Pangan Isi.docx

  • Uploaded by: Rano Rjb
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Pangan Isi.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,292
  • Pages: 13
I. PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Jagung manis merupakan tanaman pangan yang sudah berkembang dan

mempunyai pasar, terutama di kota-kota besar. Permintaan jagung manis terus meningkat seiring dengan semakin banyaknya pasar swalayan yang merupakan mitra bisnis utama petani jagung manis (Koswara 1989; Palungkun dan Budiarti 2000). Pasar swalayan membutuhkan jagung manis dalam jumlah besar secara kontinu. Untuk memenuhi kebutuhan Jakarta akan jagung manis sebesar 30 t/hari dan peluang untuk ekspor ke Singapura yang sangat besar maka bisnis jagung manis sangat menjanjikan (Syariefa 2001). Kebutuhan pangan nasional terus meningkat seiring dengan lajunya pertumbuhan penduduk, maka perlu upaya peningkatan produksi untuk memenuhi kebutuhan pangan tersebut. Peningkatan produksi pangan tidak hanya tergantung pada tanaman padi, sorgum, gandum sebagai sumber pangan utama, tetapi dapat juga dilakukan penganekaragaman pangan, diantaranya dengan mengembangkan tanaman pangan alternatif sepertijagung (Zea maysL.). (Hermawan, 2013). Di Indonesia produksi jagung manis di tingkat petani masih sangat rendah. Banyak kendala yang dihadapi dalam pengusahaan jagung manis, salah satunya adalah rendahnya kesuburan tanah dan mahalnya harga pupuk kimia (anorganik). Tanaman jagung manis merupakan tanaman yang responsif terhadap pemupukan. Pemupukan sangat penting karena menentukan tingkat pertumbuhan dan hasil baik kuantitatif maupun kualitatif. Pupuk nitrogen merupakan kunci utama dalam usaha meningkatkan produksi jagung (Akil, 2009; Suwardi dan Roy Efendi, 2009). Absorbsi N oleh tanaman jagung berlangsung selama pertumbuhannya. Oleh karena itu untuk mendapatkan hasil yang baik maka unsur hara Nitrogen dalam tanah harus cukup tersedia selama fase pertumbuhan tersebut (Sutoro, Soelaeman dan Iskandar, 1988).

1

Produksi jagung di Riau tahun 2014 adalah 28.651 ton/tahun dengan luas lahan 12.057 ha. Tahun 2015 terjadi penurunan produksi yaitu 25.896 ton/tahun dengan luas lahan 10.441 ha. Penurunan produksi jagung disebabkan karena penurunan luas panen sebesar 1.616 ha (13,4%) (BPS, 2015). 1.2

Tujuan Tujuan pratikum ini adalah :

1.

Untuk mengetahui cara budidaya jagung dengan baik dan benar secara organik sehingga menghasilkan produksi dan mendapatkan hasil yang maksimal.

2.

Untuk mengetahui media tumbuh yang sesuai dan yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman.

3.

Untuk mengetahui berbagai tindakan pemeliharaan guna terciptanya kondisi yang optimal untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

1.3

Manfaat Agar mahasiswa dapat mengetahui pertumbuhan tanaman jagung dengan

pemberian pupuk Urea, TSP dan KCL dengan dosis yang berbeda, mahasiswa mengetahui pengaruh perlakuan pemberian pupuk pada tanaman yang dibudidayakan dan agar mahasiswa mengetahui cara membudidayakan tanaman jagung di lahan pertanian dengan baik dan benar serta proses panen yang sesuai dengan kondisi tanaman.

