Penerapan Falsafah Keperawatan Oleh Diriku.docx

  • Uploaded by: Adis Susanto
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Penerapan Falsafah Keperawatan Oleh Diriku.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,810
  • Pages: 21
PROGRAM STUDY KHUSUS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ( STIKES ) SURABAYA Makalah penerapan falsafah keperawatan

PENYUSUN

AGUS SUSANTO

BAB I PENDAHULUAAN 1.1.Latar Belakang Praktek keperawatan ditentukan dalam standar organisasi profesi dan system pengaturan serta pengendaliannya melalui perundang – undangan keperawatan (Nursing Act), dimanapun perawat itu bekerja (PPNI, 2000).Keperawatan hubungannya sangat banyak keterlibatan dengan segmen manusia dan kemanusiaan, oleh karena berbagai masalah kesehatan actual dan potensial. Keperawatan memandang manusia secara utuh dan unik sehingga praktek keperawatan membutuhkan penerapan ilmu Pengetahuan dan keterampilan yang kompleks sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan objektif pasien/klien.Keunikan hubungan perawat dan klien harus dipelihara interaksi dinamikanya dan kontuinitasnya. Penerimaan dan pengakuan keperawatan sebagai pelayanan professional diberikan dengan perawat professional sejak tahun 1983, maka upaya perwujudannya bukanlah hal mudah di Indonesia. Disisi lain keperawatan di Indonesia menghadapi tuntutan dan kebutuhan eksternal dan internal yang kesemuanya membutuhkan upaya yang sungguh – sungguh dan nyata keterlibatan berbagai pihak yang terkait dan berkepentingan. 1.2.Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, permasalahan yang dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut. 1) Apakah pengertian Falsafah Keperawatan ? 2) Keyakinan apa sajakah yang harus di miliki perawat dalam asuhan keperawatan ? 3) Apa sajakah bentuk Falsafah Keperawatan ? 4) Apakah penyebab Perawat di Indonesia Belum Bersikap dan Berperilaku sesuai dengan Falsafah Keperawatan ? 5) Apakah pengertian Keperawatan dan tujuan Keperawatan ? 6) Apakah pengertian Paradigma dan Paradigma Keperawatan ? 7) Apakah komponen Paradigma Keperawatan ? 8) Bagaimanakah kondisi Falsafah Keperawatan di Indonesia ?

1.3.Tujuan Setelah mengikuti progam pembelajaran dengan metode seminar yang berjudul “ Falsafah Keperawatan” diharapkan mahasiswa mampu memahami tentang : 1) Pengertian falsafah keperawatan 2) Macam-macam bentuk falsafah keperawatan 3) Keyakinan yang harus di miliki oleh perawat dalam asuhan keperawatan 4) Penyebab Perawat di Indonesia Belum Bersikap dan Berperilaku sesuai dengan Falsafah Keperawatan 5) Pengertian Keperawatan dan tujuan Keperawatan 6) Pengertian Paradigma dan Paradigma Keperawatan 7) Komponen Paradigma Keperawatan 8) Kondisi Falsafah Keperawatan di Indonesia

BAB II LANDASAN TEORI 2.1.PENGERTIAN FALSAFAH KEPERAWATAN Falsafah adalah pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai sebab-sebab, azas-azas, hukum,dan sebagainya daripada segala yang ada dalam alam semesta ataupun mengenai kebenaran dan arti adanya sesuatu (WJS Poerwadarminta). Falsafah keperawatan adalah pandangan dasar tentamg hakikat manusia dan esensi keperawatan yang menjadikan kerangka dasar dalam praktik keperawatan. Falsafah Keperawatan bertujuan mengarahkan kegiatan keperawatan yang dilakukan. Keperawatan menganut pandangan holistik terhadap manusia yaitu kebutuhan manusia bio-psiko-sosial-spiritual. Kegiatan keperawatan dilakukan dengan pendekatan humanistik, dalam arti menghargai dan menghormati martabat manusia, memberi perhatian kepada klien serta, menjunjung tinggi keadilan bagi sesama manusia. Keperawatan bersifat universal dalam arti tidak membedakan atas ras, jenis kelamin, usia, warna kulit, etik, agama, aliran politik, dan status sosial ekonomi. Keperawatan adalah Falsafah keperawatan mengkaji penyebab dan hukum-hukum yang mendasari realitas, serta keingintahuan tentang gambaran sesuatu yang lebih berdasakan pada alasan logis daripada metoda empiris. Perbedaan falsafah keperawatan dengan falsafah dari disiplin ilmu lainnya. Falsafah keperawatan memandang manusia secara holistic sehingga harus dipenuhi kebutuhannya secara utuh/ holistic dan komprehensif juga. Hal ini tidak ditemukan pada falsafah profesi yang lain. Esensi keperawatan memandang bahwa pasien adalah mitra yang selalu aktif dalam pelayanan kesehatan. Contohnya : 

