Pemeriksaan Air (salman) 2.docx

  • Uploaded by: Salman Azaria
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Pemeriksaan Air (salman) 2.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 4,816
  • Pages: 42
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Air merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat karena air merupakan materi esensial bagi kehidupan makhluk hidup, makhluk hidup memerlukan air untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Secara umum fungsi air dalam tubuh setiap mikroorganisme adalah untuk melarutkan senyawa organik, menstabilkan suhu tubuh dan melangsungkan berbagai reaksi kimia tingkat seluler. Air bersih adalah air yang jernih, tidak berwarna, tawar dan tidak berbau. Sumber daya alam yaitu air, dapat diperoleh dari air permukaan meliputi air sungai, danau, waduk, rawa dan genangan air lainya. Air merupakan kebutuhan yang paling dibutuhkan di dalam kehidupan manusia. Air yang ada di alam bukanlah didapat sebagai air murni, melainkan sebagai air yang mengandung bermacam-macam zat, baik yang terlarut ataupun tersuspensi. Jenis dan jumlah zat tersebut tergantung dari kondisi lingkungan sekitar sumbernya. Pemeriksaan air secara mikrobiologi sangat penting dilakukan karena air merupakan substansi yang sangat penting dalam menunjang kehidupan mikroorganisme yang meliputi pemeriksaan secara mikrobiologi baik secara kualitatif maupun kuantitatif dapat dipakai sebagai pengukuran derajat pencemaran. Uji kualitatif Coliform secara lengkap terdiri dari tiga tahap yaitu uji dugaan (presumptive test), uji penetapan (confirmed test), dan uji pelengkap (completed test). Metode pengujian yang digunakan adalah metode Most Probable Number (MPN) atau Jumlah Perkiraan Terbatas (JPT). Analisis kuantitatif mikrobiologi pada air minum penting dilakukan untuk mengetahui mutu air minum tersebut. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk menghitung atau mengukur jumlah jasad renik dalam suatu suspensi, salah satunya adalah pemeriksaan adanya bakteri Coliform pada minuman dengan metode MPN (Most Probable Number).

1

Pemeriksaan derajat pencemaran air secara mikrobiologi umumnya ditunjukkan dengan kehadiran bakteri indikator seperti Coliform dan Fecal coli.Bakteri Coliform sebagai suatu kelompok dicirikan sebagai bakteri berbentuk batang gram negatif, tidak membentuk spora, aerobik, dan anaerobik fakultatif yang memfermentasi laktosa dengan menghasilkan asam dan gas dalam waktu 48 jam pada suhu 35° C. Berdasarkan hal inilah yang melatar belakangi dilaksanakannya praktikum ini untuk mengetahui teknik pengujian kualitas air dengan menggunakan metode MPN sehingga dapat mengetahui air yang baik untuk dikonsumsi. 1.2 Tujuan 1. Mempelajari bagaimana bakteri E .Coli sebagai indikator pencemaran air 2. Dapat mempelajari dan mengerti tahapan pengujian kualitas air. 3. Mengetahui kualitas sampel yang digunakan. 4. Dapat menghitung MPN.

2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Golongan bakteri Coli merupakan indicator alami baik didalam air yang tampak jernih maupun air kotor, yang memiliki karakteristik sebagai berikut : berbentuk batang, gram negative, membentuk spora, pada temperature 37˚C dapat memfermentasikan laktosa dengan membentuk asam dalam 48 jam dapat membentuk gas. Penentuan kualitas air secara mikrobiologis menurut APHA (American Public Health Association) dan WHO (World Health Organization) dilakukan berdasarkan analisis kehadiran jasad indikator yaitu bakteri golongan Coli yang selalu ditemukan didalam tinja manusia atau hewan berdarah panas, baik yang sehat maupun yang sakit. Bakteri Coli terdiri dari 3 kelompok yaitu : 1. Kelompok Escherichia, misalnya Escherichia Coli, E. Freundii, dan E. Intermedia. 2. Kelompok Aerobacter, misalnya Aerobacter Aerogenes dan A. Cloacea 3. Kelompok Klebsiela, misalnya Klebsiela Pneunomia Dari ketiga kelompok tersebut, Eshecericia merupakan kelompok paling tidak dihendaki kehadirannya didalm air minum maupun makanan. Escherichia mulamula ditemukan oleh Escherich pada tahun 1885 dari feses seorang bayi. Hasil penelitiannya membuktikan bahwa Escherichia

juga banyak ditemukan pada

saluran pencernaan makanan manusia dewasa dan hewan-hewan berdarah panas (Astri, 2017). 2.1.1 Air Air merupakan bahan esensial bagi hidupnya organisme, oleh karena itu air selalu penuh dengan benda-benda hidup. Manusia dan makhluk-makhluk lain yang tidak hidup di dalam air senantiasa mencari tempat-tempat tinggal dekat air supaya mudah mengambil air untuk keperluan hidupnya, maka desa atau kota zaman dulu tumbuh di sekitar sumber air, di tepi sungai, atau di tepi danau. Sesudah manusia lebih maju, tempat tinggalnya tidak perlu

