BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Hal ini dikarenakan masih tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) yang ada di Indonesia. Masa persalinan merupakan salah satu periode yang mengandung resiko bagi ibu hamil. Kematian ibu, kematian bayi dan juga berbagai komplikasi lainnya pada umumnya terjadi pada masa persalinan, setelah melahirkan dan 1 minggu pertama setelah melahirkan. Salah satu factor penting dalam upaya menurunkan angka kematian yaitu penyediaan pelayanan kesehatan maternal dan neonatal yang berkualitas. Pelayanan kebidanan dalam hal ini mempunyai peranan yang sangat penting. Pelayanan kebidanan yang paripurna, berfokus kepada aspek pencegahan, promosi kesehatan dan berlandaskan kemitraan adalah hal penting yang dapat membantu menurunkan angka kematian ibu dan angka kesakitan serta kematian bayi. Pelayanan kebidanan yang bermutu ditentukan oleh factor input dan proses dari pelayanan
itu
sendiri.
Factor
input
dari
pelayanan
diantaranya
meliputi
kebijakan,tenaga yang melayani, sarana dan prasarana, standar asuhan kebidanan dan standar lain atau metode yang disepakati. Sedangkan faktor proses adalah suatu kinerja dalam mendayagunakan input yang ada dalam interaksi antara bidan dengan pasien yang meliput penampilan kerja sesuai dengan standard an etika kebidanan. Untuk mewujudkan pelayanan kebidanan yang bermutu di Rumah Sakit Bersalin Jeumpa, maka disusunlah pedoman pelayan kebidanan ini dengan harapan dapat menjadi acuan dalam melaksanakan pelayanan kebidanan. B. Tujuan 1. Tujuan Umum Meningkatkan pelayanan asuhan kebidanan di Rumah Sakit Bersalin Jeumpa dalam menentukan sikap menghadapi perkembangan pelayanan kesehatan global, nasional, maupun regional. 2. Tujuan Khusus a. Sebagai acuan dalam memberikan pelayanan asuhan kebidanan secara profesional.
1
b. Sebagai bahan dasar pengembangan pelayanan asuhan kebidanan dan organisasi profesi bidan. c. Sebagai pedoman menilai mutu pelayanan asuhan kebidanan. C. Sasaran 1. Bagi fungsional medis dan keperawatan sebagai pedoman pelaksanaan pelayanan kebidanan di Rumah Sakit Bersalin Jeumpa 2. Bagi manajemen medis dan keperawatan sebagai pengelola pelayanan kebidanan di Rumah Sakit bersalin Jeumpa. 3. Bagi
direktur
Rumah
Sakit
Bersalin
Jeumpa
sebagai
pedoman
untuk
mengevaluasi kinerja pelayanan medis dan keperawatan. D. Landasan Hukum 1. Undang-Undang Nomor : 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan 2. Undang-Undang Nomor : 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit 3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 1575/Menkes/XI/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan. 4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 1457 Tahun 2003 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan. 5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 836/Menkes/SK/VI/ 2005 Tentang Pedoman Pengembangan Manajemen Kinerja Perawat dan Bidan. 6. Keputusan
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
Nomor
:
Nomor
:
369/Menkes/SK/III/2007 tentang Standar Profesi Bidan. 7. Keputusan
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
938/Menkes/SK/VIII/2007 tentang Standar Asuhan Kebidanan. E. Pengertian 1. Kebidanan Kebidanan adalah suatu bidang ilmu yang mempelajari keilmuan dan seni yang mempersiapkan kehamilan, menolong persalinanan, nifas dan menyusui, masa interval dan pengaturan kesuburan, klimakterium dan menopause, bayi baru lahir,
balita,
fungsi-fungsi
reproduksi
manusia
serta
bantuan/dukungan pada perempuan, keluarga dan komunitasnya.
2
memberikan
2. Pelayanan Kebidanan Adalah bagian integrasi dari system pelayanan kesehatan yang diberikan oleh bidan yang telah terintegrasi yang dapat dilakukan secara mandiri, kolaborasi dan rujukan. 3. Praktik Kebidanan Adalah implementasi dari ilmu kebidanan yang bersifat otonom, kepada perempuan, keluarga dan komunitasnya didasari etika dankode etik. 4. Manajemen Asuhan Kebidanan Adalah pendekatan dan kerangka berfikir yang digunakan oleh bidan dalam menerapkan
metode
pemecahan
masalah
secara
sistematis
mulai
dari
pengumpulan data, analisa data, diagnose kebidanan, perencanaan,pelaksanaan dan evaluasi. 5. Asuhan Kebidanan Adalah proses pengambilan keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai dengan wewenangdan ruang lingkup prakteknya berdasarkan ilmu kebidanan. F. Ruang Lingkup Pelayanan Kebidanan 1. Poliklinik Kebidanan a. Melaksanakan pemeriksaan kehamilan, seleksi dan pencegahan kehamilan resiko tinggi. b. Melaksanakan kegiatan penyuluhan, imunisasi dan senam hamil. c. Melaksanakan pelayanan post partum lanjutan. d. Melakukan deteksi dini terhadap kejadian infeksi luka operasi. 2. Kamar Bersalin a. Melayani ibu bersalin normal maupun patologis b. Melayani ibu post partum sebelum dipindah ke rawat gabung atau rawat inap khusus. c. Melakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) d. Melakukan pemeriksaan bayi baru lahir.
3
G. Batasan Operasional Pedoman Pelayanan Kebidanan 1. Administrasi dan pengelolaan pelayanan kebidanan. 2. Sumber daya manusia, staf dan pimpinan 3. Fasilitas dan peralatan 4. Kebijakan dan prosedur 5. Pengendalian mutu.
4
BAB II SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) dan ADMINISTRASI PELAYANAN KEBIDANAN A. Struktur Organisasi
Kepala Ruang Kebidanan
Ketua TIM 1 & 2
Bidan Pelaksana
Bidan pelaksana
Bidan Pelaksana
Bidan Pelaksana
Bidan Pelaksana
Bidan Pelaksana
Bidan Pelaksana
Bidan Pelaksana
Bidan pelakana
B. Uraian Tugas 1. Kepala Ruangan a. Nama Jabatan : Kepala Ruangan Kebidanan b. Pengertian
: Tenaga kebidanan profesional yang bertanggung jawab dan
berwenang dalam mengelola kegiatan pelayanan kebidanan di ruang kebidanan c. Pendidikan dan kualifikasi : 1. Pendidikan Formal : D III Kebidanan, berpengalaman 2 tahun. 2. Pendidikan Non Formal :
Memiliki Sertifikat MU (Midwifery Update)
Memiliki
Sertifikat
PPGDON
(Pertolongan
Pertama
Kegawat
Daruratan Obstetrik dan Neonatus)
Memiliki
Sertifikat
PONEK
(Pelayanan
Obstetrik
Neonatal
Emergency Komprehensif)
Memiliki Sertifikat USG (Ultrasonography)
3. Pengalaman Kerja : mempunyai pengalaman kerja di kamar bersalin minimal 3 tahun 5
4. Ketrampilan : Memiliki kemampuan dan kepemimpinan 5. Berbadan sehat jasmani dan rohani d. Tugas Pokok : Mempimpin, mengkoordinasikan dan mengawasi pelayanan kamar bersalin berdasarkan standar yang berlaku agar dapat memberikan pelayanan kebidanan yang berkualitas. e. Uraian Tugas :
Melakukan kerjasama dan berkomunikasi dengan seluruh bagian terkait, pasien dan dokter serta menciptakan lingkungan kerja yang kondusif
sesuai
dengan
pedoman
pelayanan
dan
pedoman
pengorganisasian agar pelayanan dapat berjalan secara maksimal.