Ketika klien sakit fisik maka tidak menutup kemungkinan untuk sakit psikisnya juga, keluarga klien ikut merasakan sakit karena harus menunggui anggota keluarganya yang sakit, sehingga secara ekonomi, peran atau pungsi keluarga, ikut

terganggu. Selain itu komunitas tempat keluarga tinggal juga dapat terpengaruhi jika keluarga tersebut memiliki peran yang besar di komunitasnya. 

Pada pasien yang menderita penyakit stadium terminal yang menurut terapi medis sulit disembuhkan dan tergantung dari alat untuk menopang hidupnya, maka dalam asuhan keperawatan juga masih tetap dapat dijalankan melalui banyak cara, seperti terapi religious, tetap memanusiakan manusia, mengikutsertakan keluarga dalam mempersiapkan kematian dll. Falsafah Keperawatan menurut Pakar keperawatan

 Roy (Mc Quiston, 1995) 

Memandang manusia sebagai makhluk biopsikososial yang merupakan dasar bagi kehidupan yang baik.



Keperawatan merupakan disiplin ilmu yang berorientasi kepada praktik keperawatan berdasarkan ilmu keperawatan yang ditujukan untuk memberikan pelayanan kepada klien.



Roy juga memiliki delapan falsafah, empat berdasarkan falsafah prinsip humanisme dan empat berdasarkan prinsip falsafah veritivity. falsafah humanisme/ kemanusiaan “mengenali manusia dan sisi subyektif manusia dan pengalamannya sebagai pusat rasa ingin tahu dan rasa menghargai”. Sehingga ia berpendapat bahwa seorang individu : 1. saling berbagi dalam kemampuan untuk berpikir kreatif yang digunakan untuk mengetahui masalah yang dihadapi, mencari solusi 2. bertingkahlaku untuk mencapai tujuan tertentu, bukan sekedar memenuhi hukum aksi-reaksi 3. memiliki holism intrinsik 4. berjuang untuk mempertahankan integritas dan memahami kebutuhan untuk memiliki hubungan dengan orang lain veritivity. Berarti kebenaran, yang bermaksud mengungkapkan keyakinan Roy bahwa ada hal yang benar absolut. Ia mendefinisikan veritivity sebagai “prinsip alamiah manusia yang mempertegas tujuan umum keberadaan manusia”. Empat falsafah yang berdasarkan prinsip veritivity adalah sebagai berikut ini. Individu dipandang dalam konteks

1. tujuan eksistensi manusia 2. gabungan dari beberapa tujuan peradaban manusia 3. aktifitas dan kreatifitas untuk kebaikan-kebaikan umum 4. nilai dan arti kehidupan bagian integral dari pelayanan kesehatan. Keperawatan menganggap klien sebagai pertner aktif, dalam arti perawat selalu bekerjasama dengan klien dalam pemberian asuhan keperawatan.  Jean Watson (Caring) 

Caring adalah suatu ilmu pengetahuan yang mencakup suatu hal berperikemanusiaan, orientasi ilmu pengetahuan manusia ke proses kepedulian pada manusia, peristiwa, dan pengalaman. Ilmu pengetahuan caring meliputi seni dan umat manusia seperti halnya ilmu pengetahuan.



Perilaku caring meliputi mendengarkan penuh perhatian, penghiburan, kejujuran, kesabaran, tanggung jawab, menyediakan informasi sehingga pasien dapat membuat suatu keputusan

 Betty Neuman 

Newman menggunakan pendekatan manusia utuh dengan memasukkan konsep holistik, pendekatan sistem terbuka dan konsep stresor. Sistem klien terdiri dari lima variabel yang beriteraksi: a.

fisiologi; struktur tubuh dan fungsi

b.

psikologi: proses mental dan hubungan

c.

sosiokultural: kombinasi fungsi sosiol dan kulkural

d.

perkembangan: proses perkembangan manusai

e.

spiritual: keyakinan spiritual

 Florence Nightingale (Modern Nursing) 

Melihat penyakit sebagai proses pergantian atau perbaikan reparative proses. Manipulasi dari lingkungan eskternal perbaikan dapat membantu proses perbaikan atau pergantian dan kesehatan klien.

