banat yang disukainya. Bagaimana bentuk tubuhnya tinggikah, pendekkah, ataupun orangnya putih, kalau hitam??? Sorry ....tidak masuk kategori. Kekepoan para santri tidak batas hanya dari sekedar siapa namanya,alamatnya ataupun dimana pondoknya. Tapi, lebih daripada itu, kepo yang paling tinggi adalah siapa saingannya. Saingan adalah duri cinta bagi setiap pencinta.... Moment paling memalukan, mungkin saat ada penyidangan pacaran. Dimana, santri yang dicurigai ataupun yang tertangkap pacaran akan disidang dan akan di hukum di depan khalayak ramai. Ada tiga hal yang membuat persidangan menjadi menarik.

1. Moment cemburunya para jomblower... tentu, bagi para jomblower rasa cemburu tidak bisa terelakkan.. “cantiknya temannya di sidang”... “widih, gebetannya cantik bener”... “ingesne....beruntung jamak kanak tye” salah satu penggalan kalimat para pencemburu (jomblower). 2. Tersingkapnya tabir saingan..... “dengan siapakah selama ini dia di selingkuhi, ataukah dia salah satu dari jajaran PHO atau mungkin jajaran korban PHP ??” wallahua’lam 3. Hukuman berat menanti...... pacaran masuk ke dalam klasifikasi larangan pasal 10 ayat 1 ( berat) yang berbunyi “melakukan perbuatan yang melanggar syari’at” dengan ketentuan hukuman terdapat pada pasal 13 ayat 1-3 dimana hukuman paling berat adalah “di keluarkan secara tidak hormat dari pondok pesantren”. Kau adalah darahku, kau adalah jantungku Ogah ah... ngapain juga aku kasi darah dan jantung kepada orang yang belum tentu menjadi jodohku.

My stories Malam menjadi saksi bisu kesedihannya. Rasa sedih di tinggal tulang punggung keluarga. Suara indah ayahanda memanggil namanya masih teringat jelas. Tapi tuhan berkata lain, tuhan menginginkan sang ayahanda untuk pergi mencari nafkah ke negrei yang entah dimana ujung batasnya. Suara ayam jantan di pekarangan rumah mulai berkokok disertai dengan Suara lantunan azan subuh, membangunkannya dari sedihnya mimpi buruk kenyataan. Dia terbangun dalam keadaan hampa. Rasa hampa jauh dari bapak yang selama ini selalu memberikannya motivasi hidup. “nak berjuanglah. cukup bapak yang menderita seperti ini kamu janagn nak.jangan fikirkan kesedihan bapak ,ini sudah biasa, kamu belajar yang rajin. jangan lupa sholat berdoa kepada tuhan. ” Pesan terakhir beliau sebelum meningggalkan keluarganya. Rumahnya sederhana, rumah yang terbuat dari tumpukan batubata yang berisi dengan empat buah kamar.

Dari sinilah lahir seorang anak yang perjuangannya tidak mengenal waktu,lelah, semua dijalaninya tanpa ada kata menyerah. Bangun dari tidur ia langsung pergi berwudu’ membersihkan diri dari sisa-sisa kesedihan malam, melanjutkannya dengan sholat subuh dua rakaat. Selesai sholat ,Rasa sedih mulai memasuki jiwanya, rasa iba dirinya karena selalu berfikiran karena dirinyalah bapaknya pergi, karena dirinyalah keluarganya seperti ini. Tapi semua itu tertepis, ia mengingat ucapa sang ayah. “bukannya ayah tidak senang bekerja mencarikannmu nafkah nak... ayah sungguh bahagia, jangan terlalu difikirkan..... ayah sangat bahagia saat melihatmu menggunakan seragam sekolah, berangkat menuntut ilmu itu cukup membuat hati ayah senang.” Airmatanya tiba-tiba mengalir. “Betapa bodohnya aku, memikirkan diriku ini adalah penyebab beliau jauh dari rumah,... betapa bodohnya aku memikirkan karena anaknya ini beliau pergi.....” Ingat hadi.... kamu adalah kebnggaan keluarga jangan membuat ayahmu bersedih selepas kepulangan beliau nanti, buat beliau bangga.... kata-kata itu dia tananmkan dalam dirinya untuk tidak menyerah terhadap penderitaan ini. “Hadi, sudah bangun nak??... suara ibu dari luar kamar menhentikan keheningan sesaat “Ya bu”. Jawabku. “Bisa kesini bentar, bantu ibu?” “Baik bu”. “besok kamu ada sekolah tidak?” Kalau tidak ada bisa tidak bantu ibu membuat nyaman tikar ini untuk biaya spp sekolahmu nak” “bisa bu..” Ibu yang menjadi penyemangat dirinya, ibu yang tidak pernah mementingkan keadaan dirinya. yang beliau fikirkan hanyalah bagaimana supaya anaknya menjadi orang sukses tidak seperti

dirinya “ yang diinginkannya hanyalah supaya anaknnya janagn seperti diriyang yang buta hurup. Ibu yang mneyalurkan kasih sayang disetiap doa sholatnya... Ayahku bekerja dengan keras, ibuku bekerja tabnpa mengenal waktu adakah yang bisa dak ada... Beliau adalah jiwa yang selalu memberikan makanna kepada jiwa yang lapar ... adakah yang bisa memberikan motivasi yang lebih besar selain beliau-beliau ... tidak. Setiap aku mnegingat beliau bekerja tidak ada yang bisa aku lakukan seain merenungi diriku... aku belajar tanpa memikirkan beliau .. Masih pantaskah aku memanggil beliau bapak? Masih pantaskah aku memanggil beliau ibu? Kuharap aku masih pantas memanggil beliau seperti itu.... Ya rabby, janganlah engkau menjadikan penderitaan dan usaha beliau sia-sia.... Do’a lirihku ke tuhan yang maha pendengar do’a. Hari itu sungguh menjadi hari yang paling berharga untukku, hari yang menjadikanku mengenal bagaimana kasih sayang orang tua, bagaimana pengorbanan orang tua terhadap anakanaknya... Mereka bukanlah robot yang tidak bisa lelah, mereka hanyalah manusia biasa. Tapi, jiwa mereka bahkan melebihi robot.... jiwa mereka tidak pernah lelah dari kasih sayang dan pengorbanan untuk buah hati mereka... Itulah orang tuaku, pahlawan jiwa dan pahlawan kehidupan ku.

*My bapak story Seorang anak berjalan sendiri di atas terotoar jalan dengan membawa berkas-berkas formulir pendaftaran masuk ke sekolah kesehatan. Hadi, seorang anak yang pantang menyerah seorang anak yang sealu menjadi kebanggaan keluarganya. Dia deangan dua saudara lainnya tinggal bersama dengan seorang ibu muda yang tangguh yang siap mengirbankan jiwanya demi kebahagiaan anaknya,seorang ibu yang patut untuk di jadikan tauladan Di perjalann pulangnya tanpa sadar air matanya menetes teringat dengan perkataan pamannya “siapa kamu ?... anakku saja mengurusnya masih susah, apalagi di tambah denagan mu..pulang sana!” Kata-kata itu menusuk relung jiwa kecilnya yang rapuh. Awal keberangkata dengan di temani hati tyang sudah siap untuk menjadi bagian dari sekolah pavorit itu kandas karena ucapan seorang lelaki yang tak bertanggung jawab atas janji yang pernah ia ungkapkan Dulu sebelum ayah hadi pergi merantau, ia pernah berpesan kepada sang paman “besok, kalau hadi sudah lulus smp masukkan dia ke smk kesehatan yang di praya itu.. kalau masalah biaya. Sawah yang menjadi bagian saya itu bisa kamu jual” “iya kak” sanggupnya Tapi janji itu kini hanya menjadi sebuah kata-kata tak bermakna Rasa kepercayaan seorang kakak kepada adiknya kini hanyalah sebuah cerita yang tiada makna. Hadi pulang kembali kerumah, jalan dari praya ke rumahnya sekitar 20 km. jalan panjang ini terpaksa ia harus lewati dengan beban di samping kirinya (barang bawaannya). Uangnya sudah habis untuk membayar ongkos kendaraan keberangkatannya. Sekarang ia terpaksa jalan. Di tengah perjalanan seseorang tiba-tiba mendekatinya “dek” sapa orang itu “iya pak, ada apa?” “kamu mau kemana?” “aku mau pulang” “rumahmu di mana?” “keruak”

“jauh dari sini, adek mau mampir dulu di rumah paman?, sekalian adek bisa nginap nanti disana, ini kan sudah sore takutnya nanti ada kenapa-kenapa di jalan” Hadi berfikir sejenak, tapi melihat paman ini ynag kelihatannya ornag baik ia menyetujuinya “baik paman” Kemudian mereka jalan bersama-sama menuju rumah paman tersebut “assalamu’alaikum” salam paman dari luar rumah “waalaikumussalam, mas sudah pulang?” “iya dek, oh ya adek ini mau akan nginap malam ini di sini. Adinda bisa buatkan makanan yang enak malam ini ya?” “siap, mas” sambil menatap hati dengan senyuman Mereka kemudian masuk ke rumah paman “Sebelum kita makan mari kita sholat magrib dulu” “ya paman” Mereka kemudian larut dalam sholat magrib berjamaah di imami paman tadi Setelah selesai sholat kemudian mereka pergi ke dapur siap-siap menyantap makanan yang sudah di siapkan istri paman dari tadi

Efek samping mencintai

Tidak ada cinta yang tidak menimbulkan efek samping. cinta itu layaknya obat, jikalau kau mengkonsumsinya dengan benar maka obat itu akan menimbulkan hal positif untukmu tapi sebaliknya, jikalau kau mengonsumsinya dengan salah maka obat itu akan menyerang balik dirimu dengan kenegatifannya.

