RUMAH SAKIT RK. CHARITAS
PANDUAN VALIDASI DATA KOMITE MUTU DAN AKREDITASI
KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT RK CHARITAS PALEMBANG NOMOR : 1129/ Ch-Dir/KPTS-L/XII-14 TENTANG PANDUAN VALIDASI DATA RUMAH SAKIT RK CHARITAS PALEMBANG DIREKTUR RUMAH SAKIT RK CHARITAS PALEMBANG. Menimbang
Mengingat
:
:
a.
Bahwa dalam upaya peningkatan mutu dan keselamatan pasien di RS. RK. Charitas Palembang diperlukan data yang valid
b.
Bahwa setiap data yang dipergunakan untuk kepentingan peningkatan mutu dan keselamatan pasien perlu terlebih dahulu dilakukan validasi data
c.
Bahwa untuk terlaksananya validasi data secara efektif dan efisien diperlukan panduan validasi data
d.
Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf c, perlu menetapkan Panduan Validasi Data di RS. RK. Charitas dengan Keputusan Direktur Utama
1.
Undang Undang RI Nomor 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran Undang Undang RI Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan Undang Undang RI Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit, Pasal 43 ; Rumah Sakit wajib menerapkan Standar Mutu dan Keselamatan Pasien. Undang Undang RI Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit, Pasal 40 ; Rumah Sakit wajib dilakukan Akreditasi secara berkala minimal 3 tahun sekali. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 147/Menke/Per/I/2010 tentang perizinan rumah sakit Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor. 1333/Menkes/SK/XII/ 1999 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit; Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor.129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) Rumah Sakit. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1438 Tahun 2010 Tentang Standar Pelayanan Kedokteran ;
2. 3.
4.
5. 6.
7.
8.
9.
Memperhatikan
Keputusan Ketua Badan Pengurus Yayasan Rumah Sakit Charitas Palembang Nomor : SK; 005/Yay-RSCh/I/ 2012 tentang Struktur Organisasi Rumah Sakit RK Charitas Palembang; 10. Keputusan Ketua Badan Pengurus Yayasan Rumah Sakit Charitas Palembang Nomor SK; 116/Yay-RSCh/VII/12 tentang Penunjukan Direktur Rumah Sakit RK Charitas Palembang ; : 1. Panduan Standar Akreditasi Rumah Sakit 2011. 1
2. 3.
Pedoman Upaya Peningkatan Mutu Pelayanan RS, Depkes 1994 Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit (Patient Safety), Depkes RI 2008. MEMUTUSKAN
Menetapkan
:
PERTAMA
:
Pembuatan Panduan Validasi Data di RS RK Charitas
KEDUA
:
Panduan Validasi Data sebagaimana yang tercantum dalam Lampiran Surat Keputusan ini
KETIGA
:
Panduan Validasi Data sebagaimana disebutkan pada Diktum Kesatu dijadikan sebagai acuan dalam melakukan validasi data untuk peningkatan mutu dan keselamatan pasien di RS RK Charitas
KETIGA
:
Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan kebijakan ini berlaku selama tiga tahun serta akan dilakukan evaluasi setiap tahunnya. Ditetapkan di Pada Tanggal :
: Palembang
Direktur Utama RS RK Charitas Palembang
Prof.dr.Hardi Darmawan, MPH&TM,FRSTM
2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Mengacu pada UU No.44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit, Permenkes No. 1691 Tahun 2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit, Standar Akreditasi Rumah Sakit Versi 2012 dan Standar Akreditasi Rumah Sakit Joint Commission International (JCI), serta Pedoman Upaya Peningkatan Mutu Rumah Sakit (Depkes, 1994), RS.RK. Charitas dituntut untuk memberikan pelayanan yang bermutu dan menjamin keselamatan pasien sesuai dengan standar yang ditetapkan melalui upaya perbaikan mutu dan keselamatan pasien. Perbaikan mutu dan keselamatan pasien dilaksanakan berdasarkan masukan data dari lapangan yang akan dipergunakan secara efektif dalam praktik klinis dan manajemen. Setiap tahun pemimpin klinis dan manajerial menetapkan indikator mutu kunci yang digunakan sebagai variabel untuk mengukur suatu perubahan/perbaikan dengan menggunakan instrumen yang tepat. Indikator mutu kunci terdiri dari 11 (sebelas) indikaor area klinik, 9 (sembilan) indikator area manajerial, 6 (enam) indikator keselamatan pasien dan indikator berdasarkan Joint Commission International’s (JCI) International Library of Measures. Untuk menjamin bahwa data yang dikumpulkan merupakan data yang baik dan bermanfaat, maka perlu dilakukan proses validasi data internal. Data yang sudah divalidasi selanjutnya dianalisis (dilakukan perbandingan secara internal di rumah sakit sendiri, bila ada dengan rumah sakit lain, dan dengan standar ilmiah serta praktik yang diinginkan), kemudian dilaporkan dan dipublikasikan. B. Maksud dan Tujuan 1. Maksud Validasi data merupakan alat penting untuk memahami data mutu dan penting untuk menetapkan tingkat kepercayaan (confidence level) dari pengambil keputusan terhadap data itu sendiri. Validasi data menjadi salah satu langkah penting dalam pengukuran indicator mutu yang meliputi: pemilihan apa yang harus diukur (indicator mutu), pemilihan apa saja yang harus diukur (indicator mutu), pemilihan dan pengujian ukuran, pengumpulan data, validasi data dan penggunaan data untuk perbaikan. 2. Tujuan Tujuan dari validasi data secara internal : Monitoring akurasi data yang dikumpulkan Verifikasi bahwa pengambilan data adalah konsisten dan reproducible Verifikasi ekspektasi tentang volume data yang dikumpulkan Data dan informasi mutu yang valid bisa dijadikan dasar bagi manajemen rumah sakit dalam mengambil keputusan terkait upaya peningkatan mutu di Rumah Sakit.