Melakukan pengawasan pelayanan kebidanan sesuai dengan pedoman pelayanan agar pelayanan dapat berjalan sesuai standar.
Melakukan pengawasan terhadap sarana dan prasarana inventaris alat dan bagian logistic di unit kebidanan sesuai dengan kebijakan rumah sakit agar selalu dalam keadaan tersedia dan siap pakai.
Membuat laporan setiap bulan sesuai dengan kebijakan agar terinformasikan pelayanan kebidanan.
Membuat
jadwal
dinas
dan
mengawasi
pelaksanaannya
serta
membuat rekapitulasinya dengan rasio pasien dan kopetensi yang dibutuhkan.
Melakukan pendsitribusian dan pendelegasian kerja bagi personel yang berada dibawah supervise nya sesuai dengan pedoman pengorganisasian agar pelayanan terlaksana dengan baik.
Membuat usulan kebutuhan alat kesehatan yang dibutuhkan sesuai dengan kebijakan rumah sakit agar terpenuhinya alat kesehatan sesuai kebutuhan.
Mengusulkan promosi , rotasi dan peningkatan pendidikan bagi bidan sesuai dengan peraturan kepegawaian dan kebijakan pelayanan agar komposisi ketenagaan seimbang.
Melakukan
pembinaan
staf
bidan
sesuai
dengan
peraturan
kepegawaian agar tercipta sumber daya yang berkualitas.
Memberikan
pelatihan/sosialisasi
SOP
dan
melakukan
pelayanan kepada bidan lama maupun baru.
Memberikan bimbingan tehnis kebidanan kepada bidan. 6
orientasi
Mengevaluasi pelaksanaan asuhan kebidanan secara komperhensif.
Melakukan penilaian terhadap kinerja staf bidan sesuai dengan peraturan kepegawaian agar terlaksana system penghargaan dengan baik.
Memberikan bimbingan klinik kepada mahasiswa yang sedang menjalankan praktik klinik kebidanan.
Mempimpin persalinan normal yang menjadi tanggung jawabnya apabila dokter obgyn belum tiba di ruangan atau keadaan mendesak.
f.
Tanggung Jawab :
Keterwujudan koordinasi dengan seluruh bagian terkait, pasien, dokter, tim kesehatan lain serta terciptanya lingkungan kerja yang kondusif.
Kelancaran pelayanan kebidanan yang berkualitas dan sesuai standar serta mengevaluasinya.
Ketersedian sarana dan prasarana, inventaris alat dan logistic di unit kebidanan agar dalam keadaan tersedia dan siap pakai.
Ketersidaan laporan bulanan.
Ketersediaan jadwal dinas dan rekapitulasi jadwal dinas bagi personel yang menjadi bawahan nya.
Terlaksananya distribusi dan delegasi kerja bagi personel yang berada dibawah supervisinya.
Ketersediaan usulan kebutuhan akan alat kesehatan yang diperlukan.
Ketersediaan usulan promosi, rotasi, dan peningkatan pendidikan bagi bidan.
Ketercapaian pembinaan staf di unitnya.
Keterlaksanaan penilaian terhadap kinerja staf diunitnya.
g. Wewenang :
Mengatur sumber daya yang berada dibawah supervisinya.
Mengatur pelayanan kebidanan yang berada di bawah supervisinya sesuai standar.
Mengelola sarana, prasarana, dan alat kesehatan yang menjadi tanggung jawabnya.
Mengatur pelaksanaan mutu asuhan kebidanan sesuai standar. 7
Mengatur kelancaran proses persalinan normal jika dalam keadaan mendesak.
2. Ketua TIM (KATIM) a. Nama jabatan : Ketua TIM ruang kebidanan b. Pengertian : Seorang bidan profesional yang diberi wewenang dan tanggung jawab dalam mengkoordinasikan kegiatan pelayanan kebidanan di ruang kebidanan dan turut melaksanakan pelayanan kebidanan pada satu unit kebidanan. c. Pendidikan dan Kualifikasi : 1. Pendidikan Formal : D III Kebidanan, berpengalaman 2 tahun 2. Pendidikan Non Formal :
Memiliki Sertifikat MU (Midwifery Update)
3. Pengalaman Kerja : Mempunyai pengalaman kerja di Kamar Bersalin minimal 2 tahun 4. Ketrampilan : Memiliki kemampuan kepemimpinan, berwibawa, rajin, jujur. 5. Berbadan sehat jasmani dan rohani d. Tugas pokok : Mempimpin, melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan asuhan kebidanan selama dalam shift yang menjadi tanggung jawabnya dan ketika kepala ruangan tidak ada ditempat sesuai ketentuan yang berlaku agar pelayanan dapat berjalan lancar. e. Uraian tugas :
Melakukan asuhan kebidanan kepada pasien sesuai dengan pedoman pelayanan agar dapat memberikan asuhan kebidanan yang berkualitas dan komperhensif.
Melakukan pengawasan terhadap pelayanan asuhan kebidanan yang diberikan kepada pasien dalam shift yang menjadi tanggung jawabnya menciptakan komunikasi yang baik dengan pasien, dokter dan petugas kesehatan lainnya sesuai dengan pedoman pelayanan dan pedoman pengorganisasian agar pelayanan berjalan lancar.
Membuat
laporan
harian
pelayanan
kebidanan
sesuai
dengan
kebijakan kebidanan agar data pasien terinformasi dengan baik.
8
Melakukan pengawasan terhadap sarana dan prasarana dan inventaris alat yang terdapat di unitnya sesuai dengan pedoman pelayanan agar selalu dalam keadaan siap pakai.
Melakukan partisipasi dalam program pendidikan dan pelatihan sesuai dengan kebijakan pelayanan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan staf.
Membantu melakukan penilaian prestasi bidan sesuai dengan peraturan kepegawaian agar terlaksananya system penghargaan dengan baik.
Melakukan pendistribusian dan pendelegasian kerja bagi personel yang berada di bawah supervisinya selama jam kerjanya sesuai dengan pedoman pengorganisasian agar pelayanan terlaksana dengan baik.
Memberikan
pelatihan/sosialisasi
SOP
dan
melakukan
orientasi
pelayanan kepada karyawan bidan lama maupun baru.
Memberikan bimbingan tehnis kebidanan kepada bidan.
Mengevaluasi pelaksanaan asuhan kebidanan secara komperhensif.
Memberikan bimbingan klinik kepada mahasiswa yang sedang menjalankan praktik klinik kebidanan.
Mempimpin persalianan normal yang menjadi tanggung jawabnya apabila dokter obgyn belum tiba di ruangan atau keadaan mendesak.
f.
Tanggung jawab :
Pelaksanaan asuhan kebidanan yang berkualitas
Kelancaran
terhadap
pemberian
asuhan
kebidanan
secara
komprehensif.
Keterwujudan kerjasama dan komunikasi dengan seluruh bagian terkait, pasien, dokter serta terciptanya lingkungan kerja yang kondusif.
Ketersediaan laporan harian.
Ketersediaan sarana dan prasarana serta inventaris alat agar selalu dalam keadaan siap pakai.
Keikutsertaan dalam program pendidikan dan pelatihan.
Ketersedian penilaian kinerja karyawan.