Cinta juga sama, jikalau kau mengharapkan kebaikan di dalamnya maka cinta itu akan memberikanmu hal yang luar biasa. tapi, jika kau mengharapkan dari cinta itu hal negatif maka tunggulah balasannya. Yani, seorang pemuda gaul dengan glamournya kehidupan manusia. Semua hal buruk dilakukannya, mabuk, mencuri,berjudi semua dilakukan... tapi satu hal yang ada pada dirinya yaitu dia ingin berubah meninggalkan kemaksiatan ini... perasaannya terjawab oleh tuhan. Tuhan mengirimkan seseorang yang akan merubah hidupnya 180 derajat. Namanya nila, perempuan elok rupawan, pintar, rajin, berbudi pekerti mulia. sifatnya adalah kebalikan dari sifat yani. Kalau kita membahas jodoh yang bilang “kita adalah cerminan dari jodoh kita” maka rasarasanya nila tidak pantas bersanding dengan yani yang prilakunya jauh dari kata baik. Tetapi Tuhan sudah menuliskan takdirnya. Takdir untuk dua insan ini. Tepat malam jum’at selepas sholat isya berjama’ah nila pulang sendirian, rumahnya cukup jauh dari masjid tapi itu tidak menurunkan semangatnya untuk sholat isya berjamaah dan mengikuti kajian disana. Jalan menuju rumahnya cukup sepi, lampu jalan belum terpasang disana. Untuk sampai rumahnya ia harus melewati tempat tongkrongan biasa yani dan temantemannya, membicarakan masalah yang tidak penting. Ditengah perjanalan nila di cegat oleh temannya yani... “halo neng, sini yuk bermain sama abang”... Goda teman-teman yani. Nila hanya bisa ketakutan dan pasrah, melihat dari situasi yang dihadapinya sekarang fikirnya hanyalah apakah ada orang yang akan menolongnya... Ternyata do’anya terjawab seorang pemuda dari belakang layar yang gelap angkat bicara...

“Kenapa kamu jalan sendirian??” tanyanya... “Aku tidak sendiri kok, ada Allah yang menemaniku..” Jawaban tulus dari bibir mungilnya membuat si pemuda terdiam seribu bahasa.. Dia teringat akan dirinya yang tidak pernah menyebut atau mengingat nama-nama tuhan, Suara mungil dan ikhlas perempuan itu mengubah suasana hatinya..... Hati yang dipenuhi dengan perasaan kotor akan dunia,kotor akan cinta dan kotor akan kebenaran. Sejak awal, yani memang sudah menyukai nila, tapi kali ini cintanya benar-benar berbeda yang awalnya dia menyukainya karena nafsu. tapi sekarang, cintanya benar-benar karena kesucian cinta. Cintanya hanyalah menginginkan dari nila dia bisa berubah hal yang sudah lama dia inginkan yang dia inginkan hanyalah ingin mengenal tuhannya lebih jauh lagi. yani tersadar akan cintanya, dia melepasakan dan membiarkan sang perubah

melewati

kezoliman dirinya dan teman-temannya. Yani melihat nila dari belakang, malam dan jarak semakin membuat nila hilang di telan penglihatan. Malam itu adalah malam yang membuat harimau perkasa menjadi kucing kecil yang patuh. Yani memutuskan untuk meninggalkan kehidupannya ini, meninggalkan kemaksiatan yang sudah lama ia lakukan. yang diinginkannya sekarang adalah bagaimana untuk mendekatkan diri kepada Allah ,kembali kepada kesucian fitrahnya. dan bagaimana untuk membuat nila menjadi pasangan hidup yang akan membimbingnya menuju jalan pengenalan terhadap tuhan. Ia sadar bahwa dirinya yang sekarang belum pantas untuk bersanding deangan nila.. rasa cintanya pada nila membuatnya berubah perlahan-lahan. Ia mulai belajar sholat, mengaji dan mulai mengikuti kajian-kajian islam lainnya. Awal perubahannya memang tidak berjalan mulus. cobaan demi cobaan ia dapatkan dari temantemannya tapi itu tidak menyurutkan niatnya untuk kembali ke jalan Allah.

Bulan demi bulan ia lewati. setahun sudah, ia tidak bertemu dengan cintanya, orang yang sudah merubah hidupnya, perempuan cinta pertamanya ... Rasa rindu akan sang pujaan hati menusuk jiwanya... rindu tak tertahankan itu ia lepaskan.. Ia pergi kerumah nila..berniat untuk meminang sang pujaan hati.... Berhadapan dengan sang calon mertua, mengutarakan niatnya. Lamaranya pun diterima. hari pernikahan langsung di putuskan waktu itu. Waktu pernikahan pun tiba, dikamar mempelai wanita... disanalah nila dirias dengan riasan kecantikan dunia. Ijab kabul dan Perkenalan dirinya kepada masyakart akan segera di lakukan. Tiba-tiba di luar mulai terdengar suara lantunan azan Ibunya datang melihat keadaan anaknya ... “nak ayo kita keluar ” kata ibu dari luar kamar. “ibu.. sudah tiba panggilan Allah” jawab nila “itu bisa di akhirkan.tamu sudah lama menunggu.” Desak ibunya “ibu izinkan nila sholat dulu” pinta nila memohon. “kalau kamu sholat, make up itu bisa luntur nanti” pa kata orang kalau melihat mempelai wanitanya tanpa riasan. “mah izinkan saya menunaikan ketaatan kepada Allah” Ibunya marah ,beliau keluar mengatakan “kamu tidak taat dengan mama” Kemudian nila pergi berwudu’, make upnya luntur sebagian.. Kemudian sholat. Ia sholat terhanyut dalam nikmat,baik, nila ruku’ dalam kekhusuan , saat sujud ia tenggelam dalam ketenangan, ketenangan itu membuatnya tidak bangun dari sujudnya....

Saat itu Manusia menginginkannya menjadi pengantin dunia.. tapi tuhan berkata lain, Allah menginginkanya menjadi pengantin bidadari Akhirat. Manusia menginginkan dia berdandan dengan make up dunia. Allah berkata lain “lunturkan semua itu, karena kamu akan pulang menjadi bidadari akhirat, jadikan make up akhirat sebagai make up mu, ganti make up mu dengan air wudu”. Rasa penasaran karena sang mempelai perempuan belum kunjung keluar, yani pergi untuk memeriksa keadaan, betapa bahagia rasanya ia mendapati sang calon istri khusu’ dalam sujudnya. Ia menunggu sampai sang pujaan hati bangun, menit demi menit ia menunggu karena tidak ada tanda-tanda sang mempelai untuk bangun ia memberanikan dirinya untuk memeriksa keadaan pujaan hati. betapa kagetnya yani saat mengetahui bahwa sang pujaan hati telah diambil oleh allah..... diambil oleh tuhan untuk menjadi bidadari surga, ia telah pergi meninggalkan dunia ini. Memang benar bahwa hanya Allah yang tahu kapan makhluk itu akan kembali kehadiratnya. Allah lah yang menetapkan takdir dari setiap makhluk.

*Cinta hafizoh Perasaan cinta memang mutlak dimilikki oleh semua insan, tak terkecuali seorang penghafal kalamullah, penghafal alqur’an. Bukankah menghafal membutuhkan kecintaan terhadap hal yang ingin di hafalkan? Bagaimana mungkin seorang penghafal menghafal 114 surah, dan 6.236 ayat al-qur’an? Bila tidak disertai dengan cinta kepadanya.. cinta memang universal,tak memandang siapakah dirinya,keturunannya, maupun warna kulitnya, tak terkecuali untuk sang hafizdhoh. Ria, nama akrab sapaan teman-temannya. seorang santriwati baru penghafal qur’an, mneghabiskan menit-menit waktunya untuk menuai kebaikan hidup. Menjadi kebanggaan

keluarga terutama sang kakak, idola yang juga merupakan inspirasinya untuk menjadi penghafal. Kakaknya adalah seorang pembimbing tahfidz di tempatnya mondok. Satu pesan yang sellau kakaknya berikan adalah “Hafal al-qur’an dulu baru berpacaran”... Kata-kata mutiara dari keluarga Allah itu membuat dirinya semakin bersemangat menghafal dan tidak ingin terjerusmus kedalam palsunya cinta makhluk yanga bernama laki-laki. Tapi tuhan menakdirkan hal yang berbeda, ujian untuk mnegetahui keseriusan dari penghafal kalamnya itu harus di uji. Sebagaimana firmannya dalam

Q,S.Al Ankabuut : 2, “apakah

manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan saja mengatakan :’kami telah beriman’, sedang mereka tidak diuji lagi”. Ujian kali ini bukanlah ujian jasmani melainkan Allah ingin menguji hambanya dari kerohaniannya. Ujian itu datang dari laki-laki tampan, cerdas dan idola bagi semua santriwati “hendri hadi kusuma”... nama yang bila disebut dikalangan santriwati membuat seolah-olah dunia pondok tergetar. Awal perjumpaannya dengan hendri adalah ketika sang kakak senior mengantikan guru kimia menjelaskan pelajaran saat semua guru sedang rapat. Penjelasan terarah, dan rinci dari sang kakak senior membuat keadaan kelas hening seketika, seakan-akan otak mereka di tumpahkan ilmu dan semuanya nyagnkut. Ria menyadari ada kekaguman dirinya kepada kakak senior satu ini. Ternyata perasaannya tidak bertepuk sebelah tangan, selesai kelas kimia berakhir dia mendapatkan salam dari kak hendri lewat teman baiknya. Arza. Arza adalah adek junior hendri dalam hal karate hendri dekat dengan arza lewat cabang beladiri ini. Memang kesempurnaan ilmu ada padanya . cerdas, romantis deangan petikan-petikan gitar yang biasa dia mainkan di pondok, memegang sabuk hitam di cabang beladiri karate.seakan – akan orang yang beruntung mendapatkan hatinya akan merasakan kebahagiaan saat bersama dirinya.