3
C. Sasaran 1. Menjamin prosedur pelayanan yang aman 2. Untuk menjamin reproduksibilitas (mempunyai keterberulangan yang sedapat mungkin mempunyai efektifitas yang sama) 3. Untuk menekan sekecil mungkin risiko penyimpangan yang mungkin timbul jika dibandingkan dengan prosedur klasik yang lazim dilakukan dengan prosedur (yang telah divalidasi
4
BAB II DEFINISI VALIDASI DATA
Validitas merupakan derajad ketepatan antara data yang terjadi pada obyek yang diukur dengan data yang dapat dilaporkan oleh pengumpul data. Dengan demikian, data yang valid adalah data “yang tidak berbeda” antar data yang dilaporkan oleh pengumpul data dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diukur. Menurut Azwar (1986) validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Bailey (98;1987) mengatakan: “ The validity of measuring instrument may be defined as the extent to which difference in scores on it reflects true differences among individuals on the characteristic that we seek to measure, rather than constant or random errors”. Berdasarkan pengertian menurut Bailey di atas, validasi mengandung dua unsur, yaitu: (1) bahwa instrumen pengukuran adalah mengukur secara aktual konsep dalam pertanyaan, dan bukan berupa konsep lain; dan (2) bahwa konsep dapat diukur secara akurat. Dengan demikian, data yang valid dapat diperoleh melalui alat ukur yang valid (alat ukur yang betul-betul dapat mengukur objek yang diukur) dan proses pengumpulan data yang benar (menggunakan teknik pengukuran yang sama oleh dua orang yang berbeda, yaitu pengumpul data dan validator). Yang dimaksud validasi data dalam panduan ini adalah membandingkan hasil data yang dikumpulkan oleh pengumpul data (orang pertama) dengan hasil data yang dikumpulkan oleh validator (orang kedua). Apabila tingkat keakuratannya ± 90%, maka data yang dikumpulkan dapat dikatakan akurat (valid).
BAB III RUANG LINGKUP Ruang lingkup dari Panduan Validasi data meliputi latar belakang yang menguraikan justifikasi atau alasan mengapa panduan tersebut disusun, maksud dan tujuan dari panduan validasi data, sasaran validasi data, definisi menjelaskan kerangka teori dari validasi data, tatalaksana merupakan cara atau langkah-langkah validasi data, dan dokumentasi dari validasi data
5
BAB IV TATA LAKSANA
Populasi dan Sampel Secara umum, sampel yang baik adalah yang dapat mewakili sebanyak mungkin karakteristik populasi. Dalam bahasa pengukuran, artinya sampel harus valid, yaitu bisa mengukur sesuatu yang seharusnya diukur. Kalau yang ingin diukur adalah tekanan darah pada pasien hipertensi sedangkan yang dijadikan sampel adalah pasien-pasien bukan dengan hipertensi, maka sampel tersebut tidak valid, karena tidak mengukur sesuatu yang seharusnya diukur (tekanan darah pada pasien dengan hipertensi). Sampel yang valid ditentukan oleh dua pertimbangan. Pertama, akurasi atau ketepatan, yaitu tingkat ketidakadaan “bias” (kekeliruan) dalam sampel. Dengan kata lain, makin sedikit tingkat kekeliruan yang ada dalam sampel, makin akurat sampel tersebut. Kedua, presisi. Kriteria kedua dari sampel yang baik adalah memiliki tingkat presisi estimasi. Presisi mengacu pada persoalan sedekat mana estimasi kita dengan karakteristik populasi. a. Teknik Sampling Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel. Dalam pengambilan sampel terdapat dua teknik sampling yaitu probability sampling dan nonprobability sampling. Probability sampling adalah teknik sampling yang memberi peluang sama kepada anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Sedangkan nonprobability sampling kurang atau tidak bisa memberi peluang sama kepada anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik sampling dengan