PEMERIKSAAN KADAR GLUKOSA DARAH DAN KADAR GLUKOSA DALAM URINE Nilna Milchatina*, Harnizar, Farianita Mirliana, Indah Octaviara Sari, Hasna Dila Sari. Program Studi Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta *corresponding author
[email protected]
Abstrak Glukosa merupakan prekursor untuk sintesis semua karbohidrat lain di dalam tubuh seperti glikogen, ribose dan deoxiribose dalam asam nukleat. Glukosa darah adalah gula yang terdapat dalam darah yang terbentuk dari karbohidrat dalam makanan dan disimpan sebagai glikogen di hati dan otot rangka. Tinggi rendahnya kadar gula darah dipengaruhi sekresi hormon insulin dan glukagon sebagai peranan terpenting dalam metabolisme. Pemeriksaan terhadap adanya glukosa urin termasuk pemeriksaan penyaring, menyatakan adanya glukosa dapat dilakukan dengan cara yang berbeda-beda. Praktikum ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui kadar glukosa dalam darah dan kadar glukosa dalam urin. Metode yang digunakan adalah pengukuran glukosa darah menggunakan Gluco DR dan pengukuran glukosa dalam urin menggunakan pereaksi benedict. Hasil yang diperoleh yaitu kadar glukosa darah pada empat probandus masih dalam kondisi normal berkisar antara 106-122 mg/dl. Kadar glukosa urin pada 2 probandus terdapat endapan, sedangkan empat probandus terdapat endapan dengan kadar 0,%. Kata kunci : Glukosa, Gluco DR, Hormon Insulin, Metabolisme.
PENDAHULUAN Di dalam tubuh glukosa didapat dari
ada dalam sel diubah menjadi energi melalui
hasil akhir pencemaan amilum, sukrosa,
proses glikolisis dan sebagian lagi melalui
maltosa
proses
danlaktosa.
Glukosa
darah
glikogenesis
diubah
menjadi
merupakan bahan bakar utama yang akan
glikogen, dimana setiap saat dapat diubah
diubah menjadi energi atautenaga dan juga
kembali
merupakan hasil yang paling besar (Baron,
diperlukan. Glukosuria
1990).
energi,glukosa
dalam urin) terjadikarena nilai ambang
ditranspor dari sirkulasi darah kedalam
ginjal terlampaui atau daya reabsorbsi
seluruh
tubulus
Sebagai
sumber
sel-sel
tubuh
untuk dimetabolisme.Sebagian glukosa yang
menjadi
yang
glukosa
bila
(kelebihan
gula
menurun.
Glukosuria
umumnya berarti diabetes mellitus. Namun,
glukosuria
dapat
terjadi
tidak
sejalan
dapat dipakaiuntuk menunjang diagnosis
dengan peningkatan kadar glukosa dalam
diabetes
darah, oleh karena itu glukosuria tidak selalu
glukosa
urine, glukosa
reagen
oksidase
stripdiberi
(GOD),
enzim
peroksidase
mellitus.
Untuk
pengukuran
akan keluar bersama urin (glukosuria). ( Depkes RI, 1999 )
(POD) dan zat warna. Didalam darah
Gluco DR adalah alat pemeriksaan
terdapat zat glukosa, glukosa ini gunanya
glukosa
untuk dibakar agar mendapatkan kalori atau
dipergunakan
energi. Sebagian glukosa yang ada dalam
glukosa darah secara kuantitatif, dan untuk
darah adalah hasil penyerapan dari usus dan
screening pemeriksaan kadar glukosa darah.
sebagian
Sampel dapat dipergunakan darah segar
lagi
dari
hasil
pemecahan
darah
atau
secara untuk
darah
invitro,
dapat
mengukur
kadar
simpanan energi dalam jaringan. Glukosa
kapiler
yang ada di usus bisa berasal dari glukosa
menggunakan sampel berupa plasma atau
yang kita makan atau bisa juga hasil
serum
pemecahan zat tepung yang kita makan dari
menggunakan enzim glukosa oksidase dan
nasi, ubi, jagung, kentang, roti atau dari
didasarkan pada teknologi biosensor yang
yang lain. (Djojodibroto,2003)
spesifik untuk pengukuran glukosa, tes strip
darah.