Kebahagiaan akan titipan salam darinya membuat Ria tidak tahu harus menjawab apa. Fikirannya masih tertuju pada kata-kata kakaknya “Hafal al-qur’an dulu baru berpacaran” Tapi kata-kata itu seketika menjadi sirna denagn bayang si kakak senior yang selalu terbesit dalam fikirannya dan juga hasutan teman-temannya...kata-kata dari kakaknya seolah-olah menghilang begitu saja tanpa meninggalkan jejak sedikitpun. Ria pun membalas salam dari sang senior. Awal ujian dari Allah untuk hambanya sang penghafal. Hendri yang sebenarnay saat itu hanya menacri kesengan saja, ria hanya menjadi pelampiasan emosi hatinya yang sedang di landa kegalauan. Beberapa hari dia lewati bersama hendri saling mengirim surat. Tapi da kejanggalan dlam hatinya setelah 2 minggu ini sang kakak senior mulai menjauihi dirinya. Ria bertanya ke arza apa yang sebenarnya terjadi. Tapi arza hanya bilang tidak mengetahui hal itu. Karean rasa penasarannya akhirnya ria memberanikan diri untuk bertanya kepada teman-teman kelas hendri. Tapi hal yang sam didaptkan dari teman-tema kelasnya tidak ada yang tahu problema apa yang sedang dihadapi hendri. Sampai tiba hari yang tidak ingin dia hadapi hari yang membuat hati sang hafodzoh terpukul, terinjak-injak. Hari itu hendri mengungkapkan bahwa dirinya tidak ingi melanjutkan lagi hubungan adekkakak ini. Kata yang masih tersimpan dalam memori “kita sudahi saja ya” Ria tidak tahu harus bersikap sperti apa, dia kehilangan tenaga, seolah dunia ini mati dihadapannya... memang perasaan perempuannya yang halus membuatnya tidak bisa merenima kenyataan ini. Sebenarnya ada alasan dibalik perkataan hendri itu.. dia sebenarnya juga tidak ingin hal ini terjadi tapi kenyataan memaksanya untuk melakuka itu. Kenyataan pahit yang harus mereka hadapi. Sang kakak senior tidak ingin membuat dia tidak fokus untuk menghafal al-qur’an dan lebih fokus kepada dirinya... memang beberapa kali hendri selau mnanyakan bagaiman perkembangan hafalan al-qur’annya dan ternyata selama kedeakatannya deangn dirinay perkembangan hafalan ria semakin membuaruk. Hal itulah

alasan pokok hendri mengakhiri hubungannya, tidak ingin membuat dirinya menjadi penghalang untuk sang adek. Cinta memang mebutuhkan pengorbanan. Pengorbanan untuk sang tercinta. Janganlah kau memaksakan kehendakmu. Fikirkanlah keadaan cintamu. Cinta tanpa ada fikiran hanya akan menjerumuskan. Cinta tidak akan marah saat kau berpaling darinya. Cinta akan marah saat kau mempertahankannya. Mempertahankan sesuatu yang akan membuat sang pencinta jauh dari ilahi.

*keajaiban basmalah Rasa lapar adalah hal biasa untuk para santri. begitu juga kami ya saya dengan teman baikku sudah satu bulan ini belum di besuk orang tua. Makanan dari pondok nomor 1 sampai nomor 10 komplek kami sudah habis, habisnya memang bukan karena di hambur-hamburkan melainakan karena kami semua selalu berbagi seandainya teman yang satu atau ruangan yang satu tidak punya makanan maka kami saling membantu itulah yang menyebabkan makanan kami menipis. Dan memang itulah santri “berbagi bersama dalam suka maupun duka”. Siang harinya aku dan nanda bertekad untuk pulang ke rumah, modal yang kami punya hanya 15.000 rupiah,uang yang tersisa dari uang belanja kami. Yang memang rencananya uang sepuluh ribu itu akan kami gunakan untuk meminta izin pulang dan lima ribunya kami gunakan untuk membeli air minum nanti di perjalanan. Di pondok mempunyai aturan ketat, apabila salah seorang santri ingin pulang kerumah harus minta izin dahulu di asatiz yang bertugas dan uang perizinan di pondok sebesar 10.000.

Setelah surat izin keluar, aku dan nanda pulang dengan bermodalkan uang 5.000 rupiah. Perjalanan kami cukup panjang dari pondok sampai rumah sekitar puluhan kilometer yang harus kami tempuh untuk sampai di rumah. Di tengah perjalanan rasanya aneh, rasa capek dan penat menghampiri kami padahal kami anak-anak pramuka yang sudah terbiasa berjalan jauh tapi kok masih merasakan capek yang berlebihan. Dalam hatiku terbesit mungkin karena ada sesuatu yang kurang yang belum kami lakukan. “Ya ... membaca basmalah”.ingat ku dalam hati “nda, tadi sebelum kita pulang , antum sudah baca basmalah belum?” tanyaku “Belum” jawabnya “pantas... mungkin itu penyebabnya kenapa kita begini, kalau begitu bagaimana kalau kita membaca basmalah sekarang” Kami pun membaca basmalah bersama-sama “bismillahirrohmaanirrohim fi awwalihi wa fi akhirihi” Dan setelah beberapa ratus meter dari posisi kami membaca basmaah keajaibanpun datang, seorang bapak-bapak menawarkan diri untuk membocnengi kami “dek, mau kemana?” tanyanya “Kami mau pulang pak ” “rumah adek dimana?” “keruak” jawab kami serentak “oh... kalau begitu mari naik motor bapak, bapak mau ke sakra kebetulan kita satu jalur kan” Alhamdulillah, kami di antar oleh bapak itu sampai sakra. Dari sakra rumah kami tidak terlalu jauh mungkin tinggal 2 kilometer. Setelah kami salim dan berterimakasih ke bapak tadi kami kembali melanjutkan perjalanan, tapi perjalanna kami yang sekarng jauh lebih ringan dan menyenangkan. “mungkin inilah keajaiban dari basmalah” bisikku dalam hati.

Semangat Mungkin bagi kebanyakan orang, satu kata belumlah cukup untuk membuatnya berubah menjadi lebih baik, lain ceritanya dengan doni. Seorang anak muda yang mempunyai segalanya, mulai dari harta yang cukup, keluarga yang selalu ada untuk memanjakannya,dan mukanya pun tidak pas-pasan malahan bisa kita kategorikan tampan. Tapi semua itu tidak menjadikannya laki-laki sejati,sampai dia betemu dengan nila “memang cinta itu datang terlambat” Bukan keterlambatan yang menjadi tolak ukur perasaan Hari yang berawan,dengan sedikit awan mendung yang cukup untuk memayunginya sampai sekolah. Disanalah ia, selesai mengemas barangnya ia meminta izin kepada orang ruanya untuk berangkat sekolah. “bapak.. doni berangkat dulu ya” “ya..hati-hati di jalan nak” jawab bapaknya dari dalm rumah Setepak demi setapak jalan di telusurinya dari rumah sampai sekolah. Dalam perjalanan yang ia lakukan hanyalah bersiul tidak karuan dengan lagu-lagu siulan yang entah dari mana datangnya. “besok sabtu-minggu kita ada lomba pramuka di SMA Satu Sakra, dari itu diharapkan kehadiran teman-teman untuk persiapan kita nanti sore” suara yang membuat keributan dalam kelas seketika itu juga menajdi cukup tenang. Suara pembina pramuka , yang menjadi (intinya doni akan bertemu dengna nila di sini, dan banayk sekali perubahan yang terjadi kepada dirinya)

Ketika Si Tuhan Bertaubat Malam itu semua mata malaikat tertuju padanya, seorang anak yang sedang memarahi ibunya. Sungguh pemandangan yang sangat menyayat hati

“ibu!,mana uang yang saya tabung kemarin itu, kok tidak ada?. pasti ibu yang mengambilnya kan?” Suara keras itu membuat ibunya yang sudah berumur keluar kamar dengan tergopoh-gopoh “nak, ibu tidak pernah mengambil uang sepeserpun dari uangmu nak” “alah, jangan bohong deh” “benar nak, ibu tidak pernah mengambilnya” Kemudian anak tersebut masuk kedalam kamar ibunya. Menghancurkan barang-barang kesayangan ibunya, peninggalan ayah yang selalu mengingatkan ibu renta tersebut kepada ayah anak itu pun di hancurkannya berkeping-keping, ia mencari dari setiap sudut kamar ibunya membuka paksa lemari dan mengeluarka isinya. Setelah puas menghancurkan dan mencari uangnya di kamar ibu tuanya dan tidak mendapatkan uangnya, tanpa rasa bersalah ia pergi meninggalakan ibu tua tersebut dengan barang yang berceceran disana-sini. “awas ya! Kalau aku menemukan unangku besok di kamar ibu, aku usir ibu dari rumah ini” Dalam hatinya ibu itu hanya bisa bersabar “ya Allah, jangan kau hukum anakku karena sikapnya terhapku, mungkin ini adalah salahku ya allah, berikan hidayah terhadap dirinya. “tiada tempat hamba memohon melaikan hanya kepadamu ya allah, hamba hanyalah manusia biasa yang tidak punya kuasa kan hal ini...” Anak yang tidak tau malu tersebut pergi ke teman-temannya. Disana dia menceritakan semua kejadian yang ia alami, temannya bukanlah orang yang tidak berilmu ya.. karena dia anak itu juga merupakan seorang mahasiswa yang baik walupun menag tempramenya pemarah “dik, kamu salah dik.. bukan salah ibumu uang mu hilang, kamu juga terlalu cepat menjudge beliau tidakkah kau fikirkan perasaannya?” “beliau mengandungmu selama sembilan bulan, pernahkah beliau meminta upah dari jerih payahnya, beliau menyusuimu, bangun di tengah malam karena suara tangismu, pernahkah beliau menagih semua itu?? tidak dik”

beliau selalu bersabar terhadap apa-apa yang kau lakukan , beliau adalah orang penyabar yang manamungkin akan tega melihat anaknya kesusahan. Waktu kau kecil ibu mengusir bahkan rela menjadi santapan nyamuk hanya demi dirimu, tidakkah kau berfikir buat apa ibumu mengambil uang itu, padahal beliau tidak ingin melihat dirimu bersusah hati??” nasehat dari temannya yang satu ini membuat hatinya bergetar seolah-olah pedang ksatria putih menembus jantungnya. Kemudian ia berlari dari rumah temannya kembali kerumahnya untuk meminta ma’af terhadap ibunya. di tengah perjalanna ia ingat betapa besar kasih sayang ibunya selama ini, ia ingat betapa kasar dirinya terhadap ibunya tapi beliau tidak pernah sekalipun memarahi ataupun melontarkan kata kotor terhadap anak yang beliau cintai” Air matanya menetes dengan derasnya di setiap perjalanannya air matanya tumpah membasahi jalan seoalah-olah jalan menjadi saksi akan penyesalan dan kesedihannya “ibuuu” ia memanggil ibunya dengan persaan yang sudah tidak bisa di gambarkan lagi Ibunya tidak merespon “ma’af kan anakmu ini bu” Kembali ibunya tidak merespon Kemudian ia memberanikan diri untuk masuk kamar ibunya, di dapatinya ibunya sedang sujud bersimpuh menghadap tuhan. Lama ia menunggu ibunya bangun dari sujudnya. Satu jam berlalu dan keaadaan pun masih sama, sang ibu belum bangun dari sujudnya Ia memberanikan diri mendekati dan menyentuh ibunya. Seketika itupula ibunya terjatuh, ternyata ibunya telah di panggil menghadap sang pemaaf dan sang pencinta dialah sang kholik. “ia menangis sejadi-jadi , ia mengingat selama ini belum banyak kisah kasih sayang yang ia buat bersama ibunya, kenangan yang ia tinggalakan hanyalah cerita seih dan duka terhadap ibunya”

“ya Allah, engkau adalah tuhan yang maha pemaaf, engkau adlah tuhan yang maha pengasih, tiada tempat hamba berserah diri kecuali kepadamu, engkau tau perbuatan hamba selama ini, engkau tau perjalanan hamba, tidak ada yang hamba minta selain ampunannmu ya Allah” Suara itu menembus pintu-pintu langit “ya Allah engkau mengetahui disini terbaring seorang tua penyayang, pemaaf dan penyabar, dengan kasih sayangmu ya Allah masukkanlah ia ke dalam jannahmu ya Allah, seandainya dosa beliau masih menjadi penghalang masuknya beliau ke surga, tumpahkanlah seluruh dosanya kepada hambamu ini, janganlah engkau biarkan orang tua penyayang ini berlumuran dosa menghadap dirimi Ya Allah” Do’a pemuda itu seketika di saksikan oleh para malaikat “inilah do’a yang menyeababkan langit bergetar seketika” Ketika ia menganggap dirinya penguasa segalanya di masa dia hidup ia menganggap bahwa akulah yang mengendalikan hidupku bukan orang lain, disaat ia menganggap dirinya tuhan untuk dirinya ternyata Allah masih membukakan pintu taubat untuknya. “itulah orang yang mengannggap dirinya tuhan ” Dan Allah maha pemaaf untuk semua hambanya.