3

dekat air dengan sumber jauh yang disalurkan dengan pipa dan didistribusikan. Pentingnya air di dalam tubuh manusia, berkisar antara 50%–70% dari seluruh total berat badan. Tulang manusia mengandung air sebanyak 22% berat tulang, dalam darah dan ginjal sebanyak 83%. Pentingnya air bagi kesehatan dapat dilihat dari jumlah air yang ada di dalam organ, 80% dari darah terdiri atas air, dalam tulang mengandung 25%, sedangkan dalam urat syaraf terdapat 75% air, dalam ginjal mengandung 80% air, dalam hati 70% air, dan otot 75% air. Kekurangan air menyebabkan penyakit batu ginjal dan kandung kemih, karena terjadi kristalisasi unsur-unsur yang ada di dalam cairan tubuh. Kehilangan air sebanyak 15% dari berat badan dapat mengakibatkan kematian. Kebutuhan minum orang dewasa adalah minimum 1,5–2 liter air sehari (Prescott, 2003). Air merupakan komponen esensial bagi kehidupan jasad hidup. Akan tetapi dapat juga merupakan suatu substansi yang membawa malapetaka, karena air dapat membawa mikroorganisme patogen dan zat-zat kimia yang bersifat racun .Banyaknya kontaminan dalam air memerlukan standar tertentu untuk menjamin kebersihannya. Air yang terkontaminasi oleh bakteri patogen saluran cerna sangat berbahaya untuk diminum. Hal ini dapat dipastikan dengan penemuan organisme yang ada dalam tinja manusia atau hewan dan yang tidak pernah terdapat bebas di alam. Ada beberapa organisme yang termasuk kategori ini, yaitu bakteri Coliform (Escherichia coli), Enterococcus faecalis,dan Clostridium. Di Indonesia, bakteri indikator air terkontaminasi adalah Escherichia coli (Fardiaz, 2002). 2.1.2 Bakteri Colifrom Bakteri Coliform adalah jenis bakteri yang umum digunakan sebagai indikator penetuan kualitas sanitasi makanan dan air. Coliform sendiri sebenarnya bukan penyebab dari penyakit-penyakit bawaan air, namun bakteri jenis ini mudah untuk dikultur dan keberadaannya dapat digunakan sebagai indikator keberadaan organisme patogen seperti bakteri lain, virus atau protozoa yang banyak merupakan parasit yang hidup dalam sistem pencernaan manusia serta terkandung dalam feses. Organisme indikator

4

digunakan karena ketika seseorang terinfeksi oleh bakteri patogen, orang tersebut akan mengekskresi organisme indikator jutaan kali lebih banyak dari pada organisme patogen. Hal inilah yang menjadi alasan untuk menyimpulkan bila tingkat keberadaan organisme indikator rendah maka organisme patogen akan jauh lebih rendah atau bahkan tidak ada sama sekali. Bakteri Coliform dijadikan sebagai bakteri indikator karena tidak patogen, mudah serta cepat dikenal dalam tes laboratorium serta dapat dikuantifikasikan, tidak berkembang biak saat bakteri patogen tidak berkembang biak, jumlahnya dapat dikorelasikan dengan probabilitas adanya bakteri patogen, serta dapat bertahan lebih lama daripada bakteri patogen dalam lingkungan yang tidak menguntungkan (Colome, 2001). Bakteri Coliform adalah bakteri indikator keberadaan bakteri patogenik lain. Lebih tepatnya, sebenarnya, bakteri Coliform fekal adalah bakteri indikator adanya pencemaran bakteri patogen. Penentuan Coliform fekal menjadi indikator pencemaran dikarenakan jumlah koloninya pasti berkorelasi positif dengan keberadaan bakteri patogen. Selain itu, mendeteksi Coliform jauh lebih murah, cepat, dan sederhana daripada mendeteksi bakteri patogenik lain. Contoh bakteri Coliform adalah, Esherichia coli dan Entereobacter aerogenes. Jadi, Coliform adalah indikator kualitas air. Makin sedikit kandungan Coliform, artinya, kualitas air semakin baik. (Friedheim, 2001). Eschericia coli, merupakan anggota Coliform yang dapat dibedakan dari bakteri Coliform lain karena kemampuannya memfermentasikan laktosa pada suhu 44°C (pada JPT hal ini dilakukan pada tahap terakhir atau saat uji kelengkapan). Pengidentifikasian dapat dilihat dari pertumbuhan dan reaksi yang memberikan warna berbeda pada media kultur khusus. Saat dikulutur pada media EMB, hasil positif Escherichia coli adalah koloni berwarna hijau metalik. Tidak seperti golongan Coliform pada umumnya, Escherichia coli merupakan bakteri yang berasal dari feses dan kehadirannya efektif mengkonfirmasi adanya kontaminasi fekal pada badan air. Umumnya, pada feses, Escherichia coli ada sebanyak 11% dari Coliform.

5

Analisis Kehadiran kehadiran golongan bakteri coli secara kualitatif dilakukan dengan tahapan-tahapan sebagai berikut : 1.

