Pedoman Gizi.docx

  • Uploaded by: Rastrini
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Pedoman Gizi.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,693
  • Pages: 8
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tubuh manusia mutlak memerlukan berbagai zat gizi untuk kelangsungan proses kehidupan. Zat-zat gizi tersebut tidak dapat disintesis dalam tubuh sehingga harus diperoleh dari luar tubuh melalui makanan. Zat-zat gizi yang mutlak diperlukan oleh tubuh dan harus diperoleh dari makanan tersebut biasa disebut dengan zat gizi esensial. Pola makan merupakan perilaku paling penting yang dapat mempengaruh keadaan gizi.Hal ini disebabkan karena kuantitas dan kualitas makanan dan minuman yang dikonsumsi akan mempengaruhi tingkat kesehatan individu dan masyarakat. Agar tubuh tetap sehat dan terhindar dari berbagai penyakit kronis atau penyakit tidak menular (PTM) terkait gizi, maka pola makan masyarakat perlu ditingkatkan kearah konsumsi gizi seimbang.Keadaan gizi yang baik dapat meningkatkan kesehatan individu dan masyarakat. Gizi yang optimal sangat penting untuk pertumbuhan normal serta perkembangan fisik dan kecerdasan bayi, anak-anak, serta seluruh kelompok umur. Gizi yang baik membuat berat badan normal atau sehat, tubuh tidak mudah terkena penyakit infeksi, produktivitas kerja meningkat serta terlindung dari penyakit kronis dan kematian dini Gizi yang tidak optimal berkaitan dengan kesehatan yang buruk. Gizi yang tidak baik adalah faktor risiko PTM, seperti penyakit kardiovaskular (penyakit jantung dan pembuluh darah, hipertensi dan stroke), diabetes serta kanker yang merupakan penyebab utama kematian di Indonesia. Lebih separuh dari semua kematian di Indonesia merupakan akibat PTM. [Depkes, 2008]. Untuk mencegah timbulnya masalah gizi tersebut, perlu disosialisasikan pedoman gizi seimbang yang bisa dijadikan sebagai pedoman makan, beraktivitas fisik, hidup bersih dan mempertahankan berat badan normal. Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka pada makalah ini penyusun akan membahas tentang pedoman gizi seimbang.

1

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang diatas dapat dirumuskan suatu masalah, sebagai berikut : 1. Apa yang dimaksud dengan gizi seimbang ? 2. Apa saja pedoman gizi seimbang ? 3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi gizi seimbang ? 1.3 Tujuan Berdasarkan rumusan masalah diatas adapun tujuan yang dicapai, sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui pengertian dari gizi seimbang 2. Untuk mengetahui apa saja pedoman gizi seimbang 3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi gizi seimbang

2

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Gizi Seimbang Gizi seimbang merupakan susunan pangan sehari-hari yang mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan memperhatikan prinsip keanekaragaman pangan, aktivitas fisik, perilaku hidup bersih dan mempertahankan berat badan normal untuk mencegah masalah gizi. Jika seseorang mengalami kekurangan gizi, yang terjadi akibat asupan gizi dibawah kebutuhan, maka ia akan lebih rentan terkena penyakit dan kurang produktif. Sebaliknya jika memiliki kelebihan gizi akibat asupan gizi yang melebihi kebutuhan, serta pola makan yang padat energi (kalori) maka ia beresiko terkena berbagai penyakit seperti diabetes, tekanan darah tinggi, penyakit jantung, dan lain sebagainya. Oleh karena itu pedoman gizi seimbang disusun berdasarkan kebutuhan yang berbeda pada setiap golongan usia, status kesehatan, dan aktivitas fisik. Berbagai definisi atau pengertian mengenai Gizi Seimbang (Balanced Diet) telah dinyatakan oleh berbagai institusi atau kelompok ahli, tetapi pada intinya definisi Gizi Seimbang mengandung komponen-komponen yang lebih kurang sama, yaitu: cukup secara kuantitas, cukup secara kualitas, mengandung berbagai zat gizi (energi, protein, vitamin dan mineral) yang diperlukan tubuh untuk tumbuh (pada anak-anak), untuk menjaga kesehatan dan untuk melakukan aktivitas dan fungsi kehidupan seharihari (bagi semua kelompok umur dan fisiologis), serta menyimpan zat gizi untuk mencukupi kebutuhan tubuh saat konsumsi makanan tidak mengandung zat gizi yang dibutuhkan. 2.2 Pedoman Gizi Seimbang Pedoman Gizi Seimbang yang telah diimplementasikan di Indonesia sejak tahun 1955 merupakan realisasi dari rekomendasi Konferensi Pangan Sedunia di Roma tahun 1992. Pedoman tersebut menggantikan slogan “4 Sehat 5 Sempurna” yang telah diperkenalkan sejak tahun 1952 dan sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dalam bidang gizi serta masalah dan tantangan yang dihadapi. Dengan mengimplementasikan pedoman tersebut diyakini bahwa masalah gizi beban ganda dapat teratasi. Prinsip Gizi Seimbang terdiri dari 4 (empat)

3

Pilar yang pada dasarnya merupakan rangkaian upaya untuk menyeimbangkan antara zat gizi yang keluar dan zat gizi yang masuk dengan memonitor berat badan secara teratur, sebagai berikut : 2.1.1

Mengonsumsi makanan beragam.