vena,
Prinsip
:
tidak
Tes
dapat
strip
Gula darah setelah diserap oleh
mempunyai bagian yang dapat menarik
dinding usus akan masuk dalam aliran darah
darah utuh dari lokasi pengambilan / tetesan
masuk ke hati, dan disintesis menghasilkan
darah
glikogen kemudian dioksidasi menjadi CO2
oksidase dalam zona reaksi kemudian akan
dan H2O atau dilepaskan untuk dibawa oleh
mengoksidasi glukosa di dalam darah.
aliran darah ke dalam sel tubuh yang
Intensitas arus electron terukur oleh alat dan
memerlukannya. Kadar gula dalam tubuh
terbaca sebagai konsentrasi glukosa di
dikendalikan oleh suatu hormon yaitu
dalam sampel darah. (Henry, 1984)
kedalam
zona
reaksi.
Glukosa
hormon insulin, jika hormon insulin yang tersedia kurang dari kebutuhan, maka gula
Urin atau air seni atau air kencing
darah akan menumpuk dalam sirkulasi darah
adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh
sehingga glukosa darah meningkat. Bila
ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari
kadar gula darah ini meninggi hingga
dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi
melebihi ambang ginjal, maka glukosa darah
urin diperlukan untuk membuang molekul-
molekul sisa dalam darah yang disaring oleh
terhadap glukosa,gula lain yang mempunyai
ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan
sifat mereduksi dapat juga memberi hasil
tubuh. Namun, ada juga beberapa spesies
yang positif. Gugus aldehid atau keton bebas
yang menggunakan urin sebagai sarana
gula akan mereduksi kuprioksida dalam
komunikasi olfaktori. Urin disaring di dalam
pereaksi benedict menjadi kupro oksida
ginjal,
yang
dibawa
melalui
ureter
menuju
berwarna.Dengan
ini
dapat
kandung kemih, akhirnya dibuang keluar
diperkirakan secara kasar (semi kuantitatif)
tubuh melalui uretra. Urin terdiri dari air
kadar
dengan
Praktikum.2012).
bahan
terlarut
berupa
sisa
gula
dalam
urin (Penuntun
metabolisme, garam terlarut, dan materi
Prinsip kerja dari uji benedict semi
organik. Cairan dan materi pembentuk urin
kuantitatif ini adalah pereaksi benedict yang
berasal dari darah atau cairan interstisial.
mengandung kuprisulfat dalam suasana basa
(Free, 2004)
akan tereduksi oleh gula yang menpunyai
Komposisi urin berubah sepanjang
gugus aldehid atau keton bebas (misal oleh
proses reabsorpsi ketika molekul yang
glukosa). Dalam suasana Alkalis sakarida
penting bagi tubuh, misal glukosa, diserap
akan
kembali ke dalam tubuh melalui molekul
teroksidasi.
pembawa. Cairan yang tersisa mengandung
diskarida kecuali Sukrosa dan trekalosa akan
urea dalam kadar yang tinggi dan berbagai
bereaksi positif bila dilakukan uji Benedict.
senyawa yang berlebih atau berpotensi racun
Larutan-larutan tembaga yang alkalis bila
yang akan dibuang keluar tubuh. Materi
direduksi oleh karbohidrat yang mempunyai
yang terkandung di dalam urin dapat
gugus aldehid atau keton bebas akan
diketahui melalui urinalisis. Urea yang
memebentuk cupro oksida (Cu2O) yang
dikandung oleh urin dapat menjadi sumber
berwarna hijau merah orange atau merah
nitrogen yang baik untuk tumbuhan dan
bata dan adanya endapan merah bata pada
dapat
dasar tabung reaksi (Corwin, 2000).