Tes Pendugaan Medium yang digunakan adalah kaldu laktosa. Bakteri Coliform

menggunakan laktosa sebagai sumber karbonnya. Tes ini dikatakan positif jika setelah inkubasi 37˚C selama 48 jam laktosa yang telah difermentasi akan berubah warna dan terbentuk gas yang ditampung oleh tabung durham yang diletakkan terbalik. 2.

Tes Konfirmasi Merupakan tes lanjutan dari tes pendugaan. Dari tabung yang

positif pada tes pendugaan dilakukan tes mengguanakan medium BGLB (Briliant Green Lactose Broth) yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri gram positif dan sebaliknya, yaitu menstimulasi pertumbuhan bakteri gram negatif seperti Coliform. Selain itu dilakukan pula inokulasi pada cawan petri yang berisi media EMB-agar (Eosine Methylene Blue) agar atau Endo agar. Jika setelah inkubasi 37˚C selama 24 jam, tumbuh koloni yang tampak hijau berkilap logam yang mengandung pewarna fuchin, maka hasil yang positif ditunjukkan oleh terbentuknya kompleks fuchsin merah muda akibat adanya kandungan asam yang yang dihasilkan oleh Coliform, di sekitar koloni Escherichia coli. 3.

Tes Penentu atau Pelengkap Untuk menentukan hasil pemeriksa benar-benar positif, maka

mikroba dari hasil tes konfirmasi yang positif diinokulasikan pada kaldu laktosa kembali. Selain itu ditumbuhkan pula pada agar miring. Jika timbul gas pada agar miring. Jika timbul gas pada kaldu laktosa, maka tes penentu dinyatakan positif. Untuk dapat terlihat jelas bentuk dari bakteri dilanjutkan kembali ke proses pewarnaan gram (Astri, 2017).

6

2.1.3 Metode MPN ( Most Probable Number) Jumlah mikroorganisme dapat dihitung melalui beberapa cara, namun secara mendasar dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu perhitungan langsung dan tidak langsung. Perhitungan secara langsung dapat mengetahui beberapa jumlah mikroorganisme pada suatu bahan pada suatu saat tertentu tanpa memberikan perlakuan terlebih dahulu, sedangkan jumlah organisme yang diketahui dari cara tidak langsung terlebih dahulu harus memberikan perlakuan tertentu sebelum dilakukan perhitungan. Perhitungan secara langsung, dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain adalah dengan membuat preparat dari suatu bahan (preparat sederhana diwarnai atau tidak diwarnai) dan penggunaan ruang hitung (counting chamber). Sedangkan perhitungan cara tidak langsung hanya untuk mengetahui jumlah mikroorganisme pada suatu bahan yang masih hidup saja (viable count). Dalam pelaksanaannya, ada beberapa cara yaitu, perhitungan pada cawan petri (total plate count/TPC), perhitungan melalui pengenceran, perhitungan jumlah terkecil atau terdekat (Metode MPN) dan kalorimeter (cara kekeruhan atau turbidimetri). Metode perhitungan MPN sering digunakan dalam pengamatan untuk menghitung jumlah bakteri yang terdapat di dalam tanah seperti Nitrosomonas danNitrobacter. Kedua jenis bakteri ini memegang peranan penting dalam meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman, sehubungan dengan kemampuannya dalam mengikat N2 dari udara dan mengubah amonium menjadi nitrat (Suriawiria, 2005). Dalam metode MPN, pengenceran harus dilakukan lebih tinggi daripada pengenceran dalam hitungan cawan, sehingga beberapa tabung larutan hasil pengenceran tersebut mengandung satu sel jasad renik. Beberapa tabung mungkin mengandung lebih dari satu sel, sedangkan tabung lainnya tidak mengandung sel. Dengan demikian setelah inkubasi diharapkan terjadi pertumbuhan pada beberapa tabung yang dinyatakan sebagai tabung positif sedang tabung lainnya negatif. Metode MPN biasanya digunakan untuk menghitung jumlah mikroba di dalam contoh yang berbentuk cair, meskipun dapat pula digunakan untuk contoh berbentuk

7

padat dengan melakukan pengenceran terlebih dahulu. Metode MPN merupakan uji deretan tabung yang menyuburkan pertumbuhan Coliform sehingga diperoleh nilai untuk menduga jumlahColiform dalam sampel yang diuji. Uji positif akan menghasilkan angka indeks. Angka ini disesuaikan dengan tabel MPN untuk menentukan jumlah Coliform dalam sampel (Adam, 2001). Untuk metode MPN (most probable number) digunakan medium cair dalam wadah berupa tabung reaksi, perhitungan di lakukan berdasarkan jumlah tabung yang positif yaitu tabung yang mengalami perubahan pada mediumnya baik itu berupa perubahan warna atau terbentuknya gelembung gas pada dasar tabung durham. Pada metode perhitungan MPN ini digunakan bentuk tiga seri pengenceran, yang pertama 10-1, 10-2 dan 10-3. Kemudian dari hasil perubahan tersebut dicari nilai MPNnya pada tabel nilai