Tidak ada satupun jenis makanan yang mengandung semua jenis zat gizi yang dibutuhkan

tubuh

untuk

menjamin

pertumbuhan

dan

mempertahankan

kesehatannya, kecuali Air Susu Ibu (ASI) untuk bayi baru lahir sampai berusia 6 bulan. Contoh: nasi merupakan sumber utama kalori, tetapi miskin vitamin dan mineral; sayuran dan buah-buahan pada umumnya kaya akan vitamin, mineral dan serat, tetapi miskin kalori dan protein; ikan merupakan sumber utama protein tetapi sedikit kalori. Khusus untuk bayi berusia 0-6 bulan, ASI merupakan makanan tunggal yang sempurna. Hal ini disebabkan karena ASI dapat mencukupi kebutuhan untuk tumbuh dan berkembang dengan optimal, serta sesuai dengan kondisi fisiologis pencernaan dan fungsi lainnya dalam tubuh. 2.1.2

Membiasakan perilaku hidup bersih.

Perilaku hidup bersih sangat terkait dengan prinsip Gizi Seimbang : Penyakit infeksi merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi status gizi seseorang secara langsung, terutama anak-anak. Seseorang yang menderita penyakit infeksi akan mengalami penurunan nafsu makan sehingga jumlah dan jenis zat gizi yang masuk ke tubuh berkurang. Sebaliknya pada keadaan infeksi, tubuh membutuhkan zat gizi yang lebih banyak untuk memenuhi peningkatan metabolisme pada orang yang menderita infeksi terutama apabila disertai panas. Pada orang yang menderita penyakit diare, berarti mengalami kehilangan zat gizi dan cairan secara langsung akan memperburuk kondisinya. Demikian pula sebaliknya, seseorang yang menderita kurang gizi akan mempunyai risiko terkena penyakit infeksi karena pada keadaan kurang gizi daya tahan tubuh seseorang menurun, sehingga kuman penyakit lebih mudah masuk dan berkembang. Kedua hal tersebut menunjukkan bahwa hubungan kurang gizi dan penyakit infeksi adalah hubungan timbal balik. Dengan membiasakan perilaku hidup bersih akan menghindarkan seseorang dari keterpaparan terhadap sumber infeksi. Contoh: 1) selalu mencuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir sebelum makan, sebelum memberikan ASI, 4

sebelum menyiapkan makanan dan minuman, dan setelah buang air besar dan kecil, akan menghindarkan terkontaminasinya tangan dan makanan dari kuman penyakit antara lain kuman penyakit typus dan disentri; 2) menutup makanan yang disajikan akan menghindarkan makanan dihinggapi lalat dan binatang lainnya serta debu yang membawa berbagai kuman penyakit; 3) selalu menutup mulut dan hidung bila bersin, agar tidak menyebarkan kuman penyakit; dan 4) selalu menggunakan alas kaki agar terhindar dari penyakit kecacingan. 2.1.3

Melakukan aktifitas fisik Aktivitas fisik yang meliputi segala macam kegiatan tubuh termasuk

olahraga merupakan salahsatu upaya untuk menyeimbangkan antara pengeluaran dan pemasukan zat gizi utamanyasumber energi dalam tubuh. Aktivitas fisik memerlukan energi. Selain itu, aktivitas fisik juga memperlancar sistem metabolisme di dalam tubuh termasuk metabolisme zat gizi. Oleh karenanya, aktivitas fisik berperan dalam menyeimbangkan zat gizi yang keluar dari dan yang masuk ke dalam tubuh. 2.1.4

Mempertahankan dan memantau Berat Badan (BB) normal Bagi orang dewasa salah satu indikator yang menunjukkan bahwa telah

terjadi keseimbangan zat gizi di dalam tubuh adalah tercapainya Berat Badan yang normal, yaitu Berat Badan yang sesuai untuk Tinggi Badannya. Indikator tersebut dikenal dengan Indeks Masa Tubuh (IMT). Oleh karena itu, pemantauan BB normal merupakan hal yang harus menjadi bagian dari ‘Pola Hidup’ dengan ‘Gizi Seimbang’, sehingga dapat mencegah penyimpangan BB dari BB normal, dan apabila terjadi penyimpangan dapat segera dilakukan langkah-langkah pencegahan dan penanganannya. Bagi bayi dan balita indikator yang digunakan adalah perkembangan berat badan sesuai dengan pertambahan umur. Pemantauannya dilakukan dengan menggunakan KMS. 2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Gizi Seimbang Faktor yang menyebabkan kurang gizi mulai diperkenalkan UNICEF dan telah digunakan secara internasional, yang meliputi beberapa tahapan penyebab timbulnya kurang gizi pada anak, baik penyebab langsung, tidak langsung, akar masalah dan pokok masalah. Berdasarkan Sukirman dalam materi aksi pangan gizi dan gizi nasional (Departemen Kesehatan 2000), penyebab kurang gizi dapat dijelaskan sebagai berikut. 5

