Pembuatan Larutan Gula 2.docx

  • Uploaded by: wesnu prajati
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Pembuatan Larutan Gula 2.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,726
  • Pages: 11
A.

Pembuatan larutan gula 2 % m/v BAB 1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Dalam dunia kimia, larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat. Zat yang jumlahnya sedikit didalam larutan disebut zat terkarut atau solut, sedangkan jumlahnya yang lebih banyak dari pada zat-zat lain dalam larutan disebut pelarut atau solven. Proses pencampuran zat terlarut dan pelarut membentuk larutan disebut pelarut atau solvasi. Contoh larutan yang umum sering di jumpai adalah padatan yang di lakukan dalam cairan. Seperti gula yang dilarutkan dalam air. Dalam pembutan larutan, dapat diketahui reaksi reaksi apa saja yang terjadi jika zat terlarut dan zat pelarut saling bercampur membentuk larutan. Reaksi-reaksi yang muncul itu tidak hanya terjadi dalam labotarium namun juga bisa terjadi di alam kita. Sehingga percobaan ini juga sangat erat kaitannya dengan keterampilan dasar dalam bekerja di labotarium kimia. Dalam praktikum ini diharapkan kita dapat mengetahui bagaimana kita membuat larutan dengan konsentrasi sesuai yang diperluakan. 1.2. Rumusan Masalah 1.Bagaimana cara membuat larutan gula 2%? 2.Bagaimana cara menentukan PH larutan gula? 1.3.Tujuan 1. Untuk mengetahui cara pembuatan larutan gula dengan konsentrasi 2 % B/V (Padatan dalam larutan). 2. Untuk mengetahui cara menentukan PH larutan gula

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau lebih zat yang terdispersi baik sebagai molekul, atom maupun ion yang komposisinya dapat berpariasi. Larutan dapat berupa gas, cairan, atau padatan. Larutan encer adalah larutan yang mengandung sebagian kecil solute, relative terhadap jumlah pelarut. Sedangkan larutan pekat adalah larutan yang mengandung sebagian besar solute. Solute adalah zat terlarut. Sedangkan solvent (pelarut) adalah medium dalam mana solute terlarut (Baroroh, 2004). Pada umumnya zat yang digunakan sebagai pelarut adalah air (H2O), selain air yang berfungsi sebagai pelarut adalah alcohol, amoniak, kloroform, benzena, minyak, asam asetat, akan tetapi kalau menggunakan air biasanya tidak disebutkan (Gunawan, 2004). Berdasarkan banyak sedikitnya zat terlarut, larutan dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:

a) Larutan pekat yaitu larutan yang mengandung relatif lebih banyak solute dibanding solvent. b) Larutan encer yaitu larutan yang relatif lebih sedikit solute dibanding solvent. Untuk menyatakan komposisi larutan secara kuantitatif digunakan konsentrasi. Konsentrasi didefinisikan sebagai jumlah zat terlarut dalam setiap satuan larutan atau pelarut, dinyatakan dalam satuan volume (berat, mol) zat terlarut dalam sejumlah volume (berat , mol) tertentu dari pelarut. Berdasarkan hal ini muncul satuan-satuan konsentrasi, yaitu fraksi mol, molaritas, molalitas, normalitas, ppm serta ditambah dengan persen massa dan persen volume (Baroroh, 2004). BAB 3. METODE PRAKTIKUM 3.1. Tempat dan Waktu Kegiatan praktikum ini dilaksanakan di gedung D5 2. 01 , Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo. Waktu pelaksanaan praktikum ini yaitu dilaksanakan pada hari Senin, 12 November 2018. Pada pukul 13.00 WITA sampai selesai.

3.2. Alat dan Bahan Peralatan yang digunakan dalam praktikum percobaan kimia ini yaitu: Gelas ukur, erlemeyer, labu takar, gelas kimia, tabung ervendor, pipet tetes, kertas lakmus, sendok. Bahan yang digunakan praktikum percobaan kimia ini yaitu: gula dan air. 3.3. Prosedur Kerja Prosedur kerja dalam larutan ini yaitu: - Mempersiapkan alat dan bahan - Pengenalan alat - Ambil gula sebanyak 2 % - Masukkan kedalam gelas kimia - Tambahkan air ( dalam hal ini air berperan sebagai pelarut) - Aduk menggunakan sendok hingga gula tersebut larut - Setelah larut, masukkan larutan gula kedalam labu takar kemudian tambahkan air hingga larutan tersebut mencapai 100 ml, penambahan air dilakukan dengan menggunakan pipet tetes agar ukurannya tepat - Kemudian tutup labu takar dan homogenkan larutan tersebut. - Uji larutan gula tersebut menggunakan kertas lakmus.