TIKAMAN dari DEPAN *bab 1 Siang hari ini kuterbaingun dalam keadaan lelah, bagaimana denganmu disana apaakh kau juga begitu tapi kuharap semua kelelahanmu di timpakan tuhan kepadaku. Aku tidak ingin kau mengalami kelelahan yang tidak berarti, aku tidak ingi kau mengalami kesusahan yang tidak berarti, semua yang tidak berarti biarlah aku yang menanggungnya, kamu disana nikmatilah segala yang berarti untukmu Sudah satu tahun hubungna ini kita pertahanlan, hubungan yang kalau di logikakan mungkin tidak akan bisa menjadi logika matematika. Bagaimana mungkin hubungan jarak jauh ini bertahan selama ini?. Akupun penasaran.

Long distance relationship (LDR) kata orang LDR an itu sulit, “Kenapa masih di pertahankan sih, tidak takut dia disana punya gebetan baru, bisa saja dia Cuma menjadikanmu simpanannya sedang dia disana menikmati hari-harinya bersama orang lain”. Tanggap sahabatku setelah kuceritakan bagaimana hubungan ku “Tidak mengapa, bagiku walaupun aku hanya sekedar pacar bohongan sekalipun aku tidak mengapa dengan itu. Kau tau kenapa?” “tidak” “karena ku tahu bahwa jika aku terus bersama dirinya, maka akulah yang akan memilikinya, dia bersama orang lain disana tapi itu Cuma sementara, karena apa?. Karena, dia tidak mungkin bisa mempertahankan dua orang yang tulus sekaligus” “Karena yang tulus Cuma kamu seorang gitu?” “that’s right, tumben banget sih kamu pintar” “tapi, bukannya itu terlalu ngarep ya, siapa tahu ada orang yang lebih tulus darimu disana” “ngaco deh, mana mungkin ada yang lebih tulus di dunia ini tentang cintaku kepada tania daripada aku. Endak mungkin” “ya.ya kegeeran boleh, tapi ingat suasana juga kali, siapa tahu ada yang sama seperti pemikiranmu ini disana” “kau tahu enggak?. sejuta orang yang sedang jatuh cinta kepada tania dengan perasaan yang sama seperti perasaanku sekrang ini, masih belum bisa menandingi rasa citaku kepada tania” “Oke,oke. Cukup kita membicarakan nasib mu yang naas ini. Mari kita msuk ja, kelas udah mau mulai ini” “apa maksudmu dengan naas jo?, aku tidak sial kok aku ini beruntung” “ya.iya kami famah, lain kali dah kita bahas lagi. Sekarang kita fokus . tu pak ristu sudah datang, beliau itu killer tau. Jangan sampai kalian mendapat nilai anjlok karena ini” Suasana kelas menjadi tenang dengan kedatangan pak ristu, dosen kalkulus yang kata orang beliau itu super killer, dan memang benar tahun kemarin saja aku ditaruhkan nilai C padahal

semua bisa kujawab, kuliah pun rajin, aktif dalam kelas. Setelah ditanya kenapa aku mendapatkan nilai C. Beliau Cuma bilang aku tidak suka kamu. Tidak logis Dua jam berlalu , kelas sudah kembali ke suasananya semula, setelah pak ristu keluar ruangan. “tom. Kita kerjakan tugas ini di kosmu ya.?” “oke.. sip.. tomi tunggu kalin di kos tomi, sekang aku mau balik dulu ke kos, ayo kalau ada yang mau ikut sekalian” “nanti dah, kami mau balik ke kos kami juga sekalian menyiapakan barang yang akan kami tumpuk di kosmu” “emangnya kos aku gudang apa?” “hahahahah” “oke sipp tunggu kami ya disanan” “oke” Kamipun berpisah, kembali ke kos masing-masing *bab 2 “assalamu’alaikum .. atokk..oo atokk” “waalaikumussalam” segera setelah ku menjawab salam itu aku persilahkan mereka masuk Ya, mereka adalah teman-temanku, mereka memang selalu begini, konyol, gila, tapi mencairkan susana. Itulah mereka orang-orang yang paling berarti bagiku. “oh ya tadi pak ristu kasi kita tugas turunan parcial kamu faham enggak tom, bisa kamu jelaskan kami, jujur tadi aku tidur di belakang di jam pelajaran beliau” “ya , bisa kok. Tapi, kamu luarbisasa ya. Berani-beraninya kamu tidur di jam pelajaran bapak kiler itu” “alah itu sudah biasa lagian beliau juga yang di perhatikan Cuma buku, adn rumus doang” “ ya juga sih, tapi, kamu enggak merasa takut apa?” “takut sih takut, tapi kalau kita membahas itu sekarang, ini tugas kapan jadintya tom”

“hhehe. Sorry sorry kebawa suasana” “jadi begini,pertama kita...” Penjelasan terarah dari tomi yang serius semuanya kena ke mereka. Inilah salah satu yang alasan mereka sangat menyayangi tomi, dia itu pintar, baik , tapi juga serius. “kalian faham kan?” “sipp. Bos, thanks kamu memang luar biasa tom” “alhamdulillah. Bay the way kalian udah pada makan belum” “belum...” “ah kalian ini,” Tiba-tiba suara telepon berdering mengningkan segala aktivitas, tertulis di atas panggilan itu ‘TANIA’ “sttttt, kalian diam bentar ya. My honey is calling” “iya sayang ada apa?” “kita putus ya...” Seketika ruangna itu pecah dengan nada perempuan lewat telepon tersebut “kenapa?, engnya kamu udah enggak suka lagi sama aku?” “bukan begitu, tapi aku rasa aku sudah tak sangup lagi menahan hubungan ini” “tapi, tapi kan kita sudah berjanji” “alah itu akn janji anak sma semua ornag juga buat” “tania jangan begini dong” “sudahlah, kita putus” Thhthththth Seketika ruangan itu menjadi ruang gelap dimata tomi.

Dia menyandarkan tubuhnya di tembok kamarnya menatap sekitra dengan tatapan kosong, seakan-aakn orang baru selesai pemakaman “tom, tom” “ yang sabar ya..., lagian disni kan masih banyak cewek cantik yang lebih dari tania. Sudahlah lupaakn saja dia” “iya tom. Nanti kita cari yang jauh lebih perfect dari tania” Tomi masih dalam keadaan hampa, kata-kata temannya seolah-olah hanya kapas yang terbang tanpa masuk ke dalam telinganya. Fikirannya mengenang kenangan indah yang ia buat bersama dengan tania waktu masih pacaran. Makan bersama, minum bersama, semua di lakukan bersama-sama. Dan semuanya terajut dalam keharmonian dan keindahan makna kehidupan. Tapi sekarnag yang ia rasakan adalah kehampaan, rasa hampa merasuk kedalam fikiran,hati, dan jiwanya. “apa yang harus aku lakukan sekrang, semuanya tidak ada yang bermakna” Seketika dalam kehampaannya tersengar lantunan azan yang merdu “allahu akbar allahu akbar” Suara itu seolah-olah menenggelamkannya dalam kenikmatan dan cinta tuhan yang maha hidup. Ia tersadar tenyata selama ini bukan cinta makhluk yang ia idam-idamkan tapi cinta dari sang kholik. Ia bangun dari tempatnya bersandar “tom, kamu mau kemana?” tanya temannya rizal. “ mari teman-teman kita sudah lama tidak sholat berjamaah, ayo ke masjid” “aku tidak salah dengar kan?” heran temannya. “iya, ayo nanti telat lo”

Mereka seperti kejatuhan buah duren, melihat tomi agak sedikit lebih baik fari kondisinya yang tadi. Mereka pun merangkat bersama-sama ke masjid, beruntung letak masjid tidak terlalu jauh dari kos tomi, jadi mereka masih bisa mnegejar sholat berjamaah. Selesai sholat tomi berdoa lirih. “ya allah, hamba adalah manusia biasa, ya Allah, engkau adalah tuhan yang menjadikan langit dan bumi dan engkau pula yang menyatukannya, engkau yang menyatukan adam dan hawa di jeddah, engkau pula yang menyatukan muhammad dan khadijah dalam indahnya rajutan cintamu ya allah, engkau jua yang memisahkan sebuah hubungan seperti, cinta qais dan laila yang engkau pisahkan di dunia tetapi kau satukan mereka menjadi pengantin di surga” “jika memang dengan ini hamba lebih dekat denganmu ya Allah hamba ridho, tapi, jika dengan cobaan ini hamba menjadi jauh denganmu maka hamba hanya bisa berserah diri kepadamu”. Doa-doa terus mengalir dari lisan fakir kesedihan ini, semua mengalir bagaikan aliran sungai hulu ke hilir, mengharap ada pemancing ikan yang mendapatkan ikan dari mengalirnya sungai ini. Hari itu adalah hari kesedihan tomi yang akan teringat sepanjang hayatnya. *bab 2 rasa sedih semakin menusuk hati tomi, untuk melepaskan kesedihannya tomi pergi bertamu ke rumah Tania. Bermaksud meluruskan hubungannya sekaligus memisahkan hubungan ini dengan baik-baik. “Assalamu’alaikum” sambil mengetuk pintu Tidak ada jawaban dari pemilik rumah, kemudian dengan keberanian yang di kumpulkannya ia langsung chat tania. “Assalamualaikum, tan kamu dimana?” “ada apa?, aku ada di rumah kok?” “kamu lagi apa?” “lagi duduk-duduk di teras”

