Pap 5 Kebijakan_terapi_gizi Fix.docx

  • Uploaded by: Aditya Jamin
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Pap 5 Kebijakan_terapi_gizi Fix.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,520
  • Pages: 9
PEMERINTAH KABUPATEN PIDIE JAYA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Alamat: Jl. B. Aceh-Medan KM. 158 Telp. 0653-51244 Fax. 0653-51260 Meureudu Kode Pos 24186

KEPUTUSAN DIREKTUR TENTANG KEBIJAKAN TERAPI GIZI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PIDIE JAYA NOMOR : 445/ /2018

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PIDIE JAYA, Menimbang

: a.

bahwa terapi gizi medis adalah terapi gizi khusus untuk penyembuhan penyakit baik akut maupun kronis, serta merupakan suatu penilaian terhadap kondisi pasien sesuai dengan intervensi yang telah diberikan, agar pasien serta keluarganya dapat menerapkan rencana diet yang telah disusun;

b.

bahwa terapi gizi medis merupakan integrasi antara ilmu gizi, medis dan ilmu perilaku yang memungkinkan tenaga kesehatan membuat perubahan yang bermakna pada kehidupan pasien;

c.

bahwa dalam upaya untuk meningkatkan kesehatan pasien, pengaturan dan pemberian makanan yang memenuhi kecukupan zat gizi pasien.

Mengingat

: 1. Undang-undang RI Nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen; 2. Undang-undang RI Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran; 3.

Undang-undang RI Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan;

4. Undang-undang Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit. 5.

Keputusan Menteri Kesehatan 374/MENKES/SK/III/2007 tentang Profesi Gizi;

RI No Standar

6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 56 Tahun 2014 tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit; 7.

Keputusan Bupati Pidie Jaya Nomor 060/ORG/303/2011 tentang Penetapan RSUD Pidie Jaya sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah yang menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPKBLUD) secara penuh;

8. Keputusan Bupati Pidie Jaya Nomor: SK.821.2.627/XII/2017 Tanggal 04 Desember 2017 tentang Pengangkatan PNS (dr. Ernida ) dalam Jabatan Struktural sebagai Direktur RSUD Pidie Jaya; tanggal 28 April 2014;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : Kesatu

: Keputusan Direktur RSUD Pidie Jaya tentang Kebijakan Terapi Gizi Rumah Sakit Umum Daerah Pidie Jaya.

Kedua

: Keputusan penggunaan Panduan Terapi Gizi Rumah Sakit Umum Daerah sebagaimana tercantum dalam lampiran keputusan ini.

Ketiga

: Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalaman sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Meureudu Pada tanggal 04 Juli 2018 M 20 Syawal 1439 H

KEBIJAKAN PEDOMAN TERAPI GIZI RUMAH SAKIT UMUM PIDIE JAYA

1.

Kebijakan Skrining Gizi a. Semua pasien baru diukur tinggi badan dan berat badan dilakukan oleh perawat dalam 24 jam sejak pasien masuk RS. b. Data BB, TB pasien ditulis di Form Pengkajian Keperawatan Awal. c. Perawat melakukan skrining gizi dengan menggunakan Malnutrition Screening Tool (MST) untuk menentukan resiko malnutrisi pada pasien dewasa yang terdiri dari 2 pertanyaan yaitu riwayat penurunan BB dan nafsu makan/kesulitan makan pasien. Pertanyaan ini bisa diajukan kepada pasien atau keluarga. d. Perawat melakukan skrining gizi untuk menentukan resiko malnutrisi pada pasien ibu hamil yang terdiri dari 2 pertanyaan yaitu riwayat penurunan BB dan nafsu makan/kesulitan makan pasien. Pertanyaan ini bisa diajukan kepada pasien atau keluarga. e. Perawat melakukan skrining gizi untuk menentukan resiko malnutrisi pada pasien anak yang terdiri dari 2 pertanyaan yaitu riwayat penurunan BB dan nafsu makan/kesulitan makan pasien. Pertanyaan ini bisa diajukan kepada pasien atau keluarga. f. Perawat akan menentukan tingkat resiko malnutrisi pasien dewasa berdasarkn nilai skor dari 2 pertanyaan tersebut. Kategori tingkat resiko malnutrisi : nili 0-1= resiko rendah, nilai 2-3= resiko sedang, nilai 4-5= resiko tinggi, untuk pasien anak kategori tingkat resiko malnutrisi : nilai 0= resiko rendah, 1-3= resiko sedaang, 4-5= resiko beraat, untuk ibu hamil kategori tingkat resiko malnutrisi apabila total skor ( jawapan ya ≥1) . g. Dietisien yang melakukan kunjungan pada pasien baru akan melihat hasil skrining gizi dan status gizi yang telah dilakukan oleh perawat h. Selanjutnya Dietisien akan melakukan asesmen/pengkajian gizi pada pasien dewasa dengan kriteria resiko malnutrisi sedang dan berat (berdasarkan MST), pasien dengan diagnosis penyakit Diabetes Melitus, Ginjal Kronik, Sirosis hati, HD, Strok Pneumonia,

