Pengukuran Serum Asam Askorbat.docx

  • Uploaded by: Evi Febrriyantii
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Pengukuran Serum Asam Askorbat.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 449
  • Pages: 2
Pengukuran serum asam askorbat Vitamin C diangkut dalam serum yang tidak terikat pada protein. Konsentrasi asam askorbat serum adalah indeks vitamin C yang paling sering digunakan dan praktis dalam studi individu dan populasi. Tingkatnya dipengaruhi oleh asupan vitamin dengan sampel darah puasa (Omaye et al. 1979). Sampel puasa pagi memiliki keuntungan tambahan karena bebas dari asam eritorbat. Yang terakhir adalah epimer asam L-askorbat dan digunakan sebagai aditif makanan, tetapi tidak memiliki aktivitas antiscorbutic. Sampel darah puasa diperlukan untuk analisis asam askorbat serum atau plasma. Sampel harus diawetkan ketika dikumpulkan untuk menghindari degradasi asam askorbat. Sebelum analisis asam metafosfat sering digunakan untuk mengendapkan protein dan menstabilkan asam askorbat dalam sampel. Sebagai alternatif, asam trikloroasetat atau dithiothreitol (DTT) dapat digunakan dan sebagai agen penstabil yang efektif pada rentang pH ( Okamura, 1980;Margolin and Davis, 1998). Sampel serum untuk analisis asam askorbat yang disiapkan dengan cara dibekukan pada suhu 200 C dan dapat digunakan selama beberapa minggu sedangkan pada suhu -700 C dapat digunakan selama minimal 1 tahun. Sebelum diproses, seluruh sampel darah dapat disimpan hingga 8 jam pada suhu 40C dalam ruangan gelap(Galan et al., 1998) Metode pilihan mengukur asam askorbat dalam sampel serum atau plasma adalah kromatografi cair kinerja tinggi (HPLC). Hanya 50µL yang diperlukan untuk pengukuran metode HPLC yang tersedia, deteksi elecrochemical lebih disukai, dengan selektivitas dan sensitivitasnya yang tinggi. Namun, metode ini membutuhkan instrumen khusus dan operator yang berpengalaman. Dengan metode lain yang lebih sederhana yaitu menggunakan HPLC yang digabungkan dengan detektor ultraviolet, tetapi memiliki sensitivitas yang rendah( Washko et al.,1992). Analisis kromatografi cair kinerja tinggi (HPLC) lebih sulit, karena deteksi elektrokimia langsung dari asam dehidroaskorbat tidak mungkin, sebagai gantinya sampel harus terlebih dahulu dianalisis untuk asam askorbat dan kemudian dikurangi untuk pengukuran askorbat plus asam dehidroaskorbat. Yang ditentukan dengan pengurangan Asam dehydroascorbic. Untuk membedakan asam askorbat dan asam D-eritorbat (epimer asam L-askorbat tanpa aktivitas antiscorbutic) yaitu metode yang menggunakan sistem HPLC fase terbalik yang hubungannya dengan deteksi amperometri yang dianjurkan(Kutnink et al., 1985).

Asam Askorbat dalam leukosit Tingkat asam askorbat dalam serum atau plasma dan leukosit berkorelasi meskipun konsentrasi asam askorbat pada leukosit setidaknya 14 kali lebih besar dibandingkan dengan plasma. Konsentrasi asam askorbat dalam leukosit menentukan perubahan dalam konsentrasi asam askorbat jaringan tubuh. Konsentrasi asam askorbat dalam leukosit umumnya diyakini menjadi indeks yang lebih diandalkan dari penyimpanan konsentrasi asam askorbat dalam jaringan dibandingkat dengan konsentrasi asam dalam serum, eritrosit, atau seluruh darah. Isolasi dan pemeriksaan leukosit untuk asam askorbat secara teknis cukup sulit, dan saat ini membutuhkan sampel darah yang relatif besar sekitar 2-5 ml, dan membuat pengujian ini tidak cocok dilakukan pada bayi. Analisis asam askorbat dalam leukosit spesifik paling baik dilakukan pengujian oleh HPLC dengan deteksi elektrokimia setelah deproteinisasi. Asam Ascorbat dalam eritrosit

.

Related Documents

Pengukuran
May 2020 30
Pengukuran
November 2019 37
Pengukuran
December 2019 53
Asam
November 2019 74
Celulite Serum
November 2019 9

More Documents from ""