Tomi pura-pura percaya, padahal ia masih berada di rumah tania yang dalam keadaan sepi tak berpenghuni. “sama siapa?, btw kamu udah makan belum?” “sendiri aja, udah tadi” “oh, iya baguslah kalau gitu, aku mau nganterin ayah ke rumah temannya nih, kamu baik-baik ya di rumah” “iyaa,” Tomi masih pura-pura percaya, ia masih menunggu di depan rumah tania, setelah berjam-jam menunggu, terlihat tania berboncengan dengan laki-laki mulai mendekat dan berhenti di depan tomi. “Eh, kamu bro, habis dari mana?” Tomi menyapa laki-laki itu dengan bercanda “ini.. barusan nganterin si doi jalan-jalan gimana kabar lo? Ngilang aja selama ini, haha” “alhamdulillah baik, aku di rumah aja kok, kamu tuh yang ngilang, haha... oh iya, cewek mu nih?” tomi berpura-pura bertanya ke laki-laki itu. “iya, gimana? Cantik enggak?” “wahh, kamu enggak salah milih, cantiknya kebangetan” tomi menjawab dengan perasaan yang tak karuan “widih.. makasih haha... oh ya kamu ngapain disini?” “ini, aku barusan nganterin paket...” “ohhhh... ya sudah aku duluan ya.. kapan-kapan main kerumah lagi ya.. udah lama kamu enggak kerumah, mama selalu tanya kabarmu” “siip, tenang aja kalau ada waktu aku pasti kerumahmu kok” “oke,..” Cowok itu pun pergi meniggalkan tomi dan tania.

Ternyata laki-laki tersebut adalah sahabat tomi sejak masih SMP, galih namanya. Sahabat dekat yang selalu menjadi teman bermain dan tempat mencurahkan kegundahannya. Tania hanya terdiam tak mampu mengeluarkan sepatah kata pun “ tan.. makasih ya buat semuanya” sambil mencubit pipi tania “tom..aku bisa jelasin semuanya kamu jangan gini” tania meneteskan air mata, merasa menyesal dengan semua yang ia lakukan kepada yomi, ia merasa bersalah meniggalkan tomi tanpa alasan dan tiba-tiba berjalan dengan sahabatnya yang sudah dia anggap sebagai saudara. “dia sahabatku” sambil megusap air mata tania “tom.. maafin aku, aku bisa jelasin” “aku ingin sahabatku bahagia, jadi biarkan aku pergi, maaf selama ini aku enggak bisa menjadi yang terbaik buat kamu” “kamu juga kan yang meminta kita untuk berpisah, jadi aku tidak punya hak untuk melarang mu untuk berpacaran dengan siapapun, galih itu sahabatku yang terbaik. Tolong bahagiakan dia untukku”. Dengan menahan rasa sedih yang mendalam tomi meninggalakan tania sendiri. Dia hanya berharap dengan perpisahan ini mungkin Allah sedang mengujinya dan sedang mempersiapkan jodoh yang terbaik untuk dirinya.

Arti al qur’an Cerita hadi yang di besarkan oleh ibunya dengan segala kekurangan dengan 2 bersaudara, di tinggal meniggal oleh ayahnya saat berusia 12 tahun, berjuang bersama dengan ibunya mencari nafkah untuk sang adik, menyabit rumput untuk memberikan makan sapi tetangga. Hingga dimasukkan kedalam pesantren dengan uang yang secukupnya dan bahkan banyak menghabiskan waktunya untuk berpuasa dan belajar dan menghafal al quran. Dengan alquran inilah yang akan membawanya bisa membahagiakan ibu satu-satunya dan adeknya Gema azan subuh membangunkan seorang anak kecil polos dari tidur nyenyaknya, anak itu terbangun kemudian pergi ke kolam depan rumahnya mengambil air wudu kemudian pergi ke masjid berjalan kaki sendiri di gelapnya senja.

Ia teringat rutinitas ini adalah ajaran dari sang ayah yang sudah tidak bisa lagi menemaninya, ya, ayahnya sudah meniggal satu tahun yang lalu saat usianya 13 tahun, sebuah keajaiban dalam subuh di ajarkan oleh ayahnya “nak, bangun subuh dan mencari rezeki di waktu subuh itu barokah nak, jadi kanagn sampai kau melewatkannya,” Kata-kata itu seolah-olah menusuk relung jiwa kecilnya “ yah.. dulu kau mengajarkanku kalimat ini dan sekarang setelah satu tahun kepergianmu hadi masih mengingat dan alhamdulillah masih mengamalkan ajaranmu yah” Perjalannya ke msjid meninggalkan bekas luka yang dalam bagi hadi. Selesai sholat di masjid ia kembali pulang tapi bukan untuk makan, atau bersantai-santai. Ia mengambil sabit di dekat tikar tempatnya tidur. Kemudian, ia berangkat ke kebut untuk menyabit rumput segar yang akan dia berikan kepada sapi tetangga langganannya. Ya, dia sudah setahun ini menjadi seorang penyabit sapi tetangga demi membantu ibunya meringankan beban keluarga. Sehabis menyabit dan memberikan rumput, hadi bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah ya hari ini adalah hari terakhirnya di sekolah menengah pertama. Ia berangkat dengan baju putih yang sedikit kuning dan celana abu-abu dengan beberapa bekas jahitan di celana tersebut. “bu hadi berangkat sekolah dulu ya?” “ya nak. Hati-hati di jalan” Setelah mencium tangan ibunda tercinta ia berngkat ke sekolah dengan riang sebagaimana kebiasaannya. Hari ini adalah perpisahan terakhir di sekolah “hadi. Tunggu” suara teman di belakang menghentikan langkahnya. Ia menoleh ke belakang di dapatinya teman koynolnya “udin”. “seperti biasanya kamu selalu datang terlambat din” “hehehe, wajar lah tadi mama maksa uddi menghabiskan nasi goreng buatannya, satu pirign full. Hahh capek,” ia menghela nafas karen aberlari tak karuan

“ sekarang apa aja agenda kita di sekolah?” “paling Cuma perpisahan dan makan-makan doank” “hmmm. Kira-kira selesainya jam berapa?” “kalu biasanya kata mama sih sekitar jam satu siang nanti” “alhamdulillah” “emangnya ada apa?” “ya soalnya nanti aku mau ke rumah paman, mau mengurus kemana aku melanjutkan sekolah setelah ini” “hmmm, kalau aku sih sudah di putuskan aku masuk ke SMAN 1 Mataram” “semangat ya” “sip, kamu juga” Setelah acara selesai dengan segera hendri pergi sendiri ke rumah pamannya yang tidak jauh dari sekolah “assalamu’alaikum” ucapnya dari luar “waalaikumussalam” suara paman menjawabnya dari dalam rumah sembari keluar “kamu sudah datang nak?, mari sini” kata pamannya “ya, paman” “mengenai sekolah yang paman kasi tau kemarin, kamu mau enggak” “ya paman, hadi mau” “karena di sana pondok pesantren jadinya kamu nggak bisa pulang atau mengunjungi dan membanatu ibumu di sini , kamu tidak kenapa-kenapa dengan itu?” “inshaallah paman, tidak. Hadi juga sudah konfirmasi ke ibu dan beliau setuju” “baiklah kalau begitu besok paman daftarkan kamu disana, kamu kesini tadi udah makan belum?”

“belum paman... hehe” ucapnya sambil ketawa kecil “kalau begitu sebelum pulang makan dulu sini, bibimu udah menyiapkan makanan di dapur” “ya paman” Setelah selesai makan hendri undur diri untuk pulang, sesampainya dirumah ia belajar mengulang semua pelajaran yang sudah ia dapatkan di SMP sejak 3 tahun yang lalu. Hari berganti hari, sampailah hari yang sudah di tentukan yaitu hari perpindahan kehidupan rumah menuju kehidupan pondok. Hari sibuk untuk mengurus perpindahannya. “hadi, hari ini ibu mungkin tidak bisa mengantar hadi ke sekolah baru. Tapi, do’a ibu akan selalu menemanimu nak” “iya tidak apa-apa kok bu, hadi mengerti keadaan ibu. Sekarnag, ibu fokus saja untuk menyehatkan keadaan ibu, takutnya nanti penyakit ibu bertambah buruk” “iya, mudah-mudahan kamu mendapatkan ilmu yang barokah dan di beri kemudahan dalam urusan dunia oleh Allah” “amiin” hadi menjawab do’a ibunya dengan penuh pengharapan Di luar rumah sudah tampak mobil bak terbuka yang akan mengangkut barang-barang bawaan hadi. “ nak, udah selesai pamitannya” “udah, paman” hadi keluar menuju pamnanya Setelah berpamitan dengan keluarga dan tetangganya hadi beserta pamannya pergi ke meninggalakan kampung halaman menuju tempat peperangan ilmu pengetahuan.

Dokter statistika Pagi ini suasana kelas cukup ramai , padahal dosen sudah berada di depan kami. tapi, mereka masih berbicara dengan hak mereka, ya memang pelajarn masih belum dimulai. Mata kuliah pagi ini adalah statistika medis, jujur aku berfikir saat pertama mendengar matkul yang satu ini. Aku mengirai kita akan belajar bagaimana cara menjadi seorang dokter (wow dokter.. hehe).