Kejelasan distribusi dan deligasi kerja bagi personel yang berada di bawah supervise nya. 9
Kelancaran
proses
persalinan
normal
yang
menjadi
tanggung
jawabnya apabila dokter obgyn belum tiba di ruangan atau keadaan mendesak. 3. Bidan Penanggung Jawab Shift (PJ Shift) a. Nama jabatan : Penanggung Jawab Shift (PJ Shift) b. Pengertian : Seorang bidan profesional yang diberi wewenang dan tanggung jawab dalam mengkoordinasikan kegiatan pelayanan kebidanan di ruang kebidanan dan turut melaksanakan pelayanan kebidanan pada satu unit ruangan perawatan pada shift pagi, sore, malam dan hari libur. c. Pendidikan dan kualifikasi 1. Pendidikan Formal : D III Kebidanan berpengalaman 2 tahun 2. Pendidikan non formal :
Memiliki sertifikat MU (Midwifery Update)
d. Tugas pokok : 1. Sebagai koordinator shift dinas pagi, sore, malam dan hari libur sesuai jadwal yang telah ditetapkan. 2. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan asuhan kebidanan kepada kepala ruangan 3. Bersama-sama pelaksanaan perawatan melakukan kegiatan pelayanan asuhan kebidanan 4. Bertanggung jawab dalam kebenaran isi laporan/ penulisan asuhan kebidanan e. Uraian tugas :
Menciptakan komunikasi yang baik dengan pasien, dokter dan petugas kesehatan lain sesuai dengan pedoman pelayanan dan pengorganisasian agar pelayanan berjalan lancar.
Melakukan asuhan kebidanan kepada pasien sesuai dengan pedoman pelayanan
agar
dapat
memberikan
asuhan
kebidanan
yang
komperhensif dan berkualitas serta bertanggung jawab terhadap asuhan kebidanan yang diberikan.
Menjaga sarana dan prasarana yang berada di unitnya sesuai pedoman pelayanan agar selalu dalam keadaan siap pakai.
10
Melakukan inventaris alat kesehatan, alat medis dan alat rumah tangga yang berada dalam unitnya sesuai dengan pedoman pelayanan agar alat-alat selalu dalam keadaan siap pakai
Membimbing dan mendampingi bidan pelaksana dalam pelaksanaan asuhan
kebidanan
sesuai
dengan
pedoman
pelayanan
untuk
meningkatkan kemampuan bidan.
Berpartisipasi dalam program pendidikan dan pelatihan sesuai dengan kebijakan
pelayanan
untuk
meningkatkan
pengetahuan
dan
ketrampilan staf.
Membantu persalinan normal yang menjadi tanggung jawabnya apabila dokter obgyn belum tiba di ruangan atau keadaan mendesak.
f.
Tanggung jawab :
Keterwujudan kerjasama dan komunikasi dengan seluruh bagian terkait, pasien, dokter serta terciptanya lingkungan kerja yang kondusif.
Kelancaran pelaksanaan asuhan kebidanan yang berkualitas dan sesuai dengan standar asuhan kebidanan.
Memastikan sarana dan prasarana, alat kesehatan dan alat medis yang ada di unitnya dalam keadaan baik dan siap pakai setiap shift serta alat rumah tangga berfungsi dengan baik.
Memastikan bidan pelaksana dapat melaksanakan pelayanan asuhan kebidanan dengan benar.
Keikutsertaan dalam program pendidikan dan pelatihan.
4. Bidan Pelaksana a. Nama jabatan : Bidan Pelaksana b. Pengertian : Seorang bidan profesional yang diberi wewenang dan di tugaskan di ruang kebidanan. c. Pendidikan dan Kualifikasi : 1. Pendidikan Formal : DIII Kebidanan 2. Pendidikan non formal :
Memiliki sertifikat MU (midwifery update)
11
d. Tugas pokok : Melaksanakan asuhan kebidanan di unit dalam shiftnya sesuai dengan pedoman pelayanan agar pasien mendapatkan pelayanan kebidanan yang berkualitas. e. Uraian tugas :
Menciptakan komunikasi yang baik dengan pasien, dokter dan petugas kesehatan lain sesuai dengan pedoman pelayanan dan pengorganisasian agar pelayanan berjalan lancar.
Melakukan asuhan kebidanan kepada pasien sesuai dengan pedoman pelayanan
agar
dapat
memberikan
asuhan
kebidanan
yang
komperhensif dan berkualitas.
Menjaga sarana dan prasarana yang berada di unitnya sesuai pedoman pelayanan agar selalu dalam keadaan siap pakai.
Melakukan inventaris alat kesehatan, alat medis dan alat rumah tangga yang berada dalam unitnya sesuai dengan pedoman pelayanan agar alat-alat selalu dalam keadaan siap pakai
Berpartisipasi dalam program pendidikan dan pelatihan sesuai dengan kebijakan
pelayanan
untuk
meningkatkan
pengetahuan
dan
ketrampilan staf.
Membantu persalinan normal yang menjadi tanggung jawabnya apabila dokter obgyn belum tiba di ruangan atau keadaan mendesak.
f.
Tanggung jawab :
Keterwujudan kerjasama dan komunikasi dengan seluruh bagian terkait, pasien, dokter serta terciptanya lingkungan kerja yang kondusif.
Kelancaran pelaksanaan asuhan kebidanan yang berkualitas dan sesuai dengan standar asuhan kebidanan.
Memastikan sarana dan prasarana, alat kesehatan dan alat medis yang ada di unitnya dalam keadaan baik dan siap pakai
Ketersediaan inventaris alat
Keikutsertaan dalam program pendidikan dan pelatihan.
12
C. Standar Kualifikasi dan Kompetensi SDM Persyaratan jabatan kepala ruang kebidanan Persyaratan formal dan keahlian 1. Pendidikan : S1 kebidanan/DIV Kebidanan/ D III Kebidanan 2. Pengalaman kerja minimal 3 tahun 3. Memiliki ketrampilan kebidanan 4. Mampu melaksanakan bantuan hidup dasar dan IV terapi 5. Memiliki kemampuan dalam hal penatalaksanaan kegawatdaruratan maternal dan neonatal 6. Menguasai program computer Ms. Word dan Excell Persyaratan pelatihan informal Pelatihan umum 1. Orientasi karyawan 2. Pelatihan communication skill 3. Pelatihan customer sevice quality 4. Basic supervisor 5. Handling complain 6. Pelatihan nosokomial infection control 7. Patient safety 8. Pelatihan K3 Pelatihan wajib 1. Manajemen kepala ruangan 2. APN 3. PONEK 4. PPGDON 5. IMD 6. Manajemen laktasi Pelatihan pendukung 1. BLS 2. Seminar dan workshop terkait konsep kebidanan 3. Pelaporan pelayanan kebidanan 4. Standar asuhan kebidanan Persyaratan jabatan Ketua Tim (KATIM) / Penanggung jawab shift ruang kebidanan Persyaratan formal dan keahlian 1. Pendidikan : S1 kebidanan/DIV Kebidanan/D III Kebidanan 2. Pengalaman kerja minimal 3 tahun 3. Memiliki ketrampilan kebidanan 4. Mampu melaksanakan bantuan hidup dasar dan IV terapi 5. Memiliki kemampuan dalam hal penatalaksanaan kegawatdaruratan maternal dan neonatal 6. Menguasai program computer Ms. Word dan Excell Persyaratan pelatihan informal Pelatihan umum 1. Orientasi karyawan 2. Pelatihan communication skill 3. Pelatihan customer sevice quality 4. Pelatihan K3 13