BAB 4. PEMBAHASAN Pada praktikum kali ini, percobaan yang dilakukan adalah pembuatan larutan. Percobaan yang dilakukan adalah pembuatan larutan dari campuran zat padat dan zat cair, dimana zat padat yang digunakan adalah gula juga sebagai zat terlarut dan zat cair sekaligus pelarut adalah air . Yang dimaksud dengan campuran adalah komponen yang tersusun dari dua zat atau lebih yang berada dalam satu wadah. Pada percobaan yang dilakukan pelarutan zat padat pada zat cair untuk mendapatkan konsentrasi larutan dengan nilai tertentu. Pada percobaan ini menggunakan padatan gula sebagai zat yang akan dilarutkan. Dan menggunakan akuades sebagai pelarut. Percobaan ini dilakukan untuk mendapatkan larutan gula dengan konsentrasi 2 %. Berdasarkan perhitungan, gram gula yang dibutuhkan adalah 2 gr. Kemudian gula ditimbang menggunakan timbangan. Pada saat penimbangan digunakan gelas kimia sebagai wadah. Setelah ditimbang gula yang masih berupa padatan dimasukkan kedalam gelas kimia dan ditambahkan akuades (air) secukupnya lalu diaduk agar gula dapat larut dalam akuades. Kemudian gula yang sudah larut dimasukkan kedalam labu ukur 100ml dan ditambahkan akuades hingga larutan menjadi 100 ml, kemudian diaduk agar larutan menjadi larutan homogen dan didapatkan larutan gula 2 % sebanyak 100 ml. kemudian setelah larutan siap masukkan kertas lakmus untuk mengetahui kadar PH asam atau basa pada larutan. BAB 5. PENUTUP 5.1. Kesimpulan Untuk membuat larutan dari zat padat dilakukan dengan cara menimbang zat sesuai yang diperlukan kemudian dilarukan dengan air hingga homogen kemudian ditambahkan Air lagi sehingga konsentrasinya sesuai yang diperlukan. Contohnya pada percobaan ini adalah pada larutan gula 2 % dengan volume 100 ml. 5.2. saran Ketika mengukur volume larutan, pada saat cairan hampir mendekati titik batas ukur, sebaiknya kita menambahkan larutan yang kita buat menggunakan pipet tetes sehingga didapat larutan yang memiliki volume yang lebih akurat DAFTAR PUSTAKA Gunawan, Adi dan Roeswati. 2004. Tangkas Kimia. Kartika : Surabaya Taslim Uyun. 2013. Laporan Kimia Dasar . https://plus.google.com/100032250286465291232/posts/NxsDBWdbzeD. Diakses pda 15 November 2018.

B. Pembuatan Larutan NaCl 1 M BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Hampir semua proses kimia berlangsung dalam larutan sehingga penting untuk memahami sifat-sifatnya. Larutan adalah sesuatu yang penting bagi manusia dan makhluk hidup pada umumnya. Reaksi-reaksi kimia biasanya berlangsung antara dua campuran zat, bukannya antara zat murni. Banyak reaksi kimia yang dikenal , baik di dalam laboratorium atau di industri terjadi di dalam larutan. Larutan memainkan peran penting dalam kehidupan sehari-hari. Di alam kebanyakan reaksi berlangsung di dalam larutan air. Tubuh manusia menyerap mineral, vitamin dan makanan dalam bentuk larutan. Larutan biasanya terdiri dari dua zat atau lebih yang merupakan campuran homogen. Larutan disebut campuran homogen karena komposisi dari larutan begitu seragam atau satu fase hingga tidak dapat diamati bagian - bagian komponen penyusunnya meskipun dengan menggunakan mikroskop ultra sekalipun. Larutan terdiri dari dua komponen penting. Komponen tersebut adalah solven atau pelarut dan solut atau zat terlarut. Biasanya komponen solven mengandung jumlah zat terbanyak. Dan komponen solut mengandung jumlah zat yang lebih sedikit. Konsentrasi adalah kuantitas relatif suatu zat tertentu di dalam larutan. Konsentrasi merupakan salah satu faktor penting yang menentukan cepat atau lambatnya reaksi berlangsung. Konsentrasi larutan menyatakan banyaknya zat terlarut yang terdapat dalam suatu pelarut atau larutan. Larutan yang mengandung sebagian besar solut relatif terhadap pelarut, berarti larutan tersebut konsentrasinya tinggi atau pekat. Sebaliknya bila mengandung sejumlah kecil solut, maka konsentrasinya rendah atau encer. Pada umumnya larutan mempunyai beberapa sifat. Diantaranya sifat larutan non elektrolit dan larutan elektrolit. Oleh karena itu diperlukan adanya praktikum pembuatan larutan agar lebih mampu dalam membuat larutan dalam kehidupan sehari-hari. 1.2. Rumusan Masalah 1. Bagaimana cara membuat larutan garam (NaCl) 1 M ? 2. Bagaimana cara menentukan PH larutan garam (NaCl) ? 1.3. Tujuan 1. Untuk mengetahui cara membuat larutan garam (NaCl) 1 M 2. Untuk mengetahui cara menentukan PH larutan garam (NaCl)

