A. Patofisiologi Narasi Hordeolum eksternum timbul dari blockade dan infeksi dari kelenjar zeis dan moll sedangkan hordeolum internum timbul dari infeksi pada kelenjar meibom yang terletak dalam tarsus. Obstruksi dari kelenjar-kelenjar ini memberikan reaksi pada tarsus dan jaringan disekitarnya. Pathogenesis hordeolum ekternum diawali dengan pembentukan pus dalam lumen kelenjar oleh infeksi staphylococcuc aureus. Infeksi tersebut dapat mengenai kelenjar meibom (hordeolum internum), maupun kelenjar zeis dan moll (hordeolum ekstenum). Proses tersebut di awali dengan pengecilan lumen dan statis hasil sekresi kelenjar. Statis ini akan mencetuskan infeksi sekunder oleh staphylococcus aureus sehingga terjadi pembentukan pus dalam lumen kelenjar. Secara histologis akan tampak gambaran abses, dengan ditemukannya sel polimorfonuklear (PMN) dan debris nekrotik. Nyeri, hiperemis, dan edema palpebral adalah gejala khas pada hordeolum. Intensitas nyeri mencerminkan beratnya edema palpebra. Apabila pasien menunduk, rasa sakit bertambah. Pada pemeriksaan terlihat suatu benjolan setempat, warna kemerahan, mengkilat dan nyeri tekan, dapat disertai bintik kuning atau putih yang merupakan akumulasi pus pada folikel silia. (Vaughan & Asbury, 2010)
B. Skema
Stapylococcus Aureus Menginfeksi kelenjar kelopak mata Bernanah, kemerahan dan peradangan
Kelenjar meibom Abses kearah kelopak mata dan konjungtiva Benjolan pada kelopak mata mengarah pada bagian dalam kelopak mata Hordeolum internum
Kelenjar zeis dan moll Abses kearah kulit palpebra Benjolan pada kelopak mata mengarah pada bagian luar kelopak mata Hordeolum eksternum
DAFTAR PUSTAKA Ilyas, S., 2009. Khtisar Ilmu Penyakit Mata. Jakarta : Balai Penerbit FKUI Vaughan, D.G., Asbury,A ; Riordan-Eva, P.2010. Oftalmologi Umum. Edisi 14. Jakarta : Widya Medika