 Martha Rogers, 1970 

Keperawatan adalah pengetahuan yang ditujukan untuk mengurangi kecemasan terhadap pemeliharaan dan peningkatan kesehatan , pencegahan penyakit, perawatan rehabilitasi penderita sakit serta penyandang cacat. Konsep Inti Falsafah Keperawatan



Roy Konsep inti dari teori Roy menekankan pada kemanusiaan dan kebenaran dalam melaksanakan praktik keperawatan



Jean Watson Konsep inti menurut Jean Watson adalah pentingnya perilaku caring dalam merawat klien.



Betty Neuman Konsep inti dari Neuman adalah memandang manusia secara holistic.



Florence Nightingale Konsep inti dari teori Florence Nightingale tentang falsafah keperawatan adalah lingkungan berpengaruh terhadap proses pemulihan klien/ Membuat lingkungan yang kondutif bagi manusia untuk hidup sehat.



Martha Rogers, 1970 Manusia dan lingkungan merupakan satu kesatuan yang utuh , yang memiliki sifat dan karakter berbeda-beda.

2.2.BEBERAPA KEYAKINAN YANG HARUS DI MILIKI PERAWAT DALAM ASUHAN KEPERAWATAN 1) Manusia adalah individu yang memeliki kebutuhan bio-psiko-sosio-spiritual yang unik. Keyakinan ini menjadi pedoman bagi perawat dalam memberikanasuhan keprawatan, perawat harus memenuhi kebutuhan klien secara holistik. Kebutuhan klien yang holistik dan unik menuntut kemampuan perawat yang tepat dalam menganalisi kebutuhan klien. Kemampuan analisis yang rendah dapat menimbulkan salah interpretasi dalam pemenuhan kebutuhan klien akibat kekeliruan perawat dalam mentapkan masalah keperawatan yang dialami klien.

Karenanya, untuk mewujudkan semua ini, perawat harus memiliki pengetahuan yang mendalam tentang aspek manusia yang meliputi aspek biologis, psikologis, sosial, spiritual, dan kultural secara keseluruhan. 2) Keperawatan adalah bantuan bagi umat manusia yang bertujuan meningkatkan derajat kesehatan yang optimal. Keperawatan merupakan suatu bentuk layanan kesehatan profesional yang merupakan bagian integral dari layanan kesehatan berbasis ilmu dan kiat keperawatan, yang berbentuk layanan bio-psiko-sosio-spiritual komprehensif yang ditujukan bagi individu, keluarga,kelompok,dan masyarakat baik sehat maupun sakit, yang mencakup keseluruhan proses kehidupan manusia(lokakarya keperawatan nasional,1983). Konsep keperawatan: 

Asuhan yang diberiakan perawat bersifat holistik – menyeluruh pada semua aspek “manusia” klien, bukan berfokus pada aspek biologis semata sebagaimana telah dijelaskan di atas.



Sasaran asuhan keperawatan adalah klien, mulai dari tingkat individu sampai tingkat masyarakat. Dalam konsep ini perawat meyakini bahwa jika individu sehat, komunitas atau masyarakat akan sehat pula.



Lingkup layanan keperawatan bukan terbatas pada klien yang sakit saja, tetapi juga klien yang sehat. Tujuan perawatan terhadap klien yang sakit adalah membantu klien mencapai kesembuhan dan menjalankan fungsinya sesuai dengan tingkat kemampuan masing-masing.



Eksistensi keperawatan berlangsung sepanjang kehidupan manusia. Selama masih ada kehidupan manusia, selama itu pula keperawatan akan tetap ada.



Intervensi keperawatan mencakup upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Semua intervensi keperawatan tersebut dilakukan dalam upaya meningkatkan derajad kesehatan klien, mulai dari level individu hingga masyarakat, baik dalam kondisi sehat maupun sakit.

3) Tujuan asuhan keperawatan dapat dicapai melalui usaha bersama dari semua anggota tim kesehatan dan pasien atau keluarga. Asuhan keperawatan merupakan bentuk layanan keperawatan profesional kepada klien dengan menggunakan metodologi proses keperawatan. Asuhan keperawatan diberikan untuk memenuhi kebutuhan hidup dasar klien pada semua tingkatan usia dan tingkatan fokus. Upaya melibatkan klien dan keluarga dalam penetapan tujuan asuhan keperawatan mempunyai beberapa manfaat. 