digunakan
untuk
mempercepat
pembentukan kompos. Adanya glukosa dalam urin dapat di nyatakan berdasarkan sifat glukosa yang dapat mereduksi ion-ion logam tertentu dalam larutan alkalis. Uji ini tidak spesifik
membentuk Semua
enidid
yang
mudah
monosakarida
dan
Tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui kadar glukosa darah dan kadar glukosa dalam urin. MATERIAL DAN METODE
Praktikum
Pengukuran
Kadar
berisi air mendidih selama 8 menit dan
Glukosa Darah Dan Kadar Glukosa Dalam
didinginkan, diamati warna yang terbentuk
Urin dilakukan di Laboratorium Terpadu
dan bandingkan dengan acuan.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 21 April 2017. Alat dan bahan yang digunakan
No .
Probandu s
Jenis Kelamin
dalam praktikum ini adalah jarum franke, alat pengukur glukosa darah (Gluco DR), kertas pH, kapas, gelas arloji, petri dish, tabung reaksi, gelas ukur 50ml, urinometer, mikroskop,
darah,
urin,
alkohol
70%,
larutan benedict. Cara kerja yang dilakukan pada pemeriksaan kadar glukosa darah pertama siapkan alat untuk pengukuran glukosa darah yaitu gluco DR, kemudian bersihkan ujung jari yang akan ditusuk dengan alkohol
Kadar Glukos a Darah (mg/dL )
Probandu Laki – sA laki Probandu Perempua 2. sB n Probandu Perempua 3. sC n Probandu Laki – 4. sD laki Probandu Laki – 5. sE laki Probandu Perempua 6. sF n HASIL DAN PEMBAHASAN 1.
111 109 122
Kadar Glukos a Urin (%) 0% < 0,5 % < 0,5 %
113
0%
114
0%
106
0%
Tabel 1. Hasil Kadar Glukosa Dalam Darah dan Urin
70%, tusuk jari dengan lancet tegak lurus, selanjutnya masukan darah dalam strip, kemudian strip dimasukan kedalam Gluco DR, dan dibaca hasilnya.
Berdasarkan tabel 1. diperoleh hasil glukosa darah pada 5 orang probandus. Hasil
tersebut
diperoleh
dengan
Cara kerja pada pemeriksaan kadar
menggunakan alat Gluco dr. Kadar gula
glukosa dalam urin yaitu dilakukan dengan
darah diukur dengan mengambil darah
pengujian
larutan
kapiler yaitu pada ujung jari tangan dengan
benedict, pertama air dipanaskan dalam
menggunakan alat gluco dr, dimana orang
gelas piala hingga mendidih, kemudian
probandus sebelumnya sudah puasa selama
dimasukan 2,5 ml larutan Benedict kedalam
kurang lebih 8 jam dan kemudian dilakukan
tabung reaksi lalu teteskan urin sebanyak 4
pemeriksaan.
urine
menggunakan
tetes, dikocok hingga merata, selanjutnya tabung dimasukan dalam gelas piala yang
Dari rata-rata hasil glukosa darah, menunjukan bahwa kadar glukosa darah
pada kelima orang probandus masih dalam
kekebalan jaringan otot terhadap insulin
batas normal.
yang diproduksi. Sehingga berdasarkan hasil
Menurut Soegondo S, dkk (2009) Kadar glukosa darah sangat erat kaitannya dengan penyakit DM. Peningkatan kadar glukosa darah sewaktu ≥ 200 mg/dL yang disertai dengan gejala poliuria, polidipsia, polifagia, dan penurunan berat badan yang tidak dapat
kadar glukosa darah yang tertinggi yaitu pada probandus C, dengan kadar glukosa darah 122 mg/dL. Maka masuk kedalam kategori IGT (Imparing Glucose Tolerance). Sedangkan untuk probandus lainnya masih dalam batas normal.
dijelaskan sebabnya sudah cukup untuk menegakkan
diagnosis
DM
(Diabetes
Mellitus).