5. Pelatihan nosokomial infection control 6. Patient safety Pelatihan wajib 1. APN 2. PONEK 3. PPGDON 4. BLS 5. IMD 6. Manajemen laktasi Pelatihan pendukung 1. Seminar workshop terkait konsep kebidanan 2. Senam hamil dan senam nifas 3. Standar asuhan kebidanan Persyaratan jabatan bidan pelaksana Persyaratan formal dan keahlian 1. Pendidikan : D3 2. Pengalaman kerja : minimal 3 tahun 3. Keterampilan kebidanan 4. Melaksanakan bantuan dasar hidup dasar dan IV therapy 5. Penatalaksanaan kegawatdaruratan maternal dan neonatal Persyaratan pelatihan informal Pelatihan umum 1. Orientasi karyawan 2. Pelatihan communication skill 3. Pelatihan customer service quality 4. Pelatihan nosokomial infection control 5. Patient safety 6. Pelatihan K3 Pelatihan wajib 1. APN 2. MU 3. BLS Pelatihan pendukung 1. Seminar dan workshop terkait konsep kebidanan 2. Senam hamil dan senam nifas 3. Standar asuhan kebidanan D. Perhitungan Kebutuhan Tenaga 1. Untuk partus normal menggunakan rumus sebagai berikut 6 jam X rata-rata pasien/hari Jam Kerja dalam satu hari Keterangan : 6 jam adalah konstanta : waktu yang diperlukan untuk pertolongan persalinan normal mencangkup kala 1 s/d kala IV
14
Kebutuhan bidan :
Waktu yang diperlukan untuk pertolongan persalinan mencangkup kala 1 s/d kala IV = 6 jam/pasien
Jam efektif kerja bidan = 7 jam / hari
Rata-rata pasien per hari = 5 pasien
Jumlah bidan yang dibutuhkan : 5 pasien x 6 = 30 = 4,3 ( 5 orang + loss day) 7 Loss day : 78 x 5 = 1,4 ( 2 ) 286 25% x 7 = 2 Jadi jumlah bidan yang dibutuhkan 5 + 2 + 2 = 9 orang
2. Kebutuhan tenaga Bidan untuk pasien kegawatan : a. Rata – rata pasien per hari : 3 pasien b. SJumlah jam perawatan 6,5 jam / hari c. Jumlah jam perawatan : 3 x 6,5 = 19,5 d. Jumlah bidan yang dibutuhkan : 19,5 = 2,78 ( 3 ) 7 Loss day : 78 x 3 = 1 286 25% x 4 = 1 Jadi jumlah bidan yang dibutuhkan 3 + 1 + 1 = 5 orang Total bidan untuk kamar bersalin : 9 + 5 = 14 orang Pola ketenagaan di ruang Kebidanan adalah sebagai berikut : Dengan 14 tenaga Bidan Pelaksana di Ruang Kebidanan + 1 Kepala Ruangan maka kepala ruangan membagi pengaturan jadwal dinas sebagai berikut : 1) Dinas pagi jam 07.00 – 14.00 Petugas yang berdinas terdiri dari Karu, Katim, dan 2 orang bidan pelaksana 2) Dinas sore jam 14.00 – 21.00 Terdiri dari PJ Shift dan 2 bidan pelaksana 3) Dinas malam jam 21.00 – 07.00 Terdiri dari PJ Shift dan 2 bidan pelaksana 4) Lepas malam : 3 orang 5) Libur / cuti : 2 orang
15
E. Pengaturan Jaga 1. Pengaturan jadwal dinas dibuat dan dipertanggungjawabkan oleh kepala ruangan dan disetujui oleh Kepala Bidang Keperawatan. 2. Jadwal dinas dibuat untuk jangka waktu satu bulan dan disosialisasikan kepada bidan pelaksana. 3. Untuk bidan yang memiliki keperluan penting pada hari tertentu dapat mengajukan permintaan dinas pada buku permintaan. Permintaan akan disesuaikan dengan kebutuhan ruangan. Apabila tenaga mencukupi dan berimbang serta tidak mengganggu pelayanan maka permintaan akan disetujui. 4. Setiap tugas jaga/shift harus ada bidan penanggung jawab shift. 5. Jadwal dinas terdiri dari dinas pagi, dinas sore, dinas malam dan libur. 6. Apabila ada bidan yang oleh karena satu dan lain hal tidak dapat menjalankan tugas nya sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan maka yang bersangkutan harus mencari pengganti dinas nya dan memberitahukan atasan.
F. Mekanisme Rekrutmen 1. Aturan umum a. Permintaan karyawan dapat disebabkan oleh adanya pengunduran diri, perluasan organisasi, pemutusan hubungan kerja atau pola ketenagaan pada masing-masing unit tersebut. b. Penerimaan karyawan didasarkan perencanaan tahunan organisasi. c. Permintaan penambahan karyawan diajukan secara tertulis kepada direktur dan mendapat persetujuan dari direktur, keuangan dan umum. d. Proses penerimaan karyawan hanya dilaksanakan di bagian SDM. e. Pelaksanaan
penerimaan
karyawan
dilaksanakan
secara
terbuka
dan
langsung. f.
Setiap tahap seleksi menggunakan system gugur.
g. Pada kondisi tertentu rumah sakit dapat meniadakan system gugur tersebut. h. Pada pegawai yang diterima akan melalui proses orientasi selama kurang lebih 3 bulan kemudian akan dinilai kinerja nya untuk memutuskan akan menjadi tenaga kontrak atau gugur. 2. Aturan khusus Setiap orang yang mencalonkan diri untuk menjadi pegawai RS Universitas Tanjungpura maka akan melalui tahapan seleksi yang meliputi : 16
a. Seleksi administrasi calon bidan.
Surat lamaran
Daftar riwayat hidup
Fotocopy ijazah pendidikan dan transkrip nilai, STR serta fotocopy kursus-kursus atau pelatihan yang dimiliki
Pas poto 4x6 bewarna sebanyak 1 lembar
b. Seleksi wawancara G. Program Orientasi Program orientasi dijalankan setiap selesai proses rekrutmen penerimaan bidan baru sebelum pegawai tersebut ditempatkan di salah satu unit yang akan menjadi area kerjanya. 1. Materi orientasi a. Struktur organisasi dan tata laksana dalam pelayanan di rumah sakit. b. Misi, visi prinsip dan tujuan organisasi dan pelayanan di rumah sakit. c. Jenis-jenis pelayanan dan program yang tersedia d. Fasilitas-fasilitas yang ada di rumah sakit e. Prosedur yang digunakan untuk pemeliharaan fasilitas-fasilitas rumah sakit f.
System pengamanan dan ketertiban termasuk peraturan di rumah sakit
g. Wewenang dan larangan h. Hak dan kewajiban pegawai (insentif, libur, cuti, pension dan kesejahteraan) i.
System penghargaan dan sanksi
j.
System pengembangan staf
k. System evaluasi kinerja staf l.
Program pelayanan keperawatan dan kebidanan
m. Deskripsi pekerjaan yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya n. Batas kewenangannya o. Kode etik profesi kperewatan dan kebidanan p. Dukungan standar keperawatan dan kebidanan q. Program pemasaran dan kepuasan konsumen r. Fasilitas peralatan kesehatan yang tersedia s. Prosedur pemeliharaan fasilitas perawat/kebidanan t. Berbagai SPO asuhan/pelayanan
17
BAB III FASILITAS DAN PERALATAN A. Denah Ruangan
18
B. Standar alat kebidanan di ruangan kebidanan/kamar bersalin dengan kapasitas persalinan 10 orang/hari No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Nama Barang Partus set Hecting set Perdarahan partus set Alat vacuum Alat forcep Alat kuret Alat resusitasi ibu dan bayi Infus set Perlengkapan bayi baru lahir Bengkok
Ratio 70% x persalinan/hari 50% x persalinan/hari 30% x persalinan/hari 1 set 1 set 2 set 2 set 6 set 1 set Sesuai kebutuhan