Klien dan keluarga akan merasa memiliki tanggung jawab dalam pencapaian tujuan perawatan.



Dapat terwujud dan terbina kerja sama yang baik antara perawat, klien,dan keluarga yang dilandasi oleh rasa saling percaya.

4) Dalam melakukan asuhan keperawatan, perawat menggunakan proses keperawatan untuk memenuhi kebutuhan kesehatan klien. Proses keperawatan merupakan metode ilmiah sistematik yang digunakan dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien guna mencapai dan mempertahankan keadaan bio-psiko-sosio-spiritual yang optimal. Dikatakan sebagai metode ilmiah karena proses keperawatan terdiri atas beberapa tahap atau langkah yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dasar hidup klien. 5) Perawat bertanggung jawab dan bertanggung gugat, memiliki wewenang dalam melakukan asuhan keperawatan secara utuh berdasarkan standar asuhan keperawatan. Sebagai tenaga kesehatan yang profesional, perawat harus siap bertanggung jawab terhadap apapun yang dilakukannya. Tanggung jawab prawat bukan hanya ditujukan kepada klien dan keluarga, tetapi juga kepada masyarakat, profesi prawat itu sendiri, dan terutama bertanggung jawab kepada Tuhan.

2.3.BENTUK FALSAFAH KEPERAWATAN a) Memandang pasien sebagai manusia yang utuh b) Pelayanan diberikan secara langsung dan manusiawi c) Setiap orang berhak mendapat perawatan tanpa memandang suku, kepercayaan, status sosial dan status ekonomi d) Perawatan merupakan bagian integral dari sistem pelayanan kesehatan. Oleh sebab itu para perawat harus bekerjasama dengan anggota lain dalam tim kesehatan e) Pasien merupakan mitra yang aktif dalam pelayanan kesehatan, bukan penerima jasa yang pasif. 2.4.PENYEBAB PARA PERAWAT DI INDONESI BELUM BERSIKAP DAN BERPERILAKU SESUAI DENGAN FALSAFAH 1) Perawat kurang memahami maksud falsafah keperawatan secara menyeluruh 2) Perawat memahami falsafah keperawatan hanya pada tataran kognitif saja. 3) Sikap profesionalisme perawat belum memadai yang ditandai oleh kurangnya kemampuan perawat dalam berinspirasi, menurunnya kemampuan menjalin hubungan rasa saling percaya dan konfidensi dengan klien, pengetahuan yang belum memadai, dan kapabilitas terhadap pekerjaan. Selain itu juga, perawat cenderung kurang terbuka dengan ide-ide baru, kurang berinteraksi dengan orang lain secara harmonis, berpenampilan buruk, dan bekerja semata-mata berorientasi pada uang, jabatan atau yang lainnya. 4) Tingkat pengetahuan dan pendidikan para perawat yang tidak merata. Penyebab menurut para pakar a) Roy 

Perawat masih ada yang belum mampu meningkatkan respon adaptif pasien pada situasi sehat atau sakit. Perawat belum dapat mengambil tindakan untuk memanipulasi stimuli fokal, kontextual maupun residual stimuli dengan melakukan analisa sehingga stimuli berada pada daerah adaptasi.



Pada situasi sehat, perawat belum banyak berperan untuk membantu pasien agar tetap mampu mempertahankan kondisinya sehingga integritasnya akan tetap terjaga. Misalnya melalui tindakan promotif perawat dapat mengajarkan bagaimana meningkatkan respon adaptif.



Pada situasi sakit, Perawat perlu mempersiapkan pasien untuk menghadapi realita. Dimana pasien harus mampu berespon secara adaptif terhadap perubahan yang terjadi didalam dirinya.

perawat belum berperan secara maksimal.

b) Jean Watson 

Untuk merawat manusia harus memahami 4 cabang kebutuhan yang saling berhubungan yaitu: biophysical (makan & cairan, eliminasi, ventilasi), psikofisikal (aktifitas dan istirahat, seksualitas), psikososial (berprestasi, berorganisasi), Interpersonal (aktualisasi diri). Perawat/ tenaga kesehatan kadang kurang memahami factor-faktor biophysical, psikofisikal, psikososial, Interpersonal secara komprehensif bahkan kurang memperhatikannya, padahal kondisi sejahtera pada manusia karena adanya keharmonisan antara pikiran, badan, dan jiwa.