8

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rumus Rumus untuk mengetahui jumlah sel/ml sampel dengan menggunakan tabel MPN : = Niai MPN berdasarkan tabel x

10 Volume Tes

Rumus untuk menghitung penentuan MPN/100 ml sampel : =

Jumlah ml tabung positif x 100 Jumlah ml tabung negatif x jumlah ml tabung

Tabel nilai MPN : Tabel 3.1 Nilai MPN dan LK (Limit Kecepatan) 95% untuk Kombinasi 3 Tabung 10 ml, 3 tabung 1 ml, dan 3 tabung 0.1 ml Jumlah Hasil Positif 3 dari 10 ml

3 dari 1 ml

3 dari 0.1 ml

0 0 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 3

0 1 0 0 1 1 2 0 0 1 1 2 2 0

1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0

Nilai Limit Kecepatan 95% MPN Terendah Tertinggi 3 3 4 7 7 11 11 9 14 18 20 21 28 23

0.5 0.5 0.5 1 1 3 3 1 3 3 7 4 10 4

9 13 20 21 23 36 36 36 37 44 89 47 149 120

9

Jumlah Hasil Positif 3 dari 10 ml

3 dari 1 ml

3 dari 0.1 ml

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

0 0 1 1 1 2 2 2 3 3 3

1 2 0 1 2 0 1 2 0 1 2

Nilai Limit Kecepatan 95% MPN Terendah Tertinggi 39 64 43 75 120 93 150 210 240 460 1100

7 15 7 14 30 15 30 36 36 71 150

130 379 210 230 380 380 440 470 1300 2400 4800

3.2 Alat dan Bahan 3.2.1

Tes Pendugaan Tabel 3.2 Alat dan Bahan Tes Pendugaan

No.

Nama Alat

Ukuran Jumlah

1

Pipet Mikron

10 ml

1 buah

2

Bunsen

-

1 buah

3

Korek Api Gas

-

1 buah

4

Tabung reaksi

-

9 buah

5

Tabung Durham

-

9 buah

6

Rak Tabung Reaksi

-

1 buah

Nama Bahan Kaldu Laktosa Sampel air

Ukuran

Jumlah

-

9 buah

-

25 ml

10

3.2.2

Tes Konfirmasi Tabel 3.3 Alat dan Bahan Tes Konfirmasi

No.

Nama Alat

1

Kawat Ose

-

1 buah

2

Bunsen

-

1 buah

3

Korek Api Gas

-

1 buah

4

Tabung Reaksi

-

1 buah

5

Tabung Durham

-

1 buah

6

Cawan Petri

-

1 buah

3.2.3

Ukuran Jumlah

Nama Bahan Medium BGLB

Ukuran

Jumlah

-

-

Medium EMB

-

-

Tabung Sampel Paling Keruh

-

1 buah

Tes Pelengkap Tabel 3.4 Alat dan Bahan Tes Pelengkap

1

Nama Alat Kawat Ose

2

No.

Ukuran Jumlah

Nama Ukuran Bahan Laktosa Cair -

Jumlah

-

1 buah

-

Bunsen

-

1 buah

Medium Agar Miring

-

-

3

Korek Api Gas

-

1 buah

Cawan petri berisi EMB

-

1 buah

4

Tabung Reaksi

-

1 buah

BGLB dari tes konfirmasi

-

1 buah

5

Tabung Durham

-

1 buah

6

Cawan Petri

-

1 buah

11

3.2.4

Pewarnaan Gram Tabel 3.5 Alat dan Bahan Pewarnaan Gram

No.

Alat

Ukuran Jumlah

1

Kawat Ose

-

1 buah

2

Bunsen

-

3

Korek Api Gas

4

Bahan

Ukuran

Jumlah

Aquades

-

-

1 buah

Alkohol

-

-

1 buah

Iodium Gram

-

-

Tabung Reaksi

-

1 buah

Kristal Violet

-

5

Tabung Durham

-

1 buah

Safranin

6

Mikroskrop

-

1 buah

7

Glass Cover

-

1 buah

8

Gegep Kayu

-

1 buah

-

-

3.3 Cara Kerja 3.3.1 Tes Pendugaan Tabel 3.6 Cara Kerja Tes Pendugaan No.

Cara Kerja

1.

Dimulai dengan mengambil 1 ml air sampel

Gambar

pada tabung reaksi.

12

No.

Cara Kerja

Gambar

2.

Praktikan mempersiapkan ketiga tabung reaksi yang berisi kaldu laktosa untuk pengenceran 10 ml.

3.

Praktikan memasukkan 1 ml sampel ke dalam tiga tabung reaksi yang berisi kaldu laktosa untuk pengenceran 10 ml.

4.

Diulanginya

langkah

tersebut

untuk

pengenceran 1 ml dan 0,1 ml.

13

3.3.2 Tes Konfirmasi Tabel 3.7 Cara Kerja Test Konfirmasi No.

Cara Kerja

1.

Praktikan memulai dengan mensterilkan

Gambar

kawat ose diatas api yang menyala di sumbu bunsen.

2.

Praktikan mengambil sampel pada tabung reaksi berisi tes pendugaan paling positif dengan menggunakan kawat ose.