Tapi itu hanyalah imajinasiku penjelasan dari dosen membuatku berfikir dua kali. Kelas dimulai dengan pembacaan sholawat nahdlatain yang dipimpin oleh korti langsung (kortinya saya sendiri... ciee aku). Setelah selesai pembacaan do’a, dosen memulai pendahuluan dengan memberikan pertanyaan. Pertanyaan pertama terlontar dengan ungkapan “apa itu bio statistika?” Seorang mahasiswi di belakang dengan kerudung biru dan baju biru di tambah kacamata (kacamatanya tidak biru) mengacungkan tangannya dan menjawab. “bio statistika adalah ilmu statistika yang di apliksikan pada bidang biologi dan medis” Dengan penuh percaay diri mahasiswi ini menjawab pertanyaan dosen tersebut “ya itu benar, selanjutnya apa itu statistika?” Semua terdiam tapi keheningan sesaat itu tiba-tiba di ramaikan dengan ucapan mahasiswa di samping dosen yang tiba-tiba mnejawab. “statistika adalah seni yang mempelajari tentang bagaimana cara untuk mengumpulkan data,menganalisis data,menyajikan data,dan menginterpretasikan data” “benar sekali” puji dosen “lalu adakah yang bisa menjawab, seandainya data yang kita kumpulkan dan kita interpretasikan tapi dia tidak memiliki manfaat apakah masih bisa di katakan statistika?” Mendengar pertanyaan tersebut mahasiswa yang sembari dari tadi duduk di pojok ruangan yang terdiam dalam dunianya sendiri mengangkat tangan. “tetap, walaupun hasil analisis kita setelah kita melakukan prosedur-prosedur atau metode yang kita pelajari dalam ilmu statistika hasilnya tidak bermanfaat untuk yang lain tetap di katakan hal tersebut adalah statistika”. “ada yang lain?” tanya dosen tersebut Kelas kembali terhening , tidak ada satupun yang mengangkat tangan. Semua terlelap dalam dunianya masing-masing. Ada beberapa faktor yang membuat mereka menajdi seperti ini.yang pertama, keadaan uadara yang panas karena matakuliah statistika medis ini di laksanakan pada jam yang tidak tepat, jam dua siang di tambah rasa ngantuk yang membuat para mahasiswa seakan- akan berada dalam dunia mimpinya masing-masing. Tapi, aku salut dengan dosenku yang satu ini. Beliau tatap sabar menghadapi kelakuan mahasiswa yang setengah-setangah dalam memperhatika beliau walaupun beliau tau bahwa mata kuliah ini sangat penting untuk para mahasiswa apalagi bagi para mahasiswa yang menginginkan konsentrasi pada bidang bio statistika kelak. “benar sekali apa yang di katakan teman kalian tadi, tapi satu hal yang pasti.

Kelas terus berlanjut sampai pada titik berakhirnya jam mata kuliah, mendekati akhir jam pelajaran semua tergugah dari mimpinya seperti mata mereka di sinari dengan cahaya kehidupan lagi. “oke adek-adek sekalian. sekarang kita akan mengakhiri pertemuan kita pada kali ini, silahkan korti memimpin do’a penutup” “oke semuanya, marilah kita tutup pertemuan kita pada hari ini dengan sama-sama membaca do’a kifaratul majelis” “subhanakallahummabihamdika asyhaduallailahailla anta astaghfiruka waatuubu ilaih” Semua membaca dengan riang gembira..(yeee, kelas sudah berakhir). Setelah dosen keluar ruangan. tiba-tiba, keadaan menjadi kembali gaduh “woi.. minta catatannya donk.. tadi gue tidur , da tugas nggk?” tanya seorang mahasiswa di belakang ku, yang sekaligus juga sahabatku. “kalian ini maunya enak-enak doang, ini (sambil menyyerahkan buku catatanku)” “thanks sob” “tapi, besok langsung di kembalikan ya” “sipp, tenang aja kok aku nulisnya cepat. Hari ini juga seandainya kamu mau ambil juga bisa” “besok dah sekalian, pas mata kuliah regresi terapan” “oke.sipp.. thanks catatannya sob” “slow dah” Setelah menyerahkan catatanku aku balik ke kos untuk mengulang kembali pelajaran yang tadi di berikan oleh dosen. Walaupun tanpa catatan alhamdulillah aku masih mengingat semuanya. Memang tuhan memberikan kelebihan memori yang kuat kepadaku dan itu sangat aku syukuri, terima kasih tuhan. Tapi tiba-tiba rasa malas mulai merasukiku, semua terlihat seakan-akan dunia ini menyuruhku untuk berhenti belajar, supaya aku memperhatikan mereka, angin sepoi-sepoi merasuki badanku, seolah-olah angin ini mewakili keinginan dunia ini. Mungkina iya, angin ini adalah kirimanmu. Ketika aku bersiap-siap untuk tidur aku teringat ornag tuaku “aku bukanlah anak yang terlahir dari keluarga yang kaya” “ayahku hanyalahh seorang petani biasa”

“bagaimana dengan ibuku?” “beliau adalah sesosok wanita yang luar biasa” “mereka kerja setiap hari demi menafkahi anaknya ini” “apakah pantas aku untuk melalaikan mereka” “aku disini di tugaskan hanya untuk belajar” “mereka disana membanting tulang tidak karuan” “menahan panas terik cuaca yang kian hari makin meraja” Aku teringat ketika suatu pagi aku disuruh untuk mengantarkan mereka air minum, aku lihat mereka dari kejauhan tapi masih jelas terlihat. Begitu banyak keringat yang tumpah dari wajahwajah suci beliau. Rasanya mau menangis melihat beliau bekerja keras demi kebahagiaan dan masa depan anaknya. “Rabbyghfirly waliwalidayya warhamhuma kama robbayaany shogiro” “ya Allah ampunilah kedua orang tuaku dan kasihanilah mereka seperti mereka mengasihaniku sewaktu kecil” Seketika semangat belajarku mulai menggebu, “apalah artinya kesusahan, kepayahan yang aku hadapi ini dengan kesusahan dan kepayahan mereka. Aku hanya berhadapan dengan sebuah buku, tapi kenapa aku benini.... malas? Mereka berhadapan dengan sebuah dunia yang kejam yang seandainya lalai sedikit saja maka kau akan di hapusnya. Rasa lelah yang aku hadapi tidak sebanding dengan rasa lelah mereka. untuk mencarikan nafkah bagi anaknya ini. Jangan malas wahai badan bergeraklah,bergerak,bergerak” Seketika aku mulai belajar lagi. memang adaa satu hal yang pasti di dunia ini kita mempunyai seseorang yang harus kita lindungin perasaanya dan aku menemukannya, seseorang yang harus aku lindungi. Ya.... itu adalah perasaan orang tuaku.

CLANNAD “aku selalu bertanya, sebenarnya warna cinta itu apa?” “orang mengatakan cinta itu berwarna merah muda, benarkah?” “perasaanku mengatakan tidak, warna cinta tidak bisa di deskripsikan dengan sebuah warna” “bagaimana mungkin sebuah warna mewakili semua kebahagiaan?” “ketika aku bersama orang yangku cintai, semua berwarna indah”

“apakah keindahan itu juga termasuk warna ?” “jikalau ada warna dari kebahagiaan mungkin itulah warna cinta yang sesungguhnya”

Sebuah cerita menarik tentang keindahan cinta Seorang pemuda gagah yang kehilangan arah tapi masih bisa berjuang hidup demi cinta Sudah lima tahun ia mengalami depresi berat, kehilangan orang yang dicintainya. Ya itu adalah istri tercinta, hilang disaat kebahagiaan akan sempurna ia rasakan. Istrinya meninggal dunia disaat ia melahirkan anaknya, rasa prustasi membuatnya hampir menyerah terhadap kehidupan, anaknya ia titipkan kepada nenek dan kakek dari sang ibu, seornag anak perempuan yang manis, suci , cantik seolah-olah keindahan memberkati sang buah hati. Hari-harinya ia lewati dengan bekerja,bekerja, dan bekerja sesekali ia menghabiskan uangnya di toko perjudian panchiko. Berharap tindakannya akan menghapus kenangan bersama sang kekasih yang sudah tiada. Melihat keadaan menantunya yang sudah larut dalam kegelapan khayalan perasaan, sang ibu mertua menengok keadaan menantunya itu berharap dengan kehadirannya dapat meringankan beban yang sedang di hadapinya. Ibu mertua bertamu ke rumah pemuda tersebut “za, sudah lima tahun kamu tenggelam dalam larutan kesedihan, apakah masih belum cukup untuk melupakan nadiya?, anakmu sekarang sudah lima tahun, ia merindukan pelukan ayahnya” “ma’af bu tapi semua ini masih belum cukup, tidak apa-apa kan aku menitipkan raisa sampai pada waktunya kelak?” “baiklah, .... apakah besok kamu tidak ada kerjaan?” “iya, aku mngambil cuti di kantor” “bisa kamu datang besok ke rumah?, kebetulan kami mau adakan piknik, sekalian kamu juga refresh keadaanmu ini” “baiklah bu. Reza akan datang besok”

Keesokan harinya reza datang kerumah mertuanya yang tidak jauh dari kediamannya. Di dapatinya rumah dalam keadaan sepi “kemana orang-orang?” fikirnya Ia melihat sebuah surat tergeletak di atas meja tamu “untuk reza, ma’af ada urusan mendadak. jadi aku harus pergi bersama mas hadi. Kuserahkan sisanya padamu ya?” Ia melihat sekeliling rumah mengingatkannya dalam kenagna yang habiskan dulu bersama sang istri tercinta “nadiya” Tiba-tiba seorang anak kecil mengganggu fikirannya di dapatinya anak kecil tersebut megnintip dari balik pintu. “Raisa!” panggilnya Dengan malu-malu raisa menatap lelaki asing yang memang sudah ia tahu itu adalah ayahnya “ayolah. Jangan malu-malu begitu. Keluarlah” “kakek dan nenk pergi, ya?” tanyanya ke anak kecil tersebut “sekarang kamu mau bagaimana?” “aku mau piknik” jawabnya polos “kamu piknik mau bagaimana, kakek dan nenek tidak ada disini” Dalam hatinya terbesit “situasi macam apa ini?” Hari ini ia habiskan waktu berdua dengan raisa kecil, membuatkan makan siang dan memperbaiki mainannya yang rusak. Tapi, itu masih belum cukup membuatnya bisa terlepas dari belenggu kehilangan sang pujaan hati. nadiya istrinya. Ia menghabiskan malamnya kali ini bersama anaknya berdua. Tapi masih terbesit dalam hatinya rasa sedih yang mendalam saat menatap anaknya. Mebuatnya teringat akan nadiya.permepuan yang selama in menjadi satu-satunya harapannya hidup. Setelah ayahnya

depresi dan mabuk-mabukan menyiksa dirinya. Seolah nadiya adalah cara tuhan dalam mengobati luka yang di sebabkan ayahnya. Keesokan harinya, ia duduk-duduk berdua dengan raisa dilihatnya seorang ayah mengajak anaknya bermain. “apa kamu mau piknik?” tanyanya ke raisa kecil “mauu” jawabnya kegirangan “bagaiman kalau kita pergi berdua saja?” “iya” “yakin?, Cuma sama aku lho, kakek dan nenek tidak akan ikut” “tapi mereka enggk datang” “iya ya, mereka kan enggak datang” gumamnya. “kalau begitu ayo” “iya!” angguk raisa kecil bersemangat Mereka pun siap-siap berangkat “tidak ada yang kelupaan?” “Iya” “semuanya sudah di kunci?” “iya” “kalau begitu ayo kita berangkat” “berangkat” Dalam hati reza terbesit “sebelumnya, kakek atau nenek selalu ada kapanpun aku melihat raisa.ini pertama kalinya aku berdua saja dengan raisa sejak dia lahir...... tempat manakah yang akan kami tuju?”