2

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Tinjauan Umum Tanaman Jagung Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan biji-

bijian yang berasal dari Amerika. Jagung tersebar ke Asia dan Afrika melalui kegiatan bisnis-bisnis orang Eropa ke Amerika. Di Indonesia, daerah-daerah penghasil utama tanaman jagung adalah Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, Madura, Yogyakarta, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, dan Maluku (Tim Karya Mandiri, 2010). Tanaman jagung memiliki jenis akar serabut dengan 3 tipe akar, yaitu akar seminal yang tumbuh dari embrio dan radikula, akar adventif yang tumbuh dari buku terbawah pada batang, dan akar udara (brace root). Pada batang jagung juga memiliki bentuk silindris dan terdiri dari sejumlah ruas dan buku, dengan panjang berbeda-beda tergantung dari varietas yang ditanam dan lingkungan tempat tumbuh tanaman jagung (Izzah, 2009). Tinggi tanaman jagung sangat bervariasi yang biasa diukur dari permukaan tanah hingga ruas teratas sebelum bunga jantan. Daun jagung adalah daun sempurna dengan bentuknya memanjang dan seperti pita. Antara pelepah dengan helai daun terdapat ligula dengan tulang daun sejajar dengan ibu tulang daun. Permukaan daun ada yang licin dan ada yang berambut. Stoma pada daun jagung berbentuk halter, yang khas dimiliki familia Poaceae. Setiap stoma dikelilingi selsel epidermis berbentuk kipas. Struktur ini berperan penting dalam respon tanaman menanggapi defisit air pada sel-sel daun (Irfanda dkk., 2010).

2.1.1. Klasifikasi Tanaman Jagung Secara umum tanaman jagung dalam tata nama atau sistematika (Taksonomi) tumbuh-tumbuhan diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom

: Plantae

Subkingdom

: Tracheobionta 3

Superdivision

: Spermatophyta

Division

: Magnoliophyta

Class

: Liliopsida

Subclass

: Commelinidae

Order

: Cyperales

Family

: Poaceae

Genus

: Zea L.

Spesies

: Zea mays L. (USDA, 2014).

2.1.2. Morfologi Tanaman Jagung Tanaman jagung terbagi menjadi beberapa bagian utama, yaitu akar, batang, daun, bunga dan buah (tongkol). Jagung mempunyai tiga macam akar serabut, yaitu (a) akar seminal, (b) akar adventif, dan (c) akar kait atau penyangga. Akar seminal adalah akar yang berkembang dari radikula dan embrio. Akar adventif adalah akar yang berkembang dari buku di ujung mesokotil. Akar kait atau penyangga adalah akar adventif yang muncul pada dua atau lebih buku di atas permukaan tanah (Subekti dkk., 2013). Batang jagung tegak, tidak bercabang, terdiri atas beberapa ruas dan buku ruas. Pada buku ruas muncul tunas yang berkembang menjadi tongkol. Tinggi tanaman jagung pada umumnya berkisar antara 60 – 300 cm, tergantung dari varietas (Purwono dan Hartono, 2011). Daun jagung memanjang, mempunyai ciri bangun pita (ligulatus), ujung daun runcing (acutus), tepi daun rata (integer). Diantara pelepah dan helai daun terdapat ligula (Subekti dkk., 2013). Menurut Purwono dan Hartono (2011), fungsi ligula adalah mencegah air masuk ke dalam kelopak daun dan batang. Bunga jantan dan bunga betina pada jagung terpisah dalam satu tanaman (monoecious). Bunga jantan tumbuh di bagian puncak tanaman, berupa karangan bunga (inflorescence). Bunga betina tersusun dalam tongkol. Tongkol tumbuh dari buku, di antara batang dan pelepah daun (Subekti dkk., 2013).

4

2.1.3. Syarat Tumbuh Tanaman Jagung Jagung merupakan tanaman yang dapat tumbuh di daerah tropik maupun sub tropik dan tidak memerlukan persyaratan tumbuh yang intensif. Jagung dapat tumbuh di lahan kering, sawah dan pasang surut. pH tanah yang dibutuhkan antara 5,6 – 7,5. Suhu yang ideal bagi tanaman jagung antara 27 – 32 ˚C dan apabila suhu > 32 ˚C pertumbuhan jagung terhambat. Pada lahan yang tidak beririgasi, curah hujan yang sesuai bagi pertumbuhan tanaman jagung adalah 85 – 200 mm/bulan yang merata selama masa pertumbuhan. Kemiringan tanah untuk tanaman jagung < 8 %. Daerah dengan tingkat kemiringan > 8 % kurang sesuai untuk penanaman jagung (Purwono dan Hartono, 2011).

