Pembuatan Larutan Baku Asli.docx

  • Uploaded by: sri yunita
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Pembuatan Larutan Baku Asli.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,791
  • Pages: 9
PEMBUATAN LARUTAN BAKU Puteri Muzdalifa Hamid (85FA18023). [email protected] Program Studi S-1 Farmasi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Bina Mandiri Gorontalo Alamat: Jl. Prof. Dr. Aloe Saboe No. 173 Kelurahan Wonggaditi, Kota Gorontalo 96122 Gorontalo, Indonesia

A. Latar Belakang larutan adalah campuran homogenyang terdiri dari dua ataulebih zat. Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut (zat) terlarut atau solut, sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat lain dalam larutan disebut pelarut atau solven. Komposisi zat terlarut dan pelarut dalam larutan dinyatakan dalam konsentrasi larutan, sedangkan proses pencampuran zat terlarut dan pelarut membentuk larutan disebut pelarutan atau solvasi. Suatu sistemhomogen yang mengandung dua atau lebih zat yang masingmasing komponennyatidak bisa dibedakan secara fisik disebut larutan, sedangkan suatu sistem yangheterogen disebut campuran. (Karyadi Benny, 2010) Larutan standar dalam titrasi memegang peranan yang amat penting, hal inidisebabkan larutan ini telah diketahui konsentrasi secara pasti (artinya konsentrasilarutan standar adalah tepat dan akurat). (Karyadi Benny, 2010) Percobaan pembuatan dan pembakuan larutan ini sangat berperan penting dalamproses analisa volumetrik yang merupakan analisis kuantitatif dengan mereaksikansuatu zat yang dianalisis dengan larutan baku (standar) yang telah diketahuikonsentrasinya secara teliti, dan reaksi antara zat yang dianalisis dan larutan standartersebut berlangsung secara kuantitatif. (Karyadi Benny, 2010) Dalam bidang farmasi, analisa volumetri inilah yang digunakan untuk menentukan kadar suatu obat dengan teliti karena dengan titrasi ini, penyimpangan titik ekivalen lebih kecil sehingga lebih mudah untuk mengetahui titik akhir titrasinya yang ditandai dengan suatu perubahan warna, begitu pula dengan waktu yang digunakan seefisien mungkin.

B. Tujuan Adapun tujuan dari praktikum ini adalah dapat membuat larutan baku dari bahan padat dengan konsentrasi tertentu dan dapat membuat larutan baku dari bahan cair dengan konsentrasi tertentu. C. Manfaat Adapun manfaat dari praktikum ini agar mahasiswa dapat membuat larutan baku dari bahan padat dengan konsentrasi tertentu dan dapat membuat larutan baku dari bahan cair dengan konsentrasi tertentu. D. Teori Larutan adalah sediaan cair yang mengandung bahan kimia terlarut, kecuali dinyatakan lain pelarut digunakan air suling. (Farmakope Indonesia edisi III) Larutan adalah campuran homogen dua zat atau lebih yang saling melarutkan dan masing-masing zat penyusunnya tidak dapat dibedakan lagi secara fisik. Larutan terdiri atas zat terlarut dan pelarut. (Zinu Anwar, 2009) Larutan adalah campuran homogen dalam suatu campuran terdapat molekul-molekul, atom-atom, ion-ion dan zat atau lebih disebut campuran, karena susunannya dapat diubah-ubah disebut campuran homogen, karena komponen-komponen penyusunnya telah kehilangan sifat fisiknya dan susunannya sangat seragam sehingga tidak dapat diamati. (Anshary Isfar, 2002) Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan suatu zat antara lain adalah tekanan dan suhu. Kelarutan zat padat dan cairan tidak terpengaruh oleh tekanan, sedangkan kelarutan gas-gas akan bertambah, apabila tekanan diperbesar. (Anshary Isfar, 2002) Ada dua komponen yang penting dalam suatu larutannya, yaitu pelarut dan zat yang dilarutkan dalam pelarut tersebut, zat yang dilarutkan itu disebut zat terlarut. Apabila dua atau lebih komponen dicampurkan dan dalam larutan sama. Dalam hal ini baik alkohol maupun air dapat disebut zat terlarut atau pelarut. (Karyadi Benny, 2010)