C. Kebutuhan alat tenun/ linen No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19.
Nama Barang Gordyn Baju pasien Sprei besar Manset dewasa Topi Penutup sprei Selimut wool Selimut biasa Sarung bantal Sarung guling Sarung Kasur Sarung buli-buli panas Stick laken Handuk Masker Popok bayi Baju bayi Duk Duk bolong
Ratio 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
: : : : : : : : : : : : : : : : : : :
2 5 5 ¼ 1/3 5 1 5 6 3 1 ¼ 6 3 ½ 15 8 1/3 1/3
D. Kebutuhan alat medis dan alat rumah tangga No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Nama Barang Kursi roda Lemari obat emergency Over bed table Standar infus Lampu sorot/ lampu tindakan Lampu senter / head lamp Nampan Tempat tidur pasien Tempat tidur obstetri 19
Ratio 1-2/ruangan 1/ruangan 1:1 2-3/ruangan 1/ruangan 1-2/ruangan 2-3/ruangan 1:1 2
10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40
Tempat tidur gynekologi Trolley obat Timbangan berat badan Timbangan bayi Matras for adult Matras for baby Box baby Brancard Standar Waskom double Waskom mandi Canul curet no 5 Canul curet no 6 Canul curet no 7 Canul curet no 8 CTG Footstep Dopler Inkubator transport Infant warmer Kursi tindakan Suction Meja mayo Pasien monitor USG Pispot Rak pispot Tempat linen kotor tertutup non infeksius Tempat linen kotor tertutup infeksius Tempat sampah non infeksius Tempat sampah besar tutup (tempat sampah infeksius) Jam dinding
1 1/ruangan 1/ruangan 1/ruangan 1:1 1:1 20 1/ruangan 4-6/ruangan 8-12/ruangan 4 5 2 5 2 4 2 2 2 4 2 3 1 1 1 1 1 1 1:1 4/ruangan 1
E. Kebutuhan alat pencatatan dan pelaporan dengan kapasitas 30 orang pasien No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13.
Formulir Formulir Formulir Formulir Formulir Formulir Formulir Formulir Formulir Formulir Formulir Formulir Formulir
Nama Barang pengkajian awal asuhan kebidanan catatan perkembangan pasien observasi partograf resume catatan pengobatan medic lengkap laboraturium lengkap rontgen permintaan darah keterangan kematian keterangan kelahiran 20
Ratio 1:1 1:5 1 : 10 1 : 10 1:1 1:1 1 : 10 1:1 1:3 1:2 1:1 5 lembar/bulan 10-20 lembar/bulan
14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28.
Resep Formulir konsul Formulir permintaan makan Formulir permintaan obat Buku ekspedisi Buku register pasien Buku folio White board Perforator Steples Pensil Pensil merah biru Spidol white board Pulpen Penggaris
10 buku/bulan 1:5 1:1 1:1 10/ruangan/tahun 4/ruangan/tahun 4/ruangan/tahun 1 1 1 2 2 1 3 2
21
BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN KEBIDANAN A. Kebijakan dan Prosedur 1. Penerimaan pasien baru a. Prosedur yang dilakukan oleh bidan
Menerima
pasien
baru
dan
melakukan
serah
terima
dengan
perawat/bidan dari ruangan sebelumnya.
Mencocokan gelang indentitas pasien, meyakinkan ketepatan identitas pasien dengan bertanya langsug kepada pasien. Setelah identitas sesuai gelang dikenakan dikenakan ditangan pasien.
Menambah gelang pasien dengan tanda alergi atau resiko tinggi sesuai dengan ketentuan.
Melakukan pengkajian kebidanan.
Melakukan observasi tanda-tanda vital.
Melakukan pemeriksaan yang berhubungan dengan keadaan pasien sesuai dengan kondisi pasien.
Melaporkan hasil pengkajian kepada dokter penanggung jawab dan melakukan tindakan sesuai instruksi dokter.
Mencatat tindakan yang telah dilakukan dalam berkas rekam medis pasien yang ditandatangani oleh bidan yang melakukan tindakan.
b. Prosedur yang dilakukan oleh dokter
Melakukan pemeriksaan yang berhubungan dengan keadaan pasien sesuai dengan kondisi pasien.
Dokter memberikan informed consent tentang tindakan yang akan dilakukan beserta kemungkinan komplikasi yang dapat terjadi baik selama tindakan ataupun setelah selesai tindakan.
Mencatat tindakan yang telah dilakukan dalam berkas medis pasien yang ditandatangani oleh dokter penanggung jawab yang melakukan tindakan.
2. Penerimaan dan perawatan pasien rawat inap sehari (one day care) a. Prosedur yang dilakukan oleh bidan
Menerima pasien di kamar bersalin (VK)
Bidan kamar bersalin melengkapi berkas rekam medis pasien. 22
Bidan kamar bersalin melaporkan ke dokter operator dan dokter anastesi bahwa pasien sudah di kamar bersalin.
Bidan
kamar
bersalin
melakukan
persiapan
tindakan
seperti
mengganti baju pasien, membersihkan makeup dan melepaskan perhiasan pasien, observasi tanda-tanda vital, anjurkan pasien buang air kecil dahulu dan lain-lain.
Setelah tindakan dilakukan, pasien diobservasi kondisi umum dan tanda-tanda vitalnya.
Jika keadaan umum pasien baik maka bidan memberitahu keluarga pasien untuk meyelesaikan administrasi.
Keluarga pasien menyerahkan bukti administrasi telah selesai kepada bidan.
Bidan menjelaskan kepada keluarga pasien mengenai perawatan paska tindakan dirumah, menyerahkan obat pulang dan surat control dengan menggunakan formulir resume keperawatan.
Mencatat tindakan yang telah dilakukan dalam berkas rekam medis pasien yang ditandatangani oleh bidan yang melakukan tindakan.
b. Prosedur yang dilakukan oleh dokter
Melakukan pemeriksaan yang berhubungan dengan keadaan pasien sesuai dengan kondisi pasien.
Dokter memberikan informed consent tentang tindakan yang akan dilakukan beserta kemungkinan komplikasi yang dapa terjadi baik selama tindakan ataupun setelah selesai tindakan.
Melakukan tindakan diruang tindakan.
Membuat resep dan menjadwalkan control.
Mencatat tindakan yang telah dilakukan dalam berkas medis pasien yang ditandatangani oleh dokter penanggung jawab yang melakukan tindakan.
3. Persiapan pasien pre op section caesaria a. Prosedur yang dilakukan oleh bidan
Memastikan bahwa pasien telah mendapatkan penjelasan dari dokter penanggung jawab dan anastesi mengenai tindakan operasi yang dilakukan.
23
Meminta pasien atau keluarga mengisi formulir surat persetujuan tindakan section caesaria dan surat ijin tindakan anastesi.
Melakukan pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan penunjang lainnya sesuai anjuran dokter.
Siapkan pasien, puasa, cukur daerah operasi, pasang infuse, pasang selang catheter, persiapkan darah bila diperlukan, melepas protease dan lain-lain.
Lengkapi formulir check list pre operasi yang terdapat dalam pendokumentasian.
Menghubungi dokter spesialis anak atau perawat peronatologi untuk memberitahukan pasien sudah siap diantar ke kamar operasi.
Hubungi ruang operasi untuk memastikan bahwa pasien akan diantar.
Antar pasien ke ruang operasi sesuai jadwal, minimal 30 menit sebelum jadwal operasi.
Cek denyut jantung janin dengan disaksikan perawat kamar operasi.
Mencatat tindakan yang telah dilakukan dalam berkas medis pasien yang ditandatangani oleh bidan yang melakukan tindakan.
b. Prosedur yang dilakukan oleh dokter
Melakukan pemeriksaan yang berhubungan dengan keadaan pasien sesuai dengan kondisi pasien.
Dokter memberikan informed consent tentang tindakan yang akan dilakukan beserta kemungkinan komplikasi yang dapa terjadi baik selama tindakan ataupun setelah selesai tindakan.
Melakukan tindakan di kamar operasi
Membuat resep dan protap perawatan selanjutnya
Mencatat tindakan yang telah dilakukan dalam berkas medis pasien yang ditandatangani oleh dokter penanggung jawab yang melakukan tindakan.