c) Florence Nightingale 

Pandangannya lebih menekankan pada lingkungan fisik daripada lingkungan social dan lingkungan psikologik. Lingkungan ini meliputi 4 komponen yang mempengaruhi kesehatan individu yaitu: udara bersih, air yang bersih, pemeliharaaan lingkungan yang efisien, kebersihan, dan penerangan cahaya. Perawat / tenaga kesehatan masih belum maksimal dalam memperhatikan masalah lingkungan baik di kilinik maupun di rumah sakit. Di rumah sakit: pengaturan ruangan, kebersihan ruangan, pencahayaan, kondisi ruang mandi masih sering kurang diperhatikan. Di masyarakat, kondisi lingkungan rumah juga masih juga merupakan masalah yang belum maksimal teratasi yang sering menimbulkan masalah kesehatan.

d) Betty Neuman 

Dalam kenyataannya perawat masih belum maksimal dalam menerapkan, karena dalam konsep holistik, pendekatan sistem terbuka dan konsep stresor. Karena sering dalam memecahkan masalah kesehatan dimasyarakat masih didasarkan pada kasus yang ditemukan karena laporan masyarakat tetapi tidak berdasarkan konsep yang holistic, kurang memperhatikan system yang terbuka dan konsep stressor.

e) Martha Rogers 

Manusia mempunyai sifat dan karakter yang berbeda-beda dan selalu berinteraksi dengan lingkungan yang saling dipengaruhi dan mempengaruhi. Perawat atau tenaga kesehatan masih perlu peningkatan pemahama masalah ini. Agar dapat saling memahami perannya masing-masing.

2.5.PENGERTIAN KEPERAWATAN Pada dasarnya, inti dari keperawatan adalah memberikan asuhan keperawatan kepada orang lain dimana asuhan keperawatan tersebut diberikan kepada individu, keluarga, kelompok, serta masyarakat. Sedangkan tujuan dari keperawatan adalah untuk meningkatkan kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan penyakit, serta pemulihan kesehatan. Sehingga bisa disimpulkan bahwa keperawatan merupakan profesi yang mempunyai tujuan untuk kesejahteraan umat manusia. Persatuan

Perawat

Nasional

Indonesia

(PPNI)

berpendapat

bahwa

Keperawatan adalah suatu ilmu yang berbeda dari ilmu profesi kesehatan lain serta kesesuaian penerapan ilmu tersebut dalam bidang keperawatan. 2.6.TUJUAN KEPERAWATAN a) Membantu individu untuk mandiri b) Mengajak individu atau masyarakat berpartisipasi dalam bidang kesehatan c) Membantu individu mengembangkan potensi untuk memelihara kesehatan secara optimal agar tidak tergantung pada orang lain dalam memelihara kesehatannya d) Membantu individu memperoleh derajat kesehatan optimal 2.7.PENGERTIAN PARADIGMA Paradigma keperawatan adalah suatu cara pandang yang mendasar atau cara kita melihat, memikirkan, memberi makna, menyikapi dan memilih tindakan terhadap fenomena yang ada dalam keperawatan (La Ode Jumadi, 1999 : 38) Paradigma adalah suatu perangkat bantuan yang memiliki nilai tinggi dan sangat menentukan bagi penggunanya untuk dapat memiliki pola dan cara pandang

