Pengeditan Laporan Penelaahan Penelaahan ini dilaksanakan untuk menempatkan temuan-temuan yang dilaporkan dalam perspektif yang tepat, untuk memastikan bahwa kebijakan-kebijakan organisasi audit telah diikuti, serta untuk menjamin adanya keakuratan, logika, dan gaya penulisan yang dapat diterima. Proses penelaah itu sendiri adalah arena pelatihan bagi auditor tersebut. Penelaahan sebaiknya menunjukkan kekurangan-kekurangan yang terdapat dalam pemikiran atau dalam pengembangan atas fakta-fakta yang ada. Penelaahan hendaknya menyoroti hal-hal yang seharusnya diperhatikan oleh auditor untuk audit selanjutnya. Penelaah juga berutang kepada auditor untuk menjelaskan perubahan-perubahan dan perbaikan-perbaikan yang ia buat sehingga kekurangan-kekurangannya dapat diperbaiki. Oleh sebab itu, penelaah sebaiknya memiliki pemahaman yang menyeluruh atas faktor-faktor yang memberikan kontribusi dalam pelaporan. Pada dasarnya, si penelaah, apa pun posisinya, akan memiliki kepentingan pada kelayakbacaan, kebenaran, dan ketepatan: Kelayakbacaan. Penelaah akan mencoba memutuskan seberapa jelas laporan tersebut telah diterima oleh para pembacanya. Apakah telah menempatkan fondasi dan latar belakang yang benar? Apakah kalimat-kalimatnya telah terstruktur dengan baik? Apakah paragraphparagrafnya memiliki kalimat-kalimat topik dan apakah laporan tersebut pendek? Apakah bahasanya jelas dan bebas dari istilah-istilah teknis? Apakah pemikiran yang disampaikan mengalir dengan bebas dan logis? Apakah pesan yang disampaikan telah jelas? Kebenaran. Apakah tata bahasa dan pemutusan kalimat telah tepat? Apakah kebijakan pelaporan dari departemen telah diikuti? Apakah pemikiran-pemikiran audit telah tersambung dengan benar? Apakah ide-ide dan kesimpulan yang diringkas telah didukung dengan baik? Apakah laporan tetap berpegang teguh pada tujuannya? Apakah laporan tersebut telah menggunakan seluruh data signifikan yang telah dikumpulkan pada saat pekerjaan lapangan? Apakah kertas kerja telah mendukung pernyataan yang dilaporkan? Ketepatan. Apakah nada yang digunakan sesuai? Apakah opini telah dipisahkan dari fakta? Apakah sikap yang diambil telah objektif? Apakah kekurangan-kekurangan kecil diberikan terlalu banyak tempat dan kekurangan-kekurangan besar mendapat terlalu sedikit? Apakah laporan telah melakukan pekerjaan yang baik dalam menjual pemikiran, sekaligus tidak membuang waktu pada masalah-masalah yang tidak penting? Koreksi Ejaan Karena sifat ilmiah dari laporan audit—menentukan kesalahan, mengungkapkan penyimpangan, menyarankan perubahan—maka setiap kesalahan yang terdapat dalam laporan itu sendiri akan tampak diperbesar bagi mata pembacanya.
Kesalahan-kesalahan ketik dan kesalahan kecil lainnya akan mengalihkan perhatian pembaca dari tulisan dan karenanya melemahkan kekuatan dari subyek yang dipermasalahkan. Pembaca mungkin mulai memikirkan mengenai si penulis daripada apa yang dituliskan. Mereka mungkin mulai berpikir apakah kesalahan-kesalahan yang terdapat di dalam tulisan dapat menjadi indikasi atas kesalahan yang signifikan dari pekerjaan atau terhadap dokumen itu sendiri. Auditor yang melakukan pengecekan ejaan karenanya harus memperlambat pekerjaannya dan mengikuti prosedur dengan seksama sebelum menendatangani laporan dan mengeluarkannya. Direktur audit sebaiknya menyusun sebuah praktik rutin yang memastikan bahwa seluruh langkah yang dibutuhkan telah dilaksanakan guna menjamin keakuratan penuh dari laporan. Praktik rutin yang diuraikan di bawah ini terbukti dapat bermanfaat: Perbandingan. Setelah laporan diselesaikan, hendaknya laporan tersebut dibandingkan terhadap drafnya dengan cara membacanya keras-keras. Cek referensi. Auditor sebaiknya memberi tanda “cek” pada Salinan dari laporan final untuk setiap pernyataan faktual, setiap angka, setiap nama, dan setiap tanggal yang terdapat di dalamnya. Tanda tersebut akan menjadi bukti bahwa setiap unsur telah direferensi balik ke data asalnya. Gambar keseluruhan. Auditor sebaiknya memfokuskan perhatian mereka pada keseluruhan susunan laporan. Setiap ketidakkonsistenan dalam format, judul, dan tabulasi akan langsung terlihat oleh auditor. Auditor sebaiknya juga, pada kesempatan ini, membaca laporan tersebut untuk memeriksa kewajaran dan alurnya. Gambaran terperinci. Setelah auditor telah puas akan susunan, arti, dan alur dari laporan, mereka sebaiknya memberikan fokus kepada kesalahan-kesalahan ketik yang mengesalkan dan sangat mudah mengecoh mata mereka.