PEDOMAN RUANGAN PEMERIKSAAN UMUM PUSKESMAS PULOSARI
No Dokumen
:
Tanggal Terbit
:.
No Revisi
:-
DINAS KESEHATAN PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG TAHUN 2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karenaatas rahmat dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan Pedoman Ruangan Pemeriksaan Umum Puskesmas Pulosari. Buku ini kami susun sebagai salah satu upaya untuk memberikan acuan dan kemudahan dalam pelaksanaan persiapan akreditasi baik oleh pendamping maupun pelaksana akreditasi Puskesmas Pulosari Akreditasi mempersyaratkan adanya pembuktian pelaksanaanseluruh kegiatan pelayanan melalui dokumentasi dan penelusuran, karena pada prinsip akreditasi, seluruh kegiatan harus tertulis dan apa yang tertulis harus dikerjakan dengan sesuai. Buku ini berisi acuan yang dapat digunakan sebagai Pedoman Ruangan Pemeriksaan Umum Puskesmas Pulosari. Pada kesempatan ini perkenankan saya
untuk menyampaikanucapan terima
kasih dan apresiasi
kepada semua karyawan yang telah terlibat dalam prosespenyusunanPedoman Ruangan Pemeriksaan UmumPuskesmas Pulosari. Semoga dengan digunakannya buku ini dapat mempermudah karyawan dalam
melaksanakan
kegiatan
pelayanan
di
Ruangan
Pemeriksaan
UmumPuskesmas Pulosari. Pulosari .. Kepala Puskesmas Pulosari
dr ERDINA DAMAYANTI NIP : 19781119 200501 2 014
2
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR
2
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
4
B. Tujuan Pedoman
4
C. Ruang Lingkup Pedoman
4
D. Batasan Operasional
5
E. Landasan Hukum
5
BAB II STANDAR KETENAGAAN A. Kualifi kasi Sumber Daya Manusia
6
B. Distribusi Ketenagaan
6
C. Jadwal Kegiatan
7
BAB III STANDAR FASILITAS A. Denah Ruang
8
B. Standar Fasilitas
8
BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN
10
BAB V LOGISTIK
12
BAB VI KESELAMATAN PASIEN
13
BAB VII KESELAMATAN KERJA
18
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU
21
BAB IX PENUTUP
22
3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pengobatan merupakan suatu proses ilmiah yang dilakukan oleh dokter berdasarkan temuan-temuan yang diperoleh selama anamnesis dan pemeriksaan. Dalam proses pengobatan terkandung keputusan ilmiah yang dilandasi oleh pengetahuan dan keterampilan untuk melakukan intervensi pengobatan yang memberi manfaat maksimal dan resiko sekecil mungkin bagi pasien. Hal tersebut dapat dicapai dengan melakukan pengobatan yang rasional. Pengobatan rasional menurut WHO 1987 yaitu pengobatan yang sesuai indikasi, diagnosis, tepat dosis obat, cara dan waktu pemberian, tersedia setiap saat dan harga terjangkau. Tujuan
pengobatan
adalah
mengupayakan
kesembuhan
dan
pemulihan pasien secara optimal melalui prosedur dan tindakan yang dapat dipertanggungjawabkan.
B. Tujuan Pedoman PedomanRuangan Pemeriksaan Umum Puskesmas Pulosaribertujuan untuk menjadi acuan dalam memberi pelayanan kepada pasien rawat jalan. Sehingga pada akhirnya pelayanan klinis dapat meningkatkan kepuasan pelanggan..
C. RuangLingkup PelayananPengobatandibagidalamduamacamkegiatan, yaitu : 1. Kegiatan di dalamgedungPuskesmas Meliputi :Pengobatan di Ruangan Pemeriksaan Umum 2. Kegiatan di luargedungPuskesmas Meliputi : Pengobatan di Posyandu, Pusling, Pustu 4
D. Batasan Operasional 1. Rawat jalan adalah pelayanan medis yang diberikan kepada pasien untuk tujuan pengamatan, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi dan pelayanan kesehatan lainnya tanpa mengharuskan rawat inap. 2. Pasien
rawat
jalan
adalah
pasien
puskesmas
yang
setelah
mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai dengan kondisinya dapat pulang ke rumah.