2.2

Pupuk Yang Digunakan

2.2.1. Pupuk kandang Pupuk kandang merupakan salah satu sumber bahan organik tanah yang sangat berperan dalam memperbaiki kesuburan tanah, baik fisik, kimia, maupun biologis (Suprijadi et al. 2002). Pemberian pupuk kandang dapat meningkatkan pH, kadar C-organik, kadar basa yang dapat ditukar, dan KTK, menurunkan kejenuhan Al (Purnomo et al. 1993), dan meningkatkan ketersediaan nitrogen, fosfor, dan kalium serta unsur mikro bagi tanaman (Russel 1973). Bahan organik meningkatkan efektivitas pemupukan N, di mana unsur N yang lepas dari pupuk diikat oleh bahan organik, sehingga tidak mudah tercuci tetapi mudah tersedia bagi tanaman (Maryam et al. 1998).

2.2.2. Urea Sangat tinggi terutama dari kelompok rumput-rumputan termasuk sorgum. Nitrogen ini berguna untuk meningkatkan pertumbuhan, produksi dan kualitas

hijauan

tanaman

serta

dapat

memperlambat

masaknya

biji

5

(memperpanjang masa vegetatif). Kondisi ini menyebabkan akumulasi hasil foto-sintesis dalam tanaman dapat berlangsung lebih lama sehingga meningkatkan produktivitas tanaman sebagai pakan. Kekurangan unsur N akan menyebabkan per-tumbuhan tanaman terhambat yang berdampak pada penampakannya yang kerdil, daun-daun tanaman berwarna kuning pucat, dan kualitas hasilnya rendah. Dengan demikian pemberian N tambahan seperti urea sangat diperlukan, karena peningkatan penyerapan unsur N menunjukkan hal yang sejalan dengan produksi BK dan BO hijauan rumput.

2.2.3. KCl Pupuk KCl dapat meningkatkan ketahanan tanaman terhadap serangan hama dan patogen (Ismunadji et.al, 1976). Kondisi tanaman yang kekurangan kalium menyebabkan komponen ketahanannya terganggu, sehingga akan memudahkan penetrasi patogen pada daun. Tanaman yang kekurangan kalium, produksi silica pada sel epidermis akan menurun, sehingga penetrasi penyebab penyakit pada jaringan sel lebih mudah. K memegang peranan penting di dalam metabolisme tanaman antara lain terlibat langsung dalam beberapa proses fisiologis. Pemberian pupuk kalium dapat membantu perkembangan akar, membantu proses pembentukan protein dan karbohidrat. 2.2.4. TSP Pupuk fosfat buatan berbentuk butiran (granular) yang dibuat dari batuan fosfat dengan campuran asam fosfat dengan asam sulfat yang komponen utamanya mengandung unsur hara fosfor berupa mono kalsium fosfat, Ca (H2PO4 ). Salah satu hara yang di butuhkan oleh tanaman adalah fosfor (P) yang kebutuhannya menempati urutan kedua setelah nitrogen. Fosfor merupakan faktor pembatas dalam dalam produktivitas tanaman karena konsentrasi terlarutnya dalam tanah sangat rendah yang di sebabkan fiksasi P tinggi pada tanah sehingga P tersedia sedikit.

6

Fosfor (P) termasuk unsur hara makro yang dibutuhkan oleh tumbuhan. Apabila kekurangan unsur P, pertumbuhan tanaman akan terhambat, daun menjadi tipis, kecil dan tidak mengkilat, daun dan buah rontok sebelum waktunya, batangnya menjadi gopong (lubang di tengah), terkadang terdapat bercak pada tepi dan ujung daun (nekrosis). Fungsi penting P lainya adalah sebagai penyusun adenosin triphosphate (ATP) yang terkait dalam metabolisme tumbuhan. Pemupukan dengan mengunakan pupuk fosfat (P) sangat berguna untuk merangsang pertumbuhan akar baru dari benih tanaman muda, juga merupakan bahan mentah pembentukan sejumlah protein dan membantu asimilasi dan pernafasan. Manfaat lain ialah mempercepat pembungaan,pemasakan biji dan buah.