Larutan baku (standar) adalah larutan yang telah diketahui konsentrasinya secara teliti, dan konsentrasinya biasa dinyatakan dalam satuan N (normalitas) atau M (molaritas). Senyawa yang digunakan untuk membuat larutan baku dinamakan senyawa baku. Senyawa baku dibedakan menjadi dua, yaitu : a)

Baku primer adalah bahan dengan kemurnian tinggi yang digunakan untuk membakukan larutan standar dan untuk membuat larutan baku yang konsentrasi larutannya dapat dihitung dari hasil penimbangan senyawanya dan volume larutan yang dibuat. Contohnya : H₂C₂O₄ . 2H₂O, Asam Benzoat (C₆H₅COOH), Na₂CO₃, K₂Cr₂O₇, As₂O₃, KBrO₃, KIO₃, NaCl, dll. Syarat-syarat baku primer : · Diketahui dengan pasti rumus molekulnya · Mudah didapat dalam keadaan murni dan mudah dimurnikan · Stabil, tidak mudah bereaksi dengan CO₂, cahaya dan uap air · Mempunyai Mr yang tinggi

b)

Baku sekunder adalah bahan yang telah dibakukan sebelumnya oleh baku primer kareana sifatnya yang tidak stabil, dan kemudian digunakan untuk membakukan larutan standar. Contoh : larutan natrium tiosulfat pada pembakuan larutan iodium. Contoh larutan baku primer : · NaOH, H₂C₂O₄ (as. oksalat), C₆H₅COOH (as. benzoat), KHP · HCl, Na₂B₄O₇ (nat. tetraborat), Na₂CO₃ (nat. karbonat) · KMnO₄, H₂C₂O₄, As₂O₃ (arsen trioksida) · Iodium, As₂O₃, Na₂S₂O₃.5H₂O baku (nat. tio sulfat) · Serium (IV) Sulfat, As2O₃, serbuk Fe pa. · AgNO₃, NaCl, NH₄CNS · Na₂S₂O₃, K₂Cr₂O₇, KBrO₃, KIO₃ · EDTA, CaCO₃ pa, Mg pa

Indikator adalah zat yang ditambahkan untuk menunjukkan titik akhir titrasi telah di capai. Umumnya indikator yang digunakan adalah indikator azo dengan warna yang spesifik pada berbagai perubahan pH. (Anwar Zinu, 2009) Titik Ekuivalen adalah titik dimana terjadi kesetaraan reaksi secara stokiometri antara zat yang dianalisis dan larutan standar. (Anwar Zinu, 2009) Titik akhir titrasi adalah titik dimana terjadi perubahan warna pada indikator yang menunjukkan titik ekuivalen reaksi antara zat yang dianalisis dan larutan standar. (Anwar Zinu, 2009) Pada umumnya, titik ekuivalen lebih dahulu dicapai lalu diteruskan dengan titik akhir titrasi. Ketelitian dalam penentuan titik akhir titrasi sangat mempengaruhi hasil analisis pada suatu senyawa. Pada kebanyakan titrasi titik ekuivalen ini tidak dapat diamati, karena itu perlu bantuan senyawa lain yang dapat menunjukkan saat titrasi harus dihentikan. Senyawa ini dinamakan indikator. (Anwar Zinu, 2009) Syarat-syarat

yang

harus

dipenuhi

untuk

dapat

dilakukan

analisisvolumetrik adalah sebagai berikut : -

Reaksinya harus berlangsung sangat cepat.

-

Reaksinya harus sederhana serta dapat dinyatakan dengan persamaan reaksi yang kuantitatif/stokiometrik.

-

Harus ada perubahan yang terlihat pada saat titik ekuivalen tercapai, baik secara kimia maupun secara fisika.