kadar glukosa darah menurut Perkeni (2011) glukosa darah pada saat puasa (Fasting Glucose) normalnya ialah < 110 mg/dL, IGT (Impairing Glucose Tolerance) ialah <126 mg/dL, dan DM (Diabetes mellitus) ialah >126 mg/dL. IGT oleh WHO didefinisikan kondisi
dimana
seseorang
mempunyai resiko tinggi untuk terjangkit diabetes
walaupun
ada
kasus
yang
menunjukkan kadar glukosa darah dapat kembali ke keadaan normal. Seseorang yang kadar glukosa darahnya termasuk dalam kategori
IGT
juga
mempunyai
resiko
terkena penyakit jantung dan pembuluh darah yang sering mengiringi penderita diabetes. Kondisi IGT ini menurut para ahli terjadi
dipertahankan melalui
Kriteria diagnosis untuk gangguan
sebagai
Pengaturan kadar glukosa darah
karena
adanya
kerusakan
dari
produksi hormon insulin dan terjadinya
dalam
keseimbangan
keadaan antara
normal produksi
glukosa oleh hepar dan penggunaan glukosa oleh
jaringan.
keseimbangan
Selain
itu
glukosa
pengaturan
darah
juga
berhubungan dengan kemampuan sel beta kelenjar pankreas untuk mensekresi insulin serta kemampuan insulin untuk menghambat produksi glukosa oleh hepar. Penurunan toleransi glukosa dapat terjadi selama periode tidur malam dan pada saat tidur siang. Selama tidur juga terjadi peningkatan kadar
glukosa
darah
dimana
rentang
peningkatan kadar glukosa berkisar antara 20-30%
dan
maksimal
terjadi
pada
pertengahan periode tidur (Spiegel et al, 2008). Kadar glukosa darah dalam tubuh manusia dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya aktivitas fisik, hormon- hormon yang mengatur kadar glukosa darah, umur, stress, dan pola makan. (Nurjanah F dan Roosita K, 2015)
Pemeriksaan glukosa dalam urine ini
penderita diabetes Melitus, dengan uji reduksi
menggunakan tes reduksi. Hal ini dilakukan
urin seperti pemeriksaan benedict dan uji
dengan memanfaatkan sifat glukosa yang
enzimatik berupa pemeriksaan carik celup
mudah mereduksi zat lain. Saat keadaan
(Sidartawan S, 2006).
normal urine tidak mengandung glukosa. Adanya glukosa dalam urine disebabkan karena
filtrat
glomerulus
mengandung
glukosa melebihi ambang batas (kadar
Membaca hasil reduksi urin, yang sebelumnya ditambahkan reagen Benedict sesuai prosedur untuk menentukan kadar glukosa dalam urin secara semi kuantitatif,
berupa
glukosa melebihi 160-180 mg/dL atau 8,9-
negative (-) warnanya tetap biru jernih atau
10mmol/L), sehingga glukosa yang tidak
sedikit kehijau-hujauan dan agak keruh, positif
direabsorbsi akan keluar bersama dengan
(1+) warnanya hijau kekuning-kuningan dan
urine atau dapat juga dikarenakan daya
keruh, positif (2+) warnanya kuning keruh,
reabsorbsi tubulus yang menurun.
positif (3+) warnanya jingga atau warna lumpur keruh, positif (4+) warnanya merah keruh.
Pemeriksaan glukosa
urin
adanya
Untuk probandus A dan probandus B terjadi
pemeriksaan
perubahan warna yaitu sedikit kehijauan maka
terhadap
termasuk
penyaring. Menyatakan adanya glukosa dapat dilakukan dengan cara yang berbedabeda. Cara yang tidak spesifik menggunakan
kadar glukosa dalam urin tersebut ialah < 0,5 %, dan hasil tersebut masih menunjukan negatif yang artinya kadar glukosa dalam urin tersebut tidak tinggi.
sifat glukosa sebagai zat pereduksi; pada tes semacam itu terdapat suatu zat dalam
KESIMPULAN
reagens yang berubah sifat dan warnanya jika direduksi oleh glukosa (Gandasoebrata,
Berdasarkan praktikum ini dapat
2007). Pengukuran kadar glukosa urin
disimpulkan bahwa kadar glukosa pada
menggambarkan kadar glukosa darah secara
probandus masih dalam kondisi normal
tidak
normal
kadar glukosa setiap probandus masih
180mg/dl. Pemeriksaan ini tidak dapat
berada dalam kisaran 106 – 122 mg/dL yang
menunjukkan kadar glukosa darah sehingga
artinya
tidak dapat membedakan normoglikemia
probandus masih dalam keadaan normal.
langsung
dengan
nilai
atau hipoglikemia. Pemeriksaan berikut dapat dipakai untuk memantau glukosuria
kadar
glukosa
yang
dimiliki
Hormon
insulin
dan
Sidartawan
hormon
Soegondo.