Mereka pun pergi bersama menuju tepat yang akan merubah segalanya, tempat yang akan merubah keadaan mereka berdua. Sesampainya di tempat tujuan, mereka berkeliling sebentar mencari makanan berdua, dilihatnya ada toko mainan “kamu mau mainan?” “pilihlah salah satu, akan ku belikan” “iya” “hei, bagaimana kalau yang ini?” reza menawarkan mainan robot “iya” “nggak usah dipaksakan, kamu pasti lebih memilih mainan perempuan kan?” “nggak aku mau ini, aku suka ini” “seleramu itu memang aneh ya?” “ya?” “nggak apa. Teruskan mainnya” “iya”. “apa ini jadi liburan menyenangkan untuknya?, tentu saja tidak, selama dia bersamaku” fikirnya. Mereka pun meneruskan perjalanan. Berjalan bersama melewati jalan indah yang di setiap sisi jalan terbentang bunga yang harum semerbak memenuhi hirupan nafas. Hingga sampailah mereka di sebuah kebun bunga matahari. “hebat” “wahhh” “mau lihat yang lebih jelas” “mauuu”

“baiklah, nah gerakkan kakimu” reza menggendong raisa di pundaknya “kamu ringan sekali ya?... hup!” “waahhhh” “gimana?” “hebaaatt” kemudian mereka beristirahat di bawah pohon rindang, raisa berlari menjelajah dunia barunya, ya. Dunia kebun matahari “larinya jangan jauh-jauh, ya!” “Sepertinya cukup menyenangkan datang kesini” gumamnya Raisa berlari mengelilingi kebun seolah-olah kebun ini adalah bagian dari hidupnya bagian dari dirinya yang selama ini merindukan kasih sayang seorang ayah. Reza tertidur pulas di bawah pohon rindang itu. Ia terbangun dan mendapati raisa kecil terlihat sedih “ada apa?” tanyanya “hilang” “apanya?” “robotnya” Mereka pun mencari di kebun bunga yang tadi di jelajahi raisa “raisa menyerah saja, nanti waktu pulang kita beli lagi, ya? “aku mau yang itu” “nggak bakal ketemu, jadi percuma saja....hmmmm kamu ini keras kepala sekali” Ia pergi meniggalkan raisa sendiri, ia terigna bahwa tempat ini adalah tempat masa kecilnya dulu (ceritanya nanti di tambah, ia berkunjung ke rumah neneknya nanti) “raisa sudah ketemu?”

Raisa menggelangkan kepalanya “dari tadi kamu terus mencarinya?” “iya” “begitu ya....” reza mendekati raisa “raisa, mungkin robotnya enggak akan ketemu, mau bagaimana lagi.... nanti beli lagi ya?” “itu..... kan satu-satunya” “hh, di toko kan ada banyak” “itu robot yang ayah pilih dan berikan unutukku....” “hah?” “itu hadiah pertama...... dari ayah” “hhh” Reza termenung “raisa, apa kamu kesepian ?” “iya” “apa piknik denganku rasanya menyenangkan?” “iya...” “Jadi begitu...” “raisa..... boleh tidak aku..... tinggal denganmu?, ayah sudah menjadi ayah yang payah selama ini, karena itulah ayah akan berusaha demi raisa mulai sekarang” ucapnya lirih “jadi, boleh tidak ayah tinggal bersamamu?” “iya” “benarkah?” “aku mau” “begitu...”

“tapi, hari ini aku kehilangan hal yang berharga bagiku, jadi aku sedih” “ayah.... begini....boleh tidak.... aku enggak menahannya... lagi?” “nenek bilang... aku Cuma boleh menangis...dikamar mandi.... dan.... dipelukan ayah...” “iya... iya!..” Raisa memluk ayahnya dengan kesedihan yang mendalam seakan-akan dunia saat itu sedang bersedih bersamanya “hikhhh..hikkhh” tangisnya di pelukan ayahnya Saat itu dunia ikut tenggelam dalam rasa kesedihannya “maaf.....maaf.... maaf” ucap reza dengan air mata penyesalan “hiihkkkhikkk” Nadiya, aku menemukannya. Akhirnya aku menemukannya. Sesuatu yang hanya bisa dilindungi olehku Hal berharga yang hanya bisa dilindungi olehku Hal itu... Ada disini...

Fin!

BOSAN Bosan , sebuah keadaan dimana kita tidak suka melakukan sesuatu lagi karena sudah terlalu sering atau sudah jemu. Rasa ini menghampiriku yang sedang duduk-duduk memandang tugas yang sudah menumpuk dari kemarin, tugas kuliah ini memberatkan tubuh ini.

Aku tidak tahu lagi apa yang harus kulakukan segalanya terasa hampa, aku ingin masuk kelas tapi tugas belum tuntas, seolah tugas ini berbisik kepadaku “kerjakan aku dulu baru masuk kelas, apa kamu tidak malu dengan keadaanmu yang sekarang?” Aku benar-benar jenuh dengan hidupku adakah seseorang yang akan menghampiri diriku dan melepaskan belenggu kebosanan ini kata-kata itu terus terucap dalam hatiku berdoa kepada tuhan yang maha mengetahui keadaan hambanya. Sekarang sudah pukul 10 : 30 siang waktu masuk kuliah tinggal sebentar lagi tapi aku masih duduk termangu meratapi nasib tugas yang belum tuntas ini, bukan hanya tugas yang aku renungi tapi juga merenungi badan yang sembari dari tadi tidak mau beranjak dari tempatnya duduk. “aduhai tubuh sungguh lelahkah dirimu dengan keadaan dunia ini?” bisikku dalam hati. Bosan oh bosan kenapa dengan dirimu tidakkah kau merasa bosan denagn kebosananmu sendiri, tidak cukupkah kau merasa bosan sendiri kenapa engkau malah mengajakku dalam kebosananmu. ingin rasanya aku pergi dari zona bosan ini tapi aku tidak tahu caranya. Adakah… adakah yang bisa membantuku ? Dimana engkau, dimana engkau wahai tukang bosan. Aku disini menunggumu. Menungu untuk mengucapkan salam perpisahan dengan kejenuhan, maukah kamu bersamaku utuk pergi ke kenyamanan. Katanya tidak ia tidak ingin bersamaku untuk menuju ke kenyamanan tapi aku ingin itu, apakah kau bersedia bersama denganku akan aku bayar berapapun yang kau inginkan tapi harapanku tidak terindahkan jawabannya tetap tidak , bagaimaan aku akan membujuknya ? Aku terus bertanya bertanya pada diri sendiri tapi yang kudapati hanyalah ketidak pastian darinya. Ponselku tiba-tiba berdering terliaht dari layar canggih itu nama yang sangat aku nantikan, nama yang membuat hidupku terasa seperti baru lagi, kata-kata darinya seakan menjadi sebuah pelita dalam gelapku …ya pesan itu bertuliskan “dari yang terkasih widyana” “kak sudah sarapan, tugasnya bagaimana? , maaf adk enggak bisa bantu enggak apa-apa kan? Adk bantu kakak lewat doa aja ya …” Pesan itu seolah-olah menjadi penyembuh dalam kejenuhan hidup ini, terima kasih dewi telah mengirimkan bidadari baik hati untuk melepas belenggu ini. Sekarang aku tahu bagaimana cara mengobati kebosanan ya cukup satu. “Carilah dan mintalah petuah dari orang yang kamu cintai”

Cemburu

Siapa sih di dunia ini yang tidak pernah cemburu, mau itu alim ulama, professor guru bahkan tukang becak pun pernah cemburu. Salah satu sifat manusia yang tidak pernah bisa menghilang dari jiwa manusia itu sendiri yaitu sifat cemburu Malam itu aku benar benar tidak tahu dengan perasanku, seolah semua hal di dunia ini ingin aku pukul rasanya, rasa tidak nyaman, marah tidak suka jengekel bahkan rasa buang anginpun hilang dikarenakan perasaan ini. Semuanya berkumpul menjadi satu membentuk sebuah perasaan yang biasa disebut dengan cemburu. Cemburu ini mebunuhku, oh tuhan kenapa negkau menciptakan manusia untuk cemburu,, aku terus bertanya apakah cemburu ini adalah berkaha atau musibah? Jika ini berkah tunjukkanlah keberkahan itu tuhan pintaku lirih, tapi seandainya cemburu ini musibah jauhkanlah ia dariku tuhan . Rasa cemburu ini muncul saat aku mencuri pandang ke pujaan hatiku ingin rasanya aku memeluk dirinya dari tempat dudukku tapi perasaan ini terhenti dengan Kasih Sejati Mungkin orang berfikir aku gila, biarlah orang berkata begitu bagiku kegilaan ini adalah anugerah dari tuhan yang harus aku syukuri. Tidak tau kenapa ketika aku melihat senyum dari bibir manis beliau rasanya hati ini melanglang buana dibawa kebahagiaan melintasi dimensi yang tak tau harus ku gambar dengan apa. Aku mencintai beliau sesosok guru yang membimbing kami para santri sampai kami tidak tau harus membalasnya dengan apa. Terima kasih murobby, terima kasih habiby. Senyumku semakin berkembang ketika aku menerawang ke masa lalu tentang betapa beliau memperhatikan kami anak ideologis beliau. masih teringat jelas waktu itu ketika teman satu komplek melakukan kesalahan besar, di pondok memang ada aturan ketat mengenai aturan-aturan apa saja yang tidak boleh di langgar santri. Sebut saja namanya dani (nama samaran). Dani kepergok menghisap rokok ketika program pesantren salat jama’ah tidak ia lakukan. Dia kepergok oleh polisi pondok yang berjaga malam itu, sontak saja bulish melaporkan kejadian itu ke pengurus MPS (Majelis Pembimbing Santri), dani di adili malam itu juga. Bukan pertama kalinya dani melakukan kesalahan ini, sudah beberapa kali ia kepergok melakukan salah satu pelanggaran berat yg di haramkan pondok “merokok” . memang merokok menurut 4 mazhab mengatakan “makruh” tapi aturan di pondok untuk para santri hukumnya haram. Ketetapan MPS malam itu juga langsung keluar. dani ditetapkan keluar dari pondok pesantren, bagai di sambar petir, ia hatinya berlari kesana kemari mencari ketenangan ketetapan itu membuat dirinya tidak tenang. Ia menyesali semua perbuatannya selama ini, tapi nasi sudah menjadi bubur. Sekrang semua penyesalannya sudah tidak ada artinya lagi.

