Jumat, 2008 Juni 27 pendidikan khas Indonesia? pertanyaan ini berlangsung ketika ba'da makan siang di kampus unitra medan bersama sahabat terbaik saya di medan, Dr Thamrin, kami diskusikan betapa capainya kita bila harus selalu memanage pendidikan dengan pola barat atau pola amrika misalnya, bukankah di indonesia kita yg tercinta ini banyak sekali pola pendidikan yang khas dengan kebangsaan atau setidaknya dekat dengan kebudayaan timur. bukan saya hendak menyatakan bahwa pendidikan barat itu salah atau tidak perlu dipakai, bukan...saya sendiri toh adalah hasil pendidikan barat juga notabenenya, cuman disaat kita sedang berupaya membantu bangsa kita sendiri untuk sampai pada pendidikan lebih tinggi, apa berarti kita tidak bisa menggali management pendidikan bangsa kita sendiri? yang khas bangsa kita..well, bila boleh sharing pengalaman, saya khan selama-lamanya hidup lebih banyak mengajar, didalam pola pengajaran yang saya lakukan tidak jarang bahkan lebih sering saya harus..saya ulangi sekali lagi harus dapat memahami psikologi student saya yg kebanyakan justru sangat indonesiawi...disini saya tdk pernah lagi hanya sekedar menunjukkan pada mereka betapa pintarnya saya yg pernah belajar keluar negeri dalam mengajar mereka. Tidak sama sekali tidak perlu !!!, bahkan saya harus mulai menyadari bahwa target pengajaran saya adalah untuk sedapat mungkin dan sesegera mungkin membantu mereka menjadi seuai yang mereka harapkan atau taruhlah untuk menjadi pintar, disini saya harus mulai mengenali kejiwaan mereka dan rasa kebangsaan yang mereka miliki, ini menjadi hal yang sangat rumit bagi saya dalam mengajar, karena saya harus memposisikan diri saya selayak mereka yg belum banyak tahu dan merasa perlu dalam belajar bahasa Inggris (Bahasa Asing) apalagi mempelajari budayanya, wow...saya harus kerja keras dan terus melakukan pendekatan kemanusiaan yang benar benar dapat menyentuh jiwa original mereka sebagai org native khususnya org Indonesia, saya harus banyak melakukan experiment unutk membantu mereka memahami pelajaran menurut perspektif mereka sebagai bangsa Indonesia dalam mempelajari bahasa Asing, untuk itu saya sekali lagi harus bahkan belajar dari berbagai perguruan nasional yang masih banyak melakukan penerapan pendidikan kebangsaan seperti
misalnya perguruan Tamansiswa, Muhammadiyah, NU, Sancta Maria dll bahkan di berbagai pesantren seperti Nurul Azhar, Gontor, Mambausholihin dll. saya ambil satu contoh di sebuah pesantren misalnya, disini masih sangat kental pendidikan yg menjadikan guru/kyai adalah nara sumber yang tak dapat dengan mudahnya untuk dibantah apalagi diajak sharing bersama dalam memuluskan tujuan pendidikan sebenarnya apalagi pendidikan khas di pesantren tersebut. berbagai methode klasik asli pesantren dapat saya pelajari dan akhirnya dapat memberi jalan bagi saya dalam merancang berbagai cara baru hasil paduan atau bahkan sungguh-sungguh meniru cara pesantren dalam meneraplan pendidikan, I think for those who have chances reading this blog, I ask you to sahre ..what about our education? is there anything's wrong if we only have to do our own ways of learning with the local types? Should we always do such european or american ways to look after the very up todate ways of learning....oh no i think..because we must learn a lot how could mahatma gandhi help his nation to be better only with they way of his native ways of learning...even do such fighting the western ways...hmmm..i am waiting for yr response, thx.