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau lebih zat yang terdispersi baik sebagai molekul, atom maupun ion yang komposisinya dapat bervariasi. Larutan dapat berupa gas, cairan atau padatan. Larutan encer adalah larutan yang mengandung sejumlah kecil solute, relatif terhadap jumlah pelarut. Sedangkan larutan pekat adalah larutan yang mengandung

sebagian besar solute. Solute adalah zat terlarut, sedangkan solvent (pelarut) adalah medium dalam mana solute terlarut (Baroroh, 2004). Untuk menyatakan komposisi larutan secara kuantitatif digunakan konsentrasi. Konsentrasi adalah perbandingan jumlah zat terlarut dan jumlah pelarut, dinyatakan dalam satuan volume (berat, mol) zat terlarut dalam sejumlah volume tertentu dari pelarut. Berdasarkan hal ini muncul satuan-satuan konsentrasi, yaitu fraksi mol, molaritas, molalitas, normalitas, ppm serta ditambah dengan persen massa dan persen volume (Baroroh, 2004). Untuk membuat larutan dengan konsentrasi tertentu harus diperhatikan yaitu apabila dari padatan, pahami terlebih dahulu satuan yang diinginkan.Berapa volum atau massa larutan yang akan dibuat. Pada umumnya zat yang digunakan sebagai pelarut adalah air (H2O), selain air yang berfungsi sebagai pelarut adalah alkohol, amoniak, kloroform, benzena, minyak, asam asetat, akan tetapi kalau menggunakan air biasanya tidak disebutkan (Gunawan, 2004). Larutan cairan dibuat dengan melarutkan gas, cairan atau padatan dalam suatu cairan. Jika sebagian cairan adlah air, maka larutan disebut larutan berair. Larutan padatan adalah padatanpadatan dalam mana satu komponen terdistribusi tak beraturan pada atom atau molekul dari komponen lainnya (Syukri, 1999). Larutan terdiri atas zat yang dilarutkan (zat terlarut) yang disebut solute dan pelarut yang dinamakan solvent. Solvent atau pelarut merupakan senyawa dalam jumlah yang lebih besar sedangkan senyawa dalam jumlah yang lebih sedikit disebut solute atau zat terlarut (Baroroh, 2004). Sifat dari suatu larutan ditentukan oleh jenis dan jumlah partikel zat terlarut dalam larutan. Sebagai contoh, rasa asin dari larutan garam bertambah seiring bertambahnya jumlah partikel garam yang larut. BAB 3. METODE PRAKTIKUM 3.1. Tempat dan Waktu Kegiatan percobaan praktikum ini dilaksanakan di gedung D5 2. 01 , Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo. Wakru pelaksanaan percobaan ini yaitu dilaksanakan pada hari Senin, 12 November 2018 Pada pukul 13.00 WITA sampai selesai. 3.2. Alat dan Bahan Peralatan yang digunakan dalam praktikum percobaan kimia ini yaitu: Gelas ukur, Erlemeyer, Gelas kimia, Pipet tetes, kertas lakmus, sendok, Bahan yang di digunakan dalam praktikum percobaan kimia ini yaitu: NaCl dan air. 3.3. Prosedur kerja Prosedur kerja dalam praktikum kali ini yaitu:

-

-

Mempersiapkan alat dan bahan Pengenalan alat Ambil NaCl sebanyak 58,5 gram masukkan kedalam gelas kimia Tambahkan air ( dalam hal ini air berperan sebagai pelarut) Aduk menggunakan sendok hingga NaCl tersebut larut Setelah larut, masukkan larutan NaCl kedalam labu ukur dengan mengguanakan corong kemudian tambahkan air hingga larutan tersebut mencapai 200 ml, penambahan air dilakukan dengan menggunakan pipet tetes agar ukurannya tepat Kemudian tutup labu takar dan homogenkan larutan tersebut.