-

Harus ada indikator jika reaksi tidak menunjukkan perubahan kimia atau fisika. Indikator potensiometrik dapat pula digunakan. (Anwar Zinu, 2009)

E. Metode Kerja 1. Waktu dan Tempat Adapun praktikum pembuatan larutan baku dilaksanakan didalam laboratorium kimia, bertempat di STIKES Bina Mandiri Gorontalo. Pada hari Selasa tanggal 26 Maret 2019 pukul 15.00 s.d. 2. Alat dan Bahan Adapun alat yang kita gunakan dalam praktikum, yaitu gelas ukur, gelas kimia, erlenmeyer, pipet tetes, buret, statif dan klem, batang

pengaduk, kaca arloji, timbangan analitik, corong, spatula dan bahan yang digunakan aquadesh, Asam Klorida (HCL) 0.1 N, Natrium Hidroksida (NaOH) 0.1 N, Natrium Karbonat (Na2CO3), Kalium Biftalat, Metil Jingga dan Indikator PP. 3. Prosedur Kerja  Pembuatan dan Pembakuan NaOH 0.1 N Menyediakan semua alat dan bahan setelah itu mengambil HCL menggunakan pipet volume sebanyak 0,85 ml kemudian masukkan kedalam gelas ukur yang berisi aquadesh 100 ml setelah itu homogen. Setelah itu menimbang natrium karbonat 0,10 gr dengan timbangan analitik diatas wadah kaca arloji, kemudian masukkan kedalam gelas kimia lalu masukkan aquadesh kedalam gelas ukur sebanyak 6,5 ml setelah itu masukkan kedalam gelas kimia berisi natrium karbonat kemudian homogenkan. Kemudian cuci buret menggunakan aquadesh lalu bilas menggunakan larutan HCL. Mengisi buret degan larutan HCL hingga tepat skala 0 pada buret. Masukkan natrium karbonat kedalam erlenmeyer dan menambahkan indikator metal jingga beberapa tetes kemudian homogenkan. Setelah itu titrasi dengan larutan HCL perlahan-lahan dan tetes demi tetes sambil terus menghomogenkan hingga terjadi perubahan warna menjadi merah muda kemudian mencatat volume titrasi HCL tepat saat perubahan warna.  Pembuatan dan Pembakuan NaOH 0.1 N Menyediakan semua alat dan bahan setelah itu timbang NaOH sebanyak 1.0 gr dengan timbangan analitik diatas wadah kaca orloji. Masukkan kedalam gelas kimia kemudian masukkan aquadesh kedalam gelas ukur sebanyak 250 ml lalu masukkan kedalam gelas kimia yang berisi NaOH kemudian homogenkan. Setelah itu menimbang kembali kalium biftalat 0,30 gr dengan timbangan analitik diatas wadah kaca arloji, kemudian masukkan kedalam gelas kimia lalu masukkan aquadesh kedalam gelas ukur sebanyak 25 ml setelah itu masukkan kedalam gelas kimia berisi kalium biftalat kemudian homogenkan. Kemudian cuci buret

menggunakan aquadesh lalu bilas menggunakan larutan NaOH. Mengisi buret degan larutan NaOH hingga tepat skala 0 pada buret. Masukkan kalium biftalat kedalam erlenmeyer dan menambahkan indikator PP beberapa tetes kemudian homogenkan. Setelah itu titrasi dengan larutan NaOH perlahan-lahan dan tetes demi tetes sambil terus menghomogenkan hingga terjadi perubahan warna menjadi merah muda kemudian mencatat volume titrasi NaOH tepat saat perubahan warna. F. Hasil No.

Larutan Baku

1. 2.

