BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Rumah
sakit
yang
menerapkan
prinsip
keselamatan
pasien
berkewajiban
untuk
mengidentifikasi dan mengendalikan seluruh risiko strategis dan operasional yang penting. Hal ini mencakup seluruh area baik manajerial maupun fungsional, termasuk area pelayanan, tempat pelayanan, juga area klinis. Rumah sakit perlu menjamin berjalannya sistim untuk mengendalikan dan mengurangi risiko. Manajemen risiko berhubungan erat dengan pelaksanaan keselamatan pasien rumah sakit dan berdampak kepada pencapaian sasaran mutu rumah sakit. Ketiganya berkaitan erat dalam suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan. Hal ini meliputi dua hal: a. Identifikasi proaktif dan pengelolaan potensi risiko utama yang dapat mengancam pencapaian sasaran mutu pelayanan rumah sakit. b. Reaktif atau responsif terhadap kerugian akibat dari keluhan, klaim, dan insiden, serta respon terhadap laporan atau audit internal atau eksternal. Panduan ini akan menjelaskan mekanisme dan tanggung jawab untuk : 1) Identifikasi risiko 2) Analisa Risiko 3) Evaluasi risiko 4) Pengendalian risiko / mengelola risiko 5) Mencatat risiko (risk register) 1.2 Tujuan 1) Memberikan panduan sistim manajemen risiko yang baku dan berlaku di rumah sakit 2) Memastikan sistim manajemen risiko berjalan dengan baik agar proses identifikasi, analisa, dan pengelolaan risiko ini dapat memberikan manfaat bagi keselamatan pasien dan peningkatan mutu rumah sakit secara keseluruhan 3) Membangun sistem monitoring dan komunikasi serta konsultasi yang efektif demi tercapainya tujuan diatas dan penerapan yang berkesinambungan 1.3 Rincian Pokok Dalam rangka mencapai tujuan untuk mengidentifikasi dan mengendalikan risiko, Rumah Sakit Umum Dadi Keluarga mengatur kewenangan dan tanggung jawab manajemen rumah sakit: 1. Level rumah sakit oleh Tim (subkomite) mutu dan manajemen risiko dari Komite Mutu dan Keselamatan Pasien rumah sakit 2. Level unit kerja / bagian dalam rumah sakit oleh kepala instalasi atau kepala bagian dari masing-masing unit kerj
Uraian tanggung jawab manajemen risiko: 1. Tanggung Jawab Pimpinan Rumah Sakit a. Menetapkan kebijakan mengenai manajemen risiko rumah sakit b. Menetapkan dan membina tim manajemen risiko rumah sakit c. Mengawasi dan memastikan sistim manajemen risiko berjalan dengan baik dan berkesimabungan d. Menerima laporan dan rekomendasi pengelolaan / pengendalian risiko serta menindaklanjuti sesuai arah kebijakan rumah sakit termasuk pendanaannya. e. Mengambil alih tanggung jawab pengelolaan dan pengendalian insiden keselamatan pasien sesuai grading risiko. 2. Tanggung Jawab Komite Mutu dan Keselamatan Pasien a. Meninjau daftar risiko rumah sakit dan memberi rekomendasi untuk menurunkan skor risiko. b. Meninjau risiko-risiko ekstrim, tindakan, pengendalian, dan menyoroti area-area utama kepada masing-masing kepala unit kerja terkait. 3. Tim Manajemen Risiko a. Membuat dan meninjau strategi dan kebijakan manajemen risiko. b. Penyediaan pelatihan penilaian risiko. c. Memantau daftar risiko per unit kerja untuk setiap perubahan, bagian yang tidak lengkap, dengan perhatian pada tingkat risiko dan jadwal waktu. d. Memberi saran kepada penilai risiko, kepala unit kerja dan pihak eksekutif perihal manajemen risiko. e. Memelihara dan membina daftar penilai risiko yang aktif. f. Menanggapi permintaan audit internal dan eksternal berkaitan dengan manajemen risiko. g. Menanggapi permintaan pihak eksternal untuk informasi berkaitan proses risiko. 4. Tanggung Jawab Penilai Risiko Penilai risiko harus dipilih oleh Kepala Unit Kerja untuk memastikan bahwa penilai risiko yang dipilih mempunyai keterampilan kerja, pengetahuan, dan pengalaman yang memadai untuk memenuhi perannya. Staf yang berminat pada peran sebagai penilai risiko harus mendiskusikan peran tersebut dan mendapat persetujuan dari Kepala Unit Kerja. Penilai risiko bertanggung jawab untuk : a. Menghadiri pelatihan penilai risiko dan pemutakhiran yang diselenggarakan oleh Tim Manajemen Risiko. b. Menilai risiko di area kerja mereka menggunakan Form Penilaian Risiko, mengidentifikasi seluruh risiko yang penting terlebih dahulu dan memastikan bahwa Kepala Unit Kerja mengambil perhatian terhadap risiko tersebut.