7

III. METODOLOGI 3.1

Waktu dan Tempat Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 25 Maret 2018 sampai 28 Mei

2018 di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau di belakang Gedung An Naml. 3.2

Alat dan Bahan Alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu cangkul, parang, meteran,

kayu pancang, tali rafia, gembor, penggaris dan alat tulis. Sedangkan bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu benih jagung Bonanza F1, dolomit, pupuk kandang, Urea, TSP dan KCL. 3.3

Metode Metode yang di gunakan yaitu metode acak dan membandingkan suatu

persentasi pada benih dan pupuk yang akan digunakan. Yaitu Perlakuan A : 1 benih / lubang 50%, Perlakuan B : 2 benih / lubang 100%, Perlakuan C : 1 benih / lubang 100%, Perlakuan D : 2 benih / lubang 100% dan perlakuan pupuk 50% : 15 gr (urea), 7,5 gr (TSP), 11,5 GR (KCL), dan perlakuan 100% : 30 gr (urea), 15 gr (TSP), 22,5 GR (KCL). 3.3.1. Pengolahan Tanah dan Jarak Tanam Pada pengolahan tanah, setiap praktikan membersihkan lahan yang akan digunakan untuk praktikum. Setelah lahan bersih, setiap kelas membuat bedengan dengan cara menggemburkan tanah agar tanah tidak menggumpal dan mengembalikan struktur tanah. Jarak yang digunakan antar bedengan yaitu 50 cm dengan panjang bedengan 150 cm, lebar bedengan 100 cm dan tinggi bedengan 30 cm. Jarak tanam yang digunakan yaitu 35 x 35 cm.

8

3.3.2. Penanaman dan Perlakuan Benih jagung yang di gunakan yaitu benih yang bervarietas unggul, benih di tanam di bedengan dengan jarak tanam 25 cm x 35 dengan kedalama kira-kira 1 cm . Setiap lubang di beri 3 benih agar jika tiap lubang ada yang mati maka ada tanaman cadangan. Perlakuan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu:  A=1 benih jagung perlubang dengan perlakuan pupuk 50%  B=2 benih jagung perlubang dengan perlakuan pupuk 100%  C=1 benih jagung perlubang dengan perlakuan pupuk 100%  D=2 benih jagung perlubang dengan perlakuan pupuk 50%

3.3.3 Pemeliharaan Tanaman 1. Penyiangan Penyiangan dilakukan untuk menghindari perebutan unsur hara antara tanaman utama dengan gulma yang tumbuh disekelilingnya. Penyiangan dilakukan secara manual dengan cara mencabutnya dengan tangan. 2. Penyiraman Penyiraman dilakukan untuk menghindari tanaman jagung mengalami kekeringan serta bertujuan untuk melembabkan tanah. 3. Pembumbunan Pembumbunan dilakukan untuk menutupi akar yang muncul kepermukaan serta memperkokoh batang tanaman agar tumbuh dengan baik.

9

IV. PEMBAHASAN 4.1

Hasil dan Pembahasan Pengamatan Data Kelompok Tabel pengamatan tanaman jagung yang dilakukan sebanyak 8 kali

pengamatan, menggunakan 2 benih jagung perlubang dengan perlakuan dosis pupuk 100%. Pupuk 100% Tanaman Tanaman 1 Tanaman 2 Tanaman 3 Tanaman 4 Tanaman 5 Tanaman 6 Tanaman 7 Tanaman 8 Tanaman 9 Tanaman 10