E. Landasan Hukum 1. Undang Undang No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan 2. Undang Undang No 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran 3. Peraturan menteri Kesehatan No.75 Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
5
BAB II STANDAR KETENAGAAN
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia pelayanan klinis Berikut ini tenaga kesehatan yang bertugas pada
poli umum yang ada
diPuskesmas Pulosari:
Penanggung Jawab Poli Umum
: dr. Rendi Retissu
Anggota Pelaksana
:
dr. Hengky S Permana
Iwan Wiratno, AMK
Wahyu Dillyanty, AMK
Anjar Sri Asih, AMK
Intan Pramularsih, AMK
B. Distribusi Ketenagaan dan pengaturan jadwal kegiatan
Dokter setiap hari bertugas di Ruangan Pemeriksaan Umum. Jumlah dokter ada 2 (dua) yang masing-masing mempunyai tugasnya sendirisendiri sesuai jadwal. Bila ada pertemuan yang menyangkut upaya klinis yang menjadi tugas keseharian dokter atau yang berkaitan dengan tugas integrasinya, maka akan didisposisi untuk melakukan pertemuan, sehingga pelayanan dilayani oleh 1 (satu) dokter dan perawat yang diberi pelimpahan wewenang.
Perawat setiap hari melakukan ketugasan sesuai jadwal yang dibuat oleh Koordinator UKP . Setiap perawat mempunyai tugas integrasi atau tugas lain yang diberikan kepala puskesmas, misalnya penanggung jawab TB, penanggung jawab PHN dll. Sehingga jika ada undangan yang menyangkut ketugasanya perawat yang bersangkutan
6
akan
didisposisi
mengikuti
kegiatan
tersebut.
Untuk
kegiatan
puskesmas keliling, jadwal perawat sesuai dengan angggota tim.
C.
Jadwal Kegiatan Jadwal Kegiatan di Ruangan Pemeriksaan Umum dilakukan setiap hari dari pukul 07.15 – 14.15 selama 6 hari kerja.
7
BAB III STANDAR FASILITAS
A. Denah Poli Umum Meja Periksa
BED Tindakan
Meja Periksa
BED Tindakan
Ruang Periksa 1
Ruang Periksa 2
Meja
Meja
Meja
Meja
Tensi
Komputer
Komputer
Tensi
Pintu
Pintu
B. Standar Fasilitas 1. Fasilitas Sarana Ruangan Pemeriksaan Umum merupakan ruangan dengan ruang pemeriksaan dokter, termasuk didalamnya terdapat bed/tempat tidur pasien. Di dalam ruangan pemeriksaan umum terdapat 2 (dua) meja untuk melakukan pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter atau perawat, selain itu terdapat 2 (dua) meja di dalam poli umum digunakan untuk pemeriksaantanda vital. Ruangan ini memiliki wastafel sebagai sarana cuci tangan bagi petugas.Selain itu ruangan ini memiliki seperangkat komputer sebagai bagian dari sistem informasi puskesmas yang terhubung dengan
8
server untuk memasukkan data pasien pada sistem informasi puskesmas dan BPJS. 2. Peralatan
Timbangan anak
Timbangan Dewasa
Stetoscope
Tensimeter
Termometer
9
BAB IV TATALAKSANA PELAYANAN
A. Tata Laksana 1. Kegiatan di DalamGedung a. Persiapan ruangan - Persiapanalat – alatpemeriksaan b. Penatalaksanaanpasien - Memanggilpasienberdasarkannomorurut - Melakukanpemeriksaan tanda-tanda vital - Melakukananamnesa, pemeriksaandantatalaksanapenderita - Melakukanpencatatanrekammedikpasien - Pengobatanmedikdasar di Puskesmassesuaipedoman - Melakukanperawatanluka - Penyuluhantentangpenyakit dan polahidupsehat - Konselingmedikumum - Menerimarujukaninternal - Melakukanrujukankasusspesialistik - Menerbitkansuratketerangansakit/sehat yang ditandatanganidokter, biladiperlukan - Memberikansurat KIR dokter c. Selesai pelayanan - Mencuci dan mensterilkanalatsesuaiprosedur 2. Kegiatan di luar gedung a. Penyuluhan kesehatan b. Penjaringan Penyakit c. Screening penyakit tertentu d. Pengobatan pada waktu Posyandu / Puskesmas keliling
10