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1. Pembahasan Dalam membuat suatu larutan yang paling utama adalah jumlah zatnya (mol). Karena dengan diketahui jumlah zatnya kita dapat menentukan berapa massa yang dibutuhkan untuk membuat larutan NaCl 0,1 M. Pada pembuatan larutan garam (NaCl) dengan massa molekul Na=23 dan Cl=35,5. Untuk mencari ukuran jumlah zat dengan rumus jumlah zat terlarut/volume, dengan mendapatkan hasil ukuran 1 mol NaCl =58,5 gr/mol. Kemudian melarutkan 58,5 gr garam tersebut di gelas kimia lalu menambahkan sedikit air dan dihomogenkan . Setelah itu di masukkan ke dalam labu takar dan ditambahkan air sampai mencapai 100 ml atau sampai batas baris binescus. Penambahan air dilakukan dengan teliti menggunakan pipet tetes agar hasilnya tepat dan akurat. Setelah itu larutan tersebut di kocok atau di homogenkan kembali untuk menyatukan pelarut dan zat terlarutnya sehingga dapat dinamakan larutan.

BAB 5. PENUTUP 5.1. Kesimpulan Untuk membuat larutan dari zat padat dilakukan dengan cara menimbang zat sesuai yang diperlukan kemudian dilarukan dengan air hingga homogen. Kemudian ditambahkan air sehingga konsentrasinya sesuai yang diperlukan. Contohnya pada percobaan ini adalah pada larutan NaCl 1 M dalam 100 ml .

5.2. Saran Sebaiknya lakukan perhitungan dengan teliti agar tidak terjadi kesalahan dalam pembuatan larutan dan gunakan pipet tetes dalam penambahan air agar hasilnya lebih tepat

DAFTAR PUSTAKA Widodo Agung . 2013. Laporan Praktikum Kimia Dasar II. http://agungwidodo95.blogspot.com/2013/11/laporan-pembuatan-larutan.html. Diakses pada 15 November 2018.

Pembuatan larutan asam cuka 5% dibuat menjadi larutan asam cuka 2 %. BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Cuka adalah zat cair yang terutama terdiri dari asam asetat dan air, asam asetat diproduksi melalui fermentasi etanol oleh bakteri asam asetat . Hal ini hari ini terutama digunakan di dapur, tetapi secara historis, sebagai asam ringan yang paling mudah tersedia , itu memiliki berbagai macam industri, medis, dan penggunaan dalam negeri. Larutan asam asetat banyak digunakan dan disimpan di dalam rumah tangga antara lain asam cuka, asam ini memang dibutuhkan tetapi berbahaya bila tidak digunakan dengan semestinya. Zat asam yang tertelan dalam jumlah banyak akan merusak mulut. Biasanya disekitar mulut penderita akan merasa terbakar, perut terasa mual, muntah, sulit menelan dan berbicara, nafas terasa terhambat dan bahkan pingsan. Bila zat asam mengenai mata atau kulit penderita akan terasa terbakar, dan jika terkena lidah,gigi akan terjadi kerusakan pada lida dan gigi. Batas-batas penggunaan asam asetat atau asam cuka dalam pemakaiannya harus seencer mungkin. 1.2. Rumusan Masalah 1. Bagaimana cara membuat larutan asam cuka 5% menjadi 2% ? 2. Bagaimana cara menentukan PH larutan asam cuka? 1.3. Tujuan 1.Untuk mengetahui cara membuat larutan asam cuka 5% menjadi 2%. 2. Untuk mengetahui cara menentukan PH larutan asam cuka.

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA Cuka adalah suatu kondimen yang dibuat dari berbagai bahan yang bergula atau berpati melalui ferentasi alcohol yang diikuti dengan fermentasi asetat. Produk ini merupakan suatu larutan asam asetat dalam air yang mengandung cita rasa, zat warna dan substansi yang terekstrak, asam buah, ester – ester, garam organic dari buah. Cuka dapat dihasilkan dari buah yaitu seperti misalnya apel. Cuka mengandung paling sedikit 4 gram asam asetat per 100 ml (Desrosier, 1988). cuka yang dibuat oleh proses lambat memiliki aroma lebih, dan karangan bunga, dan aroma dari yang dibuat oleh proses cepat. cuka dapat mendalami herbal. atau herbal dapat ditambahkan. selain asam asetat, cuka mengandung sejumlah kecil gliserol, posphates organik, piruvat, asam format, propionat, dan butirat, dan produk lain dari respirasi mikroba, termasuk diacetyl, isobutiraldehyde (Parker, 2003) Untuk membuat larutan dengan konsentrasi tertentu harus diperhatikan: Apabila larutan yang lebih pekat, satuan konsentrasi larutan yang diketahui dengan satuan yang diinginkan harus disesuaikan. Jumlah zat terlarut sebelum dan sesudah pengenceran. Proses pengenceran adalah mencampur larutan pekat (konsentrasi tinggi) dengan cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih besar. Jika suatu larutan senyawa kimia yang pekat diencerkan, kadang-kadang sejumlah panas dilepaskan. Hal ini terutama dapat