Volume Larutan Awal

Akhir

Natrium Hidroksida 0,1 N

50 ml

25 ml

Asam klorida 0,1 N

50 ml

33 ml

G. Pembahasan Larutan merupakan campuran homogen antara dua atau lebih zat berbeda jenis. Ada 2 komponen utama pembentukan larutan yaitu zat terlarut dan pelarut. Dalam pembuatan larutan, dikenal larutan baku, dimana larutan baku adalah larutan yang kepekaannya diketahui dengan tepat dan dapat dibuat melalui 2 cara. Kedua cara tersebut masing-masing tergantung dari penggunaan bahan baku. Bahan baku adalah bahan kimia yang diperguunakan untuk membuat larutan baku primer dan untuk menetapkan kenormalan larutan baku sekunder. Larutan baku sekunder adalah larutan yang telah diketahui secara tepat konsentrasinya melalui metode gravimetri, sedangkan larutan baku sekunder adalah suatu larutan dimana konsentrasinya ditentukkan dengan jalan pembakuan menggunakan larutan baku primer dan biasanya mmelalui metode titmetri. Suatu larutan standar atau larutan baku adalah suatu larutan yang mengandung konsentrasi yang diketahui secara tept dari unsur atau zat. Larutan

standar biasanya berfungsi sebagai titran sehingga ditempatkan diburet, yang sekaligus berfungsi sebagai alat ukur volume larutan baku. a) Pembuatan dan pembakuan Asam Klorida 0,1 N Pada percobaan ini hal yang pertama kami lakukan yaitu dengan cara penimbangan

maupun

dengan

cara

pengukuran

harus

diketahui

konsentrasinya bahan yang digunakan secara pasti agar tidak terjadi kesalahan. Pada penimbangan dilarutkan agar tidak terjadi kontaminasi oleh zat lain. Yang bertindak sebagai larutan baku primer adalah asam klorida 0,1 N (HCl) karena berat molekulnya lebih kecil dan derajat kemurniannya lebih rendah daripada lrutan baku primer. Lalu kemudian dimasukan aquades sebanyak 250 ml kedalam gelas ukur

dan

ditambahkan HCl

sebanyak 2,1 ml. setelah itu dikocok hinga homogen kemudian ditimbang kembali natrium karbonat sebanyak 0,1 gr lalu dihomogenkan dengan aquades sebanyak 25 ml didalam erlenmeyer setelah itu dititrasi dengan klorida 0,1 N dengan menggunakan indikator metil jingga. Pada saat volume titrat berada pada 25 ml terjadilah perubahan warna pada titran, hal ini disebabkan karena sudah mencapai titik akhir titrasi. b) Pembuatan dan pembakuan Natrium Hidroksida 0,1 N Dalam percobaan kali ini yang pertama kami lakukan yaitu menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan lalu kemudian masukkan aquadest sebanyak 250 ml kedalam gelas ukur kemudian ditambahkan NaOH sebanyak 1 gr lalu dikocok hingga homogen kemudian dilarutkan kembali dengan menggunakan kalium biftalat dengan aquades sebanyak 0,30 g kedalam erlenmeyer lalu dititrasi dengan natrium hidroksida PP. pada saat volume titrat 33 ml maka terjadi perubahan warna yaitu berubah warna menjadi merah. Hal ini disebabkan karena titran dan titrat sudah mencapai titik akhir titrasi. H. Kesimpulan Adapun yang dapat disimpulkan yaitu mahasiswa dapat mengetahui cara pembuatan larutan baku dan dapat membuat larutan dari bahan dengan

konsentrasi tertentu. Misalnya pada HCl didapatkan hasil 4,4×10-4 N dan pada NaOH didapatkan hasil 5×10-3N. I. Saran Adapun saran pada praktikum ini yaitu asisten dosen dapat memberikan arahan yang benar pada saat pelaksanaan praktikum agar praktikan tidak akan membuat kesalahan pada saat berjalannya praktikum.

DAFTAR PUSTAKA

Anwar Zinu, 2009. Penuntun Praktikum Kimia Sekolah Menengah Kejuruan Farmasi Yamasi. Makassar. Benny Karyadi, 2010. Kimia. Jakarta: EGC Dirjen POM, 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia Isfar Anshary, 2002. Kimia I. Penerbit: Srikandi, Surakarta.

Related Documents

Pembuatan Larutan Buffer
October 2019 21
Larutan
April 2020 45
Larutan
October 2019 44
Baku
April 2020 22

More Documents from ""