dasar khas dalam melihat, memikirkan, memberi makna, menyikapi dan memilih tindakan mengenai suatu kenyataan atau fenomena kehidupan manusia (Poerwanto. P, 1997). Dengan demikian, paradigma keperawatan sangat membantu perawat menyikapi dan menyelesaikan berbagai persoalan yang melingkupi profesi keperawatan seperti aspek pendidikan dan pelayanan keperawatan, praktik keperawatan dan organisasi profesi. 2.8.PENGERTIAN PARADIGMA KEPERAWATAN Paradigma sebagai suatu perangkat bantuan yang memiliki nilai tanggi dan sangat menentukan bagi penggunanya untuk dapat memiliki pola dan cara pandang dasar kas dalam memikirkan,memyikapi dan memilih tindakan mengenai suatu kenyataan atau fenomena kehidupan manusia. Ritzer dalam zamroni, membuat pengertian tentang paradigma yaitu pandangan yang mendasar dari para ilmuwan tentang apa yang menjadi pokok persoalan yang semestinya dipelajari oleh salah satu cabang atau disiplin ilmu pengetahuan. Dari pengertian ini dapat disimpulkan, dalam suatu cabang ilmu pengetahuan dimungkinkan terdapat beberapa paradigma. Artinya dimungkinkan terdapatnya beberapa komunitas ilmuwan yang masing-masing berbeda titik pandangnya tentang apa yang menurutnya menjadi pokok persoalan yang semestinya dipelajari dan diteliti oleh cabang ilmu pengetahuan tersebut. (ahmad sihabudin dalam Jurnal Kampus Tercinta, 1996 : 43). Paradigma keperawatan menurut Gaffar, 1997, adalah cara pandang yang mendasar atau cara kita melihat, memikirkan, memberi makna, mmenyikapi dan memilih tindakanterhadap berbagai fenomena yang ada dalam keperawatan. Dengan demikian paradigma keperawatan berfungsi sebagai acuan atau dasar dalam melaksanakan praktek keperawatan yang bersifat professional. Penjelasan paradigma fakta sosial berasal dari pendapat Durkheim.Fakta sosial dianggap sebagai barang sesuatu yang berbeda dengan ide yang menjadi obyek penyelidikan seluruh ilmu pengetahuan dan tidak dapat dipahami melalui

kegiatan mental murni.Tetapi untuk memahaminya diperlukan penyusunan data riil di luar pemikiran manusia. Fakta sosial ini terdiri atas dua jenis, yaitu : 1.

Bentuk material, berupa barang sesuatu yang dapat dilihat, ditangkap dan diobservasi,

2.

Dalam bentuk non material, merupakan fenomena yang terkandung dalam diri manusia hanya muncul dalam kesadaran manusia (zamroni, 1992:24) Penjelasan paradigma definisi sosial bersumber dari karya Weber yang konsepsinya tentang fakta sosial sangat berbeda dengan konsep Durkheim. Weber tidak memisahkan antara struktur sosial dengan pranata sosial karena keduanya sama-sama membantu untuk membentuk tindakan manusia yang penuh makna (Zamroni, 1992 : 53)

2.9.KOMPONEN PARADIGMA KEPERAWATAN 1. Konsep manusia Komponen ini merupakan komponen pertama sebagai salah satu fokus dari pelayanan keperawatan.manusia bertindak sebagai klien dalam konteks paradigma keperawatan ini bersifat individu,kelompok dan masyarakat daam suatu sistem.sistem tersebut dapat meliputi: a.

sistem terbuka,manusia dapat mempengaruhi dan di paengaruhi oleh lingkungan baik fisik,psikologis,sosial maupun spiritual sehingga proses perubahan pada manusia akan selalu terjadi khususnya dalam pemenuhan kebutuhan dasar.

b.

sistem adaptif,manusia akan merespon terhadap perubahan yang ada di lingkungannya yang akan selalu menunjukkan perilaku adaptif dan maladaftif.

c.

sistem personal,interpersonal dan social,manusia memiliki persepsi,pola kepribadian dan tumbuh kembang yang berbeda.

2. Konsep keperawatan Konsep ini adalah suatu bentuk peleyanan kesehatan yang bersifat profesional dalam memenuhi kebutuhan dasar manusia yang dapat ditunjukkan kepada individu,keluarga atau masyarakat dalam rentang sehat sakit.dengan demikian konsep ini memandang bahwa bentuk pelayanan keperawatan yang diberikan pada klien dalam bentuk pemberian asuhan keperawatan adalah dalam keadaan tidak mampu,tidak mau dan tidak tahu dalam proses pemenuhan kebutuhan dasar. 3. Konsep sehat sakit Komponen ini memandang bahwa keperawatan itu bahwa bentuk pelayanan yang diberikan pada manusia dalam rentang sehat sakit. Konsep Sehat (Travis and Ryan, 1998) 1.

Sehat merupakan pilihan, suatu pilihan dalam menentukan kesehatan

2.

Sehat merupakan gaya hidup, disain gaya hidup menuju pencapaian potensial tertinggi untuk sehat

3.

Sehat merupakan proses, perkembangan tingkat kesadaran yang tidak pernah putus, kesehatan dan kebahagiaan dapat terjadi di setiap momen, ”here and now.”

4.

Sehat efisien dalam mengolah energi, energi yang diperoleh dari lingkungan, ditransfer melalui manusia, dan disalurkan untuk mempengaruhi lingkungan sekitar.

5.