terjadi pada pengenceran asam sulfat pekat. Agar panas ini dapat dihilangkan dengan aman, asam sulfat pekat yang harus ditambahkan ke dalam air, tidak boleh sebaliknya. Jika air ditambahkan ke dalam asam sulfat pekat, panas yang dilepaskan sedemikian besar yang dapat menyebabkan air mendadak mendidih dan menyebabkan asam sulfat memercik. Jika kita berada di dekatnya, percikan asam sulfat ini merusak kulit (Brady, 1999). BAB 3. METODE PRAKTIKUM 3.1. Tempat dan Waktu Kegiatan percobaan praktikum ini dilaksanakan di gedung D5 2. 01, Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo. Waktu pelaksanaan praktikum ini yaitu dilaksanakan pada hari Senin, 12 November 2018. Pukul 13.00 WITA sampai selesai. 3.2. Alat dan Bahan Peralatan yang digunakan pada praktikum percobaan kimia ini yaitu: Gelas ukur, Erlemeyer, Gelas kimia, Pipet tetes, kertas lakmus, sendok, dan labu takar. Bahan yang di digunakan dalam praktikum percobaan kimia ini yaitu: asam cuka , dan air. 3.3. Prosedur kerja Prosedur kerja dalam praktikum ini yaitu: - Menyiapkan alat dan bahan - Pengenalan alat - Pada percobaan kali ini dilakukan dengan menggunakan rumus pengeceran. - Setelah mendapatkan hasil Mengambil 40 ml larutan asam yang telah di homogenkan dengan air

BAB 4. PEMBAHASAN Larutan adalah campuran antara dua zat atau lebih. Suatu campuran dapat dikatakan sebagai larutan apabila telah homogen sehingga tidak dapat dibedakan lagi antara pelarut dan zat terlarut. Pengenceran adalah penambahan zat terlarut sehingga jumlah mol zat terlarut sebelum pengenceran sama dengan jumlah mol zat terlarut sesudah pengeceran. Larutan asam asetat 5 % akan di buat menjadi larutan asam asetat atau asam cuka 2 % menggunakan rumus pengeceran M1. V1 = M2 . V2 5% . X = 2% . 100 ml

x = 200/5 = 40 ml Jadi setelah menggunakan rumus pengeceran didapatkan larutan asam asetat dari 5% yang ingin dibuat menjadi larutan asam asetat 2% yaitu 40 ml . kegiatan praktikum ini dilakukan dengan mengambil asam cuka sebanyak 40 ml kemudian dimasukkan kedalam labu takar dan di tambahkan air hingga mencapai meniscus atau mencapai 100 ml. kemudia di aduk atau di homogenkan. Lalu menggunakan kertas lakmus untuk mengukur PH larutan tersebut. Larutan tersebut mempunyai PH 3 yaitu bersifat asam. BAB 5. PENUTUP 5.1. KesimpulaN 1. 2. 3. 4.

Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa: Teknik pembuatan larutan dapat di lakkan dengan cara mencampurkan dua larutan atau lebih. Menentukan konsentrasi sebuah larutan dapat dilakukan dengan membandingkan volume konsentrasi dan normalitas sebelum dan sesudah dilarutkan. Teknik pengenceran larutan yang benar adalah mencapur larutan dengan bahan pelarut murni agar diperoleh volume konsentrasi yang lebih rendah. Teknik mencampurkan larutan adalah dengan mencampurkan dua larutan atau lebih dengan konsentrasi yang berbeda hingga tidak padapat dibedakan lagi secara fisik.

5.2. Saran Pada praktikum ini dibutuhkan pemahaman prosedur kerja dan ketelitian dalam menghitung dan menimbang bahan. Oleh karena itu pemahaman dan ketelitian perlu di tingkatkan. DAFTAR PUSTAKA Ruslan. 2014. Pembuatan, Pengeceran , dan Pencampuran Larutan. https://oncemelody.wordpress.com/2014/11/29/laporan-hasil-praktikum-pembuatanpengenceran-dan-pencampuran-larutan/. Diakses pada 17 November 2018

Related Documents

Pembuatan Larutan Buffer
October 2019 21
Larutan
April 2020 45
Larutan
October 2019 44

More Documents from "muhammad syamil mumtaz"