Transpalantasi Sumsus tulang, Cedera kepala, Luka bakar, begitu juga dengan pasien anak dengan kriteria resiko malnutrisi sedang dan berat serta ibu hamil dalam waktu 1x24 jam setelah hasil skrining. 2.

Kebijakan Pemberian Edukasi dan Informasi pada Pasien dan atau Keluarga Pasien Tentang Pembatasan Diit a. Menjelaskan pada pasien / keluarga tentang diit pasien. b. Menjelaskan pada pasien/ keluarga tujuan diet dan syarat diet c. Menjelaskan pada pasien/ keluarga tentang pembagian bahan makanan sehari d. Menjelaskan pada pasien/ keluarga tentang makanan yang boleh dan yang tidak boleh dimakan. e. Menjelaskan pada pasien contoh menu sehari.

3.

Kebijakan Assesmen Gizi Awal a. Assesmen gizi awal dilakukan oleh ahli gizi/ dietisien dengan pendidikan minimal DIII Gizi b. Hasil assesmen gizi ditulis dalam form asuhan gizi dan dietetik dengan format ADIME (Assesmen, Diagnosa, Intervensi, Monitoruing, dan Evaluasi) c. Assesmen ulang dilakukan pada : - Pasien dengan resiko malnutrisi berat : assesmen gizi lanjutan dilakukan setiap hari. - Pasien dengan resiko malnutrisi sedang: assesmen gizi lanjutan dilakukan setiap 3 hari, apabila asupan cukup, assesmen dilakukan selang 7 hari. - Pasien dengan resiko malnutrisi ringan: assesmen gizi lanjutan dilakukan setiap 7 hari

4.

Kebijakan Monitoring dan Evaluasi Pelayanan Gizi a. Monitoring pelayanan gizi dilaksanakan secara berkala yaitu kegiatan perencanaan, penyimpanan, pengolahan, distribusi dan penyajian makanan sesuai kebutuhan. b. Evaluasi pelayanan gizi dilaksanakan melalui pertemuan berkala, guna menelaah dan mengatasi permasalahan yang berhubungan dengan pelayanan gizi.

5.

Kebijakan penanganan pasien dengan resiko malnutrisi

6.

a. Pasien dengan resiko malnutrisi mendapat perencanaan terapi nutrisi, antara lain : perhitungan kebutuhan energi dan zat gizi, preskripsi diet. b. Pasien dengan resiko malnutrisi diberikan terapi nutrisi, antara lain : perubahan pola makan, hambatan dan alternatif perubahan pola makan dan pola perubahan perilaku. c. Pasien dengan resiko malnutrisi di monitoring dan di evaluasi terapi nutrisinya, antar lain : monitoring perkembangan, mengukur hasil, evaluasi hasil dan dokumentasi Kebijakan Diagnosis gizi dikelompokkan 3 domain yaitu : a.

7.

Domain Asupan Adalah masalah aktual yang berhubungan dengan asupan energi, zat gizi, cairan, substansi bioaktif dari makanan baik yng melalui oral maupun parenteral dan enteral. b. Domain Klinis Adalah masalah gizi yang berkaitan dengan kondisi medis atau fisik/fungsi organ. c. Domain Perilaku/Lingkungan Adalah masalah gizi yang berkaitan dengan pengetahuan, perilaku/kepercayaan, lingkungan fisik dan akses keamanan makanan. Kebijakan Intervensi Gizi a.

Perencanaan Intervensi Disusun dengan merujuk pada diagnosis gizi yang ditegakkan. Output dari intervensi ini adalah tujuan yang terukur, preskripsi diit dan strategi pelaksanaan (implementasi). Perencanaan intervensi meliputi : 1) Penetapan tujuan intervensi 2) Perskripsi diit 3) Menggambarkan rekomendasi mengenai kebutuhan energi dan zat gizi individul, jenis diit, bentuk makanan, komposisi zat gizi, frekuensi makan/jadwal pemberian diit, jalur makanan.

b.