Sehat integrasi dari tubuh, pikiran dan jiwa, apresiasi yang manusia lakukan, pikirkan, rasakan dan percaya akan mempengaruhi status kesehatan.

6.

Sehat adalah penerimaan terhadap diri.

a. Rentang sehat Rentang ini diawali dari status kesehatan sehat normal,sehat sekali dan sejahtera.dikatakan sehat bukan hanya bebas dari penyakit akan tetapi juga meliputi aspek fisik,emosi,sosial dan spiritual.maka dapat diketahui karakteristik sehat sebenarnya adalah: pertama, memiliki kemampuan merefleksikan perhatian pada individu sebagai manusia;kedua, memiliki pandangan terhadap sehat dalam

konteks lingkungan; dan ketiga, memiliki hidup yang kreatif dan produktif keyakinan terhadap kesehatan adalah pendapat, keyakinan, dan sikap seseorang terhadap sehat dan sakit. Keyakinan terhadap kesehatan didasarkan informasi yang faktual/kesalahan informasi, pikiran sehat/mitos, dan kenyataan atau harapan yang salah.Karena keyakinan terhadap kesehatan biasanya mempengaruhi perilaku sehat, maka keyakinan tersebut dapat berpengaruh secara positif/negatif terhadap tingkat kesehatan klien. Keyakinan klien terhadap kesehatan bergantung pada beberapa faktor antara lain persepsi tentang tingkat sehat, faktor-faktor yang dapat di modifikasi seperti demografi(misal jenis dan tempat perumahan), kepribadian, dan persepsi terhadap keuntungan yang dapat diperoleh dari perilaku sehat yang positif. Faktor pengaruh stasus kesehatan, antara lain: 1. Perkembagan Status kesehatan dapat dipengaruhi oleh faktor perkembangan yang mempuyai arti bahwa perubahan status kesehatan dapat ditentukan oleh faktor usia. 2. Sosial dan Kultural Hal ini dapat juga mempengaruhi proses perubahan bahan status kesehatan seseorang karena akan mempengaruhi pemikiran atau keyakinan sehingga dapat menimbulkan perubahan dalam perilaku kesehatan. 3. Pengalama Masa Lalu Hal ini dapat mempegaruhi perubahan status kesehatan,dapat diketahiu jika ada pengalaman kesehatan yang tidak diinginkan atau pengalamam kesehatan yang buruk sehingga berdampak besar dalam status kesehatan selanjutya. 4. Harapan seseorang tentang dirinya Harapan merupakan salah satu bagian yang penting dalam meningkatkan perubahan status kesehatan kearah yang optimal. 5. Keturunan Keturunan juga memberikan pengaruh terhadap status kesehatan seseorang mengingat potensi perubahan status kesehatan telah dimiliki melalui faktor genetik.

6. Lingkungan Lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan fisik. 7. Pelayanan Pelayanandapat berupa tempat pelayanan atau sistem pelayanan yang dapat mempengaruhi status kesehatan. b. Rentang sakit Rentang ini dimulai dari keadaan setengah sakit,sakit,sakit kronis dan kematian. Tahapan proses sakit: 1.Tahap gejala Merupakan tahap awal seseorang mengalami proses sakit dengan ditandai adanya perasaan tidak nyaman terhadap dirinya karena timbulnya suatu gejala. 2.Tahap asumsi terhadap sakit Pada tahap inin seseorang akan melakukan interpretasi terhadap sakit yang di alaminya dan akan merasakan keraguan pada kelainan atau gangguan yang di rasakan pada tubuhnya. 3.Tahap kontak dengan pelayanan kesehatan Tahap ini seorang mengadakan hubungan dengan pelayanan kesehatan dengan meminta nasehat dari profesi kesehatan. 4.Tahap penyembuhan Tahap ini merupakan tahapan terakhir menuju proses kembalinya kemampuan untuk beradaptasi,di mana srsrorang akan melakukan proses belajar untuk melepaskan perannya selama sakit dan kembali berperan seperti sebelum sakit. 4. Konsep lingkungan Paradigma keperwatan dalam konsep lingkungan ini adalah memandang bahwa lingkunan fisik,psikologis ,sosial, budaya dan spiritual dapat mempengaruhi kebutuhan dasar manusia selama pemberian asuhan keperawatan dengan

meminimalkan dampak atau pengaruh yang ditimbulkannya sehingga tujuan asuhan keperawatan dapat tercapai. 2.10.FALSAFAH KEPERAWATAN DI INDONESIA 1.