Pertama, penyebab langsung yaitu makanan anak dan penyakit infeksi yang mungkin diderita anak. Penyebab kurang gizi tidak hanya disebabkan oleh makanan, tetapi dapat disebabkan karena penyakit. Anak yang mendapatkan makanan yang baik tetapi karena sering sakit dapat menderita kurang gizi. Demikian pada anak yang makannya tidak cukup baik makan daya tahan tubuh akan melemah dan mudah terserang penyakit. Kenyataannya baik makanan maupun penyakit secara bersama-sama merupakan penyebab kurang gizi. Kedua, penyebab tidak langsung yaitu ketahanan pangan di keluarga, pola pengasuhan anak, serta pelayanan kesehatan dan kesehatan lingkungan. Ketahanan lingkungan adalah kemampuan keluarga untuk memenuhi kebutuhan pangan seluruh anggota keluarga dalam jumlah yang cukup dan baik mutunya. Ola pengasuhan adalah kemampuan keluarga untuk menyediakan waktunya, perhatian dan dukungan terhadap anak agar dapat tumbh dan berkembang secara optimal baik fisik, mental, dan sosial. Faktor-faktor tersebut sangat terkait dengan tingkat pendidikan, pengetahuan, dan keterampilan keluarga. Semakin tinggi tingkat pendidikan, pengetahuan dan keterampilan terdapat kemungkinan semakin baik ketahanan pangan keluarga, semakin baik pola pengasuhan anak dan keluarga semakin banyak manfaat pelayanan yang ada. Selain itu, banyak faktor lain yang mempengaruhi penyusunan menu diantaranya yaitu jenis kelamin, aktivitas, kebudayaan, ekonomi, pendidikan, dan tingkat perkembangan. Untuk wanita biasanya memilih penyusunan menu yang tidak banyak mengandung lemak untuk menghindari kegemukkan. Hal ini biasanya dilakukan oleh remaja. Jenis kelamin antara wanita dan laki-laki juga akan membedakan dalam hal penyusunan. Biasanya lelaki lebih memilih yang banyak karbohidrat untuk mengeyangkan dirinya daripada yang enak tapi sedikit. Laki-laki akan beraktivitas lebih banyak dari wanita pada umumnya akibatnya kalori yang dikeluarkan banyak sehingga pola penyusunannya juga harus seimbang untuk mengimbangi intake dengan kalori yang telah dikeluarkan.

6

BAB III PENUTUP

3.1.

Simpulan Berdasarkan pembahasan yang telah dipaparkan diatas dapat dibuat simpulan, sebagai berikut : 3.1.1 Gizi seimbang merupakan susunan pangan sehari-hari yang mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan memperhatikan prinsip keanekaragaman pangan, aktivitas fisik, perilaku hidup bersih dan mempertahankan berat badan normal untuk mencegah masalah gizi 3.1.2

Prinsip Gizi Seimbang terdiri dari 4 (empat) Pilar yang pada dasarnya

merupakan rangkaian upaya untuk menyeimbangkan antara zat gizi yang keluar dan zat gizi yang masuk dengan memonitor berat badan secara teratur, sebagai berikut : mengkonsumsi makanan beragam, membiasakan perilaku hidup bersih, melakukan aktifitas fisik, dan mempertahankan dan memantau berat badan (bb) normal. 3.1.3 Faktor yang menyebabkan kurang gizi mulai diperkenalkan UNICEF dan telah digunakan secara internasional, yaitu pertama, penyebab langsung yaitu makanan anak dan penyakit infeksi yang mungkin diderita anak, dan kedua, penyebab tidak langsung yaitu ketahanan pangan di keluarga, pola pengasuhan anak, serta pelayanan kesehatan dan kesehatan lingkungan,

7

DAFTAR PUSTAKA

Proverawati, Atikah dan Asfuah, Siti. 2009. “Buku Ajar : Gizi Untuk Kebidanan”. Yogyakarta : Muha Media Kemenkes RI. 2014. “Pedoman Gizi Seimbang”. Jakarta Eka, Eka Deviana. “Gizi Seimbang”. URL : www.academia.edu. Diakses pada tanggal 13 Februari 2019

8

Related Documents

Pedoman
August 2019 96
Pedoman
August 2019 103
Pedoman Ppra.pdf
May 2020 23
Pedoman Transfer.doc
June 2020 12

More Documents from "Siti Rahmah Sugesti"