c. Memastikan bahwa mereka menyimpan dokumen penilaian risiko yang asli dan memberikan satu salinan kepada Kepala Unit Kerja untuk disimpan dalam arsip. d. Menunjukkan bukti penilaian dan rencana tindakan yang lengkap dengan jadwal waktu penyelesaian. e. Jika penilai risiko memandang bahwa penilaian risiko mereka tidak memperoleh perhatian yang memadai, mereka harus menghubungi Komite Mutu dan Keselamatan Pasien untuk meminta nasehat. 5. Tanggung Jawab Kepala Unit Kerja a. Mengelola seluruh risiko di tempat kerja mereka. Kepala Unit Kerja boleh mendelegasikan tugas melakukan penilaian risiko kepada anggota tim yang telah menghadiri pelatihan penilaian risiko untuk penilai. b. Kepala Unit Kerja bertanggung jawab untuk : 1) Pelaksanaan strategi dan kebijakan manajemen risiko di area tanggung jawab mereka. 2) Mengelola daftar risiko unit kerja masing-masing. Hal ini termasuk mengumpulkan, meninjau, dan memutakhirkan data. 3) Menunjuk penilai risiko untuk area mereka, memastikan bahwa mereka diijinkan untuk menghadiri pelatihan penilai risiko dan sesi pemutakhiran. 4) Memastikan bahwa penilai risiko mempunyai alokasi waktu yang memadai untuk melakukan penilaian risiko. 5) Melakukan validasi seluruh penilaian risiko yang dilakukan, dan melakukan tindakan untuk mengurangi risiko yang teridentifikasi sampai pada tingkat terendah yang mungkin dicapai. 6) Melengkapi Form Penilaian Risiko (meninjau / menyetujui pemeringkatan matriks: menyatakan tindakan apa yang diperlukan/ diambil untuk menurunkan risiko sampai pada tingkat terendah yang mungkin dicapai). 7) Jadwal waktu untuk memulai/ meningkatkan langkah pengendalian. (pada tingkat berapa risiko sisa tertinggal setelah pelaksanaan tindakan/peningkatan langkah pengendalian: apakah risiko perlu dimasukkan ke dalam daftar risiko unit kerja / rumah sakit). 8) Penyediaan informasi yang sesuai dan memadai, pelatihan dan supervisi bagi staf untuk mendukumng
penurunan risiko. (Hal ini mencakup bahwa seluruh staf
menghadiri training wajib yang terkait). 9) Memelihara catatan penilaian risiko yang dilaksanakan dan untuk mencatat perkembangan dan kinerja dibandingkan tindakan perbaikan yang direncanakan.