Tinggi tanaman (cm) 1 111,30 111,10 114,26 109,36 100,10 89,66 115,06 99,63 117,01 110,36

2 105,41 109,44 92,89 111,30 97,10 80,63 100,81 93,59 97,39 107,33

Jumlah daun (helai) 1 7,63 6,75 7,13 6,88 6,25 6,00 7,38 5,63 7,50 6,50

2 6,88 6,63 6,50 6,75 6,00 5,88 6,50 5,88 6,38 6,63

Diameter batang (cm) 1 2 4,60 3,94 4,59 3,96 4,23 3,30 4,21 3,90 3,53 3,50 3,70 3,29 4,50 3,59 3,36 3,18 4,54 3,66 4,16 4,23

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa pertumbuhan tanaman jagung tidak memiliki perbedaan yang signifikan baik pada tanaman dilubang pertama dan pada tanaman dilubang kedua. Hal ini dipengaruhi oleh adanya pemberian pupuk urea yang mengandung unsur N. Menurut Suwardi dan Roy (2009), pemberian N yang semakin tinggi berpengaruh terhadap tinggi tanaman pada fase V9 (42 hst) dan bobot kering tanaman. Semakin besar pemberian N , tinggi tanaman dan bobot kering tanaman semakin besar. Hal ini berhubungan dengan kecukupan hara yang diberikan diserap oleh tanaman. Pada awal pertumbuhan tanaman jagung membutuhkan unsur nitrogen dalam jumlah yang banyak untuk ditujukan ke pertumbuhan vegetatif awal. Menurut Suwardi dan Roy (2009), mengatakan bahwa pemberian pupuk Nitrogen dengan pemberian dua kali sudah memberikan hasil lebih tinggi dengan takaran 100 kg urea ha-1. Pemberian hara N

10

yang sesuai kebutuhan tanaman baik jumlah dan waktu pemberiannya akan menyebabkan N yang diberikan langsung diserap oleh tanaman. Pada jumlah daun juga tidak memiliki perbedaan yang signifikan baik pada tanaman dilubang pertama dan tanaman dilubang kedua. Hal ini diduga karena penambahan tinggi tanaman yang terjadi bukanlah penambahan jumlah ruas batang, melainkan penambahan panjang ruas-ruas batang sehingga akan menghasilkan jumlah daun yang sama. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Gardner, Peace, dan Michell (1991), batang tersusun dari ruas yang merentang diantara buku-buku batang tempat duduknya daun, sehingga jumlah buku dan ruas sama dengan jumlah daun. Diameter batang yang tertera pada tabel juga tidak berbeda nyata baik pada tanaman dilubang pertama dan tanaman dilubang kedua. Hal ini diduga karena adanya unsur N, P dan K yang terserap oleh tanaman sehingga membuat diameter batang tidak berbeda nyata.

4.2

Hasil dan Pembahasan Pengamatan Pada Tiap Perlakuan

11

V. PENUTUP 5.1

Kesimpulan Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa

tinggi tanaman, jumlah daun dan diameter batang jagung yang telah diamati setiap minggunya mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan karena adanya pemberian unsur hara N, P dan K yang terkandung dalam pupuk Urea, TSP dan KCL sehingga tanaman akan mengalami peningkatan pada tiap minggunya.

5.2

Saran Semoga praktikum Teknologi Produksi Tanaman Pangan kedepannya jauh

lebih baik, lebih tepat waktu dan sesuai ketentuan praktikum yang telah ditetapkan.

12

DAFTAR PUSTAKA Gofar, 2012

13

Related Documents

Pangan Prakarya.docx
December 2019 14
Pangan Lokal.docx
July 2020 9
Pangan Isi.docx
June 2020 12
Ketahanan Pangan
June 2020 26
Bioteknologi Pangan
May 2020 34
Ketahanan Pangan
November 2019 41

More Documents from ""

Fiqih Dan Syari.docx
June 2020 5
Makalah Msi.docx
June 2020 4
Pangan Isi.docx
June 2020 12
July 2020 12
July 2020 12