3.

Setelah itu dilakukanya Ose sampel yang paling positif ke cawan petri berisi EMB. Cawan yang sudah diose oleh praktikan diletakkan didalam inkubator pada suhu 37oC selama 48 jam.

14

No.

Cara Kerja

4.

Untuk mengambil 1 ml sampel pada tabung

Gambar

reaksi berisi tes pendugaan paling positif dengan menggunakan pipet mikron.

5.

Lalu dimasukkannya sampel pada tabung reaksi berisi tes pendugaan paling positif kedalam larutan BGLB. Lalu diletakkan di dalam inkubator pada suhu 37oC selama 48 jam.

15

3.3.3 Tes Pelengkap Tabel 3.8 Cara Kerja Tes Pelengkap No.

Cara Kerja

1.

Langkah pertama praktikan menyiapkan

Gambar

satu medium agar miring dan media kaldu laktosa.

2.

Lalu mensterilkan kawat ose diatas api yang menyala di sumbu bunsen yang akan digunakan.

16

No. 3.

Cara Kerja Diambilah

sempel

Gambar

pada

BGLB

menggunakan kawat ose.

4.

Praktikan memasukkan sampel tersebut pada tabung reaksi dengan kawat ose yang berisi kaldu laktosa, kemudian diinkubasi selama 37°C selama 48 jam.

5.

Lalu untuk mengambil sampel EMB yang telah

diinkubasi

pada

cawan

petri,

digunakannya kawat ose.

17

No.

Cara Kerja

6.

Lalu dimasukkannya sampel tersebut pada

Gambar

medium agar miring dengan digoreskan secara zigzag, kemudian diinkubasi selama 37°C selama 48 jam.

3.3.4

Pewarnaan Gram Tabel 3.9 Cara Kerja Pewarnaan Gram

No 1.

Cara Kerja

Gambar

Praktikan memulai dengan mensterilkan kaca preparat diatas api yang menyala di sumbu bunsen.

18

No 2.

Cara Kerja

Gambar

Diambilah mikroba dari sampel dan dioles diatas kaca preparat

3.

Lalu praktikan memberikan cairan crystal violet

sampai

menutupi

sampel.

Lalu

didiamkan selama satu menit.

4.

Cuci menggunakan air suling

19

No 5.

Cara Kerja

Gambar

Kemudian praktikan menambahkan satu sampai dua tetes lugol dan didiamkan selama satu menit.

6.

Cuci dengan air suling dan kemudian dilakukannya fiksasi kembali.

20

No 7.

Cara Kerja

Gambar

Setelah itu, praktikan meneteskan alkohol 95% selama 45 detik. Cuci dengan air suling. Dlakukan fiksasi kembali.

8.

Ditambahkan

safranin

dan

didiamkan

selama 30 detik. Cuci dengan air suling dan lakukan fiksasi.

21

No 9.

Cara Kerja

Gambar

Setelah semua tahap sudah dilakukan, kemudian diamati hasilnya menggunakan mikroskop.

22

BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengamatan 4.1.1 Tes Pendugaan Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Tes Pendugaan Kelompok 7 No. Keterangan 1.

Hasil Pengamatan

Sampel 3 10 ml

1 Kekeruhan : (++) Oksigen : (++) 2.

2

3

Kekeruhan : (+++)

Kekeruhan : (++)

Oksigen : (+)

Oksigen : (+++)

Sampel 3 1 ml

1

2

3

Kekeruhan : (+++)

Kekeruhan : (+++)

Kekeruhan : (+++)

Oksigen : (+)

Oksigen : (+++)

Oksigen : (+)

23

No. Keterangan 3.

Hasil Pengamatan

Sampel 3 0,1 ml

Keterangan:

(+++) (++) (+) (-)

1

2

3

Kekeruhan : (+++)

Kekeruhan : (+++)

Kekeruhan : -

Oksigen : (+)

Oksigen : (+)

Oksigen : -

: Banyak : Sedang : Sedikit : Tidak ada

24

Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Tes Pendugaan Kelompok 8 No. Keterangan 1.

Hasil Pengamatan

Sampel 3 10 ml

1

2

3

Kekeruhan : (+++)

Kekeruhan : (+++)

Kekeruhan : (+++)

Oksigen : (+++) 2.

Oksigen : (+++)

Oksigen : (+)

Sampel 3 1 ml

1

2

3

Kekeruhan : (++)

Kekeruhan : (+++)

Kekeruhan : -

Oksigen : (++)

Oksigen : (+++)

Oksigen : -

25

No. Keterangan 3.

Hasil Pengamatan

Sampel 3 0,1 ml

1

Keterangan:

(+++) (++) (+) (-)

2

3

Kekeruhan : -

Kekeruhan : -

Kekeruhan : -

Oksigen : -

Oksigen : -

Oksigen : -

: Banyak : Sedang : Sedikit : Tidak ada

26

Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Tes Pendugaan Kelompok 9 No. Keterangan 1.

Hasil Pengamatan

Sampel 3 10 ml

1

2

3

Kekeruhan : (+++)

Kekeruhan : (+++)

Kekeruhan : (+++)

Oksigen : (+++) 2.