10) Kepala unit kerja harus mengingatkan tim manajemen risiko jika penilai risiko meninggalkan / tidak lagi memenuhi perannya, sehingga tim manajemen risiko mempunyai tanggung jawab untuk memutakhirkan data penilai risiko organisasi. 11) Berkoordinasi dengan unit kerja lain di dalam rumah sakit. Dalam keadaan dimana rencana untuk mengelola risiko berada di luar kewenangan Kepala Unit Kerja atau dimana ada implikasi sumber daya yang besar, risiko akan diprioritaskan oleh Direktur Rumah Sakit. 12) Memastikan bahwa penilaian risiko divalidasi ulang pada jangka waktu yang sesuai atau mengikuti perubahan keadaan. Frekuensi peninjauan akan bervariasi mengikuti tingkat sisa risiko 1.4 Tata Laksana A. Identifikasi Risiko dan Penilaian Risiko (Risk Assessment) Dalam hal ini, risiko dapat dibedakan menjadi risiko potensial (dengan pendekatan pro-aktif) dan insiden yang sudah terjadi (dengan pendekatan reaktif / responsif). Risiko potensial dapat diidentifikasi dari berbagai macam sumber, misalnya: 1) Informasi internal (rapat bagian / koordinasi, audit, incident report, klaim, komplain) 2) Informasi eksternal (pedoman dari pemerintah, organisasi profesi, lembaga penelitian) 3) Pemeriksaan atau audit eksternal
JA Contoh risiko potensial berdasarkan area pelayanan: No
Area Risiko
1.
Akses Pasien: 1. Waktu tunggu pasien untuk diperiksa lama 2. Pasien berebut untuk diperiksa 3. Miskomunikasi 4. Ketidaktersediaan tempat tidur 5. Proses transfer pasien yang tidak baik
2.
Kecelakaan: 1. Tersengat listrik 2. Terpapar dengan bahan berbahaya 3. Tertimpa benda jatuh 4. Tersiram air panas 5. Terpeleset
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Asesmen dan Terapi 1. Kesalahan identifikasi pasien 2. Reaksi transfusi darah 3. Kesalahan pelabelan spesimen laboratorium 4. Kegagalan konsultasi interdisiplin pasien 5. Code blue Masalah administrasi keuangan pasien 1. Kesalahan estimasi biaya 2. Pengenaan tagihan yang sama 2 x 3. Kesalahan input data tagihan 4. Perbedaan tarif dan tagihan 5. Transaksi tidak terinput Kejadian Infeksi 1. Kegagalan / kontaminasi alat medis 2. Infeksi luka operasi 3. Needlestick injury 4. Kesalahan pembuangan limbah medis 5. Infeksi nosokomial Rekam medik 1. Kegagalan memperoleh informed consent 2. Kesalahan pelabelan rekam medik 3. Kebocoran informasi rekam medik 4. Ketidaklengkapan catatan dalam rekam medik 5. Kehilangan / kesalahan penyimpanan rekam medik Obat 1. Penulisan resep yang tidak baik 2. Riwayat alergi obat tidak teridentifikasi 3. Kesalahan dosis obat 4. Obat rusak / expired 5. Kesalahan identifikasi pasien dalam pemberian obat 6. Kegagalan memonitor efek samping obat Keamanan 1. Pencurian 2. Pasien hilang 3. Lingkungan yang tidak aman
Risiko atau insiden yang sudah teridentifikasi harus ditentukan peringkatnya (grading) dengan memperhatikan: 1. Tingkat peluang / frekwensi kejadian (likelihood) 2. Tingkat dampak yang dapat / sudah ditimbulkan (consequence DAFTAR IDENTIFIKASI RISIKO INSTALASI / BAGIAN RADIOLOGI RUMAH SAKIT UNIVERSITAS MATARAM NAMA INSTALASI : RADIOLOGI
Peringkat Resiko No 1 2 3
Jenis Risiko Waktu tunggu pasien untuk diperiksa lama Ketidaktersediaan tempat menunggu untuk pasien Proses komunikasi untuk transfer pasien yang kurang baik
4
Tertimpa benda jatuh
5
Terpeleset
6
Kesalahan identifikasi pasien
7
Reaksi obat kontras
8
Kesalahan input data pasien pada SIM RS
9
Transaksi tidak terinput
