PROSEDUR PEMERIKSAAN TINGKAT KESADARAN TUJUAN PRAKTIKUM 1. TUJUAN UMUM. Setelah mengikuti praktikum berikut diharapkan mahasiswa dapat melakukan keterampilan dalam melakukan pemeriksaan tingkat kesadaran 2. TUJUAN KHUSUS. Setelah melakukan praktikum berikut mahasiswa mampu : a. Melakukan pemeriksaan tingkat kesadaran secara kualitatif b. Melakukan pemeriksaan tingkat kesadaran secara kuantitatif c. Mengidentifikasi kelainan yang ditemukan saat pemeriksaan tingkat kesadaran: Kesadaran diatur oleh ascending reticular activating system (ARAS) dan kedua hemisfer otak. ARAS terdiri dari beberapa jaras saraf yang menghubungkan batang otak dengan korteks serebri. Batang otak terdiri dari medulla oblongata, pons, dan mesensefalon. Batang otak berperan penting dalam mengatur kerja jantung, pernapasan, sistem saraf pusat, tingkat kesadaran, dan siklus tidur. PEMERIKSAAN TINGKAT KESADARAN SECARA KUANTITATIF GLASGOW COMA SCALE (GCS) No 1
Langkah/Kegiatan Cuci tangan Jelaskan tujuan pemeriksaan kepada klien 2 Minta klien berbaring, kemudian pemeriksa melakukan pemeriksaan A. EYE RESPONSE 1 Spontan 2 Terhadap suara Minta klien membuka mata 3 Terhadap rangsan nyeri Tekan pada saraf supraorbital atau kuku jari 4 Tidak ada reaksi tidak membuka mata B. VERBAL RESPONSE 1 Dapat berbicara dan berorientasi baik (menanyakan dimana dia berada, tahu waktu, hari dan bulan) 2 Dapat berbicara namun disorientasi atau Bingung Menanyakan dimana ia berada, kapan opname di Rumah sakit (dapat mengucapkan kalimat, namun ada disorientasi waktu dan tempat) 3 Tidak tepat Dapat mengucapkan kata-kata, namun tidak berupa kalimat dan tidak tepat 4 Mengerang Mengeluarkan suara yang tidak punya arti, tidak mengucapkan kata, hanya suara mengerang 5 Tidak bersuara C. MOTORIK RESPONSE 1 Menurut perintah Misalnya menyuruh klien mengangkat tangan. 2 Mengetahui lokasi nyeri Berikan rangsang nyeri dengan menekan jari pada supra orbita. Bila klien mengangkat tangan sampai melewati dagu untuk menepis rangsang nyeri
Penilaian 1
4 3 2 1 5 4 3 2 1 6 5
2
3
3 4 5 6
tersebut berarti dapat mengetahui lokasi nyeri Reaksi menghindar Menolak rangsangan nyeri pada anggota gerak. Reaksi fleksi (dekortikasi) Berikan rangsang nyeri misal menekan dengan objek seperti ballpoint pada jari kuku. Bila terdapat reaksi fleksi berarti ingin menjauhi rangsang nyeri. Extensi spontan (decerebrasi) Memberikan rangsang nyeri yang cukup adekuat Terjadi ekstensi pada siku. Tidak ada gerakan/reaksi Rangsang yang diberikan harus cukup adekuat Dokumentasikan hasil pemeriksaan
4 3 2 1
PEMERIKSAAN TINGKAT KESADARAN SECARA KUALITATIF No 1 2 3 4 5
6 7
8
Langkah/Kegiatan Cuci tangan Jelaskan tujuan pemeriksaan kepada klien Minta klien berbaring, kemudian pemeriksa melakukan pemeriksaan Kompos mentis berarti keadaan seseorang sadar penuh dan dapat menjawab pertanyaan tentang dirinya dan lingkungannya. Apatis berarti keadaan seseorang tidak peduli, acuh tak acuh dan segan berhubungan dengan orang lain dan lingkungannya. Somnolen berarti seseorang dalam keadaan mengantuk dan cenderung tertidur, masih dapat dibangunkan dengan rangsangan dan mampu memberikan jawaban secara verbal, namun mudah tertidur kembali. Sopor/stupor Berarti kesadaran hilang, hanya berbaring dengan mata tertutup, tidak menunjukkan reaksi bila dibangunkan, kecuali dengan rangsang nyeri. Koma berarti kesadaran hilang, tidak memberikan reaksi walaupun dengan semua rangsangan (verbal, taktil, dan nyeri) dari luar. Karakteristik koma adalah tidak adanya arousal dan awareness terhadap diri sendiri dan lingkungannya. Pada pasien koma terlihat mata tertutup, tidak berbicara, dan tidak ada pergerakan sebagai respons terhadap rangsangan auditori, taktil, dan nyeri. Dokumenasikan hasil pemeriksaan
Penilaian 1
2
3