2006.
glukagon merupakan hormon endokrin yang
Farmakoterapi Pada Pengendalian Glikemia
berfungsi dalam mengatur kadar glukosa
Diabetes Melitus Tipe 2. Dalam: Buku Ajar
dalam
Ilmu Penyakit Dalam. Jilid 3. Edisi IV. Jakarta:
darah,
kadar
glukosa
yang
dipengaruhi oleh kerja hormon insulin dan
Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Hal: 18821884. Soegondo S, Soewondo P, Subekti I. 2009. Penatalaksanaan diabetes melitus terpadu. Edisi ke-2. Jakarta: Balai Penerbit FK UI; 2009. p. 13, 15-6, 33- 44, 123-6, 152, 155-6.
DAFTAR PUSTAKA
Spiegel, K, et al (2008). impact of sleep
Baron E.J., Finegold S.M. 1990. Diagnostic Microbiology. 8th ed. Toronto: The C.V Mosby Company. p. 691-697,747758 Corwin, Elisabeth J. 2000. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta:EGC Free .M.H. 2004. Modern Urine Chemistry Manual, Introduction and Background. Hal 26 – 29. Gandasoebrata.
2007.
debt on metabolic and endocrine Function . Lancet. LAMPIRAN
Penuntun
Laboratorium. Jakarta : Dian Rakyat.
Henry .B.J,1984. Clinical Diagnosis and Management by Laboratory Methods 17
Gambar 1.1 pemeriksaan kadar glukosa urin
‘th Edition Volume 1. Hal 411 – 413.
dengan uji benedict.
Nurjanah F, Roosita K. 2015 Gaya
uji benedict.
hidup dan kejadian sindrom metabolik pada karyawan laki-laki berstatus gizi obes di PT. Indocement Citieureup. J Gizi Pangan. 10(1):17-24. Perkeni. 2011. Konsensus pengelolaan diabetes melitus tipe 2 di indonesia 2011. Semarang: PB PERKENI.
Gambar 1.2 pemansan kadar glukosa urin dengan uji benedict.
Jawaban pertanyaan 1.
dan sel adiposa (lemak). Insulin
Tuliskan faktor – faktor yang mempengaruhi
kadar
glukosa
mengonsumsi
makanan
yang mengandung gula, kurang berolahraga, stress, kurang istirahat
Hormon
apa
sajakah
yang
mempengaruhi kadar glukosa dan
dan
glukagon
berikatan dengan reseptor protein pada permukaan sel target, mereka akan mengisiasi kerja di dalam sel. dan
mempengaruhi
adalah
glukosa
dalam
darah.
Glukagon umumnya memiliki efek berlawanan
hiperglisemia.
Insulin
yakni juga
meningkatkan asupan asam amino
sel-sel
hati.
Insulin
menstimulasi penggunaan glukosa
insulin dan glukagon
Insulin
kadar
oleh
insulin dan glukagon
insulin
bersihnya
dan sintesis protein lebih lanjut
jelaskan keterkaitannya?
Saat
efek
hipoglisemia yakni menurunkan
yang
(tidur). 2.
merupakan satu-satunya hormon yang
seseorang! Sering
merupakan hormon unik sebab
glukagon metabolisme
karbohidrat, lemak, dan protein diseluruh tubuh, akan tetapi target utamanya adalah sel-sel hati, otot
untuk
menjadi
(glikogenesis),
sintesis
glikogen lemak
(lipogenesis), dan sintesis protein (proteogenesis).