Oksigen : (+++)

Oksigen : (+)

Sampel 3 1 ml

1

2

3

Kekeruhan : (++)

Kekeruhan : (+++)

Kekeruhan : -

Oksigen : (++)

Oksigen : (+++)

Oksigen : -

27

No. Keterangan 3.

Hasil Pengamatan

Sampel 3 0,1 ml

1

Keterangan:

(+++) (++) (+) (-)

2

3

Kekeruhan : -

Kekeruhan : -

Kekeruhan : -

Oksigen : -

Oksigen : -

Oksigen : -

: Banyak : Sedang : Sedikit : Tidak ada

28

4.1.2 Tes Konfirmasi Tabel 4.4 Hasil Pengamatan Tes Konfirmasi Kelompok 7 No. 1.

Hasil Pengamatan

Gambar

Sampel 3  Keterangan: Warna tidak mengkilap logam.  Hasil: Tidak ada Fecal Coliform.

Sampel EMB 2.

Sampel 3  Keterangan: Keruh dan ada oksigen.  Hasil: Ada Fecal Coliform.  Kekeruhan : (+++)  Oksigen : (++)

Sampel BGLB

29

Tabel 4.5 Hasil Pengamatan Tes Konfirmasi Kelompok 8 No. 1.

Hasil Pengamatan

Gambar

Sampel 3  Keterangan: Warna mengkilap logam.  Hasil: Ada Fecal Coliform.

Sampel EMB 2.

Sampel 3  Keterangan: Keruh dan ada oksigen.  Hasil: Ada Fecal Coliform.  Kekeruhan : (+++)  Oksigen : (++)

Sampel BGLB

30

Tabel 4.6 Hasil Pengamatan Tes Konfirmasi Kelompok 9 No. 1.

Hasil Pengamatan

Gambar

Sampel 3  Keterangan: Warna mengkilap logam.  Hasil: Ada Fecal Coliform.

Sampel EMB 2.

Sampel 3  Keterangan: Keruh dan ada oksigen.  Hasil: Ada Fecal Coliform.  Kekeruhan : (++)  Oksigen : (+)

Sampel BGLB

31

4.1.3 Tes Pelengkap Tabel 4.7 Hasil Pengamatan Tes Pelengkap Kelompok 7 Gambar No

Hasil Pengamatan Sebelum

1.

Sesudah - Media: Kaldu laktosa - Kekeruhan: +++ - Okesigen: ++

2.

- Media: Na miring - Hasil: Tumbuh bakteri

32

Tabel 4.8 Hasil Pengamatan Tes Pelengkap Kelompok 8 Gambar No

Hasil Pengamatan Sebelum

1.

Sesudah - Media: Kaldu laktosa - Kekeruhan: +++ - Okesigen: +

2.

- Media: Na miring - Hasil: Tumbuh bakteri

33

Tabel 4.9 Hasil Pengamatan Tes Pelengkap Kelompok 9 Gambar No

Hasil Pengamatan Sebelum

1.

Sesudah - Media: Kaldu laktosa - Kekeruhan: + - Okesigen: +

2.

- Media: Na miring - Hasil: Tumbuh bakteri

34

4.1.4 Pewarnaan Gram Tabel 4.10 Hasil Pengamatan Pewarnaan Gram No. Kelompok

Hasil Pengamatan

Gambar

 Bentuk : Basil

1.

 Gram : Negatif 7 Sampel 3

 Warna : Merah  Perbesaran : 100x  Hasil : Terdapat Escherichia coli  Bentuk : Basil

2.

 Gram : Negatif 8 Sampel 3

 Warna : Merah  Perbesaran : 100x  Hasil : Terdapat Escherichia coli  Bentuk : Basil

3.

 Gram : Negatif 9 Sampel 3

 Warna : Merah  Perbesaran : 100x  Hasil : Terdapat Escherichia coli

35

4.2 Perhitungan 4.2.1 Perhitungan Pakai Tabel MPN Perhitungan untuk mengetahui jumlah sel/100 ml sampel dengan menggunakan tabel MPN :  Kelompok 7 = Niai MPN berdasarkan tabel x = 1100 x