8.

Kebijakan Monitoring & Evaluasi Gizi Pemantauan dan evaluasi terapi gizi bertujuan untuk menilai proses dan keberhasilan implementasi terapi gizi serta rencana tindak lanjut terapi. Empat langkah kegiatan monitoring dan evaluasi gizi, yaitu : a.

b. c. d.

9.

Implementasi intervensi Diitisien melaksanakan dan mengkomunikasikan rencana asuhan kepada pasien dan tenaga kesehatan atau tenaga lain yang terkait. Kegiatan ini juga termasuk pengumpulan data kembali, dimana dan tersebut dapat menunjukkan respons pasien dan perlu atau tidaknya modifikasi intervensi gizi.

Monitor perkembangan, antara lain : mengecek pemahaman dan ketaatan diit pasien, mengecek asupan makan, menentukan apakah intervensi dilaksanakan sesuai dengan rencana, menentukan status gizi pasien tetap/berubah, toleransi saluran cerna dan status hemodinamik serta kondisi metabolik pasien, dan mengidentifikasi hasil pemeriksaan lain. Mengukur hasil Evaluasi hasil Pencatatan dan pelaporan Terdapat beberapa cara dokumentasi antara lain Subjective Objective Assasment Planning (SOAP) dan Assesment Diagnosis Intervensi Monitoring & Evaluasi (ADIME). Format ADIME merupakan model yang sesuai dengan langkah PAGT.

Kebijakan Konseling Tujuan konseling adalah memberikan edukasi untuk memahami dan mampu mengubah perilaku diet pasien sesuai dengan yang dianjurkan. Konseling diberikan kepada pasien dan atau keluarganya yang membutuhkan untuk mendapatkan penjelasan tentang diet yang harus dilaksanakan oleh pasien sesuai dengan penyakit dan kondisinya. Konseling dilakukan oleh anggota tim sesuai dengan kompetensinya. 10. Kebijakan Perencanaan Terapi Nutris a. Menghitung kebutuhan energi dan zat gizi 1) Perhitungan kebutuhan gizi

2) Perhitungan kebutuhan protein 3) Perhitungan kebutuhan lemak 4) Perhitungan kebutuhan kalori 5) Perhitungan kebutuhan kalori dan mineral 6) Perhitungan kebutuhan cairan b. Deskripsi diet/ nutrisi 1) Pedoman makan mencakup cara pemberian makan, bentuk, dan porsi makan serta cara mengolah makanan. 2) Penyusunan menu satu hari meliputi tiga kali makanan utama yaitu pagi, siang dan malam, serta dua kali snack yaitu diantara waktu makan pagi dan siang serta diantara waktu makan siang dan malam. Menu yang dipilih disesuaikan dengan preskripsi diet dan pedoman makanan. 11. Kebijakan Pemberian Terapi Nutrisi a. Melakukan perubahan pola makan mengikuti perencanaan menu yang sudah disiapkan meliputi porsi makan satu hari, distribusi porsi makan disetiap waktu makan, penggunaan daftar bahan makan penukar, contoh menu serta makanan yang boleh dan yang tidak boleh dikonsumsi. Agar pasien lebih memahami maka dijelaskan anjuran diet dengan menggunakan media. b. Hambatan dan alternatif perubahan pola makan yang dapat dilakukan oleh pasien c. Pola perubahan prilaku berkaitan dengan pola aktifitas dan gaya hidup yang dapat dilakukan oleh pasien. 12. Kebijakan Monitoring Terapi Nutrisi a. Monitoring perkembangan 1) Mengecek pemahaman dan ketaatan diet pasien 2) Menentukan apakah intervensi dilaksanakan sesuai dengan rencana atau perskripsi diet 3) Menetukan apakah status pasien tetap atau berubah 4) Mengidentifikasi hasil lain baik yang positif maupun negatif 5) Mengumpulkan informasi yang menunjukkan alasan tidak adanya perkembangan dari kondisi pasien

b. Mengukur hasil Hal yang diukur jelas tergambar pada komponen tanda dan gejala dari diagnosis gizi c. Evaluasi hasil 1) Evaluasi proses untuk melihat tingkat partisipasi pasien 2) Evaluasi dampak untuk melihat keberhasilan terapi nutrisi

Ditetapkan di Meureudu Pada tanggal 04 Juli 2018 M 20 Syawal 1439 H

Related Documents

Pap
April 2020 29
Pap
July 2020 25
Pap
December 2019 37
Pap Smears
May 2020 28

More Documents from "khadzx"