4. Asisten dokter dalam menolong persalinan normal a. Prosedur yang dilakukan oleh bidan
kontrol his, monitoring denyut jantung janin dan perhatikan keadaan umum pasien.
Mengkaji adanya faktor resiko pada ibu dan janin sebelum proses persalinan, laporkan pada dokter.
Periksa dalam untuk menentukan diagnosis sudah memasuki kala II 24
Monitor denyut jantung janin sesuai dengan partograf.
Lakukan perawatan kala III
Bantu dokter dalam proses penjahitan luka perineum.
Lakukan perawatan kala IV
Mencatat tindakan yang telah dilakukan dalam berkas rekam medis pasien yang ditandatangani oleh bidan yang melakukan tindakan.
b. Prosedur yang dilakukan oleh dokter
Melakukan pemeriksaan yang berhubungan dengan keadaan pasien sesuai dengan kondisi pasien.
Dokter memberikan informed consent tentang tindakan yang akan dilakukan beserta kemungkinan komplikasi yang dapa terjadi baik selama tindakan ataupun setelah selesai tindakan.
Melakukan tindakan pertolongan persalinan.
Melakukan jahit perineum dengan dibantu oleh bidan
Membuat resep dan protap perawatan selanjutnya
Mencatat tindakan yang telah dilakukan dalam berkas medis pasien yang ditandatangani oleh dokter penanggung jawab yang melakukan tindakan.
5. Asistensi tindakan curettage a. Prosedur yang dilakukan oleh bidan
Memastikan pasien telah mendapatkan penjelasan tindakan yang akan dilakukan oleh dokter operator.
Mempersiapkan surat izin tindakan curettage dan surat izin tindakan anastesi yang ditandatangani oleh pasien atau keluarga pasien.
Persiapkan pasien seperti puasa, pasang infuse, pakaian pasien, kosongkan kandung kemih dan lain-lain.
Mengobservasi tanda-tanda vital, keadaan umum pasien, dan perdarahan selama 3-4 jam pasca tindakan curettage.
Jika keadaan umum pasien baik, tanda-tanda vital normal, tidak ada perdarahan dan keluhan, pasien diperbolehkan pulang.
Mempersiapkan pasien pulang.
b. Prosedur yang dilakukan oleh dokter
Melakukan pemeriksaan yang berhubungan dengan keadaan pasien sesuai dengan kondisi pasien.
25
Dokter memberikan informed consent tentang tindakan yang akan dilakukan beserta kemungkinan komplikasi yang dapa terjadi baik selama tindakan ataupun setelah selesai tindakan.
Pasien dilakukan anastesi oleh dokter anastesi
Melakukan tindakan curretage.
Membuat resep dan protap perawatan selanjutnya
Mencatat tindakan yang telah dilakukan dalam berkas medis pasien yang ditandatangani oleh dokter penanggung jawab yang melakukan tindakan
B. Alur-alur Pelayanan Pasien dan Pengantar pasien
Administrasi dan pendaftaran
Poly OBGYN
Ruang Bersalin
Pemeriksaan penunjang
Rawat inap maternitas
UGD
Ruang Operasi
Apotik
Kasir / cetak jaminan
Pulang
Rujuk
26
Meninggal
BAB V KESELAMATAN PASIEN A. Pengertian Keselamatan pasien (pasien safety) adalah suatu system dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman, sisitem tersebut meliputi : 1. Assessment resiko 2. Indentifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien. 3. Pelaporan dan analisis insiden 4. Kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulya resiko. System tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya cidera yang disebebkan oleh kesalahan akibat melaksanakan sesuatu tindakan atau tidak melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan. B. Tujuan 1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit. 2. Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat. 3. Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD) di rumah sakit 4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan kejadian tidak diharapkan. C. Standar Keselamatan Pasien di Rumah Sakit 1. Hak pasien 2. Mendidik pasien dan keluarga 3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan 4. Penggunaan metode-metode peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan program peningkatan keselamatan pasien. 5. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien. 6. Mendidik staf tentang keselamatan pasien. 7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf mencapai keselamatan pasien.
27
D. 7 Langkah Keselamatan Pasien Uraian tujuh langkah menuju keselamatan pasien adalah sebagai berikut : 1. Bangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien 2. Pimpin dan dukung staf anda 3. Integrasikan aktivitas pengelolaan resiko 4. Kembangkan sistem pelaporan 5. Libatkan dan berkomunikasi dengan pasien 6. Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien. 7. Cegah cedera melalui implementasi system keselamatan pasien. E. Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) / Adverse Event Adalah suatu kejadian yang tidak diharapkan yang mengakibatkan cidera pasien akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambul suatu tindakan yang seharusnya diambil dan bukan karna penyakit dasarnya atau kondisi pasien. Cedera dapat diakibatkan oleh kesalahan medis atau bukan kesalahan medis karna tidak dapat dicegah. F. Kejadian Tidak Diharapkan yang Tidak Dapat Dicegah / Unpreventable Adverse Event Suatu kejadian tidak diharapkan akibat komplikasi yang tidak dapat dcegah dengan pengetahuan yang mutakhir. G. Kejadian Nyaris Cidera (KNC) / Near Miss Suatu keselahan akibat melaksanakan suatu tindakan (commission) atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil (omission) yang dapat menciderai pasien tetapi cidera serius tidak terjadi karena keberuntungan (misalnya pasien menerima suatu obat kontra indikasi tetapi tidak timbul reaksi obat) karena pencegahan (suatu obat dengan over dosis lethal akan diberikan tetapi staf lain mengetahui dan membatalkannya sebelum obat diberikan) atau peringanan (suatu obat dengan over dosis lethal diberikan tetapi diketahui secara dini lalu diberikan antidotumnya). H. Kesalahan Medis / Medical Errors Kesalahan yang terjadi dalam proses asuhan medis yang mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cidera pada pasien termasuk gagal melaksanakan 28
sepenuhnya suatu rencana atau menggunakan rencana yang salah untuk mencapai tujuannya. Dapat merupakan akibat dari melaksanakan suatu tindakan (commission) atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil (omission). I. Insiden Keselamatan Pasien / Patient Safety Incident Setiap
kejadian
yang
tidak
disengaja
dan
tidak
diharapkan
yang
dapat
mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cidera pada pasien. J. Kejadian Sentinel / Sentinel Event Suatu kejadian tidak diharapkan yang mengakibatkan kematian atau cidera serius. Biasanya dipakai untuk kejadian yang sangat tidak diharapkan atau tidak dapat diterima seperti operasi pada bagian tubuh yang salah. Pemilihan kata sentinel terkait dengan keeriusan cidera yang terjadi sehingga pencarian fakta terhadap kejadian ini mengungkapkan adanya masalah yang serius pada kebijakan dan prosedur yang berlaku. K. Tata Laksana Kerja untuk Keselamatan Pasien 1. Semua pasien yang datang baik dalam kondisi inpartu maupun observasi kebidanan harus dilakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik. 2. Memperhatikan identitas pasien khususnya nama dan nomor rekam medis. 3. Memastikan pasien telah mendapatkan informed consent dari dokter penanggung jawab
pasien
atau
dokter
konsulen
sebelum
pasien
mendapatkan
penatalaksanaan medis. 4. Diharapkan seluruh persalinan normal ditolong oleh dokter spesialis kebidanan, bidan boleh menolong persalinan dalam kondisi emergensi, disaat tidak ada dokter spesialis kebidanan. 5. Pemeriksaan pervaginam dalam proses persalinan dilakukan setiap 4 jam sekali atau bila ada indikasi. 6. Observasi pasien ODC dilakukan selama 3-4 jam pasca tindakan, pasien baru diperbolehkan pulang setelah sadar penuh dan keadaan umum baik. 7. Seluruh pemeriksaan penunjang medis harus disertai dengan identitas pasien yang lengkap, benar dan jelas. 8. Setiap bayi lahir langsung dilakukan pemeriksaan fisik, di cap kaki dan diberi gelang untuk identitas bayi.
29
9. Penghalang tempat tidur pasien selalu dalam keadaan terpasang bila ada pasien diatas tempat tidur. 10. Selalu memperhatikan prinsip benar pemberian obat. 11. Kuku petugas harus pendek 12. Mencuci tangan sesuai prosedur sebelum dan sesudah tindakan. 13. Memperhatikan sterilisasi dan menjaga kebersihan 14. Sarung tangan yang digunakan harus sesuai dengan ukuran.
30
BAB VI KESELAMATAN KERJA A. Pendahuluan HIV/AIDS telah menjadi ancaman global. Ancaman tersebut menjadi lebih tinggi dan berbahaya karena penderita HIV/AIDS tidak menampakan gejala dan yang lebih menghawatirkan hal tersebut banyak terjadi di Negara-negara berkembang yang belum mampu menyelenggarakan berbagai kegiatan pencegahan dan penaggulangan secara memadai. Selain HIV/AIDS, juga wajib diwaspadai penyakit Hepatitis B dan C yang keduanya potensial menular melalui tindakan pada pelayanan kesehatan. Kedua penyakit ini sering tidak dapat dikenali secara klinis karena tidak menampakan gejala. Dengan munculnya penyebaran penyakit-penyakit tersebut memperkuat keinginan untuk mengembangkan dan menjalankan prosedur yang bias melindungi semua pihak dari penyebaran infeksi. Upaya pencegahan penyebaran infeksi dikenal melalui “Universal Precaution”. Tenaga kesehatan sebagai ujung tombak pelayanan yang melakukan kontak 24 jam dengan pasien mempunyai resiko terpajan lebih besar, oleh sebab itu tenaga kesehatan wajib menjaga kesehatan dan keselamatan dirinya dari resiko tertular penyakit agar dapat bekerja maksimal. B. Tujuan 1. Petugas kesehatan dapat melindungi dirinya sendiri, pasien dan masyarakat dari penularan infeksi dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya. 2. Petugas kesehatan harus menerapkan prinsup universal precaution dalam menjalan tugas dan kewajibannya sehingga dapat mengurangi resiko terpajan atau terinfeksi penyakit menular. C. Tindakan yang Beresiko Terpajan Ada beberapa hal yang dapat membuat seseorang tenaga kesehatan dapat terpajan dengan infeksi menular yaitu : 1. Cuci tangan yang tidak benar 2. Penggunaan sarung tangan yang kurang tepat 3. Penutupan kembali jarum suntik secara tidak aman 31
4. Pembuangan peralatan tajam secara tidak aman 5. Tehnik dekontaminasi dan sterilisasi peralatan yang kurang benar 6. Praktek kebersihan ruangan yang belum memadai. D. Prinsip Keselamatan Kerja Prinsip utama dan prosedur universal precaution dalam kaitannya dengan keselamatan kerja khususnya di instalasi kamar bersalin adalah menjaga higine sanitasi individu, higine dan sanitasi ruangan dan sterilisasi peralatan. Ketiga prinsip tersebut dapat dijabarkan dalam kegiatan berikut : 1. Cuci tangan guna mencegah infeksi silang 2. Pemakaian APD (alat perlindungan diri) 3. Pengelolaan instrument bekas pakai dan alat kesehatan lainnya 4. Pengelolaan jarum dan alat tajam lainnya untuk mencegah perlukaan. 5. Pengelolaan limbah dan sanitasi ruangan 6. Pengelolaan alat tenun bekas pakai 7. Pemeriksaan kesehatan berkala bagi tenaga kesehatan dan pemberian imunisasi. E. Hal-hal yang Harus Diketahui Oleh Petugas Kesehatan Sebagai petugas kesehatan wajib mengetahui hal-hal yang harus dilakukan jika terpajan/terpapar dengan infeksi menular sehingga dapat ditanggulangi dengan tepat dan cepat. Hal-hal yang harus diketahui sebagai berikut : 1. Tindakan sesuai dengan jenis paparan 2. Status kesehatan petugas terpapar 3. Status kesehatan sumber paparan 4. Kebijakan yang ada 5. Tindakan pertama pada pajanan bahan kimia atau cairan tubuh 6. Tindakan pasca tertusuk jarum bekas pakai atau benda tajam bekas pakai lainnya.
32
BAB VII PENGENDALIAN MUTU A. Indikator Mutu Pelayanan Kebidanan Indikator mutu pelayanan kebidanan yang digunakan di Rumah Sakit Universitas Tanjungpura diambil dari Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit yang ditetapkan dalam
Keputusan
Menteri
Keehatan
Republik
Indonesia
Nomor
:
129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit, yaitu : 1. Kejadian kematian ibu karena persalinan a. Perdarahan ≤ 1% b. Pre – Eklampsia ≤ 30% c. Sepsis ≤ 0,2% 2. Pemberi pelayanan persalinan normal a. Dokter spesialis kebidanan b. Dokter umum terlatih asuhan persalinan normal c. Bidan 3. Pemberi pelayanan dengan persalinan penyulit : tim PONEK yang terlatih 4. Pemberi pelayanan persalinan dengan tindakan operasi a. Dokter spesialis kebidanan b. Dokter spesialis anak c. Dokter spesialis anastesi 5. Pertolongan persalinan melalui section caesaria ≤ 20 % 6. Keluarga berencana: a. Persentase keluarga berencana vasektomi dan tubektomiyang dilakukan oleh tenaga kompeten dokter spesialis kebidanan, dokter spesialis bedah umum, dokter spesialis urologi, dokter umum terlatih 100%. b. Persentase keluarga berencana mantap yang mendapatkan konseling keluarga berencana mantap oleh bidan terlatih 100% 7. Kepuasan pelanggan ≥ 80% B. Evaluasi dan Pengendalian Mutu Merupakan upaya yang dilakukan untuk mengetahui capaian mutu pelayanan berdasarkan indiktor yang telah ditetapkan, dapat dilakukan dengan cara: 1. Audit pelayanan kebidanan 2. Audit pendokumentasian 33
3. Audit prosedur pelayanan kebidanan 4. Survey kepuasan pasien. C. Keterkaitan hubungan kerja Kamar Bersalin RS. Universitas Tanjungpura dengan unit lain 1. Logistik Farmasi Kebutuhan obat dan alat medis habis pakai di kamar bersalin, diperoleh dari bagian logistik farmasi dengan prosedur permintaan sesuai SPO. 2. Logistik Umum Kebutuhan alat rumah tangga dan alat tulis kantor di kamar bersalin diperoleh dari logistik umum dengan prosedur permintaan sesuai dengan SPO. 3. Kamar Operasi ( OK ) Pasien kamar bersalin yang memerlukan tindakan operasi, akan dibuatkan surat pengantar oleh dokter dan dokter atau bidan menjelaskan ke pasien dan keluarga pasien tentang rencana operasi (Informed consent) beserta biaya nya. Bidan kamar bersalin memberitahu bagian OK dan dokter anastesi tentang rencana operasi (bila penanggung jawab pasien sudah setuju), bidan kamar bersalin memberitahu bagian perinatologi tentang rencana operasi (Operasi SC). Prosedur pasien kamar bersalin yang akan operasi sesuai dengan SPO. 4. Laboraturium Pasien kebidanan yang membutuhkan pemeriksaan laboraturium akan dibuatkan formulir permintaan laboratorium oleh dokter dan formulir diserahkan kepada petugas laboratorium oleh bidan kamar bersalin. Prosedur pemeriksaan laboraturium pada pasien kebidanan sesuai dengan SPO. 5. Umum / Tehnisi Kerusakan alat medis dan non medis di kamar bersalin akan dilaporkan dan diajukan perbaikan ke bagian umum dengan prosedur permintaan perbaikan sesuai dengan SPO. 6. Rekam Medik Pasein yang berobat di kamar bersalin di RS. Universitas Tanjungpura akan diberikan nomor rekam medis dan status rekam medis pasien, dan yang sudah selesai berobat akan disimpan di bagian rekam medis oleh petugas admission. Prosedur permintaan dan penyerahan rekam medis pasien sesuai dengan SPO. 7. Admission / Pendaftaran
34
Setiap pasien yang berobat ke kamar bersalin selalu di daftarkan ke bagian admission, dari admission disipakan rekam medis kemudian diberikan ke ruang bersalin. Prosedur sesuai dengan SPO 8. Radiologi Pasien kebidanan yang membutuhkan pemeriksaan radiologi akan dibuatkan formulir permintaan radiologi oleh dokter dan formulir diserahkan kepada petugas radiologi oleh bidan kamar bersalin. Prosedur pemeriksaan radiologi pada pasien kebidanan sesuai dengan SPO. 9. Operator Apabila
kamar
bersalin
membutuhkan
sambungan
telphone
keluar
RS.