10 Kontaminasi alat medis 11 Needle stick injury 12 Kesalahan pembuangan limbah medis 13 Infeksi Nosokomial 14 Kehilangan hasil foto rontgen 15 Kesalahan pencucian film 16 Kesalahan object yang di foto 17KKesalahan pemberian identitas pada film 18 Miskomunikasi penjadwalan pasien USG 19 Ketidaktersediaan gudang penyimpanan hasil rontgen untuk jangka waktu 5 tahunan 20 Ketidaktersediaan barang habis pakai 21 Ketidaktersediaan tempat untuk petugas mengedukasi pasien yang akan diperiksa dengan persiapan khusus
Dampak (D) Peluang (P)
Score DxP
B. Analisis Risiko Analisa dilakukan dengan menentukan score risiko atau insiden tersebut untuk menentukan prioritas penanganan dan level manajemen yang harus bertanggung jawab untuk mengelola / mengendalikan risiko / insiden tersebut termasuk dalam kategori biru / hijau / kuning / merah
Hal ini akan menentukan evaluasi dan tata laksana selanjutnya. Untuk risiko / insiden dengan kategori biru dan hijau maka evaluasi cukup dengan investigasi sederhana sedangkan untuk kategori kuning dan merah perlu dilakukan evaluasi lebih mendalam dengan metode RCA (root cause analysis – reaktif / responsive) atau HFMEA (healthcare failure mode effect analysis – proaktif)
C. Evaluasi Risiko 1. Risiko atau insiden yang sudah dianalisis akan dievaluasi lebih lanjut sesuai skor dan grading yang didapat dalam analisis. SKOR RISIKO = DAMPAK X PELUANG 2. Pemeringkatan memerlukan keterampilan dan pengetahuan yang sesuai, dan meliputi proses berikut : a. Menilai secara obyektif beratnya / dampak / akibat dan menentukan suatu skor b. Menilai secara obyektif kemungkinan / peluang / frekuensi suatu peristiwa terjadi dan menentukan suatu skor c. Mengalikan dua parameter untuk memberi skor risiko 3. Penilaian risiko akan dilaksanakan dalam dua tahap. a. Tahap pertama akan diselesaikan oleh penilai risiko yang terlatih, yang akan mengidentifikasi bahaya, efek yang mungkin terjadi dan pemeringkatan risiko. b. Tahap kedua dari penilaian akan dilakukan oleh Kepala Unit Kerja yang akan melakukan verifikasi tahap pertama dan membuat suatu rencana tindakan untuk mengatasi risiko.
1.5 Sasaran Terkontrolnya sistem manajmen penangaan potensi resiko keamanan radiologi akan berdampak pada terciptanya sistem kerja yang terjamin akan keamanan dan kenyamanan dalam bekerja di lingkungan rumah sakit hal ini tidak terlepas dari sasaran dalam program tersebut yang ditujukan kepada sebagai berikut : 1. Pasien 2. Keluarga pasien 3. Semua karyawan rumah sakit 4. Masyarakat 5. Lingkungan
1.6 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Skedul program menejmen resiko menangani potensi keamanan radiasi di Rumah Sakit Universitas Mataram a. Identifikasi Proses Berisiko Tinggi Proses yang dimaksud dapat merupakan proses yang baru dan belum dilakukan (misalnya pembelian alat baru, pemakaian rekam medik elektronik, redisain kamar bedah), proses yang sudah berjalan, berisiko tinggi walaupun belum menimbulkan insiden (misalnya pemeriksaan di laboratorium), proses klinik (misalnya proses pelayanan kateterisasi jantung), atau proses non medik (pembayaran tagihan pasien asuransi). Dalam menentukan proses yang hendak dianalisis dengan HFMEA, kumpulan proses yang ada digrading untuk menentukan skor risikonya (sebagaimana dalam prosedur RCA, risk assessment) b. Tim Investigasi Komposisi dan prosedurnya mirip seperti RCA di atas, terdiri dari orang-orang multidisiplin yang tidak lebih dari 10 orang (idealnya 4-8 orang), memahami proses yang akan dianalisa, mewakili unit yang akan dianalisa, dan memiliki kemampuan berpikir kritikal. Tim melakukan pertemuan berkala untuk melakukan pembahasan dengan agenda sebagai berikut:
Pertemuan tim Pra pertemuan
Pertemuan 1
Pertemuan 2
Bahasan pertemuan Identifikasi topik dan motivasi pada tim Gambarkan proses, identifikasi sub proses, verifikasi ruang lingkup
Kunjungi unit kerja untuk obsrvasi proses, verifikasi semua langkah & sub proses apakah sudah benar sesuai langkah 3 Pertemuan 3 Identifikasi modus kegagalan, tugaskan anggota tim untuk berdiskusi dengan petugas yang terlibat dalam proses langkah 3 Pertemuan 4 Identifikasi penyebab modus kegagalan, tugaskan anggota tim untuk berdiskusi dengan petugas yang terlibat dalam proses untuk informasi tambahan langkah 3 Pertemuan 5 Tuangkan modus kegagalan dan penyebabnya pada lembar kerja HFMEA (langkah 3 ) Lakukan analisa HAZARD (langkah 4) Identifikasi tindakan perbaikan dan tindaklanjuti tanggung jawab (langkah 5) Pertemuan 6-8 Tugaskan anggota tim menindaklanjuti plus 1 tunjuk PIC untuk setiap tindakan perbaikan Pertemuan plus 2 Tindakan perbaikan berbasis umpan balik Pertemuan plus 3 Uji perubahan yang diajukan Pertemuan plus 4 Pertemuan dengan pimpinan untuk persetujuan semua tindakan perbaikan Post pertemuan Konsultan menindaklanjuti sampai perbaikan lengkap
Waktu
c. Menurunkan Risiko a. Tujuan dari identifikasi dan menilai risiko adalah untuk memastikan bahwa tindakan dilakukan untuk mengurangi risiko pada tingkat terendah yang dapat dicapai. b. Tabel penanda tingkat risiko dan skala waktu yang dapat diterima untuk memulai tindakan. Tingkat Risiko Ekstrim (15-25)
Target Waktu untuk Memulai Pengendalian Segera atau paling lambat dalam 2 X 24 jam
Tinggi (8-12)
Sampai 2 minggu
Sedang (4-6) RisikoRendah (1-3)
Sampai 6 minggu Sampai 12 minggu
d. Daftar Risiko Daftar risiko adalah pusat dari proses manajemen risiko rumah sakikt. Setelah identifikasi, penilaian, dan pengendalian awal suatu risiko, risiko dan rencana tindakan yang berhubungan dengannya akan dimasukkan ke dalam daftar risiko unit kerja. Untuk mengurangi administrasi, risiko ”rendah” tidak perlu dimasukkan ke dalam daftar. Risiko ekstrim yang dapat membahayakan sasaran-sasaran organisasi secara bermakna, juga akan dicatat dalam daftar risiko korporat. Salinan dari seluruh penilaian perlu untuk dipelihara. Kepala Unit Kerja harus menentukan siapa yang akan menangani penilaian risiko di dalam unit kerja mereka masing-masing. a. Daftar Risiko Unit Kerja Daftar risiko unit kerja dan rencana tindakan yang berhubungan akan ditinjau, didiskusikan dan dimutakhirkan pada pertemuan Tim Manajemen Risiko setiap bulan. b. Daftar Risiko Korporat 1) Daftar risiko korporat adalah suatu dokumen yang didisain untuk memberi informasi kepada Direksi Rumah Sakit perihal risiko tingkat tertinggi di rumah sakit; dan menjamin pengendalian serta tindakan telah dilakukan berupa menghilangkan risiko atau menurunkannya sampai pada tingkat terendah yang mungkin. 2) Risiko ekstrim dengan skor 15 atau lebih pada daftar risiko unit kerja akan dimasukkan dalam daftar risiko korporat. Proses ini akan dilakukan oleh Tim Manajemen Risiko. 3) Komite Mutu dan Keselamatan Pasien akan meninjau daftar risiko korporat sebelum diserahkan kepada Direksi Rumah Sakit.