Perawat kurang memahami maksud falsafah keperawatan secara

menyeluruh 2.

Perawat memahami falsafah keperawatan hanya pada tataran kognitif

saja. 3.

Sikap profesionalisme perawat belum memadai yang ditandai oleh kurangnya kemampuan perawat dalam berinspirasi, menurunnya kemampuan menjalin hubungan rasa saling percaya dan konfidensi dengan klien, pengetahuan yang belum memadai, dan kapabilitas terhadap pekerjaan. Selain itu juga, perawat cenderung kurang terbuka dengan ide-ide baru, kurang berinteraksi dengan orang lain secara harmonis, berpenampilan buruk, dan bekerja semata-mata berorientasi pada uang, jabatan atau yang lainnya.

4.

Tingkat pengetahuan dan pendidikan para perawat yang tidak merata.

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan Falsafah adalah pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai sebab-sebab, azas-azas, hukum,dan sebagainya daripada segala yang ada dalam alam semesta ataupun mengenai kebenaran dan arti adanya sesuatu (WJS Poerwadarminta). Paradigma adalah suatu perangkat bantuan yang memiliki nilai tinggi dan sangat menentukan bagi penggunanya untuk dapat memiliki pola dan cara pandang dasar khas dalam melihat, memikirkan, memberi makna, menyikapi dan memilih tindakan mengenai suatu kenyataan atau fenomena kehidupan manusia (Poerwanto. P, 1997). keperawatan

merupakan

profesi

yang

mempunyai

tujuan

untuk

kesejahteraan umat manusia. Dalam menjalankan keperawatan digunakan ilmu dan seni serta mnggunakan proses keperawatan sebagai metode ilmiah yang dijadikan sebagai pedoman dalam melaksanakan praktek keperawatan profesional. Falsafah keperawatan adalah pandangan dasar tentamg hakikat manusia dan esensi keperawatan yang menjadikan kerangka dasar dalam praktik keperawatan dan bertujuan untuk mengarahkan kegiatan keperawatan yang dilakukan. Keperawatan menganut pandangan holistik terhadap manusia yaitu kebutuhan manusia bio-psiko-sosial-spiritual. Paradigma keperawatan adalah suatu cara pandang yang mendasar atau cara kita melihat, memikirkan, memberi makna, menyikapi dan memilih tindakan terhadap berbagai fenomena yang ada dalam keperawatan.

Komponen paradigma kesehatan meliputi : 1.

Konsep manusia

2.

Konsep keperawatan

3.

Konsep sehat sakit

4.

Konsep lingkungan FALSAFAH KEPERAWATAN DI INDONESIA

1.

Perawat kurang memahami maksud falsafah keperawatan secara menyeluruh

2.

Perawat memahami falsafah keperawatan hanya pada tataran kognitif saja.

3.

Sikap profesionalisme perawat belum memadai yang ditandai oleh kurangnya kemampuan perawat dalam berinspirasi, menurunnya kemampuan menjalin hubungan rasa saling percaya dan konfidensi dengan klien, pengetahuan yang belum memadai, dan kapabilitas terhadap pekerjaan. Selain itu juga, perawat cenderung kurang terbuka dengan ide-ide baru, kurang berinteraksi dengan orang lain secara harmonis, berpenampilan buruk, dan bekerja semata-mata berorientasi pada uang, jabatan atau yang lainnya.

4.

Tingkat pengetahuan dan pendidikan para perawat yang tidak merata. 4.2. Saran

1. Bagi perawat diharapakan mampu memahami dan menerapkan falsafah dan paradigm keperawatan dalam praktek lapangan 2.

Bagi pendidikan diharapkan perlunya menyediakan buku refrensi yang ada kaitan dengan judul sehingga bias menambah wawasan yang lebih luas

3.

Bagi mahasiswa keperawatan diharapkan mahasiswa mampu memahami tentang falsafah dan paradigm keperawatan agar nantiya bias mengaplikasikan di dalam hal nyata.

DAFTAR PUSTAKA

http://deniteja.blogspot.com/2013/03/falsafah-keperawatan.html Ns. Asmadi, S.Kep. 2005. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : Buku kedokteran EGC. Hidayat, A. Aziz Alimul. 2007. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika Iskandar, S.Kep., Ns.2003. Keperawatan Profesional. Jakarta : Penerbit In Media

Related Documents


More Documents from ""