probability sampling meliputi, simple random sampling, systematic sampling, stratified random sampling, dan cluster sampling. a. Simple random sampling adalah proses memilih satuan sampling sedemikian rupa sehingga setiap satuan sampling dalam populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk terpilih dalam sampel. b. Systematic sampling adalah cara pengambilan sampel di mana hanya anggota sampel pertama yang dipilih secara random, sedangkan anggota sampel berikutnya dipilih secara sistematis menurut pola tertentu. Contoh, populasi (N) = 1000 dan sampel (n) = 300. Maka 1000/300=3.33≈3, artinya pengambilan data pada tiap kelipatan 3. Seperti dari pengambilan data sampel ke3…ke - 6…ke-9…dan seterusnya hingga 300 sampel c. Stratified random sampling adalah cara pengambilan sampel di mana populasi distratifikasi menjadi beberapa lapisan berdasarkan kriteria tertentu. Kriteria dimaksud dapat berupa variable diukur, bisa juga variable yang dekat dengan variable yang diukur. d. Cluster sampling adalah pengambilan sampel di mana randomisasi dilakukan terhadap kelompok, bukan anggota populasi. 6
Teknik sampling dengan nonprobability sampling antara lain: snow ball sampling, purposive sampling, dan sampling jenuh. a. Snow ball sampling adalah cara pengambilan sampel yang pada awalnya menggunakan responden terbatas, kemudian terus meningkat berdasarkan informasi dari responden sebelumnya. b. Purposive sampling adalah cara pengambilan sampel yang didasarkan atas pertimbangan tertentu, terutama pertimbangan yang diberikan oleh sekelompok pakar. c. Sampling jenuh adalah cara pengambilan sampel bila semua anggota populasi digunakan sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus. b. Menentukan ukuran sampel a. Menurut Gay dan Dehl (1996): untuk penelitian deskriptif, minimal sampelnya 10% dari populasi. Sementara itu, jika populasinya besar maka minimal diambil sampel sebesar 20% dari populasi, penelitian korelasional, paling sedikit 30 elemen populasi penelitian perbandingan kausal, 30 elemen per kelompok untuk penelitian eksperimen 15 elemen per kelompok. b. Rumus untuk Menghitung Besar Sampel. Rumus Cochran Dinyatakan sebagai berikut: nₒ = t²xpxq d² n= nₒ 1+ (nₒ-1) N Keterangan: nₒ = sampel awal n = Jumlah sampel minimal N = ukuran populasi t = tingkat kepercayaan (digunakan 0,95 sehingga nilai t=1,96) d = taraf kekeliruan (digunakan 0,05) p = proporsi dari karakteristik tertentu (golongan) q = 1– p 1 = Bilangan Konstan
Rumus Slovin Dinyatakan sebagai berikut: n= N 1+N α² Keterangan: 7
N = Jumlah sampel minimal N = ukuran populasi α = toleransi ketidaktelitian (5%) c. Proses Validasi Data Internal Langkah-langkah validasi data internal dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Kebutuhan dalam persiapan validasi data papan kerja, format pemantauan, alat tulis, alat dokumentasi foto atau rekaman video serta form validasi data seperti gambar di bawah ini:
b. Perlu ada penetapan yang menjadi orang pertama dalam pengambilan data dengan orang kedua yang tidak ada hubungan dengan orang pertama, dengan kata lain tidak ada pengaruh atau tidak terlibat data orang kedua dengan pertama. Misalkan orang pertama mengambil sumber data, maka orang kedua mengambil dari sumber data pula, bukan mengambil data dari orang pertama, walaupun orang pertama mengambil data bisa secara keseluruhan. Dalam proses pengambilan data dapat dengan upaya lain agar tidak terjadi bias, tergantung dari kondisi di lapangan. c. Menetukan ukuran sampel untuk validasi data. d. Melakukan pengumpulan ulang data oleh orang kedua yang tidak terlibat dalam pengumpulan data orisinil, dengan menggunakan objek data yang sama dan cara ukur yang sama.