No Divis
Risiko TindakanPengend PeringkatRis TindakanPengend Peringkat Risiko Teridentifik Risikoyangada D
1. KP SalahIdenti 1. ProsedurIdentifi 4 fikasi Pasie positif
P R 5
RisikoyangDiusul D
20 1.ProsedurIdentifik 2. Gelangpasien 3. Trainingstaf 4. Pelaksanaanpro 4 5. Monitoringharian 6. Evaluasi bulanan
PJ
P
R
Risik Tinjaua Dikeluark
3
12 KaRu Mei'15 Juni'15
2. KP PasienJatu 3. KP Tertusukjar suntik e. Pengawasan, Audit, dan Peninjauan 1. Kebijakan ini akan diawasi melalui audit tahunan melihat kepada sampel Form Penilaian Risiko, daftar risiko unit kerja dan daftar risiko korporat. 2. Audit 3. Tinjauan notulen dari tim unit kerja, komite mutu dan keselamatan pasien serta direksi rumah sakit untuk mengkonfirmasi diskusi seputar manajemen risiko. f. Komunikasi dan Konsultasi Di dalam melaksanakan tugasnya tim manajemen risiko harus terus menerus menjalin komunikasi dengan berbagai pihak baik yang terkait langsung dengan risiko / insiden maupun yang tidak terkait namun memiliki pengetahuan mengenai risiko / insiden yang sedang dievaluasi. Di dalam melaksanakan fungsinya, tim dapat pula berkonsultasi baik secara internal maupun external sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan dari masalah yang sedang dievaluasi. Di dalam melakukan evaluasi, tim diharapkan dapat bekerja independen sehingga mampu menghasilkan evaluasi yang objektif dan akhirnya membuat rekomendasi (ACTION PLAN) yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan untuk meningkatkan mutu dan keselamatan pasien.
Tangg Tanggal
1.7 Mekanisme Pelaporan
RUMAH SAKIT UNIVERSITAS MATARAM Jl. MAJAPAHIT NO 62 MATARAM FORMULIR LAPORAN INSIDEN KE TIM KESELAMATAN P A S I E N DI RUMAH SAKIT UNIVERSITAS MATARAM
RAHASIA, TIDAK BOLEH DIFOTOCOPY, DILAPORKAN MAXIMAL 2 x 24 JAM
LAPORAN INSIDEN (INTERNAL) I. DATA PASIEN Nama No MR Ruangan Umur *
Jenis kelamin
: ..................................................................................................... : ......................................... : ............................................. : 0-1 bulan > 1 bulan – 1 tahun > 1 tahun – 5 tahun > 5 tahun – 15 tahun > 15 tahun – 30 tahun > 30 tahun – 65 tahun > 65 tahun : Laki-laki Perempuan Penanggung
biaya pasien : Pribadi Asuransi Swasta ASKES Pemerintah /Perusahaan* JAMKESMAS Tanggal Masuk RS : ............................................................................ Jam .....................................