3. Dokumentasi 1. Kegiatan di dalam gedung : Setelahselesaipelayanan, data – data pasien : a. DitulisdalamBuku Register b. Di-input dalamsimpus Puskesmasmelalui Komputer 2. Kegiatan di luargedung : a. Buku tugas luar b. Penyuluhankader : - Undangan - Materi penyuluhan - Daftar hadir - Notulen penyuluhan
11
BAB V LOGISTIK
Untuk menunjang terselenggaranya pelayanan klinis yang bermutu, maka perlu didukung oleh penyediaan logistik yang memadai dan optimal, melalui perencanaan yang baik dan berdasarkan kebutuhan pasien dan usulan petugas rawat inap atas dasar kebutuhan pasien dan demi kelancaran dari pelayanan di rawat inap. Ketersediaan logistik harus dijamin kecukupannya dan pemeliharaan yang sudah dianggarkan dan dijadwalkan.Pengadaan alat dan bahan dalam pelaksanaan upaya klinis Puskesmas diselenggarakan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
12
BAB VI KESELAMATAN PASIEN
Ada enam sasaran keselamatan pasien, yaitu: 1. Tidak terjadinya kesalahan identifikasi pasien 2. Komunikasi efektif 3. Tidak terjadinya kesalahan pemberian obat 4. Tidak terjadinya kesalahan prosedur tindakan medis dan keperawatan 5. Pengurangan terjadinya resiko infeksi di Puskesmas 6. Tidak Terjadinya pasien jatuh
Upaya Puskesmas untuk mencapai enam sasaran keselamatan pasien tersebut adalah : 1. IDENTIFIKASI PASIEN SECARA BENAR Indikator melakukan identifikasi pasien secara benar adalah: a. Pasien diidentifikasi menggunakan dua identitas pasien, seperti nama pasien dan tanggal lahir pasien, tidak termasuk nomor dan lokasi kamar. b. Pasien diidentifikasi sebelum melakukan pemberian obat, tranfusi darah atau produk lainnya. c. Pasien diidentifikasi sebelum mengambil darah, dan specimen lain untuk keperluan pemeriksaan. d. Pasien diidentifikasi sebelum memberikan perawatan atau prosedur lainnya.
Prosedur dalam Identifikasi Pasien Ada 2 identitas yaitu menggunakan Nama dan Tanggal Lahir yang disesuaikan
dengan
tanda
pengenal
resmi.Pengecualian
prosedur
identifikasi dapat dilakukan pada kondisi kegawatdaruratan pasien di Ruang Tindakan. 13
Beberapa hal yang dapat dilakukan petugas adalah:
Petugas meminta pasien untuk menyebutkan nama dan tanggal lahir sebelum melakukan prosedur, dengan pertanyaan terbuka, contoh :” Nama bapak siapa?” “Tolong sebutkan tanggal lahir Bapak”.
Bila pasien tidak dapat menyebutkan nama, identitas pasien dapat ditanyakan kepada penunggu/ pengantar pasien.
2. MENINGKATKAN KOMUNIKASI EFEKTIF Cara komunikasi yang efektif di puskesmas: a. Menggunakan teknik SBAR(Situation – Background – Assessment – Recomendation) dalam melaporkan kondisi pasien untuk meningkatkan efektivitas komunikasi antar pemberi layanan.
Situation : Kondisi terkini yang terjadi pada pasien.
Background : Informasi penting apa yang berhubungan dengan kondisi pasien terkini
Assessment : Hasil pengkajian kondisi pasien terkini
Recommendation : Apa yang perlu dilakukan untuk mengatasi masalah pasien saat ini.
Situasi Saya menelepon tentang (nama pasien, umur, dan S
lokasi)…………. Masalah yang ingin disampaikan….. Tanda- tanda vital : Background/ latar belakang
B
Status mental pasien : Kulit:… Alat Bantu…
14
Assesment/ Penilaian A
Sampaikan masalah yang sedang terjadi dan katakan penilaian anda. Rekomendasi
R
Apakah (katakan apa yang ingin disarankan) Apakah diperlukan pemeriksaan tambahan? Jika ada perubahan tatalaksana, tanyakan…
b. Komunikasi Verbal(Write down/tulis, Read back/baca kembali
Intruksi/ laporan hasil tes secara verbal dan telepon ditulis oleh penerima instruksi/ laporan.
Intruksi/ laporan hasil tes secara verbal dan telepon dibacakan kembali oleh penerima instruksi/ laporan.
Instruksi/ laporan yang dibacakan tersebut, dikonfirmasikan oleh individu pemberi instruksi/ laporan.