8
e. Menghitung keakuratan dilakukan dengan membandingkan hasil data orang pertama dengan orang kedua. Hasil data keakuratan yang diterima adalah ≥ 90% jumlah kesamaandata jumlah seluruh data
x 100
f. Apabila hasil didapat tidak valid, maka validasi data terus dijalankan di bulan berikutnya hingga didapat hasil yang valid dengan keakuratan antara data yang dikumpulkan orang pertama dengan orang kedua ≥ 90% g. Melakukan koreksi apabila unsur datanya tidak sama, alasan-alasannya (misalnya, definisi data yang tidak jelas) harus dicatat dan tindakan korektif harus didokumentasikan h. Mengidentifikasi tindakan korektif, dengan mereview kembali teknis pengukuran yang telah dilaksanakan i. Menganalisis data setelah divalidasi dengan perhitungan menggunakan metoda statistik. Sehingga dapat menghasilkan sebuah gambaran dalam pengambilan keputusan. Contoh penerapan validasi data : Judul Indikator
Numerator Denominerator Sumber Data Capaian Indikator Jumlah Pasien RI bulan Okt 2015 Justifikasi perlu validasi Metode Validasi
Hasil validasi
Hasil Analisa Kesimpulan Rencana tindak lanjut
Asesmen awal medis harus lengkap dalam waktu 1x24 jam setelah pasien masuk rawat Inap Jumlah assessmen awal medis lengkap dalam waktu 1x24 jam di Rawat Inap Jumlah pasien masuk di Rawat Inap Rekam Medis Bulan Oktober pencapaian : 80% 1000 pasien Data baru pertama kali dikumpulkan 1. Menggunakan metode sampling 1000 Rekam medis dilakukan sampling 2. Melakukan telaah Rekam medis di data yang disampling tersebut 3. Analisa kelengkapan pengisian asesmen medis awal Kelengkapan asesmen awal medis harus lengkap dalam waktu 1x24 jam setelah pasien masuk Rawat Inap = 75% 75/80 x 100% = 93.75% >90% Data kelengkapan asesmen medis bulan Oktober : sudah akurat Validasi akan dilakukan kembali bila ada perubahan PIC pengumpul data, sumber data, 9
numerator, denominator, system Rekam medis. Melakukan edukasi ke staf medis untuk meningkatkan kelengkapan pengisian asesmen awal.
Kegiatan validasi data dilakukan ketika: Ada indikator baru di terapkan khususnya indikator klinis guna membantu RS melakukan evaluasi dan meningkatkan proses atau hasil klinis yang penting Jika data akan di publikasi oleh RS (masuk website dan lain lain) Ada perubahan indikator yang sudah ada, seperti cara pengumpulan data, cara pengumpulan data, proses pengambilan data serta pengumpul data diganti Sumber data telah di ubah, seperti sebagian dari RM pasien diganti dengan format elektronik Subjek dari pengumpulan data telah di ubah seperti perubahan umur rata rata pasien, komorbiditas, perubahan protocol riset, penerapan pedoman praktek yg baru, atau teknologi baru dan metodologi baru pengobatan diperkenalkan/dilaksanakan
10
BAB V PENUTUP Program peningkatan mutu dianggap bermanfaat jika data yang dipakai merupakan data yang valid. Jika data yang dipakai tidak valid, maka program peningkatan mutu tidak ada artinya ( garbage in garbage out /GIGO). Jadi pengukuran yang terpercaya ( reliable ) terhadap indikator mutu merupakan inti dari semua program peningkatan mutu. Dalam upaya menjamin bahwa data yang dikumpulkan adalah baik dan bermanfaat untuk upaya peningkatan mutu dan keselamatan pasien, RS. RK. Charitas menggunakan proses internal untuk melakukan validasi data. Validasi data menjadi salah satu langkah penting dalam pengukuran indikator mutu yang meliputi: pemilihan apa yang harus diukur (indikator mutu), pemilihan dan pengujian ukuran, pengumpulan data, validasi data dan penggunaan data untuk perbaikan. Semoga panduan validasi data ini dapat membantu dan bermanfaat dalam menghasilkan data yang valid yang nantinya data tersebut dapat dipergunakan sebagai dasar pengambilan keputusan yang tepat bagi RS.RK.Charitas
11
1. 2.
3. 4. 5.
DAFTAR PUSTAKA Bailey, Kenneth D. 1987, Methods of Social Research , 3rd ed. London: Free Press. Joint Commission International. 2012,Joint Commission International Accreditation Standard for Hospitals (including Standards for Academic Medical Center Hospitals) , 4th Ed, USA. Kementerian Kesehatan RI. 2011, Standar Akreditasi Ruamh Sakit, Jakarta. Silalahi, Ulber. 2010, Metode Penelitian Sosial , Edisi 2. PT Refika Aditama: Jakarta Sugiyono. 2012, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Penerbit Alfabeta: Bandun
12