10 Volume Tes

10 33,3

= 330,33 sel/100 ml  Kelompok 8 = Niai MPN berdasarkan tabel x = 150 x

10 Volume Tes

10 33,3

= 45,04 sel/100 ml  Kelompok 9 = Niai MPN berdasarkan tabel x = 93 x

10 Volume Tes

10 33,3

= 27,92 sel/100 ml

4.2.2 Perhitungan Tanpa Tabel MPN Perhitungan untuk menghitung penentuan MPN/100 ml sampel :  Kelompok 7 =

Jumlah ml tabung positif x 100 Jumlah ml tabung negatif x jumlah ml tabung

=

33,2 x 100 0,1 x 33,3

= 996,997 sel/100 ml

36

 Kelompok 8 =

Jumlah ml tabung positif x 100 Jumlah ml tabung negatif x jumlah ml tabung

=

32,1 x 100 1,2 x 33,3

= 80,33 sel/100 ml  Kelompok 9 =

Jumlah ml tabung positif x 100 Jumlah ml tabung negatif x jumlah ml tabung

=

32 x 100 1,3 x 33,3

= 73,92 sel/100 ml

37

4.3 Pembahasan Preaktikum yang dilakukan kali ini adalah pemeriksaan air, praktikum ini bertujuan untuk memeriksa keadaan air apakah air tersebut layak untuk diminum atau digunakan dalam kegiatan sehari-hari. Dalam praktikum ini kami kelompok 9 mendapatkan sampel 3, sampel ini berupa air yang sudah dibekukan atau air es. Untuk mengetahui apakah sampel yang diuji tersebut layak digunakan kehidupan sehari-hari, digunakanlah metode MPN, dimana metode ini dilakukan perhitungan berdasarkan jumlah tabung yang positif yaitu yang ditumbuhi oleh jasad renik setelah inkubasi pada suhu dan waktu tertentu. Percobaan ini dilakukan dengan menjalani 3 tes, yaitu tes pendugaan (presumptive test), tes penetapan atau tes konfirmasi (confirmed test), dan tes pelengkap (completed test). Nantinya hasil pengamatan percobaan ini

akan dibandingkan dengan hasil pengamatan

percobaan yang dilakukan oleh kelompok 7 dan kelompok 8. Pada tes pertama, yaitu tes pendugaan dimana terdapat 9 tabung reaksi (10 ml : 3, 1 ml : 3, dan 0,1 ml : 3) yang sudah berisi kaldu laktosa dan tabung durham untuk mendeteksi produksi gas yang dihasilkan dari mikroorganisme. Masingmasing tabung diencerkan dengan air sampel yang berasal dari air es, tabungtabung yang sudah di campur dengan air sampel akan dimasukkan kedalam inkubator dengan suhu 37˚C selama 48 jam, setelah itu dilakukanlah pengamatan. Pada pengamatan berlangsung ada beberapa tabung reaksi yang diduga terdapat bakteri kelompok Coli, yang ditandai dengan berubahnya warna kaldu laktosa yang telah diencerkan

masing-masing dan terdapatnya oksigen pada tabung

durham. Gelembung udara atau oksigen yang terdapat di dalam pada tabung durham disebabkan oleh adanya aktivitas respirasi dari mikroorganisme, sehingga dapat dilihat hasil dari respirasi mikroorganisme tersebut berupa gelembung gas. Pada hasil tes pendugaan, kelompok 7 mendapatkan hasil tumbuhnya bakteri dalam tabung pengenceran 10 ml : 3, 1 ml : 3, dan 0,1 ml : 2, berdasarkan tabel MPN nilai MPN yang dimiliki oleh kelompok 7 yaitu 1100. Untuk perhitungan menggunakan metode MPN dimana didapatkan hasil apabila perhitungan dengan melihat tabel MPN yaitu berjumlah 330,33 sel/100 ml dan jika tanpa melihat tabel MPN berjumlah 996,997 sel/100 ml. Kelompok 8 mendapatkan hasil tumbuhnya

38

bakteri dalam tabung pengenceran 10 ml : 3, 1 ml : 2, dan 0,1 ml : 1, berdasarkan tabel MPN nilai MPN yang dimiliki oleh kelompok 8 yaitu 150. Untuk perhitungan menggunakan metode MPN dimana didapatkan hasil apabila perhitungan dengan melihat tabel MPN yaitu berjumlah 45,04 sel/100 ml dan jika tanpa melihat tabel MPN berjumlah 80,33 sel/100 ml. Kelompok 9 mendapatkan hasil tumbuhnya bakteri dalam tabung pengenceran 10 ml : 3, 1 ml : 2, dan 0,1 ml : - (tidak tumbuh), berdasarkan tabel MPN nilai MPN yang dimiliki oleh kelompok 9 yaitu 93. Untuk perhitungan menggunakan metode MPN dimana didapatkan hasil apabila perhitungan dengan melihat tabel MPN yaitu berjumlah 27,92 sel/100 ml dan jika tanpa melihat tabel MPN berjumlah 73,92 sel/100 ml. Pada tabung reaksi yang mendapatkan hasil positif diduga terdapat bakteri kelompok Coli didalamnya akan diteruskan ke tes selanjutnya yaitu tes konfirmasi. Isi larutan tabung tersebut diberikan kedalam larutan BGLB (Briliant Green Lactosa Broth) dan diberikan ke cawan petri yang berisi media EMB (Eosine Methylene Blue) dengan menggunakan teknik penggoresan. Tes ini dikatakan positif apabila terdapat perubahan warna pada warna larutan BGLB menjadi keruh, lalu terdapat gelembung-gelembung gas oksigen pada tabung durham dan terdapat warna mengkilap logam pada goresan di media EMB. Hasil yang didapatkan oleh kelompok 7 yaitu tingkat kekeruhan pada tabung yang berisi media BLGB sangat keruh dan memiliki tingkat oksigen yang sedang, lalu terdapat koloni bakteri yang hidup di EMB namun warna goresannya tidak tampak mengkilap logam. Hasil yang didapatkan oleh kelompok 8 dan kelompok memiliki kesamaan yaitu terdapat koloni bakteri yang hidup pada media EMB dan tampak berwarna mengkilap logam, namun terdapat perbedaan pada tingkat kekeruhan dan oksigen pada tabung yang berisi media BGLB, tabung yang dimiliki kelompok 8 lebih keruh dan lebih banyak menghasilkan gas oksigen daripada tabung yang dimilki kelompok kami. Tes yang terakhir yaitu tes pelengkap, hasil dari tabung yang berisi media BGLB diinokulasikan pada kaldu laktosa kembali dan untuk hasil dari media EMB diosekan ke agar miring dengan bentuk zig-zag. Tes ini dikatakan positif apabila adanya pertumbuhan bakteri di media kaldu laktosa dan di media agar