II. RINCIAN KEJADIAN 1. Tanggal dan Waktu Insiden Tanggal : ........................................................................................ Jam ...................................... 2. Insiden : ............................................................................................................ Kronologis Insiden ................................................................................................................................. .......... ..................................................................................................................... ........................................................................................................................... 3. Jenis Insiden* : Kejadian Nyaris Cedera / KNC (Near miss) Kejadian Tidak diharapkan / KTD (Adverse Event) / Kejadian Sentinel (Sentinel Event) 4. Orang Pertama Yang Melaporkan Insiden* Karyawan : Dokter / Perawat / Petugas ainnya Pasien Keluarga / Pendamping pasien Pengunjung Lain-lain ...........................................................................................(sebutkan) 5. Insiden terjadi pada* : Pasien Lain-lain .....................................................................................(sebutkan) Mis : karyawan / Pengunjung / Pendamping / Keluarga pasien, lapor ke K3 RS. 6. Insiden menyangkut pasien : Pasien rawat inap Pasien rawat jalan Pasien UGD Lain-lain .........................................................................................(sebutkan)
7. Tempat Insiden Lokasi kejadian ........................................................................... (sebutkan) (Tempat pasien berada) 8. Insiden terjadi pada pasien : (sesuai kasus penyakit / spesialisasi) Penyakit Dalam dan Subspesialisasinya Anak dan Subspesialisasinya Bedah dan Subspesialisasinya Obstetri Gynekologi dan Subspesialisasinya THT dan Subspesialisasinya Mata dan Subspesialisasinya Saraf dan Subspesialisasinya Anastesi dan Subspesialisasinya Kulit & Kelamin dan Subspesialisasinya Jantung dan Subspesialisasinya Paru dan Subspesialisasinya Jiwa dan Subspesialisasinya Lain-lain ........................................................................................................... (sebutkan) 9. Unit / Departemen terkait yang menyebabkan insiden Unit kerja penyebab ........................................................................................... (sebutkan) 10. Akibat Insiden Terhadap Pasien* : Kematian Cedera Irreversibel / Cedera Berat Cedera Reversibel / Cedera Sedang Cedera Ringan Tidak ada cedera 11. Tindakan
1
yang
dilakukan
segera setelah
kejadian,
dan
hasilnya
2 ...................................................................................................................................................... 3 .................................................................................................................................................
12. Tindakan dilakukan oleh* : Tim : terdiri dari : 4
.............................................................................................................
Dokter
5
Consequence
Perawat
TidakBermakna
Petugas Kecil lainnya
Sedang
.....................................................................................................................
Besar 13. Apakah kejadian yang sama pernah terjadi di Unit Kerja lain?* Ya Malapetak Apabila ya, isi bagian dibawah ini. Likelihood Kapan ? dan Langkah / tindakan apa yang telah diambil pada Unit 5-10 tahun kerja tersebut 2-5 tah untuk n mencegah terulangnya kejadian yang sama?
Tidak
setahun ............................................................................................................................................
Triwulan Sebulan
Pembuat Laporan
Paraf Tgl. Lapor
............................................................................................................................................
: Penerima Laporan : ................................... Paraf : ................................... Tgl. Terima
: ................................... : ................................... : ...................................
:
Grading Risiko Kejadian* (Diisi oleh atasan pelapor) :
RUMAH SAKIT UNIVERSITAS MATARAM Jl. MAJAPAHIT NO 62 MATARAM FORM PENILAIAN RISIKO No. : ……………………. Bagian
:
Unit
:
Deskripsi risiko / insiden / complain / temuan audit : Risiko Teridentifikasi : Siapa (atau apa) yang terkena risiko dan bagaimana ? (misal : dokter, perawat, staf, pasien, pengunjung, gedung, reputasi RS) : Akar masalah (root cause) : Tindakan pengendalian risiko yang ada (jika ada) (misal : peralatan, kesiapan staff, lingkungan, kebijakan / prosedur, pelatihan, dokumentasi) :
1.
………………………………………………………………………………………
2.
………………………………………………………………………………………
3.
……..………………………………………………………………………………
Peringkat risiko saat ini (Consequence X Likelihood) ……… X ……… = ……… Extreme (15-25)
High (8-12)
Medium (4-6)
Low (1-3)
Rencana tindakan untuk mencegah / mengurangi risiko (misal : perubahan dalam pelaksanaan, peralatan, kesiapan staff, lingkungan, kebijakan / prosedur, pelatihan, dokumentasi) :
NO
TINDAKAN
Penilai Resiko
(
Diperiksa Oleh
) Nama& TT
PENANGGUNG BATAS WAKTU JAWAB
(
Menyetujui Catatan :
) Manager Risiko
(
) Kepala Unit Kerja