LAPANGAN PROFIL SUNGAI PADA DAERAH DLINGO, BANTUL
Bella Ayudya Rizky Sekarsari – 111.150.136
MAKSUD DAN TUJUAN Maksud dari penelitian ini adalah untuk mempelajari stratigrafi, sedimentasi dan lingkungan pengendapan Sungai Urang Daerah Dlingo, Kec. Bantul. Adapun tujuan dari kegiatan lapangan profil ini untuk mengetahui:
1. Litologi daerah penelitian. 2. Fasies daerah penelitian. 3. Lingkungan pengendapan daerah penelitian.
METODOLOGI Penelitian dilakukan pada tanggal 5 Juni 2018 dan 26-27 Juni 2018. Lokasi penelitian terletak di Sungai Urang, Daerah Dlingo, Kabupaten Bantul, Yogyakarta dengan jarak tempuh dari UPN V Yogyakarta-Sungai Urang ±1,5 jam dan waktu penelitian sekitar 3-5 jam. Jarak total lintasan profil adalah 150 meter dengan dibagi menjadi 4 lintasan. Lalu dilakukan pengukuran tebal keseluruhan lapisan dengan total tebal 26,67m.
FISIOGRAFI
Gambar 1. Formasi menurut beberapa ahli.
SAMBIPITU Lokasi tipe formasi ini terletak di Desa Sambipitu pada jalan raya Yogyakarta-Patuk-Wonosari kilometer 27,8. Secara lateral, penyebaran formasi ini sejajar di sebelah selatan Formasi Nglanggran, di kaki selatan Subzona Baturagung, namun menyempit dan kemudian menghilang di sebelah timur. Ketebalan Formasi Sambipitu ini mencapai 230 meter. Batuan penyusun formasi ini di bagian bawah terdiri dari batupasir kasar, kemudian ke atas berangsur menjadi batupasir halus yang berselang-seling dengan serpih, batulanau dan batulempung. Pada bagian bawah kelompok batuan ini tidak mengandung bahan karbonat. Namun di bagian atasnya, terutama batupasir, mengandung bahan karbonat. Formasi Sambipitu mempunyai kedudukan menjemari dan selaras di atas Formasi Nglanggran. Fosil yang ditemukan pada formasi ini diantaranya Lepidocyclina verbeeki NEWTON dan HOLLAND, Lepidocyclina ferreroi PROVALE, Lepidocyclina sumatrensis BRADY, Cycloclypeus comunis MARTIN, Miogypsina polymorpha RUTTEN dan Miogypsina thecideaeformis RUTTEN yang menunjukkan umur Miosen Tengah (Bothe, 1929). Namun Suyoto dan Santoso (1986, dalam Bronto dan Hartono, 2001) menentukan umur formasi ini mulai akhir Miosen Bawah sampai awal Miosen Tengah. Kandungan fosil bentoniknya menunjukkan adanya percampuran antara endapan lingkungan laut dangkal dan laut dalam. Dengan hanya tersusun oleh batupasir tuf serta meningkatnya kandungan karbonat di dalam Formasi Sambipitu ini diperkirakan sebagai fase penurunan dari kegiatan gunungapi di Pegunungan Selatan pada waktu itu (Bronto dan Hartono, 2001).
PEMBAHASAN Struktur sedimen yang didapatkan pada daerah penelitian antara lain: Masif Laminasi Normal Graded Bedding Load Cast Rip Up Clast
STRUKTUR SEDIMEN Batupasir karbonatan, abuabu, pasir kasar (0,5 1)mm, membundar, sortasi buruk, didukung oleh butiran, F: kalsit, litik, glaukonit, biotit, kuarsa, m: pasir sangat halus, s= silika, masif.
Gambar 2. Struktur sedimen Masif.
STRUKTUR SEDIMEN Batupasir karbonatan, abu-abu gelap, pasir sangat kasar (1 - 2)mm, membundar, sortasi buruk, didukung oleh butiran, F: kalsit, andesit ukuran brangkal, pecahan cangkang, litik, kuarsa, m: pasir halus, s= silika, masif.
Gambar 3. Struktur sedimen Masif dengan Fragmen batuan Andesit.
FASIES Fisika : Struktur sedimen yang terdapat pada daerah penelitian, yaitu: Masif, Laminasi, Normal Graded Bedding, Rip up clast, dan Load Cast. Kimia : Mineral yang terdapat pada daerah telitian ini, yaitu: Glaukonit, Biotit, Kalsit, Kuarsa. Biologi : Sisa-sisa organisme pada daerah peneltian, yaitu: Foram dan Pecahan Cangkang
FASIES
Gambar 4. Pembagian fasies menurut Walker (1984).
LINGKUNGAN PENGENDAPAN
Lingkungan Pengendapan Daerah Penelitian
Gambar 5. Pembagian kipas bawah laut menurut Walker (1984).
KESIMPULAN Pada penelitian berdasarkan lapangan profil ini didapatkan kesimpulan bahwa: Litologi berupa batupasir karbonatan dan batupasir yang termasuk Formasi Sambipitu.
Fasies Channeled Portion of Suprafan Lobes. Lingkungan pengendapan pada Kipas Bawah Laut bagian Mid Fan.