39

miring. Dari hasil yang didapatkan ketiga tabung media laktosa dan ketiga tabung media agar miring yang dimiliki oleh kelompok 7, kelompok 8, dan kelompok 9 semuanya berstatus positif, bahwa ditemukan pasti ada bakteri Escherichia coli. Untuk lebih dipastikan bahwa terdapat bakteri Escherichia coli dilanjutkan ke proses pewarnaan gram, hasil dari pewarnaan gram yang dimiliki oleh kelompok 7, kelompok 8, dan kelompok 9 ditemukannya bakteri Escherichia coli berbentuk basil, gram negatif dan tidak membentuk spora. Jadi, air es sebagai sampel yang praktikan uji tersebut mengandung bakteri Escherichia coli yang berkemungkinan besar berdampak tidak baik bagi kesehatan apabila dikonsumsi sehari-hari karena bakteri Escherichia coli merupakan bakteri pathogen yang berbahaya.

40

BAB V KESIMPULAN Kesimpulan dari praktikum ini adalah sebagai berikut : 1. Pada percobaan tes pendugaan yang dilakukan oleh kelompok 7, kelompok 8, dan kelompok 9 didapatkan hasil bahwa diduga terdapat bakteri kelompok Coli pada sampel air es. 2. Pada percobaan tes konfirmasi yang dilakukan oleh kelompok 7, kelompok 8, dan kelompok 9 didapatkan hasil bahwa hampir pasti ada bakteri Fecal Coli pada sampel air es. 3. Pada percobaan tes pelengkap yang dilakukan oleh kelompok 7, kelompok 8, dan kelompok 9 didapatkan hasil bahwa pasti ada bakteri Escherichia coli pada sampel air es. 4. Hasil pewarnaan gram yang dimiliki oleh kelompok 7, kelompok 8, dan kelompok 9 ditemukannya bakteri Escherichia coli berbentuk basil, gram negatif dan tidak membentuk spora. 5. Jumlah sel bakteri apabila dihitung tanpa melihat tabel, kelompok 7 : 996,997 sel/100 ml, kelompok 8 : 80,33 sel/100 ml, dan kelompok 9 : 73,92 sel/100 ml. 6. Jumlah sel bakteri apabila dihitung dengan melihat tabel, kelompok 7 : 330,33 sel/100 ml, kelompok 8 : 45,04 sel/100 ml, dan kelompok 9 : 27,92 sel/100 ml. 7. Air sampel yang diuji mengandung bakteri Escherichia coli.

41

DAFTAR PUSTAKA Colome, JS. Et al. 2001. Laboratory Exercise in Microbiology. West Publishing Company. New York Dwijoseputro. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta : Penerbit Jambatan. Fardiaz. 2002. Mikrobiologi Pangan1. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta Friedheim. 2001. Bacteriological Analytical Manual. John Wiley & Sons Inc. New York. Dikutip dari tulisan Hariyono Purbowarsito. 2011. Uji Bakteriologis Air Sumur di Kecamatan Semampir Surabaya. Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga : Surabaya. Nugroho, Astri Rinanti dan Sintorini Moerdjoko. 2018. Penuntun Praktikum Biologi/Mikrobiologi Lingkungan. Laboratorium Mikrobiologi, Fakultas Arsitektur Lansekap dan Teknologi Lingkungan Universitas Trisakti. Prescott, L.M. 2003. Microbiology. Mc Graw Hill. New York Puryagustama, Ridho. 2016. LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI LINGKUNGAN UJI KUALITAS AIR DENGAN METODE MPN. https://www.academia.edu/31240482/LAPORAN_PRAKTIKUM_MIK ROBIOLOGI_LINGKUNGAN_UJI_KUALITAS_AIR_DENGAN_ME TODE_MPN. Diakses pada 4 November 2018 pukul 11.13 WIB. Suriawiria, U. 2005. Mikrobiologi Dasar. Papas Sinar Sinanti, Jakarta Zahra, Novi. 2014. Pemeriksaan Mikrobiologi Dalam Air. http://www.academia.edu/11006817/pemeriksaan_mikrobiologi_dalam_ air. Diakses pada 4 November 2018 pukul 15.33 WIB.

42

Related Documents


More Documents from ""