Keributan santri yang memenuhi depan ruang MPS memabangunkan murobby dari istirahat beliau, beliau beranjak dari tempatnya berdiri menuju ruang MPS untuk melihat kondisi apa yang sedang terjadi. para sanri segera menggandeng beliau masuk ke ruang MPS. Di dalam terlihat oleh beliau seorang santri yang menunduk sedih, di hampirinya santri tersebut. “nak ada apa?”, dani terdiam menunduk tidak berani menatap murobby. Malu, takut, sedih semua bercampur mnejadi satu. Karena tidak ada jawab dari dani murobby mengalih pertanyaannya ke seorang ustaz yng dari tadi duduk di belakang beliau. “dia kenapa?” Tanya murobby. “ampure, mik. Santri niki sudah banyak melakukan banyak pelanggaran” di ceritakan semua yang di lakukan dani, murobby menatap dani dalam-dalam dengan mata kasih beliau. Nak, kamu tadi shalat magribnya berjamah tidak?, tanya murobby “nggih, abah” jawab dani dengan nada gemeta`ran “alhamdulillah, kamu ikut wirid juga tadi ?” “ nggih, abah “ jawabnya “ baiklah, kalau begitu sekarang kembalilah ke kamarmu

Genius Love Aku memang hidup seperti ini fikirku tidak karuan, apa yang sebenarnya ada dalma fikiranku sekrang hanyalh kebebasan, bebsa dari perasaan yang namanya cinta ini. Aku adlah orang yang sulit dalam mendapatkan cinta, sulit bukan karena tidak ada yang mau. Kalua kita berbicara masalah looking dan ability kurasa aku memiliki kedua-duanya. Tampangku tidak jelek bahkan bisa di golongkan kedsalam ganteng, kalua masalah ability jangan di Tanya lagi teman-temanku memanggilku prof ada juga yang memanggilku ensiklopedia berjalan, Einstein kedua dan masih banyak lagi julukan-julukan untuku yang menggambarkan bahwa diriku ini adalah orang yang benar-benar multitalent dan memiliki kemmapuan diatas rata-rata. Tapi, bukan dari segi ability ataupun looking yang ternya menjadi tolak ukur seseorang itu bisa mendapatkan cinta dengan mudah. Bahkan ornag yang mempunyai kemampuan intelek yang tinggi justru merasa sulit untuk menemukan belahan jiwa. Aku juga orangnya perfeksionis segala hal yang aku lakuakn harus sesuai dan sempurna, tidak ada kegagalan dalam kamus hidupku. Rasa sempurna dalam setiap lini hidupku inilah yang menadi pemicu utama kenapa aku tidak bisa menemukan cinta sejati. Aku pernah mempunyai bebrapa gebetan dan semuanya adalah Madonna di setiap kelasnya sampai-sampai di setiap kelas terdapat gebetannku. Tapi tidak ada satupun diantara sekian banyak wanita yang bisa meluluhkan hati ini. Seakan-akan tembok kesempurnaanku belum ada yang mampu merobohkannya. Aku memang sering merasa kasihan dengan perempuan-perempuan yang suka kepadaku tapi aku bingung haru menanggapi mereka itu kayak gimana. Seandainya aku

mempunyai jurus membelah diri mungki akau sudah membelah tubuh ini dan kubagikan di setiap pencinta ynag mencintaiku tapi saying aku tidak bisa melakukan hal itu dan tubuh serata perasaan ini hanyalha milik perempuan yang bisa menaklukan benteng kokoh hati ini. Aku sering mendengar banyak perempuan menangis karena sifatku ini, tapi aku tidak peduli semua itu hanyalah topeng di balik wajah yang kelam. KARMA Sesaat aku memandang dirinya entah kenapa aku merasa nyaman melihatnya, itulah kesa pertama yang kurasakan , aku tidak tau dengan hatiku mungkin karena sudah bertahuntahun belum ada perempuan yang berlabuh di hati ini jadinya ketika aku melihat dirinya seolaholah dunia ini terdiam dari tindakannya menyerahkan semua urusan perasaan hanya kepada hati ini. Malam itu menjadi malam yang sangat berarti untukku pertama kali aku melihat perempuan dengan senyum elok ini, aku terus berfikir bahwa mungkin inilah cara tuhan untuk menunjjukkan betapa indah ciptaannya. Aku duduk di emperan kos kak Irma disanalah awal aku berjumpa dengan dirinya, aku masih tidak tau Namanya ia masuk ke dalam kosnya yang kebetulan berada di sebelah kamar kos kak Irma salah satu seniorku dalam organisasi di kampus, Ia masuk dengan sopan, melemparkan senyumannya kepada kami yang sedang berdiskusi maslah pemilihna ketua bem di kampus kemudian ia menutup pintu kamarnya. Aku mencuri pendengaran kea rah kamar kosnya ternyata dia sedang kendengarkan lagu korea tepatnya salah satu lagu girl band red velvet. Aku mendengar lantunan music iut dengan seksama sambil berharap ia membuka pintu kamrnya. Dan terynata harapanku di kabulkan tuhan ia membuka pintu kamarnya, karena sdi dalam ruangan yang cukup panas. Di balik pintu itu aku melihatnya melempar senyumanya yang merekah indah. Oh persaan apakah ini. Aku terlempar kedalam mimpi indah hidupnya. Aku menyapanya sebuah kalimat yang msih aku kenang sampai mimpipun masih mengingatnya. “hai apakabar? “

Fake love malam semakin panjang dengan kebohongan kecil dari masa lalu bohong ini merupakan kebiasaanku bukan karena aku takut di tolak atau apakah tapi memag entah ini merupakan sebuah kebiasaan ataukah naluri dari ini. aku tidak tau kapan aku harus berusaha kapan aku harus tidak ingin melakauan sesuatu. malam ini …….

aku menyukainya entah kenapa aku hanya merasa begitu mungkin orang berfikir sebuah perasaan muncul karena di sebabkan sesuatu , yaa aku setuju denga teori tersebut aku menyukainya tapi aku tidak bisa mengutarakannya dengan serius aku hanya bisa berbohong terhadap diri ini aku hanya bisa berbohong kepadanya, berbohong akan perasaan ini kepada sahabatnya aku tidak tau apa yang harus aku lakuakn sekarang.. sekarnag aku tidak tau aku harus bagaimana…

menghadapinya? itu adalah pilihan tersulit untukku setelah mengatakan kebohongan yang di disi dengan kebenaran sekarang ini perasaan ini hancur andaikan engkau tau rasa hati ini, mungkin aku akan menjadi orang paling beruntung didunia jikaualau kau tau bahwa hati ini hanya bisa menerima rasa cintamu entah kenapa aku tidak bisa mengatakan itu oh hati ,... kenapa engkau menyiksaku seperti ini ......... M itulah namamu , nama yang haya bisa terbayang di dalam fikiran yang kotor ini nama yang aku harap mengerti bahwa aku menyukaimu aku menyukaimu bukan karena kamu cantik, tapi memang karena kamu sudah tertakdirkan untuk hati ini M mungkin jika cinta ini bisa terdengar olehmu itu akan menjadi hal terindah untukku engkau akan tahu bahwa betapa besar rasa ini mencintaimu sebuah cinta yang bahkan malaikat pun tidak bisa menulisnaya dalam pena cinta mereka yaa itulah perasanku sebuah perasaan indah yang hanya tuhan yang mengetahui betapa dalam dan besarnya…

jika engkau marah padaku marahlah aku tidak akan melakuakn gugatan terhadapmu aku tersadar bahwa ini kesalahanku aku sadar aku sudah keterlaluan padamu maukah engkau memaafkanku satu kalimat yang selalu ingi aku dengar darimu "aku memaafkanmu".

curahan hati ini aku persembahkan hanya untukmu…. M....

THE APPLE OF MY EYES

masa sekolahku saat SMA dulu sangatlah suram, akuingi melupakan semuanya, dan aku ingin menghabiskan masa mudaku dengan damai. kalau bisa, aku ingi punya pacar yang pintar dan ramah padaku. misalnya saja aku ingin menghabiskan masa mudaku bersaa cewek sepertimu

aku adalah laki-laki yang sulit untuk mengungkapkan peraaannya, orang selalu berfikir bahwa aku hnaya bercanda padalah tidak, inilah ynag membuat orang-orang di sekitarku berfikir bahwa aku ini tidak pemberani apa gunanya sabuk hitam karate kalau menyatakan cinta dengan bemar saja tidak bisa ketika aku berhadapan sengan dirinya yng aku bisa lakukan hanyalah bebohong. ignin rasanya kau mengatakan rasa hatiku, ingin rasanya aku mengatakan you are the apple of my eyes

saat aku mengatakan aku mencintaimu sampai akhir waktu kamu kamu tidak percaya kepadakau kamu biang itu hanyalah gombalan belaka padahal aku memang menyukaimu perasaan ini tidak akn berubah meski zamannya sudah berubah

tanpa aku sadari mataku selalu tertuju padamu saat aku memikirkanmu hatiku berdegup kencang, aku igni bicara denganmu, lebih dekat denganmu, menyentuhmu dan aku igi mendekapmu bersatu menjadi pasangan abadi yang takkan pernah bisa terhapus oleh waktu aku tak begitu tau tentnag perasaan perempuan tetapi aku merasa dirimu berbeda aku ingi lebih mengetahui tentnag dirimu film apa yang kamau sukai, musik yang di sukai apa, meskipun hanya sedikit aku inign lebih mengetahui tentnag duniamu.

meskipun aku berusaha untuk tidak memikirkanmu, tapi semakin kupikirkan, aku jadi semakin penasaran. tanpa kusadari, aku selalu mencari dirimu.selalu... suatu saat nanti, ajaklah aku ke duniamu. karena dirimu

PEMAHAMAN jika kau ingin mengerti orang lain jadilah diri orang itu kau harus bisa merasakan apa yang di laluinya

Related Documents

Manajemen Penjara
November 2019 11
Amuk Penjara
November 2019 11
Penjara Suci.docx
May 2020 6
Penjara Kehidupan
May 2020 12
Di Penjara Janji
November 2019 14

More Documents from "Rutan raba bima"