Universitas Tanjungpura, maka bagian kamar bersalin akan menelphone ke RS lain
dengan
menggunakan
handphone
kamar
bersalin
RS.
Universitas
Tanjungpura. 10. Kasir Pasien yang telah selesai berobat ke kamar bersalin akan kebagian kasier untuk menyelesaikan administrasi 11. Rawat Inap Maternitas Pasien kebidanan yang akan dirawat, dibuatkan surat pengantar oleh dokter Obgyn pasien masuk melalui UGD (VK UGD), penanggung jawab pasien dianjurkan ke bagian admission untuk mendaftarkan pasien dan memilih kamar perawatan bila pasien denngan status umum. Jika pasien BPJS kamar sesuai dengan peraturan yang berlaku. Setelah menandatangani persetujuan rawat inap, maka pasien diantar ke kamar bersalin atau ke ruang perawatan maternitas. 12. Gizi Pasien kebidanan yang memerlukan kebutuhan nutrisi segera, akan dimintakan langsung ke bagian gizi melalui telphone dengan memberitahukan nama pasien dan makanan/minuman yang diperlukan. 13. Intensive Care Unit ( ICU ) Apabila ada pasien dari kamar bersalin yang memerlukan perawatan intensif, maka pasien akan dibuatkan surat pengantar ke ICU, dokter memberitahukan kepada penanggung jawab pasien bahwa pasien memerlukan perawatan di ICU, bidan kamar bersalin menghubungi ICU lewat telphone, pasien diantar ke ICU oleh bidan kamar bersalin.
35
14. Instalasi Rawat Jalan Pasien kebidanan yang memerlukan tindak lanjut / konsul ke dokter spesialis pada jam kerja, bidan akan menghubungi dokter konsulen dan bila pasien memungkinkan untuk tindak lanjut di poly, maka pasien akan diantar oleh bidan jaga ke bagian poly rawat jalan. 15. Umum / Supir Pasien kebidanan yang memerlukan rujukan ke RS lain dapat menggunakan ambulance RS. Universitas Tanjungpura. 16. Umum / Keamanan Bila ada pasien kebidanan yang meninggal, maka setelah jenazah dirapikan akan diantar ke kamar jenazah dengan terlebih dahulu menginformasikan ke bagian keamanan.
36
BAB VIII PERTEMUAN / RAPAT A. Pengertian Rapat merupakan suatu pertemuan yang terdiri dari beberapa orang yang memiliki kepentingan dan tujuan yang sama untuk membicarakan atau memecahkan suatu masalah tertentu. B. Tujuan 1. Umum : Dapat membantu terlaksananya pelayanan kamar bersalin yang 2. Khusus : a. Dapat menggali segala permasalahan terkait dengan pemberian pelayanan di kamar bersalin. b. Dapat memberi jalan keluar atau pemecahan masalah yang terkait dengan pelayanan di kamar bersalin. C. Kegiatan Rapat Rapat dilakukan dan diadakan oleh kebidanan yang dipimpin oleh Sub Bidang Pelayanan Keperawatan dan Kepala Ruangan dan diikuti oleh seluruh staf nya. Rapat yang diadakan ada 2 macam, yaitu: 1. Rapat terjadwal : Rapat terjadwal merupakan rapat yang diadakan oleh Sub Bidang Pelayanan Keperawatan dan Kepala Ruangan kamar bersalin setiap 1 bulan sekali dengan perencanaan yang tealh dibuat selama 1 tahun dengan agenda rapat yang telah ditentukan oleh Karu. 2. Rapat tidak terjadwal : Rapat tidak terjadwal merupakan rapat yang sifatnya insidentil dan diadakan oleh Karu untuk membahas atau menyelesaikan permasalahan di kamar bersalin dikarenakan adanya permasalahan yang ditemukan bersifat insiden.
37
BAB IX PELAPORAN A. Pengertian Pelaporan merupakan system atau metode yang dilakukan untuk melaporkan segala bentuk kegiatan yang ada terkait dengan pemberian pelayanan kamar bersalin. B. Jenis Laporan Laporan dibuat oleh kepala ruang kamar bersalin. Adapun jenis laporan yang dikerjakan terdiri dari: 1. Laporan harian Laporan yang dibuat oleh Penanggung Jawab shift dalam bentuk tertulis setiap hari. Adapun hal-hal yang dilaporkan adalah: a. Laporan kunjungan pasien kamar bersalin b. Laporan SDM Kamar bersalin c. Laporan keadaan sarana dan fasilitas kamar bersalin d. Laporan mutu pelayanan 2. Laporan Bulanan Laporan yang dibuat oleh Karu Kamar Bersalin dalam bentuk tertulis setiap bulannya dan diserahkan kepada Sub Bidang Pelayanan Medik dan Keperawatan setiap bulannya. Adapun hal-hal yang dipaorkan adalah : a. Laporan kunjungan pasien kamar bersalin yang meliputi 1) Jumlah kunjungan pasien kamar bersalin berdasarkan kasus 2) Jumlah pasien meninggal 3) Jumlah kasus penyakit terbanyak b. Laporan keadaan fasilitas dan sarana kamar bersalin yang meliputi 1) Kelengkapan alat dan fasilitas 2) Kondisi alat dan fasilitas c. Laporan pemasukan dan pengeluaran kamar bersalin meliputi: 1) Laporan pendapatan kamar bersalin 3. Laporan Tahunan Laporan yang dibuat oleh Karu Kamar Bersalin dalam bentuk tertulis setiap tahun dan diserahkan kepada Sub Bagian Pelayanan Medik dan Keperawatan per tiap tanggal yang telah ditetapkan. Adapun hal-hal yang dilaporkan adalah: a. Laporan kunjungan pasien kamar bersalin dan evaluasi dalam 1 tahun b. SDM/ketenagaan di kamar bersalin dan evaluasi dalam 1 tahun
38
c. Laporan keadaan fasilitas dan sarana kamar bersalin dan evaluasi dalam 1 tahun d. Laporan mutu pelayanan kamr bersalin.
39
BAB X PENUTUP Buku pedoman pelayanan kebidanan ini disusun dalam rangka memberikan acuan bagi tenaga kesehatan yang bekerja di Rumah Sakit Universitas Tanjungpura agar dapat menyelenggarakan pelayanan kebidanan yang bermutu, aman, efektif dan efisien dengan mengutamakan keselamatan pasien. Apabila dikemudian hari diperlukan adanya perubahan, maka Buku Pedoman Pelayanan Kebidanan ini akan disempurnakan.
40