Untuk istilah yang sulit atau obat – obatan kategori LASA (Look Alike Sound Alike) diminta penerima pesan mengeja kata tersebut perhurup misalnya : UBRETID
3. MENINGKATKAN KESELAMATAN PENGGUNAAN OBAT YANG PERLU DIWASPADAI (HIGH ALERT) Obat- obatan yang perlu diwaspadaiadalah : NORUM (Nama Obat Rupa Ucapan Mirip) / LASA (Look Alike SoundAlike) yaitu obat-obat yang terlihat mirip dan kedengarannya mirip.
Pengelolaan obat yang perlu diwaspadai:
Penyimpanan di lokasi khusus dengan akses terbatas dan diberi penandaan yang jelas berupa stiker berwarna merah bertuliskan “High Alert”
15
Pisahkan atau beri jarak penyimpanan obat dengan kategori LASA.
Tidak menyimpan obat kategori kewaspadaan tinggi di meja dekat pasien tanpa pengawasan.
Biasakan mengeja nama obat dengan kategori LASA saat menerima / memberi instruksi
Obat-obatan yang memerlukan kewaspadaan tinggi yang ada di Puskesmas: a. Golongan Opioid - Fentanil - Kodein HCL - Morfin HCl - Morfin Sulfat - Petidin HCl - Sufentanil b. Antiaritmia - Lidokain - Amiodaron c. Obat antagonis adrenergik - Efinefrin - Norefineprin d. Sound Alike Look Alike Drugs PENERAPAN 7 BENAR DALAM PEMBERIAN OBAT 4. PENGURANGAN RISIKO INFEKSI TERKAIT PELAYANAN KESEHATAN Indikator Usaha Menurunkan Infeksi Nosokomial: a. Menggunakan panduan hand hygiene terbaru yang diakui umum. b. Mengimplementasikan program kebersihan tangan yang efektif. Semua petugas di rumah sakit termasuk dokter melakukan kebersihan tangan pada 5 MOMEN yang telah ditentukan, yakni:
16
Sebelum kontak dengan pasien
Sesudah kontak dengan pasien
Sebelum tindakan asepsis
Sesudah terkena cairan tubuh pasien
Sesudah kontak dengan lingkungan sekitar pasien
Ada 2 cara cuci tangan yaitu : 1. HANDWASH
: dengan air mengalir, waktunya : 40 – 60 detik
2. HANDRUB
: dengan gel berbasis alcohol, waktunya : 20 – 30
detik Alat Pelindung Diri Alat yang digunakan untuk melindungi petugas dari pajanan darah, cairan tubuh, ekskreta, dan selaput lendir pasien seperti sarung tangan, masker, tutup kepala, kacamata pelindung, apron/ jas, dan sepatu pelindung. 5. PENGURANGAN RISIKO CEDERA AKIBAT PASIEN JATUH Indikator usaha menurunkan risiko cedera karena jatuh : 1. Semua pasien baru dinilai risiko jatuhnya dan penilaian diulang jika diindikasikan oleh perubahan kondisi pasien atau pengobatan, dan lainnya. 2. Hasil pengukuran dimonitor dan ditindak lanjuti sesuai derajat rIsiko jatuh pasien guna mencegah pasien jatuh serta akibat tak terduga lainnya.
17
BAB VII KESELAMATAN KERJA
Dengan meningkatnya pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan oleh pasien dan keluarga pasien maka tuntutan pengelolaan program Keselamatan Kerja semakin tinggi, karena Sumber Daya Manusia (SDM) puskesmas, pengunjung/pengantar pasien, pasien
sekitar puskesmas ingin mendapatkan
perlindungan dari gangguan kesehatan dan kecelakaan kerja, baik sebagai dampak proses kegiatan pemberian pelayanan maupun karena kondisi sarana dan prasarana yang ada di puskesmas yang tidak memenuhi standar. Puskesmas sebagai institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karateristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan, kemajuan teknologi, dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang harus tetap mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkau oleh masyarakat agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Dalam Undang-Undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, khususnya pasal 165 :”Pengelola tempat kerja wajib melakukan segala bentuk upaya kesehatan melalui upaya pencegahan, peningkatan, pengobatan dan pemulihan bagi tenaga kerja”. Berdasarkan pasal di atas maka pengelola tempat kerja di puskesmas mempunyai kewajiban untuk menyehatkan para tenaga kerjanya. Salah satunya adalah melalui upaya kesehatan kerja disamping keselamatan kerja. Puskesmas harus menjamin kesehatan dan keselamatan baik terhadap pasien, penyedia layanan atau pekerja maupun masyarakat sekitar dari berbagai potensi bahaya di puskesmas. Program keselamatan kerja di Ruangan Pemeriksaan Umum merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan puskesmas, khususnya dalam hal kesehatan dan keselamatan bagi SDM puskesmas, pasien, keluargapasien, masyarakat sekitar. 18
Tujuan umum Terciptanya lingkungan kerja yang aman, sehat dan produktif untuk SDM puskesmas, aman dan sehat bagi pasien, pengunjung/pengantar pasien, masyarakat dan lingkungan sekitar sehingga proses pelayanan puskesmas berjalan baik dan lancar.
Tujuan khusus a. Terlindunginya pekerja dan mencegah terjadinya PAK (Penyakit Akibat Kerja) dan KAK (Kecelakaan Akibat Kerja). b. Peningkatan mutu, citra dan rawat inap puskesmas.
Alat Keselamatan Kerja 1. Pemadam kebakaran (hidrant) 2. APD (alat Pelindung Diri) 3. Peralatan pembersih 4. Obat-obatan 5. Kapas 6. Plaster pembalut 7. Pembersih tangan di depan tiap-tiap ruangan pasien.
Aturan umum dalam tata tertib keselamatan kerja adalah sebagai berikut: a. Mengenali semua jenis peralatan keselamatan kerja dan letaknya untuk memudahkan pertolongan saat terjadi kecelakaan kerja, b. Pakailah APD saat bekerja, c. Orientasi pada petugas baru, d. Harus mengetahui cara pemakaian alat darurat seperti pemadam kebakaran, e. Harus mengetahui cara mencuci tangan dengan benar, 19
f. Buanglah sampah pada tempatnya, g. Lakukan latihan keselamatan kerja secara periodik, h. Dilarang merokok.
20
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU
Pengendalian mutu (quality control) dalam manajemen mutu merupakan suatu sistem kegiatan teknis yang bersifat rutin yang dirancang untuk mengukur dan menilai mutu produk atau jasa yang diberikan kepada pelanggan. Pengendalian mutu pada pelayanan klinis diperlukan agar produk layanan klinis terjaga kualitasnya sehingga memuaskan masyarakat sebagai pelanggan.
Ishikawa (1995) menyatakan bahwa pengendalian mutu adalah pelaksanaan langkah-langkah yang telah direncanakan secara terkendali agar semuanya berlangsung sebagaimana mestinya, sehingga mutu produk yang direncanakan dapat tercapai dan terjamin. Dalam pengertian Ishikawa tersirat pula bahwa pengendalian mutu itu dilakukan dengan orientasi pada kepuasan konsumen. Dalam bahasa layanan kesehatan keseluruhan proses yang diselenggarakan oleh puskesmas ditujukan pada pemenuhan kebutuhan masyarakat sebagai konsumen.
Pada unit Ruangan Pemeriksaan Umum Puskesmas Pulosari selalu dilakukan survey kepuasan pelanggan untuk mengetahui tingkat kepuasan penerima layanan di Puskesmas Pulosari. Hasil dari survey pelanggan di analisa sehingga dapat merumuskan follow up dari permasalahan yang ada. .
Jika ada KTD, KTD, KPC dan KNC segera melaporkan pada Ketua Tim Mutu dan Keselamatan Pasien untuk segera di follow up
bersama-sama dengan
Anggota Tim Mutu dan keselamatan pasien Puskesmas Pulosari.
21
BAB IX PENUTUP
Penanggung jawab penyelenggaraan pelayanan klinis di Ruangan Pemeriksaan Umum Puskesmas Pulosari adalah Kepala Puskesmas Pulosari. Sedangkan
penanggungjawab
pembangunan
utama
kesehatan di wilayah
penyelenggaraan kabupatenBanyumas
kesehatan kabupatenBanyumas. Puskesmas bertanggungjawab
seluruh adalah
upaya dinas
hanya untuk
sebagian upaya pembangunan kesehatan yang dibebankan oleh dinas kesehatan kabupaten Pemalang sesuai dengan kemampuannya. Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas adalah mendukung
tercapainya
tujuan
pembangunan
kesehatan
